Anda di halaman 1dari 28

SUSPENSIONES

(SUSPENSI)
KELOMPOK 5:
ENDANG SRI PUDJIASTUTI - 3422118153
SARTIKA DEWI - 3422118364
SULASEH - 3422118389
1
DEFINISI:
Suspensi sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. (Farmakope
indonesia III, th. 1979, hal 32)
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair. (Farmakope indonesia IV th. 1995, hlm
18)

2
Lanjutan definisi suspensi………..

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam


bentuk halus yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat
yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap,
jika dikocok perlahan-lahan endapan haris segera terdispersi
kembali. Suspensi umumnya mengandung zat tambahan untuk
menjamin stabilitasnya, sebagai stabilisator dapat dipergunakan
bahan-bahan disebut sebagai emulgator (JOENOES, 1990).

3
PERSYARATAN SEDIAAN SUSPENSI
• A. MENURUT FARMAKOPE INDONESIA • B. MENURUT FARMAKOPE INDONESIA
EDISI III EDISI IV
• Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh • Suspensi tidak boleh di injeksikan secara
mengendap. Jika dikocok harus segera intravena dan intratekal. Suspensi yang
terdispersi kembali. Dapat mengandung zat dinyatakan untuk digunakan untuk cara
dan bahan menjamin stabilitas suspense. tertentu harus mengandung anti mikroba.
Kekentalan suspensi tidak bolah terlalu Suspensi harus dikocok sebelum digunakan.
tinggi agar mudah dikocok atau sedia
dituang. Karakteristik suspensi harus
sedemikian rupa sehingga ukuran partikel
dari suspensi tetap agak konstan untuk 4

jangka penyimpanan yang lama.


KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SEDIAAN SUSPENSI

• KEUNTUNGAN SUSPENSI
1. Suspensi merupakan sediaan yang menjamin stabilitas kimia dan
memungkinkan terapi dengan cairan.
2. Untuk pasien dengan kondisi khusus, bentuk cair lebih disukai dari pada
bentuk padat
3. Suspensi pemberiannya lebih mudah serta lebih mudah memberikan dosis
yang relatif lebih besar.
4. Suspensi merupakan sediaan yang aman, mudah di berikan untuk anak-anak,
juga mudah diatur penyesuain dosisnya untuk anak-anak dan dapat menutupi
5
rasa pahit.
KERUGIAN SUSPENSI
1. Suspensi memiliki kestabilan yang rendah
2. Jika terbentuk caking akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasny
turun
3. Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar di tuang
4. Ketepatan dosis lebih rendah dari pada bentuk sediaan larutan
5. Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi
(caking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi/perubahan suhu
6. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang
diinginkan.
6
STABILITAS SUSPENSI

Stabilitas adalah keadaan dimana suatu benda atau keadaan tidak berubah, yang
dimaksud dengan stabilitas suspensi ialah ke stabilan zat pensuspensi dan zat yang
terdispersi dalam suatu sediaan suspensi, namun dalam sediaan suspensi zat
pensuspensi dan zat terdispersi tidak selamanya stabil, stabilitas sediaan suspensi
adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas
partikel agar khasiat yang diinginkan dapat merata ke seluruh sediaan suspensi
tersebut.

7
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah
:
1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas
penampangnya. (Dalam volume yang sama) akan semakin
memperlambat gerakan partikel untuk mengendap,
sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat
dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.

8
Lanjutan Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ………..

2. Kekentalan (viscositas)
• Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan
turun dari partikel yang dikandungnya akan
diperlambat. Tatapi perlu diingat bahwa kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah
dikocok dan dituang.
3. Jumlah partikel (konsentrasi)
• Makin besar konsentrasi pertikel, makin besar
kemungkinan terjadi endapan partikel dalam waktu 9

yang singkat.
Lanjutan Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ………..

4. Sifat / muatan partikel


• Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari
bebarapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak
selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi
interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan
bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena
sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka
kita tidak dapat mempengaruhinya. ( Anonim, 2004 )
10
Pada pembuatan suspensi di kenal 2 macam sistem:

1. Sistem deflokulasi
Partikel terdeflokulasi mengendap perlahan – lahan dan akhirnya
akan membentuk sendimen dan terjadi agregasi dan selanjutnya
cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.
2. Sistem flokulasi,
Partikel terflokulasi adalah terikat lemah, cepat mengendap dan
mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake.
11
SUSPENSI DEFLOKULASI SUSPENSI FLOKULASI
• Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan • Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat
apabila kecepatan sedimentasi bergantung daripada mempercepat terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena
ukuran partikel tiap unit, maka kecepatannya akan lambat. setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok partikel sehingga
ukurang agregat relatif besar.
• Gaya tolak-menolak di antara 2 partikel menyebabkan
masing-masing partikel menyelip diantara sesamanya pada • Cairan supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali bening
waktu mengendap. yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali
mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.
• Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah
pengocokan kecepatan sedimentasi partikel yang halus • Keunggulannya :sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan
sangat lambat. tetap besar dan mudah diredispersi.
• Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis • Kekurangannya : dosis tidak akurat dan produk tidak elegan
yang relatif homogen pada waktu yang lama karena karena kecepatan sedimentasinya tinggi.
kecepatan sedimentasinya yang lambat.
• Flokulasi dapat dikendalikan dengan :
• Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar
• Kombinasi ukuran partikel
sekali diredispersi karena terbentuk masa yang kompak.
• Penggunaan elektrolit unt7uk kontrol potensial zeta.
• Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah 12

sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah sistem • Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikel
akan tetap homogen pada waktu paronya. dalam suspensi.
SYARAT SUSPENSI
1. FI IV, 1995, hal 18
• Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal
• Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat
antimikroba.
• Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
2. FI III, 1979, hal 32
• Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
• Jika dikocok, harus segera terdispersi kembali
• Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspense
• Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
• Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensoid
13

tetap agak konstan untuk Yang lama pada penyimpanan.(Ansel, 356)


Lanjutan syarat suspensi……………………………

• Fornas edisi 2, 1978, hal 333


• Pada pembuatan suspensi, untuk mencegah pertumbuhan cendawan, ragi dan
jasad renik lainnya, dapat ditambahkan zat pengawet yang cocok terutama
untuk suspensi yang akan diwadahkan dalam wadah satuan ganda atau wadah
dosis ganda.

14
MACAM-MACAM SUSPENSI BERDASARKAN PENGGUNAAN
(FI IV, 1995, HAL 18)
1. Suspensi oral, sediaan
3. Suspensi tetes telinga,
cair mengandung partikel
sediaan cair
padat yang terdispersi
mengandung partikel-
dalam pembawa cair
partikel halus yang
dengan bahan
ditujukan untuk
pengaroma yang sesuai
diteteskan pada telinga
dan ditujukan untuk
2. Suspensi topikal, sediaan bagian luar.
penggunaan oral.
cair mengandung partikel-
partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa
cair yang ditujukan untuk
penggunaan kulit.
15
LANJUTAN MACAM-MACAM SUSPENSI BERDASARKAN PENGGUNAAN………………….

4. Suspensi optalmik, sediaan cair steril yang mengandung


partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa
untuk pemakaian pada mata.
Syarat suspensi optalmik :
• Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi
agar tidak menimbulkan iritasi dan atau goresan pada
kornea.
• Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi
massa yang mengeras atau penggumpalan.
16
Kriteria dan suatu sediaan suspensi yang baik adalah :

1. Pengendapan partikel lambat sehingga takaran pemakaian yang


serba sama dapat dipertahankan dengan pengocokan sediaan.
2. Seandainya terjadi pengendapan selama penyimpanan harus
dapat segera terdispersi kembali apabila suspensi dikocok.
3. Endapan yang terbentuk tidak boleh mengeras pada dasar wadah.
4. Viskositas suspensi tidak boleh terlalu tínggi sehingga sediaan
dengan mudah dapat dituang dan wadahnya.
5. Memberikan warna, rasa, bau serta nipa yang menarik. 17
Untuk dapat menghasilkan sediaan suspensi yang baik, maka harus dirancang
suatu formula untuk menghasilkan suspensi yang baik . secara umum sediaan
suspensi terdiri dari :

1. Zat aktif 6. Acidifier


2. Zat tambahan 7. Pendapar
3. Zat pembasah (wetting 8. Antioksidan
agent) 9. Pemanis
4. Zat pensuspensi 10. Flavor
5. Flocculating agent
• Surfaktan
• Polimer hidrofilik
• Clay
• Elektrolit
18
1. Zat aktif
2. Bahan tambahan :
• Bahan pensuspensi / suspending agent, fungsinya adalah untuk
memperlambat pengendapan, mencegah penurunan partikel, dan
mencegah penggumpalan resin, dan bahan berlemak. Contoh untuk
golongan polisakarida yaitu seperti gom akasia, tragakan, alginat starc.
Sedangkan pada golongan selulosa larut air yaitu seperti metil selulosa,
hidroksi etilselulosa, avicel, dan na-cmc.Untuk golongan tanah liat misalnya
seperti bentonit, aluminium magnesium silikat, hectocrite, veegum.
Sementara itu untuk golongan sintetik seperti carbomer,
carboxypolymethylene, colloidal silicon dioxide.
19
• Bahan pembasah (wetting agent) / humektan, fungsinya adalah untuk menurunkan
tegangan permukaan bahan dengan air (sudut kontak) dan meningkatkan dispersi
bahan yang tidak larut. Misalnya gliserin, propilenglikol, polietilenglikol, dan lain-
lain.
• Pemanis, fungsinya untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Misalnya sorbitol dan
sukrosa.
• Pewarna dan pewangi, dimana zat tambahan ini harus serasi. Misalnya vanili, buah-
buahan berry, citrus, walnut, dan lain-lain.
• Pengawet, sangat dianjurkan jika didalam sediaan tersebut mengandung bahan
alam, atau bila mengandung larutan gula encer (karena merupakan tempat tumbuh
mikroba). Selain itu, pengawet diperlukan juga bila sediaan dipergunakan untuk
pemakaian berulang. Pengawet yang sering digunakan adalah metil atau propil 20
paraben, asam benzoat, chlorbutanol, dan senyawa ammonium.
• Antioksidan, jarang digunakan pada sediaan suspensi kecuali untuk zat aktif yang
mudah terurai karena teroksidasi.Misalnya hidrokuinon, asam galat, kasein,
sisteina hidroklorida, dan juga timol.
• Pendapar, fungsinya untuk mengatur ph, memperbesar potensial pengawet,
meningkatkan kelarutan. Misalnya dapar sitrat, dapar fosfat, dapar asetat, dan
juga dapar karbonat.
• Acidifier, fungsinya untuk mengatur ph, meningkatkan kestabilan suspensi,
memperbesar potensial pengawet, dan meningkatkan kelarutan. Misalnya asam
sitrat.
• Flocculating agent, merupakan bahan yang dapat menyebabkan suatu partikel
berhubungan secara bersama membentuk suatu agregat atau floc. Misalnya
polisorbat 80 (untuk surfaktan), tragakan (polimer hidrofilik), bentonit (untuk
21
clay), dan juga nacl (untuk elektrolit).
CONTOH
R/tiap 5 ml mengandung 120 mg paracetamol, sebanyak 600 ml
Sorbitol 90 ml
Propilenglikol 120 ml
Sakarin 60 mg
Asam sitrat 30 mg
Nacl 12 mg
Tragakan 6g
Nipagin 1,08 g
Nipasol 0,12 g
Aquadest ad 600 ml 22
PROSEDUR PEMBUATAN

Siapkan alat dan Setarakan Menimbang


bahan timbangan bahan

Campur :
Tuangkan air panas
Kalibrasi botol Taburkan, biarkan
sebanyak 20 kali
mengembang
600 ml berat tragakan
kedalam lumpang

Masukkan massa
Gerus homogen Gerus paracetamol 1 sedikit demi
(massa 1) (massa 2) sedikit kedalam
massa 2
23
Lanjutan…. PROSEDUR PEMBUATAN

Larutkan sakarin, NaCl,


Tambahan Encerkan dengan asam sitrat, nipagin dan
propilenglikol, sorbitol sedikit nipasol dalam air,
gerus homogen demi sedikit Masukkan ke dalam
mortir

Gerus, lalu
Ad aquades Kemas, beri etiket &
tuangkan
sampai 600 ml label
kedalam botol

24
EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI
1. Organoleptis
• Pengamatan meliputi: warna, bau, rasa
2. Tampilan
• Sediaan dimasukkan dalam gelas ukur dan disaat kesetimbangan warna dan
tampilan sedimen terlihat sama yaitu tetap putih keruh, tidak terjadi retakan
dan terdapat kantong udara pada awalnya dan tidak ada sisa residu
penuangan di gelas ukur
3. Volume terpindahkan
• Sediaan emulsi dimasukkan ke dalam 10 botol dengan volume awal 30 ml.
Lalu dipindahkan secara berturut-turut masing-masing ke gelas ukur, dan
25
didapat volume.
Lanjutan…… EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI
4. Penentuan kecepatan sedimentasi, volume sediaan
• Volume awal = 100 ml
• Volume sedimen = 7 ml
7
• F= = 0,07 jadi volume sedimentasi sediaan emulsi adalah 0,07
100

5. Redispersi
• Sediaan diputar 180 derajat dan terlihat sedimennya terdispersi kembali, cepat
mengendap dan tidak terbentuk cake.
6. Viskositas
• Sediaan sebanyak 500 ml diuji dalam viscometer brookfield hingga spandel
terendam. 26
Lanjutan…… EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI

7. Bobot jenis
Misal:
• Piknometer kosong (a) = 10,1 g
• Piknometer + air(b) = 20,88 g
• Piknometer + suspense (c) = 21,44 g
𝑐−𝑎 21,44−10,1
• Ρ= = = 1,0612 g/l
𝑏−𝑎 20,88−10,1

8. Pengukuran partikel
• Suspensi diteteskan pada objek glass dan diamati dibawah mikroskop,
terbentuk gambar yang merata 27
Terima kasih

28

Anda mungkin juga menyukai