Pengajar
Ir. Effendy Susilo, M.T
POLITEKNIK NEGERI
SRIWIJAYA
2017
Bab 1. PENDAHULUAN
• 1.1 Pengertian dan Fungsi Pondasi
setiap struktur bangunan baik bangunan air, bangunan gedung,
maupun bangunan transportasi , pada umumnya terdiri dari 2 bagian yaitu :
Liu, C . AND EVETT, J.B. 1995. Soils and Foundations. John Wiley and
Sons, New York.
Dalam rekayasa pondasi, kriteria tanah baik adalah tanah yang mempunyai
kemampuan dalam menerima beban, yaitu tanah dengan kemampuan daya
dukung yang tinggi, tanah yang tidak mudah mampat dan tanah yang
keras, dan menghasilkan penurunan yang kecil, misalnya lapisan batuan.
Sedang tanah jelek, adalah tahnah yang mudah mampat, mempunyai
daya dukung yang rendah dan menghasilkan penurunan yang besar, misalnya
tanah organik (humus, gambut) dan lempung gemuk (fat clay).
Z/B ≤ 4.
B B
L
Z
L L
B
B B
B
B
d. Empat persegi panjang, dengan sisi-sisi B m x L m
B
BxL
Gambar 2.3 Bentuk-bentuk penampang dasar pondasi
• 2.4 Prinsip-prinsip perencanaan pondasi dangkal
a. pertimbangan geoteknik
- pondasi direncanakan sedemikian rupa, sehingga
tegangan tanah yang terjadi akibat pembebanan tidak
melampau daya dukung ujinya
- structural pondasi dibuat dari bahan dengan mutu yang sesuai dengan
bangunan atas dan kondisi setempat dimana bangunan ini didirikan
m. a. t
• 2.6 Daya Dukung
• 2.6.1 Pendahuluan
Adalah kemampuan tanah dibawah dasar pondasi untuk
mendukung bebean yang bekerja pada pondasi. Beban ini akan
menyebabkan timbulnya tegangan pada tanah di bawah dasar
pondasi. Makin besar beban yang bekerja, makin besar pula
tegangan yang timbul, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
penurunan pada pondasi (settlement).
Bila beban meningkat, tegangan yang timbul bertambah
besar, maka pondasi akan semakin turun dan suatu saat terjadi
keruntuhan/kelongsoran daya dukung (failure bearing capacity).
Besarnya beban yang menyebabkan terjadinya
kelongsoran, disebut beban longsor dan tegangan tanah
yang timbul pada saat longsor disebut daya dukung batas
(ultimate bearing capacity).
Bila pada pondasi bekerja beban Q , maka pada tanah
dibawah dasar pondasi akan timbul tegangan sebesar .
Semakin besar beban Q yang bekerja, maka semakin besar
tegangan tanah yang timbul. Dengan semakin besar nilai
tegangan yang timbul, maka semakin besar terjadinya
penurunan (settlement).