Anda di halaman 1dari 40

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Malaria Di Desa Mata Air Kecamatan


Kupang Tengah Kabupaten Kupang Tahun 2016

Johanna Angelia Damanuna


1207017160

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana
Kupang
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat karena sampai dengan saat ini belum dapat
diselesaikan. Penyakit malaria disebabkan oleh
sekelompok parasit yang disebut plasmodium yang
hidup dalam sel darah merah dan ditularkan oleh
nyamuk Anopheles, Sp.
Penyebaran malaria disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain, adanya perubahan lingkungan yang tidak
terkendali seperti genangan air, persawahan dan semak-
semak yang dapat menimbulkan tempat perindukan
maupun tempat istirahat sementara bagi nyamuk
malaria. Faktor perilaku masyarakat juga memungkinkan
terjadinya penularan seperti tidak menggunakan
kelambu dan tidak menggunakan insektisida pembasmi
nyamuk pada saat tidur malam dan kebiasaan berada di
luar rumah pada malam hari.
Menurut Riskesda 2013, insiden malaria berdasarkan
diagnosis sebesar 0,35% atau 3,5 per 1000 penduduk
(Profil Kesehatan Indonesia, 2013).
Pada tahun 2014 di Indonesia dengan API per 1000
penduduk tertinggi yaitu Papua (29,57), Papua Barat
(20,85) dan Nusa Tenggara Timur (12,81). (Profil
Kesehatan Indonesia, 2014)
Pada tahun 2012, jumlah penderita klinis
sebanyak 8.203 penderita dan penderita dengan
pemeriksaan laboratorium (penderita positif)
sebanyak 2.116 (Profil Kesehatan Kabupaten
Kupang, 2012).
• Tahun 2013 terjadi penurunan penderita penyakit
malaria dengan jumlah penderita klinis sebanyak
1.743 penderita dan penderita dengan pemeriksaan
laboratorium (penderita positif) sebanyak 866
(Profil Kesehatan Kabupaten Kupang, 2013).
• Tahun 2014 kembali terjadi peningkatan penderita
malaria dengan jumlah penderita klinis sebanyak
6.980 penderita dan penderita dengan pemeriksaan
laboratorium (penderita positif) sebanyak 1.166.
Desa TAHUN TOTAL
2013 2014 2015
Oelnasi 4 2 80 86
Oelpuah 2 0 17 19
Oebelo 14 5 70 89
Noelbaki 68 63 144 275
Tarus 61 72 155 288
Penfui Timur 5 2 81 88
Mata Air 43 57 170 270
Tanah Merah 15 20 45 80
Total 212 221 762 1195
Hasil survei dan observasi awal yang dilakukan di Desa Mata Air
dapat dilihat bahwa rumah masyarakat sebagian besar berada di dekat
lahan persawahan, irigasi, dan selokan. Masyarakat di Desa Mata Air
juga mempunyai kebiasaan yang dapat menyebabkan kejadian malaria,
dari 5 rumah yang di survei 4 rumah diantaranya mempunyai
kebiasaan tidak menggunakan kelambu saat tidur malam, 3 rumah
diantaranya tidak membiasakan menggunakan insektisida pembasmi
nyamuk (obat nyamuk bakar/lotion) dan mempunyai kebiasaan keluar
rumah pada malam hari.
Berdasarkan masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian berjudul “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Malaria Di Desa Mata Air Kecamatan Kupang
Tengah Kabupaten Kupang Tahun 2016”.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di
atas, maka penulis merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah Faktor risiko apa saja yang
berhubungan dengan kejadian malaria di Desa Mata
Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang ?
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Menganalisis faktor risiko yang berhubungan kejadian malaria di Desa Mata Air
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis hubungan antara keberadaan genangan air dengan kejadian malaria di Desa
Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
b. Menganalisis hubungan antara penggunaan kawat kasa dengan kejadian malaria di Desa
Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
c. Menganalisis hubungan antara jenis dinding rumah dengan kejadian malaria di Desa Mata
Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
d. Menganalisis hubungan antara kondisi langit-langit rumah dengan kejadian malaria di
Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
e. Menganalisis hubungan antara kebiasaan menggunakan kelambu dengan kejadian malaria
di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
f. Menganalisis hubungan antara kebiasaan menggunakan insektisida pembasmi nyamuk
dengan kejadian malaria di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
g. Menganalisis hubungan antara kebiasaan keluar rumah pada malam hari dengan kejadian
penyakit malaria di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang
Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Institusi Pendidikan
4. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA

1. Penyakit Malaria
2. Faktor Risiko Malaria
3. Kerangka Konsep
METODOLOGI
PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah
observasi analitik dengan rancangan penelitian
Case Control (pendekatan kasus kontrol) yaitu
suatu penelitian yang menyangkut bagaimana
faktor risiko dipelajari dengan menggunakan
pendekatan retrospective. (Notoatmodjo, 2014)
Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Desa Mata


Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten
Kupang pada bulan November 2016.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang
yang berada di Desa Mata Air dengan jumlah
penduduk sebanyak 1.121 KK.
2. Sampel
Sampel kasus dalam penelitian adalah 49 orang,
sampel kontrol adalah 49 orang, dengan jumlah
sampel seluruhnya adalah 98 orang. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik Purposive
Sampling.
Defenisi
Operasional
Jenis, Teknik dan Instrument
Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan peneliti untuk
pengumpulan data adalah dengan menggunakan
kuesioner yang dibagikan kepada responden.
3. Instrument Pengumpulan Data
Laporan kasus positif malaria, kuesioner, lembar
observasi dan kamera digital.
Teknik Pengolahan, Analisis dan
Penyajian Data
Teknik pengolahan data :
a. Editing
b. Coding
c. Entry
d. Cleaning
e. Analisa Data
 Analisis Data :
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
 Penyajian Data
TABEL dan NARASI
HASIL DAN BAHASAN
Hasil
a. Keadaan Geografis
 Desa Mata Air termasuk dalam wilayah
administrasi Kecamatan Kupang Tengah. Jarak
tempuh dari Ibukota Provinsi kurang lebih 1 km
dan jarak tempuh dari Ibukota Kabupaten Kupang
kurang lebih 24 km. Desa Mata Air memiliki luas
wilayah 6.000.000 km². Desa Mata Air mempunyai
sarana pengairan seperti bendungan dan sungai.
b. Keadaan Demografi Penduduk
 Jumlah penduduk sebanyak 5345 jiwa, dimana
yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 2.683 jiwa dan
yang berjenis kelamin perempuan yaitu 2.662 jiwa.
 Jumlah Kepala Keluarga yaitu 1.121 KK.
Karakteristik Responden
a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Golongan Umur
Tabel IV.1 Distribusi Frekuensi Golongan Umur
Masyarakat Yang Berisiko dan Tidak Berisiko di Desa Mata
Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Tahun
2016
Kasus Kontrol Total
Umur
N % N % N %
Umur 15-19 tahun 12 24,48 4 8,16 16 16,32
Umur 20-24 tahun 5 10,20 5 10,20 10 10,20
Umur 25-29 tahun 6 12,24 6 12,24 12 12,24
Umur 30-34 tahun 7 14,28 6 12,24 13 13,26
Umur 35-39 tahun 5 10,20 9 18,36 14 14,28
Umur 40-44 tahun 6 12,24 7 14,28 13 13,26
Umur 45-49 tahun 2 4,08 6 12,24 8 8,16
Umur 50-54 tahun 4 8,16 4 8,16 8 8,16
Umur 55-59 tahun 2 4,08 2 4,08 4 4,08
Total 49 100 49 100 98 100
Berdasarkan tabel IV.1 menunjukkan bahwa umur responden paling banyak
terdapat pada kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 16 orang (16,32%),
sedangkan yang terendah terdapat pada kelompok umur responden 55-59 tahun
sebanyak 4 orang (4,08%).
b. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel IV.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan
Masyarakat Di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah
Kabupaten Kupang Tahun 2016
Kasus Kontrol Total
Tingkat
Pendidikan N % N % N %

SD 22 44,89 4 8,16 26 26,53

SMP 14 28,57 8 16,32 22 22,44

SMA 12 24,48 27 55,10 39 39,79

PT 1 2,04 10 20,40 11 11,22

Total 49 100 49 100 98 100

Berdasarkan tabel IV.2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan


responden yang paling banyak adalah SMA sebanyak 39 orang
(39,79%), sedangkan yang paling sedikit adalah Perguruan Tinggi
sebanyak 11 orang (11,22%).
a. Hubungan Antara Keberadaan Genangan Air Dengan
Kejadian Malaria Di Desa Mata Air Tahun 2016
Tabel IV.3 Hubungan Antara Keberadaan Genangan Air Dengan
Kejadian Malaria Di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah
Kabupaten Kupang Tahun 2016

Genangan Kejadian Malaria Total


Air
Kasus Kontrol
OR (95% CI)
N % N % N % 16,565 P=0,001
Ya 44 44,9 17 17,3 61 62,2 (5.535-49,573)
Tidak 5 5,1 32 32,7 37 37,8
Jumlah 49 50 49 50 98 100

Berdasarkan tabel IV.3 menunjukkan bahwa responden yang


menderita malaria yang sekitar rumahnya terdapat genangan air
sebanyak 44 orang (44,9%), sedangkan responden yang menderita
malaria yang sekitar rumahnya tidak terdapat genangan air sebanyak 5
orang (5,1%). Responden yang tidak menderita malaria yang sekitar
rumahnya terdapat genangan air sebanyak 17 orang (17,3%),
sedangkan responden yang tidak menderita malaria yang sekitar
rumahnya tidak terdapat genangan air sebanyak 32 orang (32,7%).
b. Hubungan Antara Penggunaan Kawat Kasa Dengan
Kejadian Malaria Di Desa Mata Air Tahun 2016
Tabel IV.4 Hubungan Antara Keberadaan Kawat Kasa
Dengan Kejadian Malaria Di Desa Mata Air Kecamatan Kupang
Tengah Kabupaten Kupang Tahun 2016

Penggunaan Kejadian Malaria Total


Kawat Kasa
Kasus Kontrol
N % N % N % OR (95% CI)
Menggunakan 4 4,1 34 34,7 38 38,8
0,039 P=0,001
(0,012-0,129)
Tidak Menggunakan 45 45,9 15 15,3 60 61,2

Jumlah 49 50 49 50 98 100

Berdasarkan tabel IV.4 menunjukkan bahwa responden yang


menderita malaria yang menggunakan kawat kasa pada ventilasi rumah
sebanyak 4 rumah (4,1%), sedangkan responden yang menderita
malaria yang tidak menggunakan kawat kasa pada ventilasi rumah
sebanyak 45 rumah (45,9%). Responden yang tidak menderita malaria
yang menggunakan kawat kasa pada ventilasi rumah sebanyak 34
rumah (34,7%), sedangkan responden yang tidak menderita malaria
yang tidak menggunakan kawat kasa pada ventilasi rumah sebanyak 15
rumah (15,3%).
c. Hubungan Antara Jenis Dinding Rumah Dengan
Kejadian Malaria Di Desa Mata Air Tahun 2016
Tabel IV.5 Hubungan Antara Jenis Dinding Rumah Dengan
Kejadian Malaria Di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah
Kabupaten Kupang Tahun 2016
Jenis Kejadian Malaria Total
Dinding
Rumah Kasus Kontrol
N % N % N % OR(95% CI)
0,043 P=0,001
Tembok 4 4,1 33 33,7 37 37,8
(0,013-0,141)
Kayu/Papan/Any
aman Bambu
45 45,9 16 16,3 61 62,2

Jumlah 49 50 49 50 98 100

Berdasarkan tabel IV.5 menunjukkan bahwa responden yang menderita


malaria yang rumahnya terbuat dari tembok sebanyak 4 rumah (4,1%),
sedangkan responden yang menderita malaria yang rumahnya terbuat
dari kayu/papan/anyaman bambu sebanyak 45 rumah (45,9%).
Responden yang tidak menderita malaria yang rumahnya terbuat dari
tembok sebanyak 33 rumah (33,7%), sedangkan responden yang tidak
menderita malaria yang rumahnya terbuat dari kayu/papan/anyaman
bambu sebanyak 16 rumah (16,3%).
d. Hubungan Antara Kondisi Langit-Langit Rumah Dengan
Kejadian Malaria Di Desa Mata Air Tahun 2016
Tabel IV.6 Hubungan Antara Kondisi Langit-Langit
Rumah Dengan Kejadian Malaria Di Desa Mata Air
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Tahun 2016
Kondisi Kejadian Malaria Total
Langit-
Langit
Kasus Kontrol
Rumah N % N % N % OR (95% CI)
Tertutup 7 7,1 36 36,7 43 43,9
0,060 P=0,001
(0,022-0,167)
Terbuka 42 42,9 13 13,3 55 56,1
Jumlah 49 50 49 50 98 100

Berdasarkan tabel IV.6 menunjukkan bahwa responden yang


menderita malaria yang kondisi langit-langit rumah tertutup sebanyak
7 rumah (7,1%), sedangkan responden yang menderita malaria yang
kondisi langit-langit rumah terbuka sebanyak 42 rumah (42,9%).
Responden yang tidak menderita malaria yang kondisi langit-langit
rumah tertutup sebanyak 36 rumah (36,7%), sedangkan responden
yang tidak menderita malaria yang kondisi langit-langit rumah terbuka
sebanyak 13 rumah (13,3%).
e. Hubungan Antara Kebiasaan Menggunakan Kelambu
Dengan Kejadian Malaria Di Desa Mata Air Tahun 2016
Tabel IV.7 Hubungan Antara Kebiasaan Menggunakan
Kelambu Dengan Kejadian Malaria Di Desa Mata Air
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Tahun 2016
Kebiasaan
Kejadian Malaria Total
Menggunaka
Kasus Kontrol
n Kelambu OR (95% CI)
N % N % N %
0,169 P=0,001
Menggunakan 9 9,2 28 28,6 37 37,8
(0,067-0,423)
Tidak
40 40,8 21 21,4 61 62,2
Menggunakan
Jumlah 49 50 49 50 98 100

Berdasarkan tabel IV.7 menunjukkan bahwa responden yang


menderita malaria yang mempunyai kebiasaan menggunakan kelambu
sebanyak 9 orang (9,2%), sedangkan responden yang menderita
malaria yang tidak mempunyai kebiasaan menggunakan kelambu
sebanyak 40 orang (40,8%). Responden yang tidak menderita malaria
yang mempunyai kebiasaan menggunakan kelambu sebanyak 28 orang
(28,6%), sedangkan responden yang tidak menderita malaria yang tidak
mempunyai kebiasaan menggunakan kelambu sebanyak 21 orang
(21,4%).
f. Hubungan Antara Kebiasaan Menggunakan Insektisida
Pembasmi Nyamuk Dengan Kejadian Malaria Di Desa Mata
Air Tahun 2016
Tabel IV.8 Hubungan Antara Kebiasaan Menggunakan Insektisida
Pembasmi Nyamuk Dengan Kejadian Malaria Di Desa Mata Air
Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Tahun 2016
Kebiasaan
Menggunakan
Kejadian Malaria Total
Insektisida Kasus Kontrol
Pembasmi
N % N % N %
OR (95% CI)
Nyamuk
0,192 P=0,001
Menggunakan 13 13,3 32 32,7 45 45,9
(0,081-0,456)
Tidak
36 36,7 17 17,3 53 54,1
Menggunakan
Jumlah 49 50 49 50 98 100
Berdasarkan tabel IV.8 menunjukkan bahwa responden yang menderita
malaria yang mempunyai kebiasaan menggunakan insektisida pembasmi
nyamuk sebanyak 13 orang (13,3%), sedangkan responden yang menderita
malaria yang tidak mempunyai kebiasaan menggunakan insektisida pembasmi
nyamuk sebanyak 36 orang (36,7%). Responden yang tidak menderita malaria
yang mempunyai kebiasaan menggunakan insektisida pembasmi nyamuk
sebanyak 32 orang (32,7%), sedangkan responden yang tidak menderita
malaria yang tidak mempunyai kebiasaan menggunakan insektisida pembasmi
nyamuk sebanyak 17 orang (17,3%).
g. Hubungan Antara Kebiasaan Keluar Rumah Pada Malam
Hari Dengan Kejadian Malaria Di Desa Mata Air Tahun 2016
Tabel IV.9 Hubungan Antara Kebiasaan Keluar Rumah Pada
Malam Hari Dengan Kejadian Malaria Di Desa Mata Air Kecamatan
Kupang Tengah Kabupaten Kupang Tahun 2016

Kebiasaan Kejadian Malaria Total


keluar
Kasus Kontrol
rumah pada
malam hari
OR (95% CI)
N % N % N %
1,397 P=0,540
Keluar 23 23,5 19 19,4 42 42,9 (0,626-3,118)
Tidak Keluar 26 26,5 30 30,6 56 57,1
Jumlah 49 50 49 50 98 100

Berdasarkan tabel IV.9 menunjukkan bahwa responden yang


menderita malaria yang mempunyai kebiasaan keluar rumah pada
malam hari sebanyak 23 orang (23,5%), sedangkan responden yang
menderita malaria yang tidak mempunyai kebiasaan keluar rumah pada
malam hari sebanyak 26 orang (26,5%). Responden yang tidak
menderita malaria yang mempunyai kebiasaan keluar rumah pada
malam hari sebanyak 19 orang (19,4%), sedangkan responden yang
tidak menderita malaria yang tidak mempunyai kebiasaan keluar
rumah pada malam hari sebanyak 30 orang (30,6%).
BAHASAN
Hubungan Keberadaan Genangan Air
Dengan Kejadian Malaria di Desa Mata Air
Keadaan lingkungan berpengaruh terhadap keberadaan penyakit
malaria di suatu daerah. Adanya danau, persawahan, tambak ikan,
kolam dan rawa di suatu daerah akan meningkatkan kemungkinan
timbulnya penyakit malaria karena tempat-tempat tersebut merupakan
tempat perkembangbiakan vektor malaria.
Hasil analisis chi square di peroleh nilai ρ= 0,001, hal ini
menunjukkan terdapat hubungan antara keberadaan genangan air
dengan kejadian malaria. Hasil perhitungan Odds Ratio, diperoleh nilai
OR=16,565. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa responden yang
sekitar rumahnya memiliki genangan air (<100 m) berisiko 16,565 kali
lebih besar terkena malaria dibanding responden yang tidak memiliki
genangan air di sekitar rumah.
Adanya hubungan antara genangan air dengan kejadian malaria
disebabkan dengan adanya genangan air yang menjadi tempat
berkembangbiaknya nyamuk anopheles. Penularan penyakit malaria
dapat terjadi apabila nyamuk anopheles menggigit penderita malaria
maka nyamuk akan terinfeksi oleh parasit malaria. Kemudian nyamuk
yang sudah infeksi tersebut menggigit orang sehat sehingga orang
tersebut terinfeksi parasit malaria akibatnya orang tersebut menderita
sakit malaria.
Hubungan Penggunaan Kawat Kasa Dengan
Kejadian Malaria Di Desa Mata Air
Pemasangan kawat kasa pada ventilasi akan menyebabkan semakin
kecilnya kontak nyamuk yang berada di luar rumah dengan penghuni
rumah, dimana nyamuk tidak dapat masuk ke dalam rumah. Dengan
pemasangan kawat kasa pada ventilasi akan melindungi penghuni
rumah dari gigitan nyamuk.
Hasil analisis chi square diperoleh nilai ρ= 0,001, hal ini menunjukkan
terdapat hubungan antara penggunaan kawat kasa dengan kejadian
malaria. Hasil perhitungan Odds Ratio, diperoleh nilai OR=0,039. Hal ini
dapat diinterpretasikan bahwa responden yang rumahnya tidak
menggunakan kawat kawa berisiko 0,039 kali dibanding responden
yang rumahnya menggunakan kawat kasa.
Hasil observasi penelitian ini ditemukan bahwa di Desa Mata Air
banyak rumah responden yang tidak menggunakan kawat kasa pada
ventilasi rumahnya, ada juga yang menggunakan sebagian, serta ada juga
yang menggunakan kawat kasa tetapi kawat kasanya sudah rusak dan
berlubang.
Hubungan Jenis Dinding Rumah Dengan Kejadian
Malaria Di Desa Mata Air
Dinding rumah yang terbuat dari kayu atau papan, dan anyaman
bambu sangat memungkinkan lebih banyak lubang untuk masuknya
nyamuk ke dalam rumah, dinding dari kayu tersebut juga tempat yang
paling disenangi oleh nyamuk Anopheles. Dinding rumah yang tidak
permanent atau ada celah untuk nyamuk masuk akan menyebabkan
nyamuk tersebut kontak dengan manusia.
Hasil analisis chi square diperoleh nilai ρ= 0,001, hal ini menunjukkan
terdapat hubungan antara jenis dinding rumah dengan kejadia malaria.
Hasil perhitungan Odds Ratio, diperoleh nilai OR=0,043. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa responden yang rumahnya terbuat dari
kayu/papan/anyaman bambu berisiko 0,043 kali dibanding responden
yang rumahnya terbuat dari tembok.
Hasil observasi penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar
rumah responden terbuat dari kayu/papan/anyaman bambu yang sudah
rusak karena termakan usia dan terkena hujan sehingga menyebabkan
dinding tidak rapat dan nyamuk dapat masuk ke dalam rumah.
Hubungan Kondisi Langit-Langit Rumah Dengan
Kejadian Malaria Di Desa Mata Air
Rumah yang tidak terdapat langit-langit ada lubang atau
celah antara dinding bagian atas dengan atap yang tentunya
akan memudahkan nyamuk untuk masuk ke dalam rumah,
dengan demikian kondisi langit-langit dapat mempengaruhi
terjadinya malaria.
Hasil analisis chi square diperoleh nilai ρ= 0,001, hal ini
menunjukkan terdapat hubungan antara kondisi langit-
langit rumah dengan kejadian malaria. Hasil perhitungan
Odds Ratio, diperoleh nilai OR=0,060. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa responden yang langit-langit
rumah terbuka berisiko 0,060 kali dibanding responden
yang langit-langit rumah tertutup.
Hasil observasi penelitian ini ditemukan bahwa
responden yang menderita malaria sebagian besar
rumahnya tidak terdapat langit-langit, ada lubang atau celah
antara dinding bagian atas dengan atap yang akan
memudahkan nyamuk untuk masuk ke dalam rumah dan
akan memudahkan nyamuk untuk menggigit penghuni
rumah.
Hubungan Kebiasaan Menggunakan Kelambu
Dengan Kejadian Malaria Di Desa Mata Air
Salah satu usaha yang paling mungkin dilakukan adalah usaha-usaha
pencegahan terhadap penularan parasit. Tindakan protektif ini
bertujuan untuk mengurangi kontak manusia dengan nyamuk baik
untuk orang per orang ataupun keluarga dalam satu rumah. Salah satu
tindakan protektif yaitu dengan menggunakan kelambu tidur dengan
atau tanpa insektisida pada saat tidur malam.
Hasil analisis chi square diperoleh nilai ρ= 0,001, hal ini
menunjukkan terdapat hubungan antara kebiasaan menggunakan
kelambu dengan kejadian malaria. Hasil perhitungan Odd Ratio,
diperoleh nilai OR=0,169. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa
responden yang tidak mempunyai kebiasaan menggunakan kelambu
berisiko 0,169 kali dibanding responden yang mempunyai kebiasaan
menggunakan kelambu saat tidur.
Berdasarkan hasil observasi pada rumah responden di Desa Mata
Air ditemukan bahwa tidak semua rumah memiliki kelambu, kondisi
kelambu yang sudah rusak dan ada yang merasa tidak nyaman saat
tidur menggunakan kelambu, Sedangkan rumah yang memiliki kelambu,
tidak semua kamar terdapat kelambu pada tempat tidur.
Hubungan Kebiasaan Menggunakan Insektisida
Pembasmi Nyamuk Dengan Kejadian Malaria Di
Desa Mata Air
Upaya pencegahan dengan menggunakan insektisida pembasmi nyamuk
belum memasyarakat secara menyeluruh. Kebiasaan tidak menggunakan
insektisida pembasmi nyamuk diwaktu tidur banyak ditemukan pada
penderita. Hal ini karena banyak responden yang tidak menyukai bau dari
insektisida pembasmi nyamuk tersebut.
Hasil analisis chi square diperoleh nilai ρ= 0,001, hal ini menunjukkan
terdapat hubungan antara kebiasaan menggunakan insektisida pembasmi
nyamuk dengan kejadian malaria. Hasil perhitungan Odd Ratio, diperoleh
nilai OR=0,192. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa responden yang
tidak mempunyai kebiasaan menggunakan insektisida pembasmi nyamuk
berisiko 0,192 kali dibanding responden yang mempunyai kebiasaan
menggunakan insektisida pembasmi nyamuk.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan banyak responden
penderita malaria yang tidak menggunakan insektisida pembasmi nyamuk
pada saat tidur malam sehingga memudahkan nyamuk untuk menggigit.
Sedangkan responden yang tidak menderita malaria mempunyai kebiasaan
menggunakan insektisida pembasmi nyamuk pada saat tidur malam seperti
menggunakan obat nyamuk bakar, obat nyamuk elektrik dan lotion
(soffel).
Hubungan Kebiasaan Keluar Rumah Pada Malam
Hari Dengan Kejadian Malaria Di Desa Mata Air
Kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari merupakan suatu
kebiasaan berisiko digigit nyamuk Anopheles, karena diketahui bahwa
jenis nyamuk ini aktif menghisap darah di malam hari dan adanya
perilaku nyamuk yang bersifat eksofilik (lebih suka hinggap / istirahat di
luar rumah) dan eksofagik (menggigit di luar rumah) akan
memudahkan terjadinya gigitan nyamuk.
Hasil analisis chi square diperoleh nilai ρ= 0,540, hal ini menunjukkan
tidak terdapat hubungan antara kebiasaan keluar rumah pada malam
hari dengan kejadian malaria. Hasil perhitungan Odd Ratio, diperoleh
nilai OR=1,397.
Berdasarkan hasil wawancara responden di Desa Mata Air, sebagian
besar masyarakatnya adalah petani. Maka setelah seharian bekerja di
sawah, para petani akan kembali ke rumah pada sore menjelang malam.
Pada malam hari kebanyakan mereka akan tidur lebih awal untuk
menyiapkan tenaga agar dapat bekerja dengan efektif besoknya.
Beberapa responden yang mempunyai kebiasaan keluar rumah pada
malam hari tetapi tidak menderita malaria karena pada saat keluar
rumah pada malam hari responden menggunakan pelindung seperti
lotion anti nyamuk, jaket, dan sarung.
SIMPULAN
1. Keberadaan genangan air sebagai faktor risiko kejadian malaria di
Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang dengan
OR=16,565.
2. Keberadaan kawat kasa sebagai faktor risiko kejadian malaria di
Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang dengan
OR=0,039.
3. Keberadaan jenis dinding rumah sebagai faktor risiko kejadian
malaria di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten
Kupang dengan OR=0,043.
4. Keberadaan langit-langit rumah sebagai faktor risiko kejadian
malaria di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten
Kupang dengan OR=0,060.
5. Kebiasaan menggunakan kelambu sebagai faktor risiko kejadian
malaria di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten
Kupang dengan OR=0,169.
6. Kebiasaan menggunakan insektisida pembasmi nyamuk sebagai
faktor risiko kejadian malaria di Desa Mata Air Kecamatan Kupang
Tengah Kabupaten Kupang dengan OR=0,192.
7. Kebiasaan keluar rumah pada malam hari bukan sebagai faktor risiko
kejadian malaria di Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah
Kabupaten Kupang dengan OR=1,397.
SARAN
 Bagi Puskesmas Tarus
 Bagi Masyarakat
 Bagi Peneliti Lain
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai