Anda di halaman 1dari 21

Budaya berziarah kubur

Latar belakang
Islam adalah satu-satunya agama yang paling mulia dimata ALLAH SWT.
Islam mempunyai aturan dan tata cara dalam melakukan suatu perbuatan dan
berprilaku. Islam juga mempunyai nilai dan norma yang berlaku di kehidupan
sehari-hari. Ada nilai agama, nilai pendidikan, nilai moral, nilai sosial, nilai
politik, nilai budaya. Dari nilai-nilai tersebut banyak sekali macam-macam
contohnya, misalnya saja nilai budaya, budaya biasanya terkait dengan
kebiasaan masyarakat. Ada banyak kebiasaan masyarak-masyarakat Islam,
misalnya saja tahlilan, tawasun, ziarah kubur, dll. Misalnya saja ziarah kubur,
ziarah kubur adalah kebiasaan dari umat islam yang sangat melekat di
kehidupan sehari-hari. Tetapi terkadang banyak orang yang menyalah gunakan
ziarah kubur. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang ziarah
kubur.
Pengertian budaya menurut islam
Pengertian budaya dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa budaya adalah
pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
Secara umum arti kebudayaan ialah suatu hasil daya pemikiran dan tenaga lahir
manusia. Kebudayaan adalah gabungan antara tenaga batin dan tenaga lahir manusia.
Yang dimaksud ialah bahwa suatu pemikiran manusia yang dilaksanakan dalam bentuk
perbuatan adalah merupakan kebudayaan. Arti Kebudayaan dalam islam sendiri adalah
dari pengertian sebelumnya, dapat disimpulkanbahwa pemikiran suatu bangsa yang
diwujudkandengan tindakan bisa disebut dengan kebudayaanbangsa tersebut. Jadi
sebuah pemikiran orang Islamyang direalisasikan dalam bentuk tindakan
adalahmerupakan kebudayaan Islam, dengan syaratpemikiran tersebut harus berdasarkan
perintah Allah atau ajaran-ajaran dalam Islam itu sendiri. Jika demikian, maka dalam
Islam agama samawi tidak bisa dikatakan sebagai kebudayaan. Karena agama-agama
tersebut adalah wahyu dari Allah ke pada para nabi untuk dijadikan pedoman
bagiseluruh umat manusia agar selamat dunia dan akhirat. Berbeda dengan agama
agama-agama yang sekarang sudah banyak mengalami perubahan yang dihasilkan
pemikiran manusia sendiri, maka agama-agama tersebut merupakan kebudayaan.
Pengertian ziarah kubur
Ziarah kubur adalah mengunjungi makam keluarga,
kerabat, ataupun makam para ulama yang telah berjasa
bagi perkembangan agama Islam. Ada yang
melaksanakannya setiap hari jumat, adapula menjelang
hari Raya Idul Fitri, dan ada juga pada bulan-bulan
tertentu saat perayaan hari besar.
Nabi muhammad SAW bersabda
Yang artinya:
“Dulu aku pernah melarang kalian berziarah
kubur, sekarang berziarahlah kalian ke
kuburan, karena itu akan mengingatkan kalian
pada akhirat.”
Ziarah ada tiga macam
• Ziarah yang syar’i. Dan ini yang di syariatkan dalam
Isam. Ada tiga syarat yang harus dipenuhi.
– Tidak melakukan safar dalam rangka ziarah. Seperti sabda
Rasulullah SAW. “ Janganlah kalian bepergian jauh melakukan
safar kecuali ke tiga masjid. Masjidku ini, Masjidil Haram dan
Masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari dan Muslim)
– Tidak mengucapkan ucapan batil.
– Tidak mengkhususkan waktu tertentu, karena tidak ada
dalilnya.
• Ziarah Bid’ah. Ialah ziarah yang tidak memenuhi salah
satu syarat diatas atau lebih.
• Ziarah Syirik. Pelaku ziarah ini mengsekutukan Allah,
dengan berdo’a meminta rizki pada makam si mayit
yang di kunjungi, meminta keberkahan dan kesehatan
pada si mayit dan berlebihan dalam memperlakukan
makam si mayit.
Tata cara berziarah
Ketika masuk, sunnah menyampaikan salam kepada
mereka yang telah meninggal dunia.

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengajarkan


kepada para sahabat agar ketika masuk kuburan
membaca sebuah surat yang artinya:
"Semoga keselamatan dicurahkan atasmu wahai
para penghuni kubur, dari orang-orang yang beriman
dan orang-orang Islam. Dan kami, jika Allah
menghendaki, akan menyusulmu. Aku memohon
kepada Allah agar memberikan keselamatan kepada
kami dan kamu sekalian (dari siksa)." (HR Muslim)
Tidak duduk di atas kuburan, serta tidak
menginjaknya.

Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu


‘alaihi wa Sallam :
"Janganlah kalian shalat (memohon) kepada
kuburan, dan ja-nganlah kalian duduk di
atasnya." (HR Muslim)
Tidak melakukan thawaf sekeliling kuburan
dengan niat untuk ber-taqarrub (ibadah).
Karena thawaf hanyalah dilakukan di sekeliling
Ka’bah.

Allah berfirman,
"Dan hendaklah mereka melakukan thawaf
sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah,
Ka’bah)." (AI-Hajj: 29)
Tidak membaca Al-Qur’an di kuburan.

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam


bersabda,
"Janganlah menjadikan rumah kalian sebagai
kuburan. Sesungguhnya setan berlari dari rumah
yang dibacakan di dalamnya surat Al-
Baqarah." (HR. Muslim)

Hadits di atas mengisyaratkan bahwa kuburan


bukanlah tempat membaca Al-Quran. Berbeda
halnya dengan rumah. Adapun hadits-hadits
tentang membaca Al-Quran di kuburan adalah
tidak shahih.
Tidak boleh memohon pertolongan dan bantuan
kepada mayit, meskipun dia seorang nabi atau
wali, sebab itu termasuk syirik besar.

Allah berfirman,
"Dan janganlah kamu menyembah apa yang tidak
memberi manfaat dan tidak (pula) memberi
mudharat kepadamu selain Allah, sebab jika
kamu berbuat (yang demikian) itu, maka
sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk
orang-orang yang zhalim." (Yunus: l06)

Zhalim dalam ayat di atas berarti musyrik.


Tidak meletakkan karangan bunga atau
menaburkannya di atas kuburan mayit. Karena
hal itu menyerupai perbuatan orang-orang
Nasrani, serta membuang-buang harta dengan
tiada guna. Seandainya saja uang yang
dibelanjakan untuk membeli karangan bunga
itu disedekahkan kepada orang-orang fakir
miskin dengan niat untuk si mayit, niscaya
akan bermanfaat untuknya dan untuk orang-
orang fakir miskin yang justru sangat
membutuhkan uluran bantuan tersebut.
Dilarang membangun di atas kuburan atau menulis sesuatu
dari Al-Quran atau syair di atasnya. Sebab hal itu dilarang,

"Beliau Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang mengapur


kuburan dan membangun di atas-nya."
Cukup meletakkan sebuah batu setinggi satu jengkal, untuk
menandai kuburan. Dan itu sebagaimana yang dilakukan
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam ketika meletakkan
sebuah batu di atas kubur Utsman bin Mazh’un,

lantas beliau bersabda,


"Aku memberikan tanda di atas kubur saudaraku." (HR. Abu
Daud, dengan sanad hasan).
Hukum ziarah kubur
Bagi laki-laki hukumnya sunnah

Bagi perempuan hukumnya tidak jelas


Tujuan berziarah
• Mengingatkan hamba kepada akhirat dan memberi pelajaran
berharga baginya akan kehancuran dunia dan kefanaannya.
• Mendoakan kebaikan bagi mayit dan memohonkan ampunan
bagi mereka. Ini merupakan bentuk perbuatan baik orang
yang masih hidup kepada orang yang telah mati.
• Pada tata cara berziarah, bagi yang mengikuti petunjuk
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , berarti ia telah
berbuat baik kepada dirinya sendiri. Sebaliknya, orang-orang
yang melakukan perbuatan macam-macam dalam berziarah,
mereka telah menjerumuskan diri ke dalam jurang kesesatan.
Pandangan islam tentang ziarah kubur
Ziarah baik untuk dilaksanakan bagi semua
umat islam dan islam menganjurkan kepada
semua umatnya agar mereka ingat tentang
apa yang akan terjadi di kemudian hari
kesimpulan
Ziarah kubur merupakan berkunjung ke
makam-makam. Ziarah ada tiga macam, yakni
ziarah syar’i, ziarah bid’ah, ziarah syirik. Ziarah
juga memiliki tata caranya, dan ada juga hal-
hal yang dilarang saat berziarah. Ziarah
bertujuan supaya kita semua bisa ingat bahwa
di kemudian hari kita pasti meningal. Islam
menyunnahkan bagi semua umatnya untuk
berziarah.

Anda mungkin juga menyukai