1. Jangan mencoret - coret tulisan yang salah , karena akan terlihat seperti bidan
mencoba menutupi sesuatu / informasi atau merusak catatan. Jika ada kesalahan
dalam mencatat lebih baik diberi garis pada tulisan yang salah dengan diberi
catatan “ salah “ dan diberi paraf dan kemudian ditulis catatan yang benar.
2. Jangan memberi komentar / menulis hal yang bersifat mengkritik klien atau
tenaga kesehatan lain. Ditulis hanya uraian obyektif perilaku klien atau tindakan
yang dilakukan.
4. Catat hanya fakta , jangan membuat spekulasi atau perkiraan dari situasi yang
ada.
5. Semua catatan harus ditulis dengan tinta dan menggunakan bahasa yang lugas
dan jelas ( hindari istilah-istilah yang tidak dimengerti). Karena tulisan yang tidak
dimengerti dapat disalah tafsirkan dan menimbulkan persepsi yang salah (jangan
pakai pensil , karena mudah terhapus).
6. Hindari catatan yang bersifat umum , karena informasi yang specific tentang
klien atau tentang keadaannya akan hilang.
7. Ingat bahwa bidan bertanggung jawab atas informasi yang dicatatnya /
ditulisnya. Asuhan kebidanan komprehensif membutuhkan data informasi yang
lengkap, obyektif , dapat dipercaya , karena hal tersebut.dapat menjadi bumerang
bagi bidan jika dilaksanakan secara tidak sesuai ketentuan yang ada.
Aspek Legal dalam Dokumentasi
a. legal, sah adalah disahkan menurut hukum
b. Kesalahan adalah kerugian individu yg dapat
diberikan ganti rugi menurut hukum
c. Kelalaian adalah kegagalan menjalankan perawatan
dengan baik/ wajar
d. Malpraktik adalah kelalaian profesi atau kegagalan
mematuhi standar yg harus dijalankan oleh seseorang.
e. Standar kebidanan adalah standar prilaku asuhan
kebidanan yang harus dipatuhi oleh seorang bidan
profesional
f. Kewajiban adalah tuntutan hukum bagi seseorang untuk
mematuhi standar pelayanan guna melindungi org lain
dari risiko gangguan yang tidak wajar
g. Pelanggaran adalah kegagalan untuk menjalankan
kewajiban
h. Kelalaian kausal adalah kelalaian yang menyebabkan
gangguan nyata pada seseorang
i. Lianilitas adalah keputusan hukum bahwa seseorang
bertanggung jawab atas gangguan pada orang lain
dan diwajibkan untuk membayar ganti rugi
dokumentasi resmi dan mempunyai nilai hukum jika terjadi suatu masalah
dapat merupakan barang bukti tentang tindakan yang telah dilakukan bidan
dapat menjadi tolak - ukur dalam menilai asuhan yang telah diberikan dan
I. Naratif
naratif dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk
ini, yaitu :
evaluasi sesuai rencana yang ditetapkan, kaji ulang seluruh proses dan revisi
• Catatan klinik
• Catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam
• Catatan pengobatan
• Catatan harian tentang asuhan keperawatan
Ada beberapa model pendokumentasian
yaitu:
Planning atau perencanaan, di buat pada saat itu atau yang akan datang.
Proses ibi termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien
atau tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai
kemajuan dalam kesehatan dan harus mendukung rencana dokter jika
ada dalam manajemen kolaborasi atau rujukan.
Intervensi adalah pelaksanaan rencana tindakan
untuk mengatasi masalah, keluhan atau
mencapai tujuan pasien. Tindakan ini harus
disetujui oleh pasien. Oleh karena itu, jika pasien
mengubah pilihannya, intervensi mungkin juga
harus diubah.
Evaluasi adalah tafsiran dari efek tindakan yang
telah dilakukan. Ini penting untuk menilai
efektifitas asuhan yang diberikan. Analisis dari
hasil yang dicapai menjadi fokus penilaian
terhadap ketetapan tindakan. Jika kriteria tujuan
tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi
dasar tindakan alternatif sehingga dapat
mencapai tujuan.
Revisi adalah komponen evaluasi yang dapat
menjadi petunjuk perlunya perbaikan dan
perubahan tindakan, perubahan dari rencana
awal, kolaborasi baru atau rujukan.
Dokumentasi , di buat sebagai catatan
perkembangan yang menggambarkan urutan
kejadian pasien dari masuk pelayanan
kesehatan samapi pulang atau pulih.
Katagori informasi yang biasanya masuk dalam
status (chart ) pasien
– Data demografik
– Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
– Formulir persetujuan
– Diagnosa
– Pengobatan
– Catatan perkembangan /kemajuan
– Catatan secara berkesinambungan (flow sheet)
Proses Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan
Tujuh langkah Varney dalam SOAP
– Subjektif (Varney langkah 1)
• Pendokumentasian hasil pengumpulan
data klien melalui anamnesis
• Berhubungan dengan masalah dari sudut
pandang klien (ekspresi mengenai
kekhawatiran dan keluhannya)
• Pada orang yang bisu, di belakang data
diberi tanda “0” atau “X”
– Objektif (Varney langkah 1)
• Pendokumentasian hasil pemeriksaan
fisik klien, hasil pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan diagnostik
lain dan informasi dari keluarga atau
orang lain
– Assessment (varney angkah 2, 3, 4)
• Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
(kesimpulan) data subjektif dan objektif
–Diagnosis
–Diagnosa/masalah potensial
–Antisipasi diagnosa/masalah potensial dan
tindakan segera
– Planning (Varney langkah 5, 6, 7)
• Pendokumentasian rencana , tindakan (I) dan
evaluasi (E), meliputi: asuhan mandiri,
kolaborasi, tes diagnostik/laboratorium,
konseling dan follow up
Jenis -jenis Catatan Perkembangan
– SOAPIER
– Subjektif, Objektif, Assessment, Planning,
Implementasi, Evaluasi, Reassessment
– SOAPIE
– Subjektif, Objektif, Assessment, Planning,
Implementasi, Evaluasi
– SOAPIED
– Subjektif, Objektif, Assessment, Planning,
Implementasi, Evaluasi. Dokumentasi
– SOAP
– Subjektif, Objektif, Assessment, Planning
– DAR (Data , Action, Respon)
SOAPIER
– Format SOAPIER lebih tepat digunakan apabila
rencana pasien ada yang akan dirubah dan proses
evaluasi mulai dilakukan .
– Subjektif
• Data dari klien yang diperoleh dari anamnese
atau allo anamnese
• Berhubungan dengan masalah dari sudut
pandang klien (ekspresi mengenai
kekhawatiran dan keluhannya)
• Pada orang yang bisu, di belakang data diberi
tanda “0” atau “X”
– Objektif
• Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostik
lain, catatan medik dan informasi dari keluarga atau
orang lain
– Assessment
• Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
data subjektif dan objektif (kesimpulan)
–Diagnosis/masalah
–Diagnosa/masalah potensial
–Antisipasi diagnosa/masalah potensial dan
tindakan segera
– Planning
• Rencana asuhan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data
– Implementasi
• Pelaksanaan tindakan sesuai rencana yang etlah
disusun
– Evaluasi
• Menilai hasil pelaksanaan tindakan
– Reassessment
• Melakukan pengumpulan data kembali, jika
hasil pelaksanaan tindakan tidak sesuai dengan
yang diharapkan
– Pernyataan atau keluhan pasienS : Subjective
– Data yang diobservasiO : Objective
– Kesimpulan berdasarkan data objektif dan
subjektifA : Analisis
– Apa yang dilakukan terhadap masalahP : Planning
– Bagaimana dilakukanI : Implementation
– Respons pasen terhadap tindakan keperawatanE :
Evaluation
– Apakah rencana akan dirubahR : Revised
• SOAPIE
– Subjektif
• Data dari klien yang diperoleh dari anamnese atau allo anamnese
• Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien (ekspresi
mengenai kekhawatiran dan keluhannya)
• Pada orang yang bisu, di belakang data diberi tanda “0” atau “X”
– Objektif
• Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain, catatan medik dan
informasi dari keluarga atau orang lain
– Assessment
• Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif
dan objektif (kesimpulan)
– Diagnosis/masalah
– Diagnosa/masalah potensial
– Antisipasi diagnosa/masalah potensial dan tindakan segera
•
– Planning
• Rencana asuhan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisis dan interpretasi data
– Implementasi
• Pelaksanaan tindakan sesuai rencana yang etlah
disusun
– Evaluasi
• Menilai hasil pelaksanaan tindakan
• SOAPIED
– Subjektif
• Data dari klien yang diperoleh dari anamnese atau allo anamnese
• Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien (ekspresi
mengenai kekhawatiran dan keluhannya)
• Pada orang yang bisu, di belakang data diberi tanda “0” atau “X”
– Objektif
• Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, pemeriksaan
laboratorium/pemeriksaan diagnostik lain, catatan medik dan
informasi dari keluarga atau orang lain
– Assessment
• Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan
objektif (kesimpulan)
– Diagnosis/masalah
– Diagnosa/masalah potensial
– Antisipasi diagnosa/masalah potensial dan tindakan segera
– Planning
• Rencana asuhan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisis dan interpretasi data
– Implementasi
• Pelaksanaan tindakan sesuai rencana yang etlah
disusun
– Evaluasi
• Menilai hasil pelaksanaan tindakan
– Dokumentasi
• Tindakan untuk mendokumentasikan seluruh langkah
yang sudah dilakukan
Sistem pengumpulan data rekam medik RS,
Puskesmas, BPS
Mengevaluasi
Keefektifan
asuhan Interprestasi
data
Melaksanakan
Mengidentifikasi
asuhan
diagnosis
Menyususn Mengidentifikasi
Rencana Asuhan Kebutuhan
yg menyeluruh tindakan segera
Sumber : depkes RI, 2003
Standar asuhan kebidanan menurut KEPMENKES
nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007, adalah sebagai
berikut :
Standar I : Pengkajian
Bidan mengumpulkan semua informasi yg akurat,
relevan, dan lengkap dari semua sumber yg berkaitan
dgn kondisi klien.
Kriteria Pengkajian :
a. Data tepat, akurat, lengkap
b. Tdd data subjektif (hasil anamnese, biodata, keluhan
utama, rwyat observ, riwayat kes. Dan latar belakang
sos bud)
c. Data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologi,
pemerk. penunjang)
Standar II : Perumusan diagnosis atau masalah
kebidanan
Bidan menganalisis data yg diperoleh pada
pengkajian, mengintreprestasikannya secara akurat
dan logis untuk menegakkan diagnosis dan masalah
kebidanan yg tepat.
Kriteria :
a. Diagnosis sesuai dengan nomenklatur kebidanan
b. Masalah dirumuskan sesuai dgn kondisi klien
c. Dapat diselesaikan dgn asuhan kebidanan secara
mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
Standar III : Perencanaan
Bidan merencanakan asuhan kebidanan
berdasarkan diagnosis dan masalah yg
ditegakkan.
Kriteria perencanaan :
a. Rencana tindakan disusun berdasarkan
prioritas masalah dan kondisi klien, tindakan
segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara
komprehensif.
b. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
c. Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosbud,
klien/keluarga.
d. Memilih tindakan yg aman sesuai kondisi dan
kebutuhan klien berdasarkan evidence based
dan memastikan bahwa asuhan yg diberikan
bermanfaat untuk klien.
e. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan
yg berlaku sumber daya serta fasilitas yg ada.
Standar IV : Implementasi
Bidan melaksanakan rencana asuhan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman
berdasarkan evidence based kpd klien/pasien,
dlm bentuk upaya promotif, reventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
Kriteria :
a. Mempertimbangkan keunikan klien sbg
makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-kultural
b. Setiap tindakan asuhan kebidanan harus
mendapatkan persetujuan dari klien dan atau
keluarganya (informed consent)
c. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan
evidence based
d. Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
e. Menjaga privacy klien/pasien
f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
g. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara
berkesinambungan
h. Menggunakan sumber daya , sarana dan fasilitas
yg ada
i. Melakukan tindakan sesuai standar
j. Mencatat semua tindakan yg telah dilakukan
Standar V : Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektivan dari
asuhan yg sudah di berikan, sesuai degan
perubahan perkembangan kondisi klien.
Kriteria :
a. Penilaian dilakukan segera setelah selesai
melakukan asuhan sesuai kondisi klien
b. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan
pada klien dan atau keluarga
c. Evaluasi dilakukan sesuai standar
d. Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan
kondisi klien/pasien