Anda di halaman 1dari 78

ANALGETIK – ANTIPIRETIK

- ANTIINFLAMASI
Yitania Sari, S.Farm., Apt
AKBID HARAPAN MULYA PO 2016
APA ARTINYA
ANALGETIK ?
ANTIPIRETIK ?
ANTIINFLAMASI ?
DEFINISI

ANALGETIK

• Obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri

ANTIPIRETIK

• Obat yang digunakan untuk mengatasi demam

ANTIINFLAMASI

• Obat yang digunakan untuk mengatasi inflamasi (nyeri, panas,


bengkak, merah)
• Contoh Inflamasi : Asam urat tinggi  tangan bengkak; Nyeri
lutut karena osteo arthritis; Dahi kejedot meja  bengkak
PENGGOLONGAN
*Cyclooxigenase
ANALGETIK **HRC (Heat Regulating Center)

ANALGETIK ANALGETIK
OPIOID NON-OPIOID
SSP (Reseptor Opioid) Enzim Cox* atau HRC**

ANALGETIK
NARKOTIK ANALGETIK - ANALGETIK -
ANTIPIRETIK ANTIINFLAMASI
RESEPTOR OPIOID

RESEPTOR OPIOID

• Reseptor di dalam tubuh yang jika distimulasi


akan memiliki efek analgesik langsung di saraf
pusat (SSP)

Reseptor Opioid, ada 3 :

• mu (µ) , {read : myu}


• delta (∂)
• kappa (K)
ANALGESIK OPIOID

ANALGESIK OPIOID

• Kelompok obat yang memiliki efek analgesik dengan cara bekerja di saraf
pusat yaitu pada reseptor opiod baik bersifat agonis opioid maupun
antagonis opioid
• Agonis (menyerupai efek) ; Antagonis (melawan efek)  sama2 bersifat
analgesik karena ada 3 jenis reseptor opioid

MEKANISME KERJA

• Menimbulkan efek analgesik dengan menempati reseptor opioid di otak


• Hanya digunakan untuk mengatasi nyeri sedang – berat krn
penggunaannya menimbulkan resiko ketergantungan dan perlu
pengawasan ketat dari tenaga kesehatan agar tidak terjadi penyalahgunaan
• Untuk nyeri ringan – sedang lebih direkomendasikan menggunakan
analgesik nonopioid
PENGGOLONGAN ANALGETIK OPIOID YANG
DIBAHAS

ANALGETIK
OPIOID

AGONIS
ALKALOID DERIVAT ANTAGONIS
METADON PARSIAL
OPIUM FENILPIPERIDIN OPIOID
OPIOID

AGONIS OPIOID
PENGGOLONGAN ANALGESIK OPIOID
Berdasarkan sifat nya pada reseptor opioid
Morfin, Metadon,
Agonis Kuat Fentanil,
Meperidin

Kodein,
Agonis lemah -
Oksikodon,
sedang
Defenoksilat
ANALGESIK
OPIOID
Buprenorfin,
Campuran agonis
Pentazosin,
- antagonis
Nalbufin

Nalorfin,
Antagonis Nalokson,
Naltrekson
PENGGOLONGAN ANALGETIK OPIOID YANG
DIBAHAS
ANALGETIK
OPIOID

AGONIS
ALKALOID DERIVAT ANTAGONIS
METADON PARSIAL
OPIUM FENILPIPERIDIN OPIOID
OPIOID
ANALGETIK OPIOID JENIS ALKALOID OPIUM

Golongan Fenantren

• Morfin
• Kodein  jg sbg Antitusif (Batuk kering)

Golongan Benzilisokinolin

• Noskapin
• Papaverin
MORFIN (FARMAKODINAMIK)
Mekanisme kerja

• Memiliki efek analgetik dengan menempati reseptor opioid jenis


reseptor µ
• Agonis reseptor µ  menghambat transmisi nyeri
• Memiliki afinitas yang lebih lemah ke reseptor ∂ dan K

Efek lain

• Pada SSP  Narkosis berupa euforia, disforia, mengantuk, konsentrasi


berkurang, mual muntah
• Mata  miosis (pelebaran pupil) Onset  PO 60 menit; IV 20
• Saluran nafas  depresi nafas menit; IM 30 – 60 menit; SC 50 -
• Dll 90 menit; Rectal 20 – 60 menit
Durasi  semua rute pemberian
• Morfin  Narkotika  Ketergantungan
sampai 7 jam
MORFIN (INDIKASI)

1. NYERI BERAT

• Nyeri akibat trauma (luka bakar, fraktur, pasca bedah)


• Nyeri Infark Miokard
• Nyeri unstable angina
• Nyeri pasien kanker
• Nyeri Neoplasma
• Nyeri Kolik renal atau empedu

2. EDEMA PARU AKUT

• Morfin IV dapat menghilangkan / mengurangi sesak


nafas karena edema paru / pulmonal
MORFIN (DOSIS DEWASA)

Nyeri berat secara umum

• PO 10 – 30 mg tiap 4 jam atau sesuai petunjuk dokter


• Rectal 10 – 20 mg tiap 4 jam atau sesuai petunjuk
dokter
• IV 2,5 – 20 mg tiap 2 – 6 jam atau sesui kebutuhan
atau memalui iv infusion dengan kecepatan infus 0,8
– 10 mg per jam atau iv infusion dgn kecepatan 2 – 4
mg tiap 5 menit
• IM atau SC 2,5 – 20 mg tiap 2 – 6 jam atau
seperlunya atau melalui infus dgn kec 0,8 – 10 mg
per jam
MORFIN (DOSIS DEWASA lanj…)

Nyeri Infark Miokard

• Parenteral secara umum 2 – 15 mg


diberikan melalui IV dan dosis dapat
diulang setiap 5 menit jika diperlukan
dengan dosis yang lebih kecil misal 1 – 4
mg
• Biasanya pasien membutuhkan dosis
total yang besar mencapai 2 – 3 mg/kg BB
MORFIN (DOSIS DEWASA lanj…)

Nyeri Pasien Kanker

• IV continuous awal 0,8 – 10 mg/ jam dan kemudian


ditingkatkan sampai dosis efektif yang dibutuhkan
• Loading dose ≥ 15 mg dapat diberikan sebelum iv continuous
• Dosis maintenance berkisar 0,8 – 80 mg/ jam infus IV

Nyeri unstable angina

• Untuk mengatasi nyeri unstable angina yang tidak merespo


thd pemberian 3x dosis SL Nitrogliserin
• IV 2 – 5 mg (dapat diulang setiap 5 – 30 menit sesuai respon
pasien)
MORFIN (BENTUK SEDIAAN)

Tablet

• PO 15 mg ; 30 mg

Suppositoria

• 5 mg; 10 mg; 20 mg; 30 mg

Injeksi (IV, IM, SC)

• 0,5 mg; 1 mg; 2 mg; 4 mg; 5 mg; 8 mg; 10 mg; 15 mg


/ mL
MORFIN

Efek samping

• Mual muntah • Dermatitis


• Tremor • Pruritus
• Urtikaria • Bersin - bersin

Adiksi

• Habituasi
• Ketergantungan fisik
• Toleransi

Kontraindikasi

• Hipersensitif thd morfi, Depresi nafas, Asma bronkial akut dan parah
KODEIN (INDIKASI + DOSIS DEWASA)

Nyeri

• Untuk nyeri sedang – berat yang tidak dapat


diatasi dengan analgetik-nonopioid
• PO 30 mg tiap 4 jam atau sesuai keperluan dan
respon pasien; dosis berkisar antara 15 – 60 mg
setiap 4 – 6 jam

Batuk kering

• PO 10 – 20 mg tiap 4 – 6 jam
PENGGOLONGAN ANALGETIK OPIOID YANG
DIBAHAS
ANALGETIK
OPIOID

AGONIS
ALKALOID DERIVAT ANTAGONIS
METADON PARSIAL
OPIUM FENILPIPERIDIN OPIOID
OPIOID
ANALGETIK OPIOID DERIVAT FENILPIPERIDIN

Meperidin Alfaprodin

Difenoksilat Fentanil
MEPERIDIN (FARMAKODINAMIK)
Mekanisme kerja

• Memiliki efek analgetik dengan menempati reseptor opioid jenis


reseptor µ
• Agonis reseptor µ  menghambat transmisi nyeri

Efek lain

• SSP  sedasi, euforia


• Sal nafas  depresi nafas
• Mata  Anastesia kornea (hilangnya refleks kornea)
• Sal cerna  spasme usus
• Ureter  menurunkan peristatltik ureter
• Uterus  meningkatkan intensitask kontraksi uterus pada dewasa
tidak hamil
MEPERIDIN (INDIKASI)

Nyeri akut

• Untuk nyeri akut sedang – parah • Nyeri postoperasi


• Nyeri kolik renal • Nyeri kanker
• Nyeri trauma akut

Nyeri Kronis

Operasi

• Sedasi preoperasi

Edema pulmonal
MEPERIDIN (DOSIS DEWASA)

Nyeri secara umum (akut / kronis)

• PO, IM, SC  50 – 150 mg tiap 3 – 4 jam


sesuai kebutuhan
• IV infusion  15 – 35 mg/jam

Sedasi Preoperasi

• IM ; SC  50 – 100 mg 30 – 90 menit
sebelum mulai pemberian anastesia
MEPERIDIN

EFEK SAMPING

• Pusing, berkeringat, euforia, mulut kering, mual muntah,


gangguan penglihatan

KONTRAINDIKASI

• Pasien yang menerima obat gol MAO Inhibitor


• Hipersensitiv terhadap Meperidine

Intoksikasi

• Menyebabkan tremor, kovulsi, depresi nafas, koma


BENTUK SEDIAAN DERIVAT FENILPIPERIDIN

Meperidin

• Tablet PO 50 mg ; 100 mg
• Injeksi 50 mg/ml

Alfaprodin

• Injeksi ampul 60 mg/mL kemasan 1 mL dan 10 mL

Fentanil

• Lebih banyak digunakan sebagai anastetik


PENGGOLONGAN ANALGETIK OPIOID YANG
DIBAHAS
ANALGETIK
OPIOID

AGONIS
ALKALOID DERIVAT ANTAGONIS
METADON PARSIAL
OPIUM FENILPIPERIDIN OPIOID
OPIOID
METADON (FARMAKODINAMIK)

Mekanisme kerja

• Agonis reseptor opioid  menghambat transmisi nyeri


• Memiliki efek analgetik dengan menempati reseptor opioid
• Efek 7,5 mg – 10 mg metadon = 10 mg morfin

Efek lain

• SSP  sedasi
• Sal nafas  depresi nafas
• Antitusif
• Hiperglikemi, hipotermia
METADON (INDIKASI)

Nyeri (akut dan kronik)


• Nyeri sedang – berat
• Biasanya digunakan pada opiate-naïve patient dan opiate rotation
• Second line untuk nyeri kanker

Detoksifikasi dan Maintenance ketergantungan Opiate

• Sebagai detoksifikasi / terapi pada pasien yang mengalami


ketergantungan pada heroin atau morfin

Antitusif

• Tapi sekarang sudah jarang digunakan sebagai antitusif


METADON (DOSIS)
Nyeri (Opiate Naïve Patients)

• PO awal 2,5 – 10 mg tiap 8 – 12 jam lalu dititrasi untuk memperoleh


efek analgesia yang adekuat; tingkatkan dosis pelan2 untuk
menghindari akumulasi dan potential toksisitas
• IV = PO

Nyeri (Opiate Rotation)

• Dosis ada tabel konversinya (di slide selanjutnya)

Detoksifikasi dan Maintenance ketergantungan Opiate

• PO 20 – 30 mg
• Parenteral diberikan jika pasien tidak bisa menerima metadone PO
• PO : Parenteral = 2 : 1
TABEL KONVERSI METADON for Opiate Rotation
METADON

EFEK SAMPING

• Pusing, mengantuk, berkeringat, pruritus, mual muntah

KONTRAINDIKASI

• Hipersensitif terhadap metadon


• Depresi nafas
• Asma akut

TOLERANSI DAN KETERGANTUNGAN

• Toleransi  dapat timbul terhadap efek analgetik, mual, anoreksia,


miotik, sedasi
• Mengecek ketergantungan  menghentikan secara tiba2 setelah
pemakaian kronik atau dgn pemberian nalorfin
TUGAS !!!!
1. Cari Mekanisme kerja, Indikasi, Dosis, Efek samping,
Kontraindikasi dari obat di bawah ini :
a. Nalokson
b. Naltrekson
c. Pentazosin
d. Buprenorfin
e. Tramadol
f. Dekstromethorphan
Ket :
A,b,c  untuk no absen 1 – 20
D,e f  untuk no absen 21 – terakhir
Dikumpulkan hari SENIN, 17 Oktober 2016
PATOFISIOLOGI NYERI, DEMAM, INFLAMASI
Demam juga diregulasi
oleh “heat regulating
center” di hipotalamus
sehingga antipiretik
biasanya bekerja di
Ditemukan di lambung,
renal dan platelets
“heat regulating
center”

COX-1 COX-2

prostaglandin prostaglandin

PGI2 PGE2 TXA2 PGE2 PGF2 Protease

Perlindungan Perlindungan Agregrasi Inflamasi


mukosa lambung lambung platelet
Fungsi Ginjal Nyeri
Demam Berhub dgn
Pembekuan
Nyeri darah fungsi jantung
Analgetik -
Antipiretik

Paracetamol / Asetosal
Ibuprofen
acetaminophen (Aspirin)

Tidak memiliki
Memiliki efek Memiliki efek
efek
antiinflamasi antiinflamasi
antiinflamasi
PARACETAMOL (FARMAKODINAMIK)

Mekanisme kerja

• Menghambat prostaglandin  menghambat


nyeri  memiliki efek analgesik
• Bekerja langsung di hipotalamus “heat-
regulating center”  menurunkan demam
 antipiretik
• Walaupun menghambat prostaglandin tidak
memiliki efek antiinflamasi dan tidak berefek
samping ke lambung
PARACETAMOL (INDIKASI)

Nyeri (ringan – sedang)

• Sakit kepala
• Sakit gigi
• Nyeri haid

Demam
PARACETAMOL (DOSIS PEDIATRIC)
Nyeri dan demam

• Dosis PO untuk pediatric adalah sebagai berikut :


PARACETAMOL (DOSIS PEDIATRIC)
Nyeri dan demam

• Dosis Per-rectal untuk pediatric adalah sebagai berikut :


PARACETAMOL (DOSIS DEWASA)

Nyeri dan demam

•PO 500 – 650 mg setiap 4 – 6


jam atau sesuai kebutuhan
(max 4 g perhari)
•Rectal 325 – 650 mg tiap 4 jam
atau sesuai kebutuhan
PARACETAMOL

KONTRAINDIKASI

• Hipersensitiv dengan paracetamol / acetaminofen

PERINGATAN DAN PERHATIAN

• Hepatotosik  Pemakaian jangka panjang dapat


menyebabkan gangguan hati (↑ ALT terjadi pada pasien
yang mengkonsumsi 4g PCT selama 14 hari)

EFEK SAMPING

• Reaksi alergi  eritema, urtikaria (jarang terjadi)  cara


mengarasi hentikan pemakaian obat
PARACETAMOL (BENTUK SEDIAAN)

Sirup

• 100 mg/ml

Drops

• 60 mg / 0,6 ml

Tablet

• 500 mg; 650 mg

Suppositoria

• 325 mg ; 650 mg
ASETOSAL / ASPIRIN

Mekanisme kerja

• Menghambat cox (cox 1 + cox 2)  menghambat prostaglandin  analgetik +


antiinflamasi + anti agregrasi platelet
• Bekerja di pusat “heat regulating center”  menurunkan demam  antipiretik

Efek samping

• Mual muntah
• Perdarahan karena menghambat agregrasi platelet
• Gangguan lambung karena menghambat cox-1
• Rx hipersensitif  urtikaria, rash, shock anafilaktik

Kontraindikasi

• Hipersensitif thd aspirin


• Riwayat asma, urtikaria,
• Anak / dewasa dengan infeksi virus
ASETOSAL / ASPIRIN (INDIKASI)

Nyeri ringan - sedang

Demam

Penyakit Inflamasi

DLL

• Stroke Iskemik, Pencegahan MI, Angina  berhub dgn efek


anti agregrasi platelet
• Komplikasi Kehamilan
ASETOSAL / ASPIRIN (DOSIS PEDIATRIC)
Nyeri dan demam

• Dosis PO untuk pediatric adalah sebagai berikut :


ASETOSAL / ASPIRIN (DOSIS PEDIATRIC)

Nyeri dan demam

• Dosis Per-rectal untuk pediatric


adalah sebagai berikut :
• Anak 2 – 11 tahun : 1,5 g/m2 perhari
diberikan dalam 4 – 6 dosis bagi atau
berdasarkan anjuran dokter
ASETOSAL / ASPIRIN (DOSIS DEWASA)
Nyeri dan demam

• PO 0,5 – 1 gram tiap 6 jam atau bila diperlukan


• Rectal 325 – 650 mg tiap 4 jam atau bila diperlukan (max
4 g / hari)

Inflamasi

• PO Sampai 3 gram / hari dalam dosis bagi

Efek anti agregrasi platelet

• PO 75 – 325 mg 1 kali sehari


IBUPROFEN  PELAJARI SENDIRI
• Medscape
• AHFS Drug Information Essentials : 2011
• A to Z Drug Facts
NSAID (FARMAKODINAMIK)

Mekanisme kerja

• Menghambat cox 1 dan cox 2  menghambat prostaglandin  ANALGETIK + ANTI-INFLAMASI


• Karena menghambat cox 1  menganggu proteksi lambung  semua NSAID efek sampingnya
“MENGIRITASI LAMBUNG”  Harus diminum setelah makan
• Hati – hati pemakaiannya pada pasien dengan gangguan lambun, ginjal

NSAID SELEKTIF

• Terdapat NSAID selektif yang hanya menghambat cox 2  Tidak


menghambat cox 1  TIDAK MENGIRITASI LAMBUNG TAPI MALAH
MEMILIKI RESIKO EFEK SAMPING KE JANTUNG  Sudah tidak
direkomendasikan
• Ex : Celecoxib, Valdecoxib

INDIKASI

• SECARA UMUM NSAID  Nyeri, Inflammatory Disease, Dysmenorrhea


• Salah satu jenis NSAID yaitu Aspirin bisa berfungsi sebagai antiagregrasi platelet pada dos
NSAID (FARMAKODINAMIK)

INDIKASI

• SECARA UMUM NSAID  Nyeri, Inflammatory


Disease, Dysmenorrhea
• Salah satu jenis NSAID yaitu Aspirin bisa
berfungsi sebagai antiagregrasi platelet pada
dosis tertentu karena efek penghambatannya
yang kuat pada tromboksan (TXA2) 
Digunakan pada kasus penyakit karena
penyumbatan pembuluh darah; seperti stroke
iskemik
PENGGOLONGAN NSAID

NSAID

Asam
Asam Enolat
Karboksilat

Derivat Asam Derivat asam Derivat Asam Derivat Asam Derivat Derivat
Asetat salisilat Propionat Fenamat Pirazolon Oksikam

Derivat Asam Derivat Asam


Fenilasetat – Asetat indol
DERIVAT ASAM FENIL ASETAT

Derivat Asam Fenil


Asetat

Diklofenak Fenklofenak

Natrium Diklofenak /
Sodium Diklofenak
VOLTAREN

Kalium Diklofenak /
CATAFLAM
Potassium Diklofenak
DIKLOFENAK (INDIKASI)

