Anda di halaman 1dari 31

ANATOMI FARING

Oleh:
LUTH LOLLY RAHIM A.S
FAB 118 074

Pembimbing:
dr. NUNUN CHATRA KRISTINAE, Sp.THT –
KL

KEPANITERAAN KLINIK SMF TELINGA, HIDUNG, DAN


TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
OKTOBER 2019 1
ANATOMI FARING
 Pharynxkantong fibromuskular
Lokasi:
Di belakang cavum nasal, cavum
oris dan laring
Memanjang dari dasar tengkorak ke
batas inferior kartilago krikoid
(anterior) & batas inferior vertebra
C6 (posterior)
Dimensi :
Panjang : 12-14cm
Lebar: 1,5 cm-3,5 cm
Terdiri :
Nasopharinx
Oropharynx
Atas : Basis
Sphenoid
•Belakang: Cervical NASOPHARINX
I & II (EPIPHARYNX)
•Bawah : Soft
palate (palatum
mole)

Bangunan :
Ostium tuba
Adenoid
Fossa
Rosenmulleri
Ismus
nasofaring
4
OROPHARYNX
(MESOPHARYNX)

•Depan : Cavum oris


•Atas : Palatum mole
•Belakang: Cervical
II & III
•Bawah : Epiglottis

Lingual tonsil
Bangunan :
Tonsila
palatina
Fossa
supratonsil
Tonsila
lingualis

6
LARYNGOPHARYNX
(HIPOPHARYNX)
LARYNGOPH
ARYNX
(HIPOPHAR
Depan : aditus
YNX)
laring
Atas: epiglotis
Bawah : kartilago
krikoid
Belakang :
Vertebrae servical
3,4,5,6

Bangunan :
 Valekula
 Fossa / sinus
piriformis
9
WALDEYER’S RING
Fungsi: proteksi /
pertahanan tubuh
1. Satu tonsil adenoid
2. Dua tonsil tuba
3. Dua tonsil palatine
4. Satu tonsil lingual
OTOT-OTOT PHARYNX
1. EKSTERNAL :
 M.constrictor pharyngis superior
 M.constrictor pharyngis medius
 M.constrictor pharyngis inferior

2. INTERNAL :
 M. palatopharyngeus
 M. salpingopharyngeus
 M. stylopharyngeus
 M. Levator vili palatini
13
VASKULARISASI PHARYNX
Berasal dari
cabang arteri
karotis
eksterna :
• A. pharyngea ascendens

• A. palatina ascendens

• A. facial

• A. maxillaris

• A. lingualis
VASKULARISASI PHARYNX

 Superior:
Plexus
pterigoid
 Inferior : Vena
jugularis
interna
INERVASI
PHARYNX
REFERENSI
Putz R., Pabst R., Sobotta : Atlas anatomi manusia. Edisi 22.
Jakarta : EGC. 2006
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar ilmu
kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. Edisi 6. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI; 2007.
Farokah. Kuliah faringologi. Semarang: Bagian THT FK Undip; 2013.

17
TERIMAKASIH 
19
FUNGSI FARING
Respirasi
Menelan
Resonansi Suara dan Artikulasi

20
MOTILITAS → MENELAN
Menelan = keseluruhan proses memindahkan makanan
dari mulut melalui esofagus hingga ke lambung

Dalam proses menelan akan terjadi hal-hal berikut:


■ Pembentukan bolus makanan dg ukuran dan konsistensi yg baik.
■ Upaya sfingter mencegah terhamburnya bolus.
■ Mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring saat respirasi.
■ Mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring.
■ Kerjasama antar otot-otot di rongga mulut utk mendorong bolus makanan ke
arah lambung.
■ Usaha utk membersihkan kembali esofagus.

21
MENELAN DIBAGI MENJADI :
1. Fase Oral Volunter
2. Fase Faringeal
3. Fase Esofageal Involunter

22
FASE ORAL
Terjadi secara sadar.
Makanan dikunyah dan bercampur dg liur
membentuk bolus.
Bolus bergerak dari rongga mulut melalui dorsum
lidah, terletak di bagian tengah lidah akibat
kontraksi otot intrinsik lidah.

23
FASEM. ORAL
levator Kontraksi M. Kontraksi M.
veli palatini palatoglosus palatofaring
menyebabkan sehingga bolus
berkontraks ismus fausium tidak berbalik ke
i tertutup rongga mulut

Akibat kontraksi
Rongga M. levator veli
lekukan palatini terjadi
dorsum lidah penutupan
nasofaring secara
diperluas bersamaan
Palatum mole
dan bagian Bolus
atas dinding
posterior terdorong
faring ke posterior
terangkat
24
TAHAP ORAL – TAHAP FARINGEAL

25
TAHAP ESOFAGUS

1. Pusat menelan memicu gelombang


peristaltik primer (dari pangkal ke ujung
esofagus) mendorong bolus di depannya
menelusuri esofagus untuk masuk ke lambung
2. Bila bolus yang tertelan besar dan
lengket→meregangkan esofagus →merangsang
reseptor tekanan di dindingnya (juga
meningkatkan sekresi liur)→tjd pengaktifan
gelombang peristaltik kedua

26
27
FUNGSI FARING DALAM
PROSES BICARA
Saat bicara dan menelan terjadi gerakan antara
otot-otot palatum dan faring, yaitu berupa
gerakan pendekatan palatum mole ke arah
dinding belakang faring yang melibatkan
m.salpingofaring, m.palatofaring, m.levator veli
palatini dan m.konstriktor faring superior.

28
29
REFERENSI
Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta:
EGC; 2012
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar ilmu
kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. Edisi 6. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI; 2007.
Farokah. Kuliah faringologi. Semarang: Bagian THT FK Undip; 2013.

30
THANK YOU

31

Anda mungkin juga menyukai