2. Tidak Ambigu
Artinya suatu karya ilmiah haruslah dikarang berdasarkan kaidah bahasa
yang baik dan benar. Penulis harus menguasai materi atau harus mampu
untuk menyusun kalimat dengan subjek dan prediket yang jelas.
3. Tidak Emotif
Artinya karya tulis harus disusun tidak dengan melibatkan aspek perasaan
penulisnya. Hal-hal yang diungkapkan harus rasional, tanpa diberi
tambahan pada subjektifitas penulisnya.
Dalam bagian inti pembahasan dalam karya tulis ilmiah diuraikan terkait
landasan teori yang mendukung penelitian yang dilakukan.
Pengambilan landasan teori ini bisa dari perkataan para ahli yang
melakukan bidang studi yang terkait dengan studi penelitian yang
dilakukan. Bahkan, bisa membuat landasan teori baru jika benar-benar
studi penelitian dalan karya tulis ilmiah merupakan studi yang unik dan
menarik.
Bagian inti dari penulisan karya tulis ilmiah ini memberikan pokok-
pokok yang diambil dalam melakukan penelitian. Apakah penelitian ini
menggunakan rumus khusus atau berupa kuesioner studi lapangan perlu
dipaparkan dengan jelas. Sehingga, data yang akan ditampilkan dalam
studi penelitian ini jelas dan gamblang.
Struktur Karya Ilmiah
C. Bagian Penutup
Pada bagian penutup ini memaparkan kesimpulan akhir dari
penelitian karya tulis ilmiah yang dilakukan. Apakah penelitian yang
dilakukan mampu memberi solusi terhadap permasalahan yang
diangkat ataukah sebagai batu loncatan awal untuk penelitian lanjutan
pun harus dipaparkan.
Daftar dalam penulisan karya tulis ilmiah ditulis secara langsung setelah
teks berakhir dengan halamannya tersendiri. Sedangkan, daftar pustaka
yang terdapat dalam makalah, Karya ilmiah, ataupun buku dilakukan
penulisan dengan judul “DAFTAR PUSTAKA”. Dimana, syarat dalam
penulisan daftar pustaka meliputi :
Nama pengarang ditulis dengan urutan : nama akhir, nama awal, dan
nama tengah, tanpa gelar akademik. Tahun terbit. Judul, termasuk
subjudul dengan huruf dicetak miring. Tempat penerbitan. Nama
penerbit.Contoh penulisan daftar pustaka :