Inflammatory Disease

• Osteoarthritis
• Rheumathoid Arthritis

Nyeri

• Nyeri lutut
• Nyeri sakit gigi
• dll

Dysmenorrhea
DIKLOFENAK (DOSIS DEWASA)
Inflammatory Disease

Osteoarthritis Rheumatoid Arthritis

• Na Dicklofenak PO • Na Diclofenak PO 50
50 mg 2 – 3 kali mg 3 – 4 kali sehari
sehari • Kalium Diklofenak
• Kalium diclofenak PO 50 mg 3 – 4 kali
PO 50 mg 2 – 3 kali sehari
sehari
DIKLOFENAK (DOSIS DEWASA)

Nyeri + Dysmenorrhea

•Na Diclofenak / Kalium


Diclofenac PO 50 mg 3 kali
sehari
DIKLOFENAK

KONTRAINDIKASI

• Hipersensitif terhadap diklofenak


• Riwayat asma, urtikaria atau reaksi hipersensitif lain karena
aspirin (cross reaction)
• Terapi nyeri perioperative karena operasi CABG
• Sediaan kombinasi Na diklofenak + Misoprostol tidak boleh
untuk wanita hamil

EFEK SAMPING

• Mual
• Iritasi lambung  minum obat setelah makan
• Eritema
DERIVAT ASAM ASETAT INDEN/INDOL

Derivat Asam
Asetat inden/indol

Indometasin Sulindac Tolmetin


INDOMETASIN (INDIKASI)

Inflammatory Disease

• Osteoarthritis (OA)
• Rheumathoid Arthritis (RA)
• Gout Arhtritis

Nyeri

• Nyeri pundak
INDOMETASIN (DOSIS)

OA dan RA

• PO 25 mg 2 – 3 kali sehari, bila diperlukan dalam interval 1 minggu dapat ditingkatkan


25 – 50 mg perhari dengan sampai respon maksimal dgn dosis maksimal 150 – 200
mg/hari
• Rectal 25 mg 2 – 3 kali sehari

GOUT

• PO 50 mg 3 kali sehari sampai nyeri reda kemudian dosis dikurangi secara cepat dan
dihentikan

Nyeri pundak

• PO 75 – 150 mg perhari dalam 3 atau 4 dosis bagi. Hentikan obat jika gejala hilang
• Rectal 75 – 150 mg perhari dalam 3 atau 4 dosis bagi. Hentikan obat jika gejala hilang
• Terapi efektif dalam pemakaian selama 7 – 14 hari
INDOMETASIN

EFEK SAMPING

• Gangguan sal cerna  nyeri perut, diare, perdarahan lambung


• Sakit kepala hebat (20 – 25% pasien) + depresi dan bingung
• Agranulositosis, trombositopenia, anemia aplastik

KONTRAINDIKASI

• Hipersensitif terhadap indometasin


• Riwayat asma, urtikaria atau reaksi sensitif lain karena aspirin
atau NSAID lain (cross reaction)
• Rectal  riwayat perdarahan rectal
• Terapi nyeri perioperative pada operasi CABG
DERIVAT ASAM SALISILAT

Derivat Asam
Salisilat

Aspirin Benorilat Diflunisal


ANALGESIK
ANTIPIRETIK
ANTIINFLAMASI
ANTI-AGREGRASI
PLATELET
DERIVAT ASAM PROPIONAT

Derivat Asam
Propiionat

Ibuprofen Ketoprofen Naproksen


KETOPROFEN (INDIKASI + DOSIS)

Inflammatory Disease

• OA + RA  kapsul PO 75 mg 3 kali sehari


atau 50 mg 4 kali sehari

Nyeri + Dysmenorrhea

• Kapsul PO 25 – 50 mg tiap 6 – 8 jam atau


sesuai kebutuhan
KETOPROFEN

Efek samping

• Toksisitas sal cerna  perdarahan lambung, ulkus  resiko ↑ pada geriatri, perokok,
alkoholik
• Cara mengatasi  + misoprostol or omeprazole

Kontraindikasi

• Diketahui hipersensitif terhadap ketoprofen


• Riwayat asma, urtikaria atau rx sensitifitas lain krn aspirin atau NSAID lain
• Terapi nyeri perioperative pada operasi CABG

