PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Dengan dilakukannya praktikum kali ini diharapkan agar mahasiswa dapat
dengan mudah menggunakan alat ukur dasar, dapat mengukur benda dengan alat
ukur yang sesuai, serta memberikan pengetahuan apa yang ada pada alat ukur
dasar dan lebih memahami lagi konsep materi praktikum pengukuran dasar kali
ini.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan ukuran suatu benda dengan
suatu standart yang telah disepakati. Dalam pengukuran ini terjadi kegiatan
menentukan nilai suatu besaran dengan cara membandingkan besaran tersebut
dengan besaran yang sejejnis sebagai standart atau ukuran baku. Satuan baku
adalah satuan yang diterima secara umum dan terdefinisi secara pasti nilainya.
Seperti satuan dari panjang adalah meter, satuan waktu adalah sekon, satuan dari
massa adalah kilogram, dan lain-lain.
Satuan dan Besaran yang disepakati.
Besaran Nama Satuan Simbol
Panjang Meter M
Waktu Sekon S
Masa Kilogram Kg
Suhu Kelvin K
Kuat Arus Ampere A
Jumlah Zat Mol Mol
Intensitas Cahaya Candela Candela
Tabel 2.1 Besaran Pokok (Yunus, 2010).
Satuan yang ada tidak hanya satuan pokok seperti yang telah tertera pada
tabel 2.1, masih banyak lagi satuan-satuan lainnya, untuk itu jika di dapatkan
sebuah besaran dengan satuan yang lebih sesuai dengan SI(Satuan Internasional),
maka perlu di rubah. Metode ini dilakukan dengan cara mengalikan pengukuran
asli dengan faktor kenvensi. Misalnya 2 menit dan 120 detik adalah interval untuk
2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 120 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
waktu yang sama 120 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 1 dan = 1 (Giancolli, 2014).
2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝜕𝐹 2 𝜕𝐹 2 𝜕𝐹 2
∆𝐹 = √( 2
) (∆𝑥1 ) + ( 2
) (∆𝑥2 ) + ⋯ + ( ) (∆𝑥𝑛 )2
𝜕𝑥1 𝜕𝑥2 𝜕𝑥𝑛
𝜕𝐹 2 𝜕𝐹 2
∆𝐹 = √( ) (∆𝑥) (0,68) + ( ) (∆𝑦)2
2 2
𝜕𝑥 𝜕𝑦
(Djonoputro, 1984).
Salah satu contoh pengukuran tidsak langsung yaitu menentukan massa jenis
𝑚
(P) benda. Massa jenis dapat di rumuskan sebagai berikut 𝑃 = , dengan
𝑣
keterangan m adalah massa benda dan v adalah volume benda. Ralat dari massa
jenis (∆𝑃) dengan massa (m) dan volume (v) yang hanya di ukur dengan sekali
pengukuran, yaitu:
𝜕𝑃 𝜕𝑃
∆𝑃 = ( ) (∆𝑚) + ( ) (∆𝑣)
𝜕𝑚 𝜕𝑣
∆𝑃 = 𝑣 −1 (∆𝑚) + (−𝑚𝑣 −2 )(∆𝑣)
Keterangan:
1 1
∆𝑚 = 2 𝑛𝑠𝑡 dan ∆𝑣 = 2 𝑛𝑠𝑡
Ralat massa jenis (∆𝑃) dengan massa (m) dan volume (v) dengan 3 kali
pengukuran, yaitu:
𝜕𝑃 2 𝜕𝑃 2
∆𝑃 = √( ) (∆𝑚)2 + ( ) (∆𝑣)2
𝜕𝑚 𝜕𝑣
Ralat massa jenis (∆𝑃) dengan massa (m) yang di ukur sebanyak 1 kali dan
volume (v) sebanyak 3 kali, yaitu:
𝜕𝑃 2 𝜕𝑃 2
√
∆𝑃 = ( ) (∆𝑚) + ( ) (∆𝑣)2
2
𝜕𝑚 𝜕𝑣
Keterangan:
𝑠 = jarak yang ditempuh
𝑡 = waktu yang dibutuhkan
𝑣 = kecepatan
Mengukur ralat kecepatan benda jika s dan t hanya diluar dengan 1 kali
pengukuran, yaitu:
𝜕𝑣 𝜕𝑣
∆𝑣 = ( ) (∆𝑠) + ( ) (∆𝑡)
𝜕𝑠 𝜕𝑡
∆𝑣 = 𝑡 −1 (∆𝑠) + (−𝑠𝑡 −2 )(∆𝑡)
Keterangan:
1 1
∆𝑠 = 2 𝑛𝑠𝑡 dan ∆𝑡 = 2 𝑛𝑠𝑡
𝜕𝑣 2 𝜕𝑣 2
∆𝑣 = √( ) (∆𝑠)2 + ( ) (∆𝑡)2
𝜕𝑠 𝜕𝑡
Mengukur ralat kecepatan benda jika s dilakukan 1 kali dan t diukur sebanyak
3 kali pengukuran, yaitu:
𝜕𝑣 2 𝜕𝑣 2
∆𝑣 = √( ) (∆𝑠) + ( ) (∆𝑡)2
2
𝜕𝑠 𝜕𝑡
(Arkundato, 2007).
BAB 3. METODOLOGI
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bola besi kecil, digunakan sebagai bahan pengukuran diameter luar pada
mikrometer sekrup
2. Cincin, digunakan sebagai bahan pengukuran diameter luar dan diameter dalam
pada jangka sorong
3. Balok besi, digunakan untuk pengukuran lebar, panjang, tinggi dan massa
4. Baterai, digunakan sebagai bahan pengukur tegangan, kuat arus pada
amperemeter dan voltmeter
3.2 Desain Percobaan
Adapun desain percobaan yang digunakan pada praktikum pengukuran
dasar ini adalah :
1. Jangka sorong
2. Mikrometer Sekrup
6. Stopwatch
3.3.5 Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan nst dan standart deviasi
1. Diukur panjang, lebar, dan tinggi balok menggunakan standart deviasi lalu
hitung massanya menggunakan nst
2. Dihitung durasi waktu berjalan 2, 2.5, dan 3 meter dengan menggunakan nst
dan perhitungan waktu menggunakan standart deviasi
Σ(𝑥−𝑥̅ )2
Ralat mutlak ∆𝑥 = √ 𝑛(𝑛−1)
Massa jenis(𝜌)
𝑚 𝑚
𝜌= = 𝑝×𝑙×𝑡
𝑣
𝛿𝜌 𝛿𝜌 𝛿𝜌 𝛿𝜌
|∆𝜌| = |( )| (∆𝑚) + |(𝛿𝑝)| (∆𝑝) + |( 𝛿𝑙 )| (∆𝑙) + |( 𝛿𝑡 )| (∆𝑡)
𝛿𝑚
−𝑚 −𝑚 −𝑚
= (𝑝𝑙𝑡)−1 + 𝑙𝑡𝑝2 ∆𝑝 + 𝑝𝑡𝑙2 ∆𝑙 + 𝑝𝑙𝑡 2 ∆𝑡
1 −𝑚 −𝑚 −𝑚
= 𝑝𝑙𝑡 ∆𝑚 + 𝑙𝑡𝑝2 ∆𝑝 + 𝑝𝑡𝑙2 ∆𝑙 + 𝑝𝑙𝑡 2 ∆𝑡
Kecepatan (𝑣)
𝑠
𝑣=𝑡
𝛿𝑣 𝛿𝑣
|∆𝑣| = |( )| |∆𝑠| + |( )| |∆𝑡|
𝛿𝑠 𝛿𝑡
𝛿 𝑠⁄𝑡 𝛿 𝑠⁄𝑡
= |( )| |∆𝑠| + |( )| |∆𝑡|
𝛿𝑠 𝛿𝑡
1 −𝑠
= ( 𝑡 ) |∆𝑠| + ( 𝑡 2 ) |∆𝑡|
𝛿𝑍 2 𝛿𝑍 2
|∆𝑍| = √( ) (∆𝑋)2 + ( ) (∆𝑌)2
𝛿𝑋 𝛿𝑌
2 2 2 2
√|( 𝛿𝜌 )| |∆𝑚|2 + |(𝛿𝜌)| |∆𝑝|2 + |(𝛿𝜌)| |∆𝑙|2 + |(𝛿𝜌)| |∆𝑡|2
𝛿𝑚 𝛿𝑝 𝛿𝑙 𝛿𝑡
=
2 2 2 2
𝛿 𝑚⁄𝑝𝑙𝑡 𝛿 𝑚⁄𝑝𝑙𝑡 𝛿 𝑚⁄𝑝𝑙𝑡 𝛿 𝑚⁄𝑝𝑙𝑡
√|( )| |∆𝑚|2 |( )| |∆𝑝|2 |( )| |∆𝑙|2 |( )| |∆𝑡|2
𝛿𝑚 𝛿𝑝 𝛿𝑙 𝛿𝑡
1 2 −𝑚 2 −𝑚 2 −𝑚 2
= √(𝑝𝑙𝑡) |∆𝑚|2 + (𝑙𝑡𝑝2 ) |∆𝑝|2 + (𝑝𝑡𝑝2 ) |∆𝑙|2 (𝑝𝑙𝑡 2 ) |∆𝑡|2
Kecepatan (𝑣)
𝑠
𝑣=𝑡
𝛿𝑣 2 𝛿𝑣 2
|∆𝑣| = √|( )| |∆𝑠|2 + |( )| |∆𝑡|2
𝛿𝑠 𝛿𝑡
2 2
𝛿(𝑠 ⁄ 2 ) 𝛿(𝑠 ⁄ 2 )
𝑡 𝑡
= √|( )| |∆𝑠|2 + |( )| |∆𝑡|2
𝛿𝑠2 𝛿𝑡 2
1 𝛿𝑠2
= √(𝛿𝑡 2 ) |∆𝑠|2 + (𝛿𝑡 2 ) |∆𝑡|2
−𝑠
= × ∆𝑡
𝑡2
1 2 −𝑠 2
= √(𝑣) (0,68∆𝑠)2 + ( 𝑡 2 ) (∆𝑡)2
BAB 4. PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan prektikum pengukuran dasar yang telah dilakukan, diperoleh
data-data sebagai berikut:
4.1.1 Menentukan Nilai Skala Terkecil (nst) dan kesalahan titik nol
No Nama Alat Kesalahan Titik Nol Nilai Skala Terkecil (nst)
1 Jangka sorong - 0,05 mm
2 Mikrometer - 0,01 mm
3 Amperemeter - 0,5 mA
4 Voltmeter - 0,2 V
5 Termometer - 1℃
6 Neraca pegas - 0,5 g
7 Stopwatch - 0,01 s
8 Mistar - 0,1 cm
9 Neraca - 0,1 g
4.2 Pembahasan
Pengukuran yang dilakukan tidak selamanya bernilai akurat, terdapat ralat
langsung dan ralat tidak langsung dalam pengukuran. Ralat tidak langsung yaitu
hasil ukuran yang diperoleh dari pengukuran tidak langsung. Ralat langsung yaitu
ralat yang diperoleh dari ketidakpastian nilai skala terkecil (nst) dan standart
deviasi. Mengetahui nilai skala terkecil pada alat ukur, berarti dapat mengetahui
ketelitian dari alat ukur tersebut. Cara menentukan nst dari alat ukur dengan
mengurangi skala terbesar dengan skala terkecil lalu dibagi banyaknya garis
dalam rentang skala tersebut. Metode ini berbeda untuk penentuan nst pada
amperemeter dan voltmeter, karena pada amperemeter dan voltmeter terdapat
batas maksimal, sehingga hasil pengukurannya bisa lebih akurat.
Pada standart deviasi perlakuannya dilakukan sebanyak n kali. Cara
menentukan standart deviasi adalah dengan dijumlahkan terlebih dahulu data yang
telah dilakukan percobaan, kemudian dibagi dengan banyaknya pengukuran yang
dilakukan. Ralat standart deviasi biasanya dilambangkan dengan ∆𝑥 dimana x
adalah besaran yang di ukur.
Hasil dari pengukuran sekali dan pengukuran tiga kali yang dilakukan ada
yang berbeda dan ada yang sama. Hal ini dikarenakan tingkat ketelitian dari
pengukuran yang berbeda-beda. Terkadang tidak semua besaran dapat di ukur
secara langsung. Pengukuran ralat tidak langsung menggunakan rumus yang
berbeda dengan pengukuran langsung, seperti yang telah ditulis pada analisis data.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh berdasarkan rumusan masalah dalam
praktikum pengukuran dasar adalah sebagai berikut:
1. Menentukan dan mengetahui ketelitian dari alat ukur, dapat diketahui pula
nilai skala terkecilnya (nst)
2. Ralat digunakan untuk menyatakan dari alat ukur, ralat dibagi menjadi dua
yaitu ralat deviasi dan ralat nst
3. Pengukuran yang dilakukan sekali dengan yang dilakukan tiga kali diperoleh
hasil yang berbeda. Ini dikarenakan adanya ketelitian dalam pengukuran yang
berbeda-beda
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikan yaitu praktikan harus berhati-hati
dalam menggunakan alat ukur, harus cermat, teliti saat mengukur dlam mencari
nilai ralat suatu benda. Terutama pada alat ukur voltmeter, karena apabila dalam
pemakaiannya tidak sesuai prosedur, maka alat tersebut akan rusak. Praktikan
harus mengetahui penggunaan masing-masing dari alat ukur, untuk meminimalisir
kesalahan dalam pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Arkundato, dkk. 2007. Alat Ukur dan Metode Pengukuran. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Djonoputro, B. D. 1984. Teori Ketidakpastian. Bandung : Institut Teknologi
Bandung.
Giancolli, DC. 2014. Fisika. Jakarta : Airlangga.
Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Tim Penyusun.2016.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar.Jember : Universitas
Jember
Yunus, Ahmad. 2010. Buku Pintar Belajar Fisika untuk Siswa SMA/MA
Berdasarkan Kurikulum. Surabaya : MGMP Fisika.