Ella Efrida Addyatna P07133212040 Endah Nilam Sari P07133212041 Farahdika Hendriyani Y P07133212042 Galih Putriyatmi K P07133212043 Hendrika Puspita Sari P07133212044 Herni Hidayat P07133212045 Hery Prazogie SD P07133212046 Ikfina Agustina P07133212047 Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dimana rumah sakit juga dapat menjadi sumber penyakit apabila tidak terdapat manajemen mengenai pengendalian penyakit di rumah sakit. Oleh karena itu pembelajaran Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit yang bersumber di rumah sakit. No Hari, tanggal Waktu Kegiatan 1. Senin, 4 09.00-10.00 WIB Pembekalan PPI di Januari 2016 ruang PPI 10.00-13.00 WIB Kunjungan lapangan di Bangsal Dahlia 3, Melati 5, Cendana 2 2. Selasa, 5 09.00-10.00 WIB Pembekalan materi Sub Januari 2016 Unit III tentang penanganan Limbah 11.00-13.00 WIB Kunjungan lapangan di unit pengelolaan limbah 3. Rabu, 6 09.00-10.00 WIB Pembekalan materi Sub Januari 2016 Unit II tentang Pengelolaan Linen dan pengisian checklist 10.00-13.00 WIB Kunjungan lapangan di ruang Binatu serta pengisian checklist 4. Kamis, 7 08.00-10.00 WIB Pembekalan Sub Unit I Januari 2016 tentang penyediaan air bersih 10.00-13.00 WIB Kunjungan lapangan di Instalasi Pengolahan air bersih 13 Juni 1974 RSUP Dr. Sardjito didirikan (hanya untuk rujukan dan kepentingan pendidikan) 2 Oktober 1981 Penggabungan RS UGM ke dalam RSUP Dr. Sardjito 8 Februari 1982 RSUP Dr. Sardjito dibuka resmi oleh Presiden RI Soeharto Rumah sakit umum pusat (RSUP) Dr. Sardjito adalah rumah sakit pendidikan (Teaching Hospital) bagi calon dokter Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan merupakan rumah sakit pemerintah tipe A yang dikelola oleh Departemen Keehatan RSUP Dr. Sardjito juga merupakan rumah sakit rujukan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan. PPI di RSUP Dr. Sardjito dibentuk pada tahun 2004. Panitia PPI terdiri dari 2 bagian yaitu IPCN yang terdiri sari 5 anggota dan IPCLN yang terdiri dari kepala ruang setiap satuan kerja. Kegiatan yang dilakukan oleh anggota PPI adalah audit kepatuhan, audit PPI dan audit cuci tangan. Selain itu juga berperan dalam bagian sterilisasi, linen, limbah dan APD kegiatan media Pada bagian sterilisasi, PPI berperan membuat SOP, monitoring pelaksanaan ruang monitoring pelaksanaan alat relies dan mendata alat yang dapat dipergunakan kembali. Peran PPI pada bagian seperti limbah, linen dan APD adalah monitoring. Perawat yang tergabung di dalam tim PPI tidak mendapatkan pekrjaan lain selain tugas pokoknya di dalam PPI. Perawat IPCN atau ketua PPI Rumah Sakit Sardjito telah mengikuti pelatihan dasar PPI, pelatihan PPI lanjut, pelatihan IPCN TOT (Training of Trainer). PPI dalam pelaksanaan tugasnya sebagai edukator telah mensosialisasi seluruh karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Sardjito, termasuk mahasiswa maupun dokter yang melakukan praktik di Rumah Sakit Sardjito. PPI mempunyai background implementasi bagaimana PPI terlaksana di rumah sakit, audit cuci tangan, audit kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD), semua audit dilakukan oleh tim PPI. Apabila terjadi masalah misalnya KLB (kejadian Luar Biasa) diare maka yang sanagt berperan penting dalam penatalaksanaan KLB diare tersebut adalah unit sanitasi. Peran sanitasi dalam pelaksanaan penanganan KLB diare adalah dengan investigasi penyebab terjadinya diare sebelum dilakukan general cleaning. Pelaksanaan investigasi tersebut dilakukan dengan cara swab lingkungan, pengambilan sampel air, sampel makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh pasien yang terkena diare. Semua benda termasuk lantai dan dinding harus dilakukan swab hal itu berfungsi untuk mencari jenis jamur dan untuk identifikasi penyebab KLB apakah ada kontaminan dari lingkungan. Sedangkan pengambilam sampel spesimen penderita adal tugas dari dokter dan perawat.apabila hasil yang didapatkan dari laboratorium sama dengan hasil yang diperoleh dari pemeriksaan swab lingkungan mengenai jenis bakteri maka dapat dipastikan bahwa telah terjadi kontaminasi lingkungan ke makanan. Hal tersebut merupakan tugas sanitarian dan tim PPI untuk melakukan tindak lanjut, dari hasil pemeriksaan tersebut dapat diketahui bahwa setelah melakukan kegiatan pembersihan lingkungan tidak melakukan cuci tangan. Setelah itu dilakukan evaluasi pada unit tersebut untuk melakukuakn elemen kewaspadaan standar dalam penanganan pasien. Petugas kesehatan di seluruh unit harus menerapkan 5 momen kebersihan tangan yaitu sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien dan setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang – barang yang tercemar. Pada perawatan rutin pasien, penggunaan APD harus berpedoman pada penilaian risiko atau antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan kulit yang terluka. Ketika melakukan prosedur yang berisiko terjadi percikan ke wajah dan atau badan, maka pemakaian APD harus ditambah dengan pelindung wajah dengan cara memakai masker medis atau bedah dan pelindung mata atau pelindung wajah serta gaun dan sarung tangan bersih. Pada ruang Dahlia 3 dan Melati 5 dimana ruangan tersebut ruangan khusus bagi pasien yang dapat menularkan melalui kontak air bone wajib menggunakan APD lengkap seperti masker N95 (bagi pasien yang dapat menularkan melewati udara yang menimbulkan aerosol), gaun, penutup kepala dan sarung tangan steril. Kewaspadaan standar bahwa individu termasuk pengunjung dan petugas kesehatan yang melakukan kontak dengan pasien dengan kontak air bone harus memakai masker medis ketika berada dekat yaitu dalam jarak kurang lebih 1 meter dan waktu memasuki ruangan pasien. Memilih masker N05 berukuran kecil atau menengah yang sesuai wajah. Tarik band kepala hingga longgar .Letak strip logam harus paling atas (pada hidung) .