NOTES

• Pemberian PO bersama antasida, makanan atau susu dapat ↓ efek samping di sal cerna
• Tidak direkomendasikan untuk nyeri akut krn onset nya lama
• Untuk meminimalkan resiko ESO di sal cerna  digunakan dosis efektif yg paling rendah
dan durasi terapi paling pendek
• Hati2 penggunaannya pada pasien gang ginjal dan hati
DERIVAT ASAM FENAMAT

Derivat Asam
Fenamat

Asam
Meklofenamat
Mefenamat
ASAM MEFENAMAT (INDIKASI + DOSIS)

Nyeri + Dysmenorrhea

• Terutama nyeri pada sakit gigi


• PO 500 mg awal selanjutnya 250 mg setiap 6 jam
sesuai kebutuhan
• Biasanya 500 mg 3 kali sehari

Demam

• Sudah tidak direkomendasikan untuk mengatasi


demam (antipiretik) krn efek sampingnya
ASAM MEFENAMAT

Efek samping

• Diare, mual muntah, nyeri perut, perdarahan lambung, urtikaria

Kontraindikasi

• Diketahui hipersensitif terhadap asam mefenamat


• Riwayat asma, urtikaria atau rx sensitifitas lain krn aspirin atau NSAID lain
• Terapi nyeri perioperative pada operasi CABG
• Inflamasi kronik atau ulcer aktif pada sal cerna atas bawah
• Gangguan ginjal

NOTES

• Tidak boleh digunakan pada anak < 14 tahun  dosis dan keamanan belum
dibuktikan
DERIVAT OKSIKAM

Derivat Oksikam

Piroksikam Meloksikam Tenoksikam


PIROKSIKAM (INDIKASI)

Inflammatory Disease

• Osteoarthritis (OA)
• Rheumathoid Arthritis (RA)
• Gout Arhtritis
• Gangguan akut muskoloskeletal

Nyeri

• Bisa untuk nyeri postoperasi atau nyeri postpartum

Dysmenorrhea
PIROKSIKAM

Efek samping

• Toksisitas sal cerna  perdarahan lambung, ulkus 


resiko ↑ pada geriatri, perokok, alkoholik
• Cara mengatasi  + misoprostol or omeprazole

Kontraindikasi

• Diketahui hipersensitif terhadap meloksikam


• Riwayat asma, urtikaria atau rx sensitifitas lain krn
aspirin atau NSAID lain
• Terapi nyeri perioperative pada operasi CABG
MELOKSIKAM (INDIKASI + DOSIS)

Inflammatory Disease

• OA + RA  Tablet PO 7,5 mg sekali


sehari, bisa ditingkatkan 15 mg 1
kali sehari
• Biasanya juga digunakan pada
nyeri dan inflamasi karena asam
urat
MELOXICAM

Efek samping

• Toksisitas sal cerna  perdarahan lambung, ulkus


 resiko ↑ pada geriatri, perokok, alkoholik

Kontraindikasi

• Diketahui hipersensitif terhadap meloksikam


• Riwayat asma, urtikaria atau rx sensitifitas lain krn
aspirin atau NSAID lain
• Terapi nyeri perioperative pada operasi CABG
RESUME KATEGORI OBAT ANALGESIK U/ IBU
HAMIL FDA
No Nama Obat Kategori FDA
1 MORFIN C
2 KODEIN C
3 MEPERIDIN C
4 METADON C
5 PARACETAMOL B
6 ASPIRIN C ; D pd trimester 3
7 IBUPROFEN C, hindari trimester ke 3
8 NA DIKLOFENAK C, hindari trimester ke 3
9 KALIUM C, hindari trimester ke 3
DIKLOFENAK
RESUME KATEGORI OBAT ANALGESIK U/ IBU
HAMIL FDA

No Nama Obat Kategori FDA


10 INDOMETASIN C, hindari trimester ke 3
11 KETOPROFEN C, hindari trimester ke 3
12 ASAM MEFENAMAT C, hindari trimester ke 3
13 PIROKSIKAM C, hindari trimester ke 3
14 MELOKSIKAM C. Hindari pd trimester 3
TERIMA KASIH 
Yitania Sari, S.Farm., Apt
AKBID HARAPAN MULYA PO 2016

Anda mungkin juga menyukai