Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 1 Mayank Nirmala Sandi

Fatima Azehro
Dinda Dwi Pratiwi
Hosriyani Ningsih
Aldi Dwi Prawira
Rifdatul Ummah Rachman
Anatomi Telinga

1. Anatomi telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga. Daun telinga terdiri


dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan
kulit.
2. Anatomi Telinga Tengah

Telinga tengah berbentuk kubus yang terdiri dari:


a) Membran timpani yaitu membran fibrosa tipis yang
berwarna kelabu mutiara, berbentuk bundar dan
cekung.
b) Cavum tympani : Telinga tengah berbentuk kubus .
c) Tulang pendengaran (Ossicula auditoria) yang terdiri
dari maleus, incus dan stapes. Tulang pendengaran ini
dalam telinga tengah saling berhubungan.
d) Tuba eustakius, yang menghubungkan rongga telinga
tengah dengan nasofaring.
3. Anatomi telinga dalam

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput)


yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang
terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Kanalis
semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan
membentuk lingkaran yang tidak lengkap.
Pada irisan melintang koklea tampak skala
vestibuli sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan
skala media (duktus koklearis) diantaranya.
Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa
sedangkan skala media berisi endolimfa.
Definisi Barotrauma

Barotrauma adalah kerusakan jaringan yang


terjadi akibat kegagalan untuk menyamakan tekanan
udara antara ruang berudara pada tubuh (seperti telinga
tengah) dan tekanan pada lingkungan sewaktu melakukan
perjalanan dengan pesawat terbang atau pada saat
menyelam. Barotrauma dapat terjadi pada telinga, wajah
(sinus), dan paru, dalam hal ini bagian tubuh yang memiliki
udara di dalamnya.
Epidemologi

Barotrauma paling sering terjadi pada telinga tengah, hal


ini terutama karena rumitnya fungsi tuba eustakius. Barotrauma
pada telinga tengah dapat terjadi saat menyelam ataupun saat
terbang. Perubahan tekanan pada kedalaman 17 kaki pertama di
bawah air setara dengan perubahan tekanan pada ketinggian 18.000
kaki pertama di atas bumi. Dengan demikian, perubahan tekanan
lingkungan terjadi lebih cepat pada saat menyelam dibandingkan
dengan saat terbang. Hal ini dapat menjelaskan realitf tingginya
insidens barotrauma pada telinga tengah pada saat menyelam.
Etiologi Dan Klasifikasi

Barotrauma dapat terjadi bilamana ruang-ruang berisi gas dalam


tubuh menjadi ruang tertutup dengan menjadi buntunya jaras-jaras
ventilasi yang normal. Kelainan ini terjadi pada keadaan-keadaan:
a. Saat Menyelam
Ada beberapa tekanan yang berpengaruh saat orang
menyelam yaitu tekanan atmosfer dan tekanan hidrostatik.
Barotrauma dapat terjadi baik pada saat penyelam turun ataupun
naik.
b. Saat Penerbangan
Seseorang dalam suatu penerbangan akan mengalami
perubahan ketinggian yang mengakibatkan terjadinya perubahan
tekanan udara sekitar. Tekanan udara akan menurun pada saat lepas
landas (naik/ascend) dan meninggi saat pendaratan (turun/descend).
Patofisiologi

Penyakit yang disebabkan oleh perubahan


tekanan secara umum ditemukan oleh hukum fisika Boyle
dan Henry. Hukum boyle menyatakan “suatu penurunan
atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan
memperbesar atau menekan (secara berurutan) suatu
volume gas dalam ruang tertutup” atau P1 x V1 = P2 x V2,
dimana P adalah tekanan dan V adalah volume.
Perubahan tekanan terjadi ketika menyelam, pada
ruang hipo dan hiperbarik, perjalanan udara, dan pada
beberapa pendakian serta pada lift yang cepat.
Next

Hukum henry menyatakan bahwa daya larut


udara pada cairan secara langsung sebanding dengan
tekanan pada udara dan cairan. Sehingga, ketika tutup
botol soda dibuka, terbentuk gelembung pada saat
udara dilepaskan dari cairan. Sebagai tambahan,
ketika nitrogen pada tank udara penyelam larut pada
jaringan lemak atau cairan sinovial penyelam saat
menyelam, nitrogen akan dilepaskan dari jaringan
tersebut ketika penyelam naik menuju lingkungan
dengan tekanan yang lebih rendah.
Manifestasi Klinis Dan
Mekanisme