Mengenakan masker . Band kepala ditarik ke kepala dan
dipaskan pada sekitar kepala dan leher.
Tekan strip logam di kedua sisi dengan jari telunjuk dan
jari tengah kedua tangan
Memeriksa tekanan positif:
Menutup masker secara ringan dengan kedua tangan. Bernafas dengan kuat. Seharusnya udara tidak bocor atau keluar dari sisi topeng. Memeriksa tekanan negatif: Menutup masker secara ringan dengan kedua tangan. Menghirup udara dengan kuat. Masker harus menekan sedikit ke dalam. Pada ruang jenazah atau forensik di Rumah Sakit Sardjito pelaksanaan PPI dilakukan sesuai prinsip kewaspadaan standar. Kebersihan tangan para petugas selalu diperhatikan sebelum menangani jenazah maupun setelah menangani jenazah. Membersihkan tangan petugas terdapat dua cara dengan hand tub ataupun dengan hand wash. Biasanya setelah memandikan jenazah petugas menggunakan hand wash. Cuci tangan dilaksanakan setelah tempat yang digunakan untuk memandikan jenazah sudah dibersihkan. Penggunaan alat pelindung diri di kamar jenazah sangat diwajibkan apalagi pada saat menanganan jenazah. Alat pelindung diri yang digunakan meliputi: Baju pengambil jenazah dengan lengan panjang. Jas hijau yang digunakan khusus untuk memandikan jenazah. Masker bedah Hand scoon bedah yang panjang Celemek Topi Sepatu boot Kaca mata (googles). Buangan limbah cair yang dihasilkan dari proses pemandian jenazah langsung tersambung dengan sistem pengolahan limbah Rumah Sakit Sardjito. Sedangkan untul limbah padat seperti jaringan patologi anatomi setelah pemeriksaan apabila akan dimusnakan menunggu hasil visum dulu baru organ akan dimusnakan. Peran unit pada pengendalian PPI adalah Menilai kualitas kesehatan lingkungan baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Melakukan pemeriksaan atau pengukuran parameter kualitas lingkungan. Menganalisis data hasil pemantauan, pemeriksaan parameter kualitas lingkungan kaitannya dengan kejadian PPI. Melaporkan hasil kegiatan ke komite PPI dan tim PPI. Pada sub 1 ini bertanggung jawab mengenai penyediaan air bersih, desinfeksi ruangan, pemantauan higiene sanitasi makanan dari dapur sampai terdistribusi, pemantauan lingkungan biologi, pengawasan k3 dan pemantauan linen. Pada sub 2 bertanggung jawab mengenai pengendalian serangga dan binatang pengganggu, pemantauan lingkungan fisik dan kimia dan surveilans kesehatan lingkungan dan PKM RS sanitasi. Pada sub 3 bertanggung jawab mengenai pengolahan limbah padat dan limbah cair Penanganan dan pengelolaan limbah di Rumah Sakit Sardjito telah memenuhi dari persyaratan yang telah ditetapkan yaitu pada limbah padat telah digolongkan menjadi beberapa, yang paling banyak di rumah sakit sardijto adalah limbah domestik dengan kontainer dan plastik wadah warna hitam, limbah infeksius dan B3 menggunakan pewadahan warna kuning. Dengan telah memenuhinya persyaratan tersebut penanganan dan pengelolaan limbah telah meminimalisir terjadinya PPI. Penggunaan APD yang digunakan oleh petugas sudah lengkap sesuai dengan SOP yang terdapat di Rumah Sakit Sardjito. Oleh karena itu pengendalian PPI dapat diminimalisisr oleh petugas dengan kelengkapan APD yang digunakan pada saat bekerja. Penganan dan pengelolaan linen yang terdapat di Rumah Sakit Sardjito sudah baik dalam penanganannya namun terdapat beberapa aspek yang perlu ditindak lanjut supaya penatalaksanaan linen dapat berkualitas dan tidak menularkan kontaminan dari pasien ke petugas, petugas ke pasien. Pelaksanaan PPI yang sudah berjalan di Rumah Sakit Sardjito agar dapat terus meningkat dari segala upaya agar PPI benar benar dapat diminimalisir ataupun dicegah. Perlunya peningkatan pengawasan terhadap kantong – kantong yang digunakan untuk pewadah limbah padat agar sesuai dengan peraturan dari kementerian kesehatan. Masker di bangsal cendana 2 apakah yang menggunakan perawat atau pengunjung juga Penggunaan masker bedah maksimal selama berapa jam