Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Keperawatan

pada Anak dengan


Hidrocelle
Definisi

Hidrokel adalah penimbunan cairan


dalam selaput yang membungkus testis,
yang menyebabkan pembengkakan
lunak pada salah satu testis.
Penyebabnya karenagangguan dalam
pembentukan alat genitalia external,
yaitu kegagalan penutupan saluran
tempat turunnya testis dari rongga perut
ke dalam skrotum.
Etiologi

Hidrokel yang terjadi pada bayi baru


lahir dapat disebabkan karena :
a. Belum sempurnanya penutupan
prosesus vaginalis sehingga terjadi
aliran cairan peritoneum ke
prosesus vaginalis (Hernia
Komunikan)
b. Belum sempurnanya sistem
limfatik di daerah skrotum dalam
melakukan reabsorbsi cairan
hidrokel.
Patofisiologi

Hidrokel adalah pengumpulan cairan


pada sebagian prosesus vaginalis yang
masih terbuka. Kantong hidrokel dapat
berhubungan melalui saluran mikroskopis
dengan rongga peritoneum dan berbentuk
katup. Dengan demikian cairan dari
rongga peritoneum dapat masuk ke dalam
kantong hidrokel dan sukar kembali ke
rongga peritoneum. Pada kehidupan fetal,
prosesus vaginalis dapat berbentuk
kantong yang mencapai scrotum
Gejala klinis

• Gambaran klinis hidrokel kongenital tergantung


pada jumlah cairan yang tertimbun. Bila
timbunan cairan hanya sedikit, maka testis
terlihat seakan-akan sedikit membesar dan
teraba lunak. Bila timbunan cairan banyak
terlihat skrotum membesar dan agak tegang.
Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong
skrotum yang tidak nyeri.
• Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis,
secara klinis dibedakan beberapa macam
hidrokel, yaitu :
a. Hidrokeltestisb.
b. Hidrokel funikulus
Komplikasi

1. Hematom pada jaringan skrotum yang kendor.


2. Kalau tidak ditangani segera,penumpukan
cairan ini bisa mengganggu kesuburan dan
fungsi seksualnya.
3. Infeksi testis.
Pemeriksaan penunjang

• Diagnosis hidrokel dapat dibuat dengan


transiluminasi skrotum. Bila dilakukan
transiluminasi pada hidrokel terlihat
translusen,terlihat benjolan terang
dengan masa gelap oval dari bayangan
testis.
• Pemeriksan USG dapat dipertimbangkan
apabila hasil pemeriksaan transiluminasi
tidak jelas yang disebabkan oleh
tebalnya kulit skrotum pasien
Penatalaksanaan

• Tindakan untuk mengatasi cairan


hidrokel adalah dengan aspirasi
dan operasi :
1. Aspirasi
2. Hidrokelektomi
Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
• Identitas klien yang mencakup nama, jenis
kelamin, umur, alamat, pekerjaaan.
• Anamnese
• Pemeriksaan Fisik
• Kaji sistem perkemihan
Diagnosa

1. Pre operasi
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d pembengkakan
skrotum
b. Resiko kerusakan integritas kulit :skorotum b.d
adanya gesekan dan peregangan jaringan kulit
skrotum.
c. Perubaan body image :citra tubuh b.d perubahan
bentuk skrotum.
d. Ansietas pada orangtua b.d kondisi anaknya dan
kurang pengetahuan merawat anak.

2. Post operasi
a. Resiko infeksi b.d insisi post operasi.
b. Deficit pengetahuan orangtua b.d kondisi anak :
prosedur pembedahan, perawatan postop, program
penatalaksanaan.
Perencanaan keperawatan dan pelaksanaan

1. Pre operasi
a. Gangguan rasa nyaman(nyeri) b.d
pembengkakan skrotum
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan
intervensi, rasa tidak nyaman berkurang
bahkan hilang
Kriteria hasil : Pembengkakan skrotum
berkurang, Klien merasa nyaman, nyeri
klien berkurang bahkan hilang Skala nyeri
0-3.
Intervensi keperawatan
1. Kaji skala, karakteristik dan lokasi nyeri yang dialami
klien sesuai dengan PQRST.
Rasional : mengidentifikasi nyeri akibat gangguan lain.
2. Catat petunjuk nnonverbal seperti gelisah, menolak untuk
bergerak, berhati-hati saat beraktifitas dan meringis
Rasional : mendeskripsikan tingkat nyeri
3. Ajarkan pasien untuk memulai posisi yang nyaman atau
tekhnik relaksasi misalnya duduk dengan kaki agak dibuka
dan nafas dalam.
Rasional : mengurangi sensasi nyeri
2. Post Operasi

A. Resiko Infeksi B.D Insisi Post Operasi

Tujuan : Diharapkan Resiko Terjadinya


Infeksi Tidak Terjadi
Kriteria Hasil : Berkurangnya Tanda-
tanda Peradangan Seperti Kemeraha-
merahan, Gatal, Panas, Perubahan
Fungsi.
Intervensi :

1. Cuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Melakukan


Aktivitas Walupun Menggunakan Sarung Tangan Steril.
Rasional : Mengurangi Kontaminasi Silang

2. Batasi Penggunaan Alat Atau Prosedur Invasive Jika


Memungkinkan
Rasional : Mengurangi Jumlah Lokasi Yang Dapat Menjadi
Tempat Masuk Organism.

3. Gunakan Teknik Steril Pada Waktu Penggatian


Balutan/Penghisapan/Berikan Lokasi Perawatan, Misalnya
Jalur Invasive.
Rasional : Mencegah Masuknya Bakteri, Mengurangi
Risiko Infeksi Nosokomial.
Evaluasi

1. Pre operasi
• Nyeri klien berkurang bahkan hilang.
• Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
• Perubahan body image dan harga diri rendah tidak terjadi pada keluarga.
• Orang tua tidak cemas.

2. Post operasi
• Tidak terjadi infeksi.
• Klien memiliki pengetahuan tentang prosedur perawatan dan pengobatan.
• Nyeri klien tidak berlangsung lama.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai