Anda di halaman 1dari 28

KAJIAN

PERATURAN MENTRI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NO. 24 TAHUN 2016 TENTANG
PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN DAN
PRASARANA RUMAH SAKIT
DOWES LARUNGKONDO / 120212042
JESICCA M. WALUKOW / 13021102126
TUJUAN
Menanggapi undang-undang dasar negara republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 5 ayat 1
Pasal 20
Pasal 28H ayat 1
Pasal 34
Menanggapi undang-undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
Pasal 10 Ayat 3
Pasal 11 Ayat 6
Menanggapi Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit pasal 13 Ayat 5
TUJUAN
Menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat melalui peraturan perundang-undangan
Memberikan Peraturan untuk pengadaan serta pengelolaan Rumah sakit
mewujudkan Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit yang fungsional dan sesuai dengan
tata bangunan dan prasarana yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;
mewujudkan tertib pengelolaan bangunan dan prasarana yang menjamin keandalan
teknis bangunan dan prasarana dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan; dan
meningkatkan peran serta pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam
pengelolaan Rumah Sakit yang sesuai dengan persyaratan teknis.
FUNGSI
Memberikan Panduan bagi Arsitek untuk
melakukan proses pengadaan rumah sakit
dalam mendesain
Sebagai standar perancangan Rumah sakit
bagi Arsitek
HAL-HAL YANG DIATUR
Bangunan rumah sakit , diatur pada pasal 4 – 17
Persyaratan teknis tentang bangunan rumah sakit pasal 8 – 17
Prasarana Rumah sakit 18 – 33
Instalasi Air
Instalasi Mekanikal dan Elektrikal
Instalasi Gas medik dan vakum medik
Instalasi uap
Instalasi pengolahan limbah
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Instalasi tata udara
System informasi dan komunikasi
Ambulans
Pemeliharaan bangunan dan prasarana rumah sakit, pasal 34 – 35
Sumber daya manusia, pasal 36
Pembinaan dan pengawasan pasal 37.
KETERKAITAN
TERDAPAT PADA PASAL-PASAL YANG MENGATUR
TENTANG PEDOMAN-PEDOMAN TENTANG RUMAH
SAKIT
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS PEMAHAMAN UMUM Ayat 3
Prasarana Rumah Sakit adalah utilitas yang terdiri
atas alat, jaringan dan sistem yang membuat suatu
bangunan Rumah Sakit bisa berfungsi.
Pasal 1
Ayat 1
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan Ayat 4
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan Rencana Blok Bangunan Rumah Sakit adalah peletakan
perorangan secara paripurna yang menyediakan blok-blok bangunan dengan bentuk rencana atapnya
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat yang ditempatkan pada permukaan suatu tapak, dimana
konsep tata letak memperhatikan hubungan pola
aktifitas antar blok bangunan tersebut.
Ayat 2
Bangunan Rumah Sakit adalah wujud fisik hasil
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat Ayat 5
dan kedudukannya, sebagian atau seluruhnya yang Massa Bangunan adalah elemen tapak (site) yang
berada di atas tanah/perairan, ataupun di bawah berbentuk bangunan, baik secara individual maupun
tanah/perairan yang digunakan untuk kelompok yang ditata dengan pengorganisasian tertentu
penyelenggaraan Rumah Sakit. sehingga membentuk ruang luar yang jelas alurnya.
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS PEMAHAMAN UMUM Ayat 8
Kompartemen adalah sistem proteksi ruangan yang
tahan terhadap api dengan seluruh dinding, lantai,
langit-langit dan bukaan-bukaan menggunakan
Ayat 6
bahan bangunan yang mempunyai tingkat
Ruang adalah gabungan/kumpulan dari
ketahanan api minimal 2 (dua) jam
ruanganruangan sesuai fungsi dalam pelayanan
Rumah Sakit yang saling berhubungan dan terkait satu
Ayat 9
sama lain dalam rangka pencapaian tujuan pelayanan
Instalasi adalah jaringan utilitas mulai dari sumber
kesehatan dari suatu Ruang.
hingga penggunaan.
Ayat 10
Ayat 7 Pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk melakukan
Ruangan adalah bagian dari Ruang merupakan pengelolaan bangunan dan prasarana secara promosi,
tempat yang dibatasi oleh bidang-bidang fisik inspeksi, preventif, dan korektif agar tetap berfungsi
maupun non fisik yang memiliki fungsi spesifik.
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS PEMAHAMAN UMUM Ayat 3
Aspek keandalan bangunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi persyaratan keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, sesuai
Pasal 6
fungsi Rumah Sakit.
Ayat 1
Persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b terdiri Pasal 7
atas aspek tata bangunan dan keandalan bangunan. Persyaratan teknis Bangunan Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf c terdiri atas:
Ayat 2 a. Rencana Blok Bangunan;
Aspek tata bangunan sebagaimana dimaksud pada b. Massa Bangunan;
ayat (1) meliputi peruntukan dan intensitas c. tata letak bangunan (site plan);
bangunan, arsitektur bangunan, dan pengendalian d. pemanfaatan Ruang; dan
dampak lingkungan. e. desain tata Ruang dan komponen bangunan.
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS BANGUNAN RUMAH Peruntukan dan intensitas Bangunan Rumah Sakit
PERSYARATAN TEKNIS Ayat 3

