Anda di halaman 1dari 10

Manajemen Bencana

Perawatan pada Kelompok


Rentan
KELOMPOK 6
Yosep Aan Krisdianto(1820092)
Yuni Purwati(1820093)
Apakah yang dimaksud dengan
kelompok rentan?
 Menurut UU No 24/2007, pasal 55, ayat 2 Kelompok rentan
dalam situasi bencana adalah individu atau kelompok yang
terdampak lebih berat diakibatkan adanya kekurangan dan
kelemahan yang dimilikinya yang pada saat bencana
terjadi menjadi beresiko lebih besar, meliputi: bayi,
balita, dan anak-anak; ibu yang sedang mengandung /
menyusui; penyandang cacat (disabilitas); dan orang lanjut
usia
Sedangkan menurut Human Rights Reference yang
dikutip oleh Iskandar Husein disebutkan bahwa yang
tergolong ke dalam
Kelompok Rentan adalah
 1) Refugees (pengungsi)
 2) Internally Displaced Persons (IDPs) adalah orang-orang yang terlantar/
 pengungsi
 3) National Minorities (kelompok minoritas)
 4) Migrant Workers (pekerja migrant)
 5) Indigenous Peoples (orang pribumi/ penduduk asli dari tempat pemukimannya)
 6) Children (anak)
 7) Women (Perempuan)
Tindakan Untuk Kelompok Rentan
 1. Mempersiapkan peralatan-peralatan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan kelompok-keompok rentan tersebut, contohnya
ventilisator
untuk anak, alat bantu untuk individu yang cacat, alat-alat
bantuan persalinan, dll.
 2. Melakukan pemetaan kelompok-kelompok rentan
 3. Merencanakan intervensi-intervensi untuk mengatasi hambatan
informasi dan komunikasi
 4. Menyediakan transportasi dan rumah penampungan yang dapat
diakses
 5. Menyediakan pusat bencana yang dapat diakses

(Morrow, 1999 & Daily, 2010)


Tindakan yang sesuai untuk kelompok berisiko pada
 PRA BENCANA
bayi dan anak
a. Sosialisasi dan melibatkan anak-anak dalam latihan kesiapgsiagaan bencana
b. Persiapan fasilitas kesehatan
c. Pengadaan pelatihan penanganan bencana bagi petugas kesehatan
 SAAT BENCANA
a. Mengintegrasikan pertimbangan pediatric dalam sistem triase
b. Pertolongan kegawatdaruratan kepada bayi dan anak
c. Pemberian pelayanan fasilitas kesehatan, hindari memisahkan anak dari
orang tua, keluarga atau wali mereka
PASCA BENCANA
a.Usahakan tetap melakukan kegiatan rutin sehari-hari
b.Monitor status nutrisi anak dengan pengukuran antropometri
c.Dukung dan berikan semangat kepada orang tua
d.Dukung ibu-ibu menyusui dengan dukungan adekuat
e.Minta bantuan ahli kesehatan anak yang mungkin ada di lokasi evakuasi untuk mencegah,mengidentifikasi
mengurangi resiko depresi pada anak pasca bencana.
f.Identifikasi anak yang kehilangan orang tua dan sediakan penjaga yang terpercaya serta lingkungan aman
Tindakan untuk kelompok ibu hamil dan menyusui
 PRA BENCANA
a.Melibatkan dalam penyusunan perencanaan penanganan bencana
b.Mengidentifikasi ibu hamil dan ibu menyusui sebagai kelompok rentan
c.Membuat disaster plans dirumah dan sosialisasi kepada seluruh anggota keluarga
d.Melibatkan petugas-petugas kesehatan reproduktif dalam mitigasi bencana
 SAAT BENCANA
a.Melakukan upaya penyelamatan yang tidak meningkatkan risiko kerentanan bumil dan menyusui
b.Petugas bencana harus memiliki kapasitas untuk menolong korban bumil dan menyusui
 PASCA BENCANA
a.Dukungan nutrisi adekuat, cairan dan emosional
b.Melibatkan petugas kesehatan reproduktif di rumah penampungan korban bencana
c.Melibatkan petugas konseling untuk mencegah, mengidentifikasi, mengurangi risiko kejadian depesi
Tindakan untuk kelompok berisiko pada lansia
 PRA BENCANA
a.Libatkan lansia dalam pengambilan keputusan dan sosialisasi disaster plan di rumah
b.Mempertimbangkan kebutuhan lansia dalam perencanaan penanganan bencana.
c.Memfasilitasi rekonstruksi komunitas
d Menyiapkan pemanfaatan tempat pengungsian
SAAT BENCANA
a.Melakukan usaha/bantuan penyelamatan yang tidak meningkatkan risiko kerentanan
b.Identifikasi lansia dengan bantuan/kebutuhan khusus contohnya kursi roda, tongkat, dll.
c.Penyediaan tempat yang aman
d.Penyelamatan darurat
PASCA BENCANA
a.Program inter-generasional(community awareness/melibatkan remaja dalam perawatan lansia,
storytellers/melibatkan anak-anak)
b.Penyediaan dukungan sosial d.Ciptakan kesempatan mendapat penghasilan secara mandiri
c.Peningkatan pengetahuan dan skill e. Konseling peningkatan semangat hidup dan kemandirian lansia.
Tindakan untuk kelompok berisiko dengan kecacatan dan
penyakit kronik
 PRA BENCANA
a.Identifikasi kelompok rentan(kelompok individu cacat dan penyakit kronis
b.Penyediaan informasi bencana yang bisa diakses penyandang keterbatasan fisik
c.Pelatihan kegawatdaruratan bencana bagi petugas kesehatan khusus korban berkebutuhan
khusus
 SAAT BENCANA
a.Penyediaan alat emergency dan evakuasi yang khusus penyandang cacat dan penyakit kronis
b.Menjaga dan meningkatkan kewaspadaan universal precaution untuk petugas
PASCA BENCANA
a.Penyediaan fasilitas untuk kemandirian individu dengan keterbatasan fisik
b.Libatkan agensi yang berfokus pada perlindungan individu dengan keterbatasan fisik dan
penyakit kronis
c.Rawat korban dengan penyakit kronis sesuai dengan kebutuhannya.
KESIMPULAN
 Kelompok rentan adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam
menikmati standar kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan berlaku umum bagi suatu
masyarakat yang berperadaban. Jadi kelompok rentan dapat didefinisikan sebagai
kelompok yang harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah karena kondisi sosial
yang sedang mereka hadapi
 Kelompok masyarakat yang rentan adalah orang lanjut usia, anak-anak, perempuan, dan
penyandang cacat.
 Untuk mengurangi dampak bencana pada individu dari kelompok rentan petugas yang
terlibat dalam perencanaan dan penanganan bencana perlu Mempersiapkan peralatan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan kelompok rentan tersebut, contohnya ventilisator
untuk anak, alat bantu untuk individu yang cacat, alat-alat bantuan persalinan, dll,
melakukan pemetaan kelompok-kelompok rentan, merencanakan intervensi untuk
mengatasi hambatan informasi dan komunikasi, menyediakan transportasi dan rumah
penampungan yang dapat diakses, menyediakan pusat bencana yang dapat diakses.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai