Anda di halaman 1dari 70

Studi Koordinasi

Mempertimbangkan Arc Flash


Dengan Metode Modifikasi Di PT
Indonesia Power PLTU UJP Banten
1 Suralaya Unit 8

Muhammad Hanafi Riskiawan


Pembimbing 1 :Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT.
Pembimbing 2 :Dr. Dimas Anton Asfani, S.T., M.T.
Sistematika Pembahasan
PENDAHULUAN

DASAR TEORI

SISTEM KELISTRIKAN PT. PLTU BSR

HASIL DAN ANALISA

PENUTUP
Pendahuluan
• Latar Belakang
• Permasalahan
• Batasan Masalah
• Tujuan
Latar Belakang
1. PT Indonesia Power PLTU UJP Banten 1 Suralaya Unit 8 perlu dilakukan studi
koordinasi proteksi karena belum pernah diadakan evaluasi mengenai
proteksi yang digunakan.
2. Setting yang digunakan pada rele overecurrent hanya menggunakan
karakteristik definite time dan instantaneous sehingga dengan rele yang
tersedia diperlukan setting yang tepat untuk mengamankan dari semua
kondisi arus gangguan hubung singkat.
3. Kesalahan dalam pemilihan pick up rele differential 87GTU yang mana saat
terjadi arus gangguan hubung singkat eksternal 2 phase di bus 10BAT atau
grid 500kV maka rele differential akan bekerja memerintahan CB untuk trip.
Perumusan
1. Menentukan setting koordinasi proteksi OCR dan GFR pada level
tegangan 6 kV.
2. Menentukan rekomendasi setting rele differential 87GTU
3. Menghitung besar insiden energi arc flash pada kondisi resetting
sesuai standar IEEE 1584-2002 dan metode modifikasi.
4. Menentukan kategori insiden energi, alat pelindung diri dan jarak
aman berdasarkan standar NFPA 70E 2015 pada kondidi resetting.
Batasan Masalah
1. Setting rele OCR dan GFR hanya dilakukan pada tegangan menengah
6 kV.
2. Setting rele differential hanya 87GTU.
3. Penentuan nilai insiden energi arc flash hanya pada switchgear
tegangan menengah 6 kV.
4. Simulasi hanya dilakukan dengan software ETAP 12.6
Tujuan
1. Dapat mengetahui setting rele yang tepat agar sistem proteksi
terkoordinasi.
2. Dapat mendapatkan setting rele differential 87GTU.
3. Dapat mengetahui perbedaan nilai insiden energi dengan metode
perhitungan standar IEEE 1584-2002 dan metode modifikasi.
4. Dapat mengetahui kategori insiden energi dari arc flash, alat
pelindung diri dan jarak aman bagi pekerja.
Dasar Teori
• Arc Flash
• Rele Differential
ARC FLASH
• Arc flash ialah pelepasan energi listrik yang mengakibatkan ledakan eksposif panas dan
cahaya yang disebabkan oleh gangguan listrik, gangguan listrik tersebut adalah:
• Bolted short circuit
kontak antar konduktor berbeda potensial melalui konduktor dengan nilai impedansi nol.
• Arcing fault
Arus gangguan melalui udara kemudian mengalir pada konduktor lain dan menciptakan
sebuah plasma busur listrik.
Hasil arc flash: Panas 35.000 f(matahari 9.900f) sedangkan 168 f/75c maka dalam 1 detk
kulit manusia akan rusak, flash cahaya mengakibatkan buta, kerusakan pendengaran
karena arc blast 2 feet=145 decibels sedangkan pain threshold 130 decibels. Pressure
2000 lbs/ft kuadrat.
PENGHITUNGAN ENERGI ARC FLASH BERDASARKAN
IEEE 1584 – 2002
• ARUS ARCHING FAULT UNTUK Keterangan :
• lg = log10
TEGANGAN 1 KV – 15 KV • Ia = arus arcing (kA)
• K = konstanta untuk konfigurasi terbuka = -0,153 dan
lg Ia = 0,00402 + 0,983 lg konstanta untuk konfigurasi box = -0,097
• lg Ibf = bolted fault current pada gangguan tiga fase
Ia = 10lg Ia • G
(symmetrical RMS) (kA)
= jarak celah antar konduktor (mm)
• MENENTUKAN ENERGI NORMALISASI • En = Incident energy normalized (J/cm2)
• K1 = – 0,792 untuk konfigurasi terbuka (no enclosure)
lg En = K1 + K2 + 1,081 lg Ia + 0,0011 G • K2
– 0,555 untuk konfigurasi box (enclosed equipment)
= 0 untuk sistem ungrounded and high-resistan
grounded
En = 10 lgEn – 0,113 untuk sistem grounded
• E = incident energy (J/cm2)
• MENENTUKAN INCIDENT ENERGY • Cf = faktor pengali
1,0 untuk tegangan diatas 1kV, dan
E= 1,5 untuk tegangan dibawah 1kV
• En = incident energy normalized
Atau • t
• D
= arching time (detik)
= jarak kerja (mm)
E=(1,00929 • X = jarak exponent
DATA PARAMETER-PAREMETER YANG DIBUTUHKAN
UNTUK PERHITUNGAN INSIDEN ENERGI BERDASARKAN
IEEE 1584 - 2002
Tegangan Jenis Tipikal Gap Jarak Tipikal
Sistem Peralatan Konduktor Eksponen Jarak
(kV) (mm) Kerja
(mm)

0,208-1 Open Air 10-40 2,000 -


Switchgear 32 1,473 610
MCC dan 25 1,641 455
Panel
Cable 13 2,000 455
>1-5 Open air 102 2,000 -
Switchgear 13-102 0,973 910
Cable 13 2,000 455
>5-15 Open air 13-153 2,000 -
Switchgear 153 0,973 910
Cable 13 2,000 455
FLASH PROTECTION BOUNDARY
• Arc Flash Boundary : batas jarak pendekatan
dari bagian terbuka/sumber busur yang dapat
mengakibatkan seseorang dapat terbakar
level dua ketika terjadi busur api.
• Limited approach boundary : Jarak minimum
yang diizinkan bahwa personel yang tidak
berkualifikasi mendekati komponen
berenergi.
• Restricted approach boundary : batas
personel perlu dilatih dalam teknik
perlindungan kejut, memakai APD yang benar
dan memiliki rencana tertulis dan disetujui
untuk pekerjaan apa pun di zona tersebut.
PENGHITUNGAN JARAK AMAN SAAT TERJADI ARC FLASH
(ARC FLASH BOUNDARY, AFB) BERDASARKAN NFPA 70E
– 2004
• AFB Untuk tegangan 1kV – 15 kV Keterangan:

1 • DB = batas jarak dari titik busur api (mm)
  t  610
x
 x
• Cf = faktor perhitungan (1.0 untuk
DB  4.184C f En   
  0.2  E B  tegangan di atas 1 kV, 1.5 untuk
tegangan di bawah atau sama dengan 1kV)
• En = energi insiden normal
 t  • EB = energi insiden dalam J/cm2 pada batas
 Untuk teganganbf > E15 Kv
6
D
• AFB
B 2.142 * 10 * V * I jarak (5 J/)
B 
• t = waktu (detik)
• x = jarak exponen
• Ibf = bolted fault current (kA)
PENGHITUNGAN ENERGI ARC
FLASH BERDASARKAN METODE
MODIFIKASI
• Perhitungan insiden energi dengan metode modifikasi merupakan
pengembangan dari perhitungan standar IEEE 1584-2002. Akan tetapi
dalam metode modifikasi dipertimbangkan berkurangnya arus
gangguan tiga fasa dan juga waktu pemutusan masing-masing circuitb
reaker dalam menghilangkan gangguan. Untuk perhitungannya,
digunakan pengelompokan domain waktu berdasarkan konstanta
waktu tipikal mesin berputar untuk fase peralihan hubung singkat
tertentu. Adapun domain waktu tersebut seperti ditunjukkan pada
Tabel 1
Domain Waktu Fase Peralihan Komponen Menyumbang Arus
Hubung Singkat
0-0,035 Subtransient Utility, Generator, Synchronous
Motors & Induction Motor(>1000 HP),
Induction Motors(>250HP), Induction
Motors(50-200HP), Induction
Motors(<50HP)
0,035-0,067 Transient Utility, Generator, Synchronous
Motors & Induction Motor(>1000 HP),
Induction Motors(>250HP), Induction
Motors(50-200HP)

0,067-0,8 Transient Utility, Generator, Synchronous


Motors & Induction Motor(>1000 HP),

0,80-0,83 Steady State Utility, Generator.


0,83-t seconds Steady State Generator

Sehingga total insiden energi sebagai berikut:


 
 
PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE)
NFPA 70E 2015
Kategori PPE Minimum Alat Pelindung Diri/ PPE Kategori PPE Minimum Alat Pelindung Diri/ PPE
Insiden Energi Pakaian Peralatan Pelindung Insiden Energi Pakaian Peralatan
Pelindung
1 4 Kemeja lengan panjang Topi, 3 25 Kemeja lengan panjang dan Topi,
dan celana dengan arc Kacamata Celana dengan arc rating Kacamata
rating pengaman atau Jaket setelan flash arc dengan pengaman atau
Hood suit atau kacamata pengenal busur kacamata
pelindung wajah keselamatan (SR), Celana arc suit flash, keselamatan (SR)
dengan arc rating dan Pelindung Hood suit arc flash dengan Pelindung
balaclava, Jaket, jaket, pendengaran nilai arc rating pendengaran
jas hujan dengan arc (sisipan saluran Sarung tangan denga arc (sisipan saluran
rating telinga), raing, telinga)
Sarung tangan kulit, Jaket, jaket, jas hujan, atau Sepatu kulit
Alas kaki kulit. topi

4 40 Kemeja lengan panjang dan Topi,


2 8 Kemeja lengan panjang Kacamata Celana dengan arc rating Jaket Kacamata
dan celana dengan arc pengaman atau setelan flash arc dengan pengaman atau
rating kacamata pengenal busur kacamata
Hood suit atau keselamatan, Celana arc suit flash, keselamatan (SR)
pelindung wajah Pelindung Hood suit arc flash dengan Pelindung
dengan arc rating dan pendengaran nilai arc rating pendengaran
balaclava, jaket, jas Sisipan saluran Sarung tangan denga arc (sisipan saluran
hujan dengan arc rating telinga), raing, telinga)
Sarung tangan kulit, Jaket, jaket, jas hujan, atau Sepatu kulit
Sepatu kulit topi dengan arc rating
Rele Differential
• Rele differensial mengacu pada hukum
kirchoff yaitu jumlah arus yang masuk =
jumlah arus keluar, sehingga rele
differential membandingkan arus yang
masuk dengan arus yang keluar pada
zonanya. Perlindungan rele differential
ini beroperasi jika terjadi gangguan di
dalam zona proteksi dan tidak
terpengaruh terhadap gangguan dari
luar zona proteksi transformator. Zona
proteksi dibatasi oleh CT Incoming dan • I1=I2+I3
Outgoing.
Sistem kelistrikan PT. Indonesia
Power PLTU Banten 1 Suralaya Unit 8
• Single Line Diagram
Single Line Diagram
PEMBAHASAN
Exsisting Tipikal 1

• Rele RL-10BBU01 sebagai backup dari rele RL-


10BBA01 dan RL-10BCA01 memiliki perbedaan
waktu 0,1 s,
• Persinggungan antara rele RL-10BFT52 dengan
RL-10BCA01 dan RL-10BBA01
• RL-10BFT01-2 tidak dapat melindungi trafo dari
kondisi demage trafo
• tidak dapat bekerja maksimal melindungi trafo
saat terjadi beban berlebih
Resetting Tipikal 1a
No Nama Rele CT Ratio Tipe Low Set High Set
Kurva
Pick Time Pick Up Time
Up Dial Delay
1. RL-10BFT01 500/5 NI 1,76 0,25 17,7 0,1
2 Rl-10BCA01 1200/5 Definite 4,84 1,2 10,4 0,3
3. RL-10BBA01 1200/5 Definite 4,84 1,2 10,4 0,3
4. RL-10BBU01 4000/5 Definite 4,92 1,4 16,4 0,5
Exsisting Tipikal 2

• Rele RL-CHLA1 bertabrakan denga RL-10BCA01


dan RL-10BBA01
• Setting pick up rele RL-CHLA1 untuk melindungi
trafo dari beban berlebih terlalu besar
Resetting Tipikal 2
No Nama Rele CT Ratio Tipe Low Set High Set
Kurva
Pick Time Pick Up Time
Up Dial Delay
1. RL-CHLA 150/5 NI 4,03 0,26 71 0,1
2 Rl-10BCA01 1200/5 Definite 4,84 1,2 10,4 0,3
3. RL-10BBA01 1200/5 Definite 4,84 1,2 10,4 0,3
Exsisting Tipikal 3

• Setting pick up RL-CRUSHER C untuk overcurrent


dan instantaneous terlalu besar,.
Resetting Tipikal 3
No Nama Rele CT Ratio Tipe Low Set High Set
Kurva
Pick Time Pick Up Time
Up Dial Delay
1. RL-CRUSHER 150/5 Definite 1,2 22 9 0,2
2 Rl-10BCA01 1200/5 Definite 4,84 1,2 10,4 0,3
3. RL-10BBA01 1200/5 Definite 4,84 1,2 10,4 0,3
Exsisting Tipikal 4

• rele RL-ESP tidak dapat melindungi trafo dari


kondisi damage trafo. Sedangkan setting pick up
untuk melindungi trafo dari beban berlebih
terlalu besar sehingga rele tidak dapat bekerja
maksimal melindungi trafo
Resetting Tipikal 4
No Nama Rele CT Ratio Tipe Low Set High Set
Kurva
Pick Time Pick Up Time
Up Dial Delay
1. RL-ESP 150/5 NI 2,75 0,23 22 0,1
2 RL-10BBU01 4000/5 Definite 4,92 1,4 16,4 0,5
Exsisting Tipikal 5

• Setting pick up untuk overcurrent RL-Primary Air


Fan A dan instantaneous terlalu besar
Resetting Tipikal 5
No Nama Rele CT Ratio Tipe Low Set High Set
Kurva
Pick Time Pick Up Time
Up Dial Delay
1. RL-PAF A 500/5 Definite 1,2 22 9 0,1
2 RL-10BBU01 4000/5 Definite 4,92 1,4 16,4 0,5
Exsisting Tipikal 6

• Setting pick up untuk overcurrent RL-Ball Race


Mill dan instantaneous terlalu besar
Resetting Tipikal 6
No Nama Rele CT Ratio Tipe Low Set High Set
Kurva Pick Time Pick Up Time
Up Dial Delay
1. RL-Ball Race 500/5 Definite 1,2 22 9 0,2
Mill B
2 RL-10BBU01 4000/5 Definite 4,92 1,4 16,4 0,5
Exsisting Gangguan Ke Tanah

• Rele RL-Crusher C memiliki time delay yang


terlalu lama yaitu 0,5s dan perbedaan
waktu( dengan rele backup sebesar 0,6 s, yang
mana setting tersebut terlalu besar, selain
setting pick up >50% Isc LG dan setting pickup
yang tidak seragam.
Resetting Gangguan Ke Tanah
No Nama Rele CT Ratio Tipe High Set
Kurva
Pick Up Time
Delay
1. RL-CRUSHER 100/5 Definite 1,5 0,1
2 Rl-10BCA01 200/5 Definite 0,75 0,4
3. RL-10BBA01 200/5 Definite 0,75 0,4
4. RL-10BBU01 200/5 Defnite 0,75 0,7
ARC FLASH STD 1584-2002
• Bus 10BBA01
• E=(1,00929
• E=(1,00929
• E=1,473888
E=1,473888
E=46,29 cal/
METODE MODIFIKASI
•• BUS 10BBA01
• Domain waktu 0-0,035 second
=1,473888
=1,473888 [(
=2,95
• Domain waktu 0,035-0,067 second
=1,473888
=1,473888[(
=2,19
• Domain waktu 0,067-0,55 second
=1,473888
=1,473888[(
=33,58
• Total Insiden Energi
=++
=2,95+2,19+33,58
=38,73 cal/
PERBANDINGAN INSIDEN ENERGI STD IEEE 1584-
2002 VS METODE MODIFIKASI (RESETTING )