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan


SAKIT berdasarkan ketentuan tentang tata Ruang wilayah
Pasal 8
daerah, rencana tata bangunan dan lingkungan
Ayat 1
yang ditetapkan, dan peraturan bangunan daerah
Rencana Blok Bangunan sebagaimana dimaksud
setempat.
dalam Pasal 7 huruf a harus sesuai peruntukan dan
intensitas Bangunan Rumah Sakit.
Pasal 9
Ayat 2 Massa Bangunan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud
Rencana Blok Bangunan Rumah Sakit sebagaimana dalam Pasal 7 huruf b harus memenuhi syarat sirkulasi
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi udara dan pencahayaan, kenyamanan, keselarasan, dan
persyaratan: keseimbangan dengan lingkungan.
a. peruntukan lokasi bangunan;
b. kepadatan bangunan;
c. ketinggian bangunan; dan
d. jarak bebas bangunan.
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS BANGUNAN RUMAH Ayat 1
PERSYARATAN TEKNIS Pasal 12

Desain tata Ruang dan desain komponen bangunan


SAKIT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e harus
Pasal 10
dapat meminimalisir risiko penyebaran infeksi.
Tata letak bangunan (site plan) sebagaimana
Desain tata Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat
dimaksud dalam Pasal 7 huruf c harus memenuhi
(1) harus memperhatikan alur kegiatan petugas dan
syarat zonasi berdasarkan tingkat risiko penularan
pengunjung Rumah Sakit.
penyakit, zonasi berdasarkan privasi, dan zonasi
berdasarkan pelayanan atau kedekatan hubungan
fungsi antar Ruang pelayanan.
Pasal 13
Ayat 1
Pasal 11 Bangunan Rumah Sakit harus memenuhi peil banjir
Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud dalam dengan tetap menjaga keserasian lingkungan sesuai
Pasal 7 huruf d dalam Bangunan Rumah Sakit harus dengan ketentuan yang ditetapkan pada masingmasing
efektif sesuai fungsi pelayanan. wilayah.
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS BANGUNAN RUMAH
PERSYARATAN TEKNIS

SAKIT Ayat 3
Ayat 2 Akses/pintu utama sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Peil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus terlihat dengan jelas agar pasien dan pengantar
merupakan elevasi atau titik ketinggian yang pasien mudah mengenali pintu masuk utama.
dinyatakan dengan satuan meter sebagai pedoman
dalam mendirikan bangunan.
Ayat 4
Akses/pintu pelayanan gawat darurat sebagaimana
Pasal 14 dimaksud pada ayat (2) harus mudah diakses dan
Ayat 1 mempunyai ciri khusus.
Lahan bangunan Rumah Sakit harus dibatasi dengan
pemagaran yang dilengkapi dengan akses/pintu Ayat 5
yang jelas. Akses/pintu layanan servis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berdekatan dengan dapur dan daerah penyimpanan
Ayat 2
persediaan/gudang penerimaan barang logistik dari luar serta
Akses/pintu yang jelas sebagaimana dimaksud pada
berdekatan dengan lift servis.
ayat (1) paling sedikit untuk akses/pintu utama,
akses/pintu pelayanan gawat darurat, dan
akses/pintu layanan servis.
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS BANGUNAN RUMAH Fasilitas
PERSYARATAN TEKNIS Ayat 2
yang aksesibel sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
SAKIT
• Toilet
• Korodor
• Tempat Parkir
Pasal 15 • Telepon Umum
Ayat 1 • Jalur pemandu
Bangunan Rumah Sakit harus menyediakan • Rambu atau marka
fasilitas yang aksesibel bagi penyandang cacat dan • Pintu dan
lanjut usia untuk menjamin terwujudnya • Tangga, lift, dan /atau ram
kemudahan bagi semua pengguna baik di dalam
maupun diluar Bangunan Rumah Sakit secara Pasal 16
mudah, aman, nyaman dan mandiri. Bangunan Rumah Sakit terdiri atas :
• Ruang rawat jalan
• Ruang rawat inap
• Ruang gawat darurat
• Ruang Operasi
• Ruang perawatan Intensif
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS BANGUNAN RUMAH
PERSYARATAN TEKNIS

SAKIT
• Ruang Kebidanan dan penyakit kandungan
• Ruang Rehabilitasi Medik • Ruang Penyuluhan kesahatan masyarakat
• Ruang Radiologi Rumah Sakit
• Ruang Laboratorium • Ruang Menyusui
• Bank darah Rumah Sakit • Ruang Mekanik
• Ruang Sterilisasi • Ruang dapur dan Gizi
• Ruang Farmasi • Laundry
• Ruang rekam medis • Kamar Jenazah
• Ruang tenaga Kesehatan • Taman
• Ruang pendidikan dan Latihan • Pengelolaan Sampah
• Ruang Kantor administrasi • Pelataran Parkir yang mencukupi
• Ruang Ibadah
• Ruang Tunggu
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS PRASARANA
SAKIT
RUMAH INSTALASI AIR
Pasal 19
Ayat 1
Pasal 18
Instalasi air Meliputi :
Prasarana Rumah Sakit meliputi:
• Instalasi air minum/bersih
• Instalasi air
• Instalasi air kotor / limbah dan
• Instalasi mekanikal dan elektrikal
• Instalasi air hujan
• Instalasi gas medik dan vakum medik
• Instalasi uap Ayat 2
• Instalasi pengelolahan limbah Persyaratan Instalasi air minum / bersih
• Pencegahan dan penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a terdiri
• Petunjuk, persyaratan teknis dan sarana atas:
Evakuasi saat terjadi keadan darurat perencanaan sistem distribusi air minum/bersih
• Instalasi tata udara dalam Bangunan Rumah Sakit harus memenuhi
• System informasi dan komunikasi debit air dan tekanan minimal yang disyaratkan;
• Ambulans dan
penampungan air minum/bersih dalam Bangunan
Rumah Sakit diupayakan sedemikian rupa agar
menjamin kualitas air
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS INSTALASI AIR • air kotor/limbah yang mengandung bahan beracun dan
berbahaya tidak boleh digabung dengan air kotor/limbah
domestik;
Ayat 3 • air kotor/limbah yang berisi bahan beracun dan berbahaya
Persyaratan Instalasi air kotor/limbah (B3) harus diproses sesuai dengan ketentuan peraturan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b perundang-undangan; dan
terdiri atas: • air kotor/limbah domestik sebelum dibuang ke saluran
• sistem Instalasi air kotor/limbah harus terbuka harus diproses sesuai dengan pedoman dan
direncanakan dan dipasang dengan standar teknis yang berlaku.
mempertimbangkan jenis dan tingkat
bahayanya;
Ayat 4
• pertimbangan jenis air kotor/limbah
Persyaratan Instalasi air hujan sebagaimana dimaksud pada
diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem
ayat (1) huruf c terdiri atas:
pengaliran/pembuangan dan penggunaan
• sistem Instalasi air hujan harus direncanakan dan dipasang
peralatan yang dibutuhkan;
dengan mempertimbangkan ketinggian permukaan air
• pertimbangan tingkat bahaya air kotor/limbah
tanah, permeabilitas tanah, dan ketersediaan jaringan
diwujudkan dalam bentuk sistem pengolahan
drainase lingkungan/kota;
dan pembuangannya;
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS • sistem Instalasi air hujan harus dipelihara untuk mencegah
terjadinya endapan dan penyumbatan pada saluran; dan
INSTALASI AIR • pemanfaatan kembali air hujan dapat dilakukan sesuai
• bangunan Rumah Sakit dan pekarangannya ketentuan peraturan perundangundangan.
harus dilengkapi dengan sistem Instalasi air
hujan;
• untuk daerah tertentu, air hujan harus
diresapkan ke dalam tanah pekarangan INSTALASI MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
dan/atau dialirkan ke sumur resapan sebelum
dialirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota Pasal 20
sesuai dengan ketentuan peraturan Instalasi mekanikal dan elektrikal pada Bangunan Rumah
perundang-undangan; Sakit meliputi:
• bila belum tersedia jaringan drainase kota • Instalasi transportasi vertical
ataupun sebab lain yang dapat diterima, maka • Instalasi system pencahayaan
penyaluran air hujan harus dilakukan dengan • Instalasi system kelistrikan
cara lain yang ditetapkan oleh instansi yang • Instalasi proteksi petir
berwenang;
PASA-PASAL TENTANG Ayat PEDOMAN
4

