Anda di halaman 1dari 20

INSOMNIA

PEMBAGIAN TIDUR
• Tidur Dibagi Menjadi 2 Tipe Yaitu:

1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)

2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)

• Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 tahapan, lalu diikuti oleh
fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara
bergantian antara 4-6 kali siklus semalam.

• Tidur NREM yang meliputi 75% dari keseluruhan waktu tidur dan dibagi emnjadi 4
stadium. Sedangkan tidur REM meliputi 25% dari keseluruhan waktu tidur yang
ditandai dengan mimpi yang bermacam-macam, otot- otot yang meregang,
kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur (sering lebih cepat), perubahan
tekanan darah, gerakan otot tidak teratur, gerakkan mata cepat, pembebasan steroid,
sekresi lambung meningkat dan ereksi penis pada pria.
PEMBAGIAN TIDUR (NREM)
PEMBAGIAN KETERANGAN

Tahap I • berlangsung selama 5% dari keseluruhan waktu tidur. Stadium ini dianggap
stadium tidur paling ringan. Tahap I merupakan tahap transisidimana seseorang
akan mengalami tidur yang dangkal dan dapat terbangun dengan mudah oleh
karena suara atau gangguan lain

Tahap II • berlangsung paling lama, yaitu 45% dari keseluruhan waktu tidur. Tahap II
merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh menurun, orang dapat
dibangunkan dengan mudah

Tahap III • berlangsung 12% dari keseluruhan waktu tidur. Tahap III, individu sulit untuk
dibangunkan, dan jika terbangun, individu tersebut tidak dapat segera
menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama beberapa menit

Tahap IV • berlangsung 13% dari keseluruhan waktu tidur. tahap IV merupakan tahap tidur
yang paling dalam. Tahap III dan IV juga dikenal dengan nama tidur dalam, atau
delta sleep, atau Slow Wave Sleep (SWS)
POLA SIKLUS TIDUR NORMAL

Pre Tidur
NREM
Terbangun
tahap I

NREM NREM
tahap II tahap II

NREM
REM
tahap III

NREM NREM
tahap IV tahap IV
NREM
tahap III
Kebutuhan Tidur Manusia Berdasarkan Usia

Usia Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur


0-1 bulan Masa neonates 14-18 jam/hari
1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
18 bulan-3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari
3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari
6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
18-40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jam/hari
40-60 tahun Masa paruh baya 7 jam/hari
60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/hari
DEFINISI INSOMNIA
• Menurut DSM-IV, Insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal
kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur atau tidur non-
restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan dan
menyebabkan gangguan signifikan atau gangguan dalam fungsi
individu.

• The International Classification of Diseases mendefinisikan


Insomnia sebagai kesulitan memulai atau mempertahankan tidur
yang terjadi minimal 3 malam/minggu selama minimal satu bulan

• Menurut The International Classification of Sleep Disorders,


insomnia adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap
malam, disertai rasa tidak nyaman setelah episode tidur
tersebut.
KLASIFIKASI INSOMNIA
Berdasarkan kondisinya mempengaruhi tidur :

• Early Insomnia : sulit untuk memulai tidur, saat tertidur nyenyak

• Middle Insomnia : sulit masuk tidur, sering terbangun, sulit tidur lagi

• Late Insomnia : sulit masuk tidur, saat terbangun tidak bias tidur lagi

Klasifikasi Lain:

• Primer : insomnia yang terjadi tanpa disertai penyakit lain

• sekunder, dimana insomnia tipe ini terjadi disebakan oleh penyakit lain,
masalah psikis, lingkungan, perilaku atau efek samping dari obat-obatan
PENYEBAB INSOMNIA

Stress

Kecemasan dan depresi


Kafein, nikotin,
alkohol
Kondisi medis
Perubahan lingkungan
Belajar
‘insomnia’

INSOMNIA
FAKTOR RESIKO
TANDA DAN GEJALA
• Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari

• Sering terbangun pada malam hari

• Bangun tidur terlalu awal

• Kelelahan atau mengantuk pada siang hari

• Iritabilitas, depresi atau kecemasan

• Konsentrasi dan perhatian berkurang

• Peningkatan kesalahan dan kecelakaan

• Ketegangan dan sakit kepala

• Gejala gastrointestinal
DIAGNOSIS
Diagnosis berdasarkan kriteria DSM-5 :

Keluhan utama berupa ketidakpuasan dengan lama waktu atau kualitas


tidur, dengan satu atau lebih keluhan dibawah:

• Gangguan tidur tersebut menyebabkan gangguan pada kehidupan


social, pekerjaan, pendidikan, akademis, perilaku, atau daerah
fungsi lainya.

• Kesulitan tidur tersebut terjadi sedikitnya 3 kali per minggu.

• Kesulitan tidur tersebut ada pada setidaknya 3 bulan.

• Kesulitan tidur tersebut terjadi meski ada kesempatan yang cukup


untuk tidur
DIAGNOSIS
Diagnosis berdasarkan kriteria DSM-5 (Lanjutan) :

• Insomnia yang terjadi tidak dapat dijelaskan secara lebih baik dan
tidak terjadi hanya pada saat adanya gangguan tidur-bangun yang
lain (misalnya narkolepsi, gangguan pernafasan pada tidur,
gangguan tidur karena irama sirkardian, atau parasomnia)

• Insomnia ini tidak terjadi karena efek fisiologis dari obat atau
substansi (misalnya penyalahgunaan obat, obat-obatan tertentu)

• Gangguan jiwa yang ada bersamaan dengan gangguan tidur dan


kondisi medis lain tidak bisa menjelaskan adanya keluhan utama
insomnia.
PENATALAKSANAAN NON-FARMAKO
1. Stimulus Conrol
• Hanya berada ditempat tidur apabila penderita benar-benar kelelahan
atau tiba waktu tidur
• Hanya gunakan tempat tidur untuk tidur atau berhungan sexual.
Membaca, menonton TV, membuat kerja tidak boleh dilakukan di
tempat tidur
• Tinggalkan tempat tidur jika penderita tidak bisa tidur, dan masuk
kembali jika penderita sudah merasa ingin tidur kembali
• Bangun pada waktu yang telah ditetapkan setiap pagi
• Hindari tidur di siang hari
PENATALAKSANAAN NON-FARMAKO
2. Sleep Restriction
• Hitung rata-rata total waktu tidur pada penderita. Data didapatkan melalui catatan
waktu dan jumlah tidur yang dibuat penderita sekurang-kurangnya 2 minggu

• Batasi jam tidur berdasarkan perhitungan jumlah waktu tidur

• Estimasi tidur yang efisien setiap minggu dengan menggunakan rumus (jumlah
jam tidur/jumlah waktu di tempat tidur x 100)

• Tingkatkan jam tidur 15-20 menit jika efisiensi tidurr > 90%, sebaliknya kurangi 15-
20 menit jika < 80%, atau pertahankan jumlah jam tidur jika efisiensi tidur 80-90%

• Setiap minggu sesuaikan jumlah tidur berdasarkan perhitungan yang dilakukan

• Jangan tidur kurang dari 5 jam

• Tidur di siang hari diperbolehkan, tetapi tidak melebihi 1 jam

• Pada usia lanjut, jumlah jam tidur dikurangi hanya apabila efisiensi tidur kurang
dari 75%
PENATALAKSANAAN NON-FARMAKO

3. Sleep Hygiene
• Hindari mengkonsumsi alkohol, kafein dan produk nikotin sebelum tidur

• Meminimumkan suasana bising, pencahayaan yang terlalu terang, suhu ruangan yang terlalu
dingin atau panas

• Pastikan kamar tidur mempunyai ventilasi yang baik

• Menggunakan bantal dan kasur yang nyaman dengan penderita

• Hindarimakanan dalam jumlah yang banyak sebelum tidur

• Elakkan membawa pikiran yang bisa mengganggu tidur sewaktu di tempat tidur

• Lakukan senam secara teratur (3-4x/minggu), dan hindari melakukan aktivitas yang berat
sebelum tidur

4. Cognitive Therapy
• Merupakan suatu metode untuk mengubah pola pikir, pemahaman penderita yang salah
tentang sebab dan akibat insomnia.
PENATALAKSANAAN FARMAKO
1. Benzodiazepine (Nitrazepam,Trizolam, dan Estazolam)
2. Non benzodiazepine (Chloral-hydrate, Phenobarbital)
Cont. . .
WARNING !!!
• Kontraindikasi :

– Sleep apneu syndrome

– Congestive Heart Failure

– Chronic Respiratory Disease

• Penggunaan Benzodiazepine pada wanita hamil mempunyai risiko


menimbulkan “teratogenic effect” (e.g.cleft-palate abnormalities)
khususnya pada trimester pertama. Juga benzodiazepine
dieksresikan melalui ASI, berefek pada bayi (penekanan fungsi
SSP)
PROGNOSIS
• Prognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuat dan juga
terapi pada gangguan lain spt depresi dll. Lebih buruk jika gangguan
ini disertai skizophrenia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai