Anda di halaman 1dari 9

Mencurahkan tenaga, memeras pikiran untuk

menemukan hukum agama melalui salah satu dalil syara’


dan dengan cara-cara tertentu ( Istimbath ) dari Al-Qur’an
dan As-Sunnah ( Istilah )
 Ayat-ayat yg membolehkan berijtihad ( An-Nisa’ : 59,105:
Al- Maidah : 48 ; Al-Hasyr : 2 )
 Hukum Ijtihad:
Wajib ‘Ain Yaitu bagi seseorang yang ditanya tentang
sesuatu masyalah baru dan masalah itu akan hilang
sebelum diketahui hukumnya, atau ia sendiri mengalami
suatu peristiwa yang ia sendiri juga mengetahui hukumnya.
lanjutan
Wajib Kifayah; apabila seseorang ditanya tentang
sesuatu masalah dan tidak khawatir hilangnya
masalah sebelum diketahui hukumnya, sedang selain
dia sendiri masih ada mujtahid lain.
Sunnah yaitu ijtihad terhadap suatu masalah atau
peristiwa yang belum pernah terjadi.
Syarat melakukan ijtihad
 Mengetahui dan faham bahasa arab dan seperangkat
ilmu yang berhubungan dengan bahasa arab.
 Mengetahui isi al-qur’an dan al-hadits terutama yg
berkaitan dg hukum Islam.
 Menguetahui ilmu fiqih dan kaidah-kaidah fiqhiyyah.
 Mengetahu soal ijma’ , qiyas, asbabul wurud, asbabul
al- nuzul.
 Mengetahui ilmu nasikh - mansukh dalam al-qur’an
dan al-hadits , serta ilmu riwayatnya.
 Mengetahui rahasia tasyri’
TINGKATAN MUJTAHID
 Mujtahid Mutlaq
 Mujtahid Muntasib
 Mujtahid fil Madzhab
 Mujtahid Murojjih
Penerapan Hasil Ijtihad
 Ittiba’ dan Taqlid
 Ittiba’ ; Menerima pendapat orang lain dengan
mengetahui dari mana sumber alasan tersebut.
 Taqlid: Menerima pendapat orang lain dengan tidak
mengetahui sumber alasan tersebut.
 Persamaan; keduanya termasuk perbuatan mengikuti.
 Perbedaan; dalam ittiba’ seseorang yang mengikuti
mengetahui sumber yang dijadikan dasar oleh orang
yang diikuti, sedang dalam taqlid seseorang yang
mengikuti tidak mengetahui sumber yang dijadikan
dasar oleh orang yang diikuti.
Hukum ittiba’ dan Taqlid
 Hukum ittiba’ kepada Allah dan Rosulnya adalah
wajib, sedang ittiba’ selain kepada Allah dan Rosulnya,
ulama’ berbeda pendapat ( Ali Imran : 31, al-’Arof : 3 )
 Hukum Taqlid;
 Ha ram; kepada budaya yang bertentangan dg Nas.
Dan kepada orang yang pendapatnya salah.
 Boleh; kepada para Mujtahid sambil berusaha
mengetahui kebenaran landasan hukumnya.
 Wajib; kepada Hadits Rosulullah SAW.
Tarjih dan Talfiq
 Tarjih; Menguatkan salah satu dalil atas dalil lainya, yakni
memilih dalil yang kuat diantara dalil-dalil yang
nampaknya berlawanan. Dalil yang lebih kuat disebut
Rojih sedang dalil yang lemah disebut Marjuh
 Talfiq; Mengambil beberapa hukum sebagai dasar beramal
berbagai madzhab atau pendapat yang berbeda.
 Landasan;
 Persamaan ; Masalah yang hukumnya akan ditetapkan
mencakup masalah-masalah yang masih dalam perbedaan
pendapat ulama’ baik dikarenakan terdapatnya nash lebih
dari satu maupun perselisihan pendapat ulama’.
 Keduanya termasuk lapangan ijtihad.
PERBEDAAN
 Tarjih untuk mencari dan menetapkan suatu dalil
yang lebih kuat.
 Talfiq menggabungkan beberapa pendapat madzhap
dalam suatu masalah dengan jalan mengambil
sebagian pendapat suatu madzhap dan meninggalkan
sebagian yang lain.
 Tarjih tidak ada kemungkinan mencari yang lebih
ringan dari dalil- dalil yang ada sedangkan talfiq
terbuka untuk dapat mengambil pendapat yang lebih
ringan.
Hukum Talfiq
 Tidak membolehkan talfiq
 Membolehkan taqlfiq dengan syarat
 Membolehkan talfiq tanpa syarat.

Anda mungkin juga menyukai