Anda di halaman 1dari 14

FILARIASIS

Kelompok 7:
1. Nindi Clorita. M 1811212008
2. Eprilla Maharani Devisa 1811211040
3. Melanie Amelia fitri harahap 1811212018
4. Syafa Indah Tafsia 1811211046
5. Hanifah Febrianti 1811212032
6. Nabeela Qurratu Aini 1811213010
7. Dhia Salsabila 1811211034
PENGERTIAN FILARIASIS

Filariasis atau yang lebih dikenal juga dengan


penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular
menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria
dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit
ini dapat menimbulkan cacat seumur hidup berupa
pembesaran tangan, kaki, payudara, dan buah zakar.
Cacing filaria hidup di saluran dan kelenjar getah
bening. Infeksi cacing filaria dapat menyebabkan
gejala klinis akut dan atau kronik (Depkes RI, 2005).
Penularan Penyakit Kaki Gajah

Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah


seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi
dan mengandung larva dan akan ditularkan ke orang lain pada
saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah
orang tersebut. Tidak seperti Malaria dan Demam Berdarah,
Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus
Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Karena inilah,
Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.
GEJALA

01 Gejala Awal (Akut) 02 Gejala Lanjut (Kronis)


Gejala awal (akut) ditandai dengan demam Gejala lanjut (kronis) ditandai dengan
berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan
pembesaran pada kaki, tangan,
selama 3-4 hari apabila bekerja berat, timbul
kantong buah zakar, payudara dan alat
benjolan yang terasa panas dan nyeri pada
kelamin wanita sehingga
lipat paha atau ketiak tanpa adanya luka di
badan, dan teraba adanya tali urat seperti menimbulkan cacat yang menetap.
tali yang bewarna merah dan sakit mulai dari
pangkal paha atau ketiak dan berjalan kearah
ujung kaki atau tangan.
ETIOLOGI

Filariasis disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang


hidup di saluran dan kelenjar getah bening. Anak cacing
yang disebut mikrofilaria, hidup dalam darah.
Mikrofilaria ditemukan dalam darah tepi pada malam
hari.
Cacing filaria berasal dari kelas Secernentea, filum
Nematoda. Filariasis di Indonesia disebabkan oleh tiga
spesies cacing filaria yaitu:
1. Wuchereria bancrofti
2. Brugia malayi
3. Brugia timori
Lanjutan....

Pada Wuchereria bancrofti, mikrofilarianya berukuran


±250µ, cacing betina dewasa berukuran panjang 65 –
100mm dan cacing jantan dewasa berukuran panjang
±40mm. Di ujung daerah kepala membesar, mulutnya
berupa lubang sederhana tanpa bibir (Oral stylet). Brugia
malayi dan Brugia timori, mikrofilarianya berukuran
±280µ. Cacing jantan dewasa panjangnya 23mm dan
cacing betina dewasa panjangnya 39mm.
Mikrofilaria dilindungi oleh suatu selubung transparan
yang mengelilingi tubuhnya. Aktifitas mikrofilaria lebih
banyak terjadi pada malam hari dibandingkan siang hari.
HOSPES
01 MANUSIA 02 HEWAN
Setiap orang mempunyai peluang yang sama Beberapa jenis hewan dapat berperan
untuk dapat tertular filariasis apabila digigit oleh sebagai sumber penularan filariasis
nyamuk infektif (mengandung larva stadium III).
(hewan reservoir). Hanya Brugia malayi
Manusia yang mengandung parasit selalu dapat
tipe sub periodik nokturna dan non
menjadi sumber infeksi bagi orang lain yang
periodik yang ditemukan pada lutung
rentan (suseptibel). Biasanya pendatang baru ke
daerah endemis (transmigran) lebih rentan (Presbytis criatatus), kera (Macaca
terhadap infeksi filariasis dan lebih menderita fascicularis), dan kucing (Felis catus)
dari pada penduduk asli.
SIKLUS HIDUP CACING FILARIA
Siklus hidup cacing Filaria terjadi melalui dua tahap, yaitu:
1. Tahap pertama, perkembangan cacing Filaria dalam tubuh nyamuk
sebagai vector yang masa pertumbuhannya kurang lebih 2 minggu.
2. Tahap kedua, perkembangan cacing Filaria dalam tubuh manusia
(hospes) kurang lebih 7 bulan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FILARIASIS


1. Lingkungan fisik : iklim, geografis, air dan lainnnya
2. Lingkungan biologik: lingkungan hayati yang mempengaruhi
penularan; hutan, reservoir, vector.
3. Lingkungan social – ekonomi budaya : pengetahuan, sikap dan
perilaku, adat istiadat, kebiasaan dsb,
4. Ekonomi: cara bertani, mencari rotan, petik cengkeh dan coklat
PERKEMBANGAN FILARIA DALAM TUBUH MANUSIA
Siklus hidup cacing Filaria dalam tubuh manusia terjadi apabila
nyamuk yang mengendung mikrofilaria ini menggigit manusia. Maka
mikrofilaria yang sudah berbentuk larva infektif (larva stadium III)
secara aktif ikut masuk ke dalam tubuh manusia (hospes).
Bersama-sama dengan aliran darah pada tubuh manusia, larva keluar
dari pembuluh darah kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Di dalam
pembuluh limfe, larva mengalami dua kali pergantian kulit dan
tumbuh menjadi cacing dewasa yang sering disebut larva stadium IV
dan stadium V. Cacing Filaria yang sudah dewasa bertempat di
pembuluh limfe, sehingga akan menyumbat pembuluh limfe dan akan
terjadi pembengkakan, misalnya pada kaki dan disebut kaki gajah
(filariasis).
KEBIJAKAN PROGRAM DAN STRATEGI PEMBERANTASAN FILARIASIS

KEBIJAKAN PROGRAM STRATEGI


1) Eliminasi filariasis merupakan salah satu A. Memutuskan rantai penularan
prioritas nasional dalam program. filariasis melalui pengobatan massal
2) pemberantasan penyakit menular. di daerah endemis filariasis.
3) Melaksanakan eliminasi filariasis di Indonesia
dengan menerapkan program eliminasi
B. Mencegah dan membatasasi
filariasis limfatik global dari WHO yaitu kecacatan melalui penatalaksanaan
memutuskan rantai penularan filariasis dan kasus klinis filariasis.
mencegah serta membatasi kecacatan. C. Pengendalian vektor secara terpadu.
4) Satuan lokasi pelaksanaan (implementation D. Memperkuat kerjasama lintas batas
unit) eliminasi filariasis adalah daerah dan negara.
5) Kabupaten/Kota. E. Memperkuat survailans dan
6) Mencegah penyebaran filariasis antar
kabupaten, propinsi dan negara.
mengembangkan penelitian.
PENCEGAHAN
1. Memberikan penyuluhan di daerah endemis mengenai cara penularan dan cara
pengendalian vektor nyamuk.
2. Mengidentifikasi vektor dengan mendeteksi adanya larva infektif dalam
nyamuk dengan menggunakan umpan manusia, mengidentifikasi tempat dan
waktu menggigit nyamuk, serta tempat perkembangbiakannya secara tepat.
3. Pengendalian vektor jangka panjang mungkin memerlukan perubahan
konstruksi rumah dan termasuk pemasangan kawat kasa serta pengendalian
lingkungan untuk memusnahkan tempat perkembangbiakan nyamuk.
4. Melakukan pengobatan dengan menggunakan diethilcarbamazine citrate.
5. Pencegahan massal melalui kontrol vektor (nyamuk) dapat dilakukan, namun
hal ini terbukti tidak efektif mengingat masa hidup parasit yang panjang sekitar
4-8 tahun
6. Pencegahan individu dengan mengurangi kontak dengan nyamuk melalui
penggunaan kelambu, obat oles anti nyamuk, serta insektisida.
2019
THANK YOU
Pertanyaan
Enter titl

Anda mungkin juga menyukai