Tiga gejala klinis yang terdapat pada


barotrauma secara umum adalah : efek pada sinus atau
telinga tengah, penyakit dekompresi, dan emboli gas
arteri. Barotrauma yang terjadi pada saat penurunan
disebut squeeze. Gejala Knilis pada barotrauma
bergantung pada daerah yang mengalami gangguan,
yaitu sebagai berikut:
1. Barotrauma saat turun (Squeeze) Telinga Luar
Next

2. Barotrauma saat
turun (Squeeze) Telinga
Tengah

3. Barotrauma
Penurunan (Squeeze)
Telinga Dalam

4. Barotrauma saat turun


(Squeeze) Sinus Paranasalis
Barotrauma yang terjadi pada saat penyelam
naik dari kedalaman secara cepat disebut
reverse squeeze atau overpressure.

1. Barotrauma saat naik 2. Barotrauma saat naik


(Overpressure) Telinga (Overpressure) Sinus
Tengah Paranasalis
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisis harus disesuaikan dengan


riwayat pasien. Pemeriksaan fisis secara umum harus
dilakukan dengan menekankan pada telinga, sinus, dan
leher serta paru-paru, kardiovaskular, dan sistem neurologi.
Inspeksi dan palpasi ekstremitas, dan pergerakan sendi.
Pada sinus, inspeksi mukosa nasal untuk polip, perdarahan
atau lesi. Palpasi dan transluminasi sinus untuk memeriksa
adanya perdarahan. Perkusi gigi atas dengan spatel untuk
melihat adanya nyeri tekan pada sinus.
Pada telinga inspeksi secara hati-hati membran timpani,
lihat apakah ada tanda-tanda: kongesti di sekitar umbo,
berapa persen membran timpani yang rusak, jumlah
perdarahan di belakang gendang telinga, bukti ruptur
membran timpani.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita barotrauma


adalah pemeriksaan lab berupa :
1. Darah Lengkap
2. Analisa Gas Darah
3. Kadar Serum Creatinin Phosphokinase
4. Foto Thoraks dan CT Scan
5. PTA
6. Timpanometri
7. OAE
Penatalaksanaan

Penanganan prehospital dapat dipertimbangkan


termasuk menstabilkan ABC dan mengkoreksi setiap
kondisi yang dapat mengancam nyawa serta
mempertahankan oksigenase dan perfusi yang adekuat.
Pasien harus diberi aliran oksigen yang besar dan infus
dengan akses vena yang besar untuk memelihara tekanan
darah dan nadi. Intubasi dapat dilakukan pada pasien
dengan jalan nafas yang tidak stabil atau hipoksia
persisten meski dengan oksigen 100%.
Next

Pada kasus yang tidak gawat darurat,


pengobatan biasanya cukup dengan cara konservatif
saja, yaitu dengan memberikan dekongestan,
menghindari menyelam atau terbang sampai pasien
dapat menyeimbangkan kembali fungsi telinga tengah,
atau dengan melakukan perasat Valsava selama tidak
terdapat infeksi di jalan napas atas.
Dokter umum dapat mendiagnosa dan mengobati
gangguan ini dengan dekongestan dan manuver valsava.
Kasus berulang memerlukan konsultasi dari ahli THT,
dengan opsi bedah miringotomi, meskipun kebanyakan
kasus membaik secara spontan.
Komplikasi

Komplikasi yang mungkin ditemukan berupa


infeksi telinga akut, hilangnya pendengaran, ruptur
atau perforasi dari gendang telinga dan vertigo.
Prognosis

Kasus-kasus berat memerlukan waktu hingga


4-6 minggu untuk menyembuh, tapi umumnya dapat
sembuh dalam dua atau tiga hari. Barotrauma
biasanya sembuh sendiri. Hilangnya pendengaran
sebagian besar bersifat temporer.
Pencegahan

Barotrauma dapat dicegah dengan


menghindari terbang ataupun menyelam pada
waktu pilek dan menggunakan teknik pembersihan
yang tepat. Usaha preventif terhadap barotrauma
dapat dilakukan dengan selalu mengunyah permen
karet atau melakukan perasat Valsava, terutama
sewaktu pesawat terbang mulai turun untuk
mendarat
KASUS

(Ms Word)

Anda mungkin juga menyukai