Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN PUISI

FILSAFAT BARAT ABAD XX

Disusun Oleh:
Zulfa
1810722020
Pemikiran Filosofis
Filsafat tidak dapat dipertentangkan dengan
ilmu pengetahuan. Menurut Derrida, filsafat
dan ilmu pengetahuan pada dasarnya
merupakan hal yang sama, karena keduanya
berakar dalam rasionalitas yang sama. Derrida
menyatakan bahwa ciri khas pemikiran Barat
ini mengatakan bahwa Ada dimengerti sebagai
“kehadiran”.
Oleh Hegel, pemikiran tersebut dikaji lagi
hingga konsekuensi terakhir disimpulkan
bahwa Ada itu hadir bagi dirinya sendiri, atau
dengan kata lain Ada harus dimengerti sebagai
Roh.
Kehadiran dapat juga dimengerti berdasarkan
sistem tanda atau sebutan lainnya trace
(bekas).
Tidak mudah untuk menjelaskan trace (bekas)
itu. Intinya ialah sebuah bekas tidak
mempunyai substansi sendiri, tetapi hanya
menunjuk. Bekas tidak dapat dimengerti
tersendiri (terisolir dari segala sesuatu yang
lain) tetapi hanya bisa menunjuk suatu hal
lain. Bekat bukanlah efek suatu hal, tetapi
penyebab terjadinya hal tersebut.
Dengan demikian “kehadiran” tidak lagi
sesuatu yang asli, melainkAn diturunkan dari
bekas.
Pernyataan Derrida lainnya memaparkan
tentang perbedaan antara tanda dan simbol.
Ia dan pendukungnya berpendapat bahwa
simbol mempunyai hubungan natural dengan
apa yang ditunjukkannya, sedangkan tanda
tidak menyatakan hubungan seperti itu.
Setiap tanda bersifat arbitrer dan tidak
menurut kodratnya harus seperti apa adanya.
Maka diketahui bahwa pada bidang bahasa
harus diberi prioritas kepada tulisan.
Makna suatu kata tertulis datang dari luar,
sedangkan dalam bahasa lisan makna bersatu
dengan kata. Hegel menekankan bahwa
bahasa lisan rohani sifatnya dari bahasa
tulisan. Meskipun bahasa tulisan dianggap
sebagai tubuh yang berjiwa, namun tetap saja
bahasa tulis kurang rohani atau kurang halus
dengan bahasa lisan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai