Glaukoma-2
Glaukoma-2
Astri Nurfitri R
Dian Nopita S
Ni Kadek Winda O
7 C Keperawatan
OUTLINE
LANSIA ETIOLOGI
FISIOLOGI AQUEOUS
ASKEP
HUMOR
KLASIFIKASI GLAUKOMA
Suatu kondisi penurunan, kelemahan,
LANSIA meningkatnya kerentanan terhadap berbagai
penyakit dan perubahan lingkungan, hilangnya
mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan
fisiologis yang terkait dengan usia (Aru,2009).
Glaukoma
DEFINISI GLAUKOMA
1. Glaukoma Primer
1. Peningkatan TIO
. 2. Halo sekitar cahaya dan
kornea yang keruh
3. Nyeri pada mata dan
sekitarnya (orbita, kepala,
gigi, telinga)
4. Penyempitan lapang
pandang
5. Perubahan pada diskus
optik
6. Okulasi vena
7. Pembesaran mata
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Oftalmoskopi
2. Tonometri
3. Pemeriksaan lampu slit
4. Perimetri
5. Pemeriksaan ultrasonografi
PENATALAKSANAAN
1. Terapi medikamentosa
Supresi pembentukan humor aqueous
Golongan β-adrenergik Bloker (tomolol, betaxolox,
levobunolol)
Golongan α2-adrenergik Agonis (apraklonidin)
Penghambat Karbonat Anhidrase (asetasolamid oral)
2. Tindakan Operatif
Laser iridektomi
Laser trabeculoplasty
Trabeculectomy
Viscocanalostomy
KASUS
Ny. A datang ke Rumah Sakit Medika BSD diantar keluarga dengan keluhan nyeri pada
mata bagian kanan cenat cenut bertambah pada saat posisi kepala lebih rendah , tidak
begitu jelas melihat objek disekitarnya,demam,lemas bila diraba Ny. A mengatakan
nyeri pada mata yang sakit, sejak satu hari yang lalu. Ny. A juga mengtakan matanya
silau bila melihat cahaya sejak 3 hari yang lalu. Hasil cek laboratorium leukositnya
meningkat 17000 Hb 12mg/dl.Pada saat dilakukan pengukuran ttv didapatkan hasil TD
120mmHg, RR 24X/menit , suhu 38,50C, HR 90X/menit. Mata yang kanan terlihat
lebih menonjol dan membesar dari yang kiri kesimpulan sementara hasil pemeriksaan
fisik Ny. A mengalami peningkatan tekanan intraokuler 25mmHg, diagnosa sementara
Ny. A menderita glaucoma. Terapi yang diberikan Miotik tiap menit 1 tetes selama 5
menit kemudian 1 tetes tiap jam selama 6 jam, Carbonic anhidrase
inhibitor/azetazolamid 250 mg 2 tab sekaligus kemudian tiap 4 jam 1 tab sampai 24
jam , morfin 10 mg injeksi.
1. Identitas diri klien
Nama : Ny. A
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Tegal Rt 08/07 Kecamatan
Kemang, Bogor
Status perkawinan : Janda
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Kondisi kehidupan Riwayat penyakit
klien saat ini keluarga
2 8/10/19
09.30 1. Memonitor suhu tiap 2 jam sekali S : Ny. A mengatakan badannya masih
R/: Suhu klien pada 2 jam pertama 38,50C terasa panas dan sedikit menggigil
2. Memonitor warna dan suhu kulit O : TD : Suhu turun dari 38,50C menjadi
R/: Kulit klien teraba panas 37,80C, leukosit turun dari 17.000 µ/l
R/: Ventilasi kamar dibuka turgor kulit baik namun membran mukosa
masih tampak kering
R/: Suhu turun menjadi 380C 1. Monitor suhu tiap 2 jam sekali
5. Mengkompres lipat paha dan aksila 2. Kompres klien pada lipat paha dan
6. Meningkatkan intake cairan dan nutrisi 3. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
7. Memonitor hidrasi
R/: Turgor kulit baik namun membran
mukosa masih kering
Dx Wkt Implementasi Evaluasi
3 8/10/19
11.00 1. Memonitor TTV S : Klien mengatakan kesulitan dalam melihat
R/: TD : 130/80 mmHg, N : 85
x/menit, RR : 22 x/menit, S : 37,80C objek yang ada disekitarnya, mata silau bila
2. Memonitor ukuran pupil, ketajaman, melihat cahaya disertai dengan kepala pusing
kesimetrisan dan reaksi O : TIO 25 mmHg, ukuran pupil tidak sama,
R/: Ukuran pupil tidak sama klien tampak kesulitan dalam melihat
3. Memonitor adanya diplopia, A : Masalah gangguan persepsi sensorik
pandangan kabur dan nyeri kepala (melihat) belum teratasi
R/: Klien mengatakan pandangan P : Intervensi dilanjutkan
kabur 1. Monitor TTV
13.00 4. Menunjukkan cara penggunaan obat 2. Monitor adanya diplopia, pandangan
tetes mata : Miotik kabur dan nyeri kepala
R/: Klien mengerti cara penggunaan 3. Monitor pemberian tetes mata
obat tetes 4. Kolaborasi pemberian asetazolamid
5. Berkolaborasi dalam pemberian obat (diamox)
glaukoma : asetazolamid 5. Catat perubahan klien dalam merespon
R/: Setelah meminum obat klien stimulus
tampak lemas dan mengantuk.
KESIMPULAN