TEKNIS INSTALASI MEKANIKAL Luas lift pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling
kecil berukuran 1,50 x 2,30 meter dengan lebar pintu tidak
DAN ELEKTRIKAL kurang dari 1,20 meter untuk memungkinkan lewatnya
tempat tidur dan brankar/tempat tidur pasien bersama-sama
Pasal 21
dengan pengantarnya.
Ayat 1
Ayat 5
Instalasi transportasi vertikal sebagaimana
Dalam hal lift pengunjung digunakan sebagai lift pasien,
dimaksud dalam Pasal 20 huruf a terdiri atas lift,
ukuran lift pengunjung harus sama dengan lift pasien
eskalator, dan/atau lift pelayan (dumbwaiter).
sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
Ayat 2
Ayat 6
Lift sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
Setiap bangunan Rumah Sakit yang menggunakan lift harus
atas lift pasien, lift pengunjung, dan lift servis.
menyediakan lift khusus kebakaran yang dimulai dari lantai
Ayat 3
dasar bangunan (ground floor).
Jumlah, kapasitas, ukuran, dan konstruksi lift
Ayat 7
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
Dalam hal Rumah Sakit tidak memiliki lift khusus kebakaran,
berdasarkan fungsi dan luas Bangunan Rumah
lift pasien, lift pengunjung, atau lift servis sebagaimana
Sakit, jumlah pengguna Ruang, dan keselamatan
dimaksud pada ayat (2) dapat diatur pengoperasiannya
pengguna Bangunan Rumah Sakit.
sehingga dalam keadaan darurat dapat digunakan khusus
oleh petugas kebakaran.
PASA-PASAL TENTANG Ayat PEDOMAN
4

TEKNIS DAN ELEKTRIKAL


INSTALASI MEKANIKAL Sistem pencahayaan buatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus direncanakan berdasarkan tingkat iluminasi
Pasal 22 yang dipersyaratkan sesuai fungsi Ruang Bangunan Rumah
Ayat 1 Sakit dengan mempertimbangkan efisiensi, penghematan
Instalasi sistem pencahayaan sebagaimana dimaksud energi yang digunakan, dan penempatannya tidak
dalam Pasal 20 huruf b terdiri atas sistem pencahayaan menimbulkan efek silau atau pantulan.
alami, pencahayaan buatan, dan pencahayaan darurat. Ayat 5
Ayat 2 Sistem pencahayaan buatan sebagaimana dimaksud pada
Sistem pencahayaan alami dan buatan sebagaimana ayat (1) harus dilengkapi dengan pengendali manual
dimaksud pada ayat (1) diterapkan pada Ruangan baik di dan/atau otomatis, dan ditempatkan pada tempat yang
dalam bangunan maupun di luar Bangunan Rumah Sakit. mudah dicapai/dibaca oleh pengguna Ruang.
Ayat 3 Ayat 6
Sistem pencahayaan alami sebagaimana dimaksud pada Sistem pencahayaan darurat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus optimal disesuaikan dengan fungsi ayat (1) harus dipasang pada Bangunan Rumah Sakit dengan
Bangunan Rumah Sakit dan fungsi masing-masing Ruang fungsi tertentu dan dapat bekerja secara otomatis, serta
di dalam Bangunan Rumah Sakit. mempunyai tingkat pencahayaan yang cukup untuk evakuasi
yang aman.
PASA-PASAL TENTANG Pasal PEDOMAN
24

TEKNIS DAN ELEKTRIKAL


INSTALASI MEKANIKAL Instalasi proteksi petir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
huruf d bertujuan untuk mengurangi secara nyata risiko
Pasal 23 kerusakan yang disebabkan oleh petir terhadap Bangunan
Ayat 1 Rumah Sakit, termasuk manusia, peralatan, dan
Instalasi sistem kelistrikan sebagaimana dimaksud dalam perlengkapan bangunan lainnya dalam Bangunan Rumah
Pasal 20 huruf c harus memenuhi persyaratan yang Sakit.
meliputi:
• sumber daya listrik; INSTALASI MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
• panel hubung bagi;
Pasal 25
• Jarin an distribusi listrik;
Ayat 1
• perlengkapan serta Instalasi listrik untuk memenuhi
Instalasi gas medik dan vakum medik meliputi:
kebutuhan Bangunan Rumah Sakit yang terjamin
• sumber gas medik dan vakum medik;
terhadap aspek keselamatan manusia;
• jaringan pemipaan sistem gas medik dan vakum medik;
• keamanan Instalasi listrik beserta perlengkapannya;
dan
• keamanan Rumah Sakit serta isinya; dan
• terminal sistem gas medik dan vakum medik
• perlindungan lingkungan dari bahaya listrik.
PASA-PASAL TENTANG Ayat PEDOMAN
4

TEKNIS DAN ELEKTRIKAL


INSTALASI MEKANIKAL Jaringan pemipaan sistem gas medik dan vakum medik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi :
Ayat 2 • Katup
Sumber gas medik dan vakum medik sebagaimana • Rakitan buatan pabrik
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : • Rel gas medik (rgm) yang terpasang pada permukaan
• Silinder medik • Indicator tekanan dan vakum
• Oksigen Konsentrator • System peringatan
• Composer udara • Distribusi
• Pompa vakum • Penanaman dan identifikasi
• Pompa buangan sisa gas anasteri
Ayat 3
Silinder medik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf Ayat 5
a meliputi silinder gas, silinder gas cair (PGS), dan Terminal sistem gas medik dan vakum medik sebagaimana
container cair (cryogenik). dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:
• Stasiun outlet dan inlet
• Regulator tabung yang dipergunakan langsung ke pasien
melalui gas medik
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS INSTALASI UAP
Ayat 4.
Pasal 26 Uap yang dialirkan untuk dipergunakan pada peralatan dapur
Ayat 1 atau keperluan laundry atau jenis Uap yang dialirkan untuk
Instalasi uap meliputi sumber uap, distribusi uap, dan dipergunakan pada peralatan dapur atau keperluan laundry
terminal uap. atau jenis
Ayat 2 Ayat 5
Sumber uap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sistem distribusi uap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperoleh dari boiler (katel uap). harus direncanakan dan diatur sehingga dengan tekanan uap
Ayat 3 yang minimal, peralatan yang menggunakan uap dapat
Penempatan sumber uap sebagaimana dimaksud pada bekerja dengan baik.
ayat (2) harus mudah diamati, dipelihara, dan tidak Ayat 6
membahayakan, mengganggu dan merugikan lingkungan, Sistem distribusi uap sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
bagian Bangunan Rumah Sakit dan Instalasi lain, serta harus dipelihara untuk mencegah kebocoran
diperhitungkan berdasarkan peraturan dan standar teknik
yang berlaku.
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS LIMBAH
INSTALASI PENGELOLAAN
Ayat 3
Pasal 27 Akses menuju Instalasi pengelolaan limbah melalui
Ayat 1 akses/pintu layanan servis.
• Instalasi pengelolaan limbah meliputi;
• Instalasi pengelolaan limbah padat; PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
• Instalasi pengelolaan limbah cair;
• Instalasi pengelolaan limbah gas;
• Instalasi pengelolaan limbah radioaktif; dan Pasal 28
• Instalasi pengolahan limbah bahan beracun dan Ayat 1
berbahaya. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran terdiri atas:
Ayat 2 • sistem proteksi pasif; dan
Instalasi pengelolaan limbah padat, limbah cair, limbah • sistem proteksi aktif.
gas, limbah radioaktif, dan limbah bahan beracun dan Ayat 2
berbahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: Penerapan sistem proteksi pasif sebagaimana dimaksud pada
• sumber/pewadahan/alat sanitasi; ayat (1) huruf a didasarkan pada fungsi/klasifikasi risiko
• jaringan; dan kebakaran, geometri Ruang, bahan bangunan terpasang,
• pengolahan akhir. dan/atau jumlah dan kondisi penghuni dalam Bangunan
Rumah Sakit
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN
Ayat 5
Sistem proteksi aktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Ayat 3 KEBAKARAN huruf b meliputi:
Sistem proteksi pasif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) • sistem pemadam kebakaran;
huruf a harus memenuhi: • sistem deteksi dan alarm kebakaran; dan
• persyaratan kinerja; • sistem pengendalian asap kebakaran.
• tingkat ketahanan api dan stabilitas; PETUNJUK PERSYARATAN TEKNIS DAN SARANA
• tipe konstruksi tahan api;
EVAKUASI SAAT TERJADI KEADAAN DARURAT
• tipe konstruksi yang diwajibkan;
• kompartemenisasi kebakaran; dan
• perlindungan pada bukaan.. Pasal 29
Ayat 4 Ayat 1
Penerapan sistem proteksi aktif sebagaimana dimaksud Setiap Bangunan Rumah Sakit harus menyediakan sarana
pada ayat (1) huruf b didasarkan pada fungsi, klasifikasi, evakuasi yang meliputi sistem peringatan bahaya bagi
luas, ketinggian, volume bangunan, dan/atau jumlah dan pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi, yang
kondisi penghuni dalam Bangunan Rumah Sakit. dapat menjamin pengguna Bangunan Rumah Sakit untuk
melakukan evakuasi dari dalam Bangunan Rumah Sakit secara
aman apabila terjadi bencana atau keadaan darurat.
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS TEKNIS DAN SARANA
PETUNJUK PERSYARATAN

EVAKUASI SAAT TERJADI


Ayat 2 KEADAAN DARURAT Ayat 2
Sarana evakuasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Instalasi ventilasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
harus dapat digunakan oleh semua orang termasuk a terdiri atas ventilasi alami dan/atau ventilasi
penyandang cacat dan lanjut usia mekanik/buatan yang memenuhi syarat sesuai dengan
Ayat 3 fungsinya
Sarana evakuasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Ayat 3
merupakan sarana keselamatan jiwa pada Bangunan Sistem Instalasi tata udara pada Bangunan Rumah Sakit harus
Rumah Sakit. dirancang tidak menyebabkan terjadinya penularan penyakit.
Ayat 4
Pemasangan Instalasi tata udara di Rumah Sakit harus
INSTALASI TATA UDARA mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan energi dan
Pasal 30 ramah lingkungan.
Ayat 1
Instalasi Tata udara pada Bangunan Rumah Sakit Meliputi
:
• Instalasi Ventilasi
• Instalasi Sistem pengkondisian udara
PASA-PASAL TENTANG PEDOMAN
TEKNIS KOMUNIKASI
SISTEM INFORMASI DAN
Ayat 4
Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi dan sistem
PASAL 31 komunikasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
Ayat 1 perundang-undangan.
Sistem informasi di Rumah Sakit harus didesain dengan
sistem keamanan yang optimal untuk menjamin aplikasi
hanya dapat diakses oleh petugas yang berwenang. AMBULANS
Ayat 2
Sistem komunikasi dalam Bangunan Rumah Sakit Pasal 32
dimaksudkan sebagai penyediaan sistem komunikasi baik Ayat 1
untuk keperluan internal bangunan maupun untuk Ambulans meliputi ambulans air, darat, dan udara.
hubungan ke luar pada saat terjadi kebakaran dan/atau Ayat 2
kondisi darurat lainnya. Ambulans darat meliputi ambulans transport, ambulans
Ayat 3 gawat darurat, dan kereta jenazah.
Sistem komunikasi antara lain sistem telepon, sistem tata
suara, sistem panggil perawat, dan sistem voice
evacuation.
LAMPIRAN
thanks
and

GOD BLESS

Anda mungkin juga menyukai