ID Bus Incident Energy Level Incident Energy Level


Energy Energy
( (
Standar Modifikasi

10BBA01 46,29 4 38,73 3


10BBB01 43,65 4 36,32 3
10BCA01 24,10 2 20,54 2
10BCB01 22,88 2 19,23 2
• REKOMENDASI SETTING RELE DIFFERENTIAL
Kondisi Normal
• =

• =
• =
• =
• =
• = 0,571 A
• =
• =
• = 3,958 A
• Slope=
• = 100 %
• = 14,437 %
Kondisi Gangguan Eksternal di Bus 10BBA01
3 Phasa
• =

• =
• =
206 A
• =
• =
• = 0,130 A
• =
• =
9140 A
3860 A
• = 1,588 A 136 A

• Slope= 24000/5

• = 100 %
• = 8,175 %
Kondisi Gangguan Eksternal di Bus 10BBB01
3 Phasa

•• =
• =
• =
• =
• =
• = 0,130 A
• = 121 A

9140 A
• =
• = 1,588 A
• Slope =
• = 100 %
• = 8,165 %
Kondisi Gangguan Eksternal di Bus 10BAT01 500 kV
3 Phasa
• =

• =
• =
• = 2400 A

• =
• = 1,874 A
• =
• = 56360 A
1760 A

• =9,490 A
• Slope =
• = 100 %
• = 17,266 %
Kondisi Gangguan Internal di Bus 10BAA 3 Phasa

• =
•• =
5010 A
• =
• =
• =
• = 40,346 A
• =
3300 A
• =
2960 A
• = 20,175 A
• Slope =
• = 100 %
• = 200 %
Kondisi Gangguan Eksternal di Bus 10BBA 2 Phasa

• Phasa A

• =
• =
177 A
• =
• =
• =
• = 0,382 A
• = 9140 A

• = 119 A

• = 0,951 A
• Slope=
• = 100 %
• = 40,182 %
• Phasa B • Phasa C
• •
• = • =
• = • =
• = • =
• = • =
• = • =
• = 0,334 A • = 0,02 A
• = • =
• = • =
• = 0,6 A • = 1,533 A
• Slope = • Slope =
• = 100 % • = 100 %
• = 55,69 % • = 1,304 %
Kondisi Gangguan Eksternal di Bus 10BBB01
2 Phasa

• Phase A

• =
• =
• =
• =
• =
• = 0,383 A 133 A

• = 9140 A

• =
• = 0,948 A
• Slope =
• = 100 %
• = 40,380 %
• Phase B • Phase C
• •
• = • =
• = • =
• = • =
• = • =
• = • =
• = 0,325 A • = 0,023 A
• = • =
• = • =
• = 0,611 A • = 1,535 A
• Slope = • Slope =
• = 100 % • = 100 %
• = 53,171 % • = 1,509 %
Kondisi Gangguan Eksternal di Bus 10BAT01 500 kV
2 Phasa

•• Phase A
• =
• =
• =
• =
• =
• = 5,670 A 987 A

984 A
• =
• =
• = 2,969 A
• Slope =
• = 100 %
• = 191,017 %
• Phase B • Phase C
• •
• = • =
• = • =
• = • =
• = • =
• = • =
• = 3,307 A • = 2,606 A
• = • =
• = • =
• = 10,195 A • = 7,364 A
• Slope = • Slope =
• = 100 % • = 100 %
• = 32,440 % • = 35,395 %
Kondisi Gangguan Internal di
Bus 10BAA 2 Phasa
• Phasa A

• =
• =
• =
• =
• =
• = 10,616 A
• = 2780 A

• = 2490 A

• =5,308 A
• Slope=
• = 100 %
• = 200 %
• Phasa B • Phasa C
• •
• = • =
• = • =
• = • =
• = • =
• = • =
• = 27,514 A • = 38 A
• = • =
• = • =
• =13,757 A • =19 A
• Slope = • Slope =
• = 100 % • = 100 %
• = 200 % • = 200 %
•• Rele diferensial tidak boleh bekerja saat kondisi normal dan gangguan eksternal. Diketahui
bahwa saat gangguan eksternal 2 phase pada bus10BAT01 atau bus grid PLN 500 kV memiliki:
• adalah 3,182 A
• adalah 10,258 A yang mana terletak ada slope1 karena
• Nilai slope adalah 31,023%
• Oleh karena itu, rekomendasi setting yang disarankan akan berdasarkan analisa gangguan
eksternal 2 phase pada bua 10BAT01 atau bus grid PLN 500 kV, berikut merupakan rekomendasi
setting :
• Setting pickup = 0,75Ie atau 2,51 A
• Setting slope 1 = 0,15
• Setting slope 2 = 0,6
I_Pkp_PcntDiff = 0,55Ie
I_InstDiff = 4Ie
Slope1_PcntDiff = 0,15
Slope2_PcntDiff = 0,6
Breakpoint 1 = Ie(fix)
Breakpoint 2 = 4Ie(fix)

• Terjadi kesalahan setting pada pemilihan pick


up, yang mana rele akan bekerja saat terjadi
gangguan eksternal 2 phase pada bus 10BAT01
atau bus grid PLN 500 kV
Setting pickup = 1,3pu
Low breakpoint = 1pu
High breakpoint = 5pu
Setting slope 1 = 15%
Setting slope 2 = 50%
Penutup
• Kesimpulan
• Saran
Kesimpulan
• Pada rele overcurrent tipikal 1 terdapat kekeliruan yaitu rele 10BCA01, 10BBA01dengan rele 10BBU01 dapat
• bekerja bersamaan karena gradding time sebesar 0,1s, terjadi kurva yang bertabrakan antara rele 10BFT01
dengan rele 10BCA01, 10BBA01.
• Pada rele overcurrent tipikal 1,2,3,4,5,6 terdapat kekeliruan yaitu setting pick up yang terlalu besar mencapai 1,5In
hingga 3In sehingga rele tidak dapat mengamankan peralatan saat terjadi overload.
• Pada rele ground fault terdapat kesalahan pada I pickup yang mana melebihi dari 50% Isc dan gradding time 0,8s,
sehingga dilakukanresetting dengan I pickup 30A dan gradding time 0,3s.
• Perhitungan insiden energi arc flash dengan menggunakan metode modifikasi menghasilkan nilai insiden energi
yang mengalami penurunan dibandingkan dengan standar IEEE 1584-2002, sebagai contoh bus 10BBA01dengan
menggunakan standar IEEE 1584-2002 adalah 46,29 cal/ sedangkan dengan metode modifikasi adalah 38,73 cal/
dan kategori energi mengalami penurunan dari 4 menjadi 3. Perubahan ini nterjadi karena pada metode
modifikasi mempertimbangkan awal mula arus kontribusi berdasarkan domain waktu hubung singkat dengan
batas yaitu putusnya masing-masing circuit breaker.
• Setting rele differensial didasarkan pada nilai dan slope saat kondisi normal dan gangguan eksternal karena rele
diferensial tidak boleh bekerja saat kondisi normal dan gangguan eksternal. Kedua parameter tersebut (dan slope)
diatur dengan logika AND sehingga rele hanya akan bekerja jika kedua parameter tersebut tercapai.
• Rekomendasi setting rele differensial adalah I pick up =1,3pu , slope1=15%, low breakpoint=1pu, slope2=50% dan
high breakpoint=5pu. Setting I pick up didasarkan pada nilai terbesar pada daerah yaitu saat gangguan eksternal
Saran

• Pada setting rele yang terdapat pada tugas akhir ini, dapat dijadikan
pertimbangan dan referensi untuk melakukan resetting yang
sebenarnya.
• Pekerja diharapkan dapat menggunakan APD sesuai dengan kategori
level insiden energi pada daerah kerja tersebut.
• Pemilihan spesifikasi rele didasarkan pada dan slope sat terjadi
gangguan eksternal 2 phasa dan 3 phasa.
Daftar Pustaka
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai