Anda di halaman 1dari 69

TUGAS KMB II (KELOMPOK 4) :

1. ALDO EDWIN P. NIM.15.046


2. CHASANIA ANJARWATI NIM.15.048
3. EKA MAULITA NIM.15.053
4. JAINUL ALIM NIM.15.061
5. LITA OKTAVIAN NIM.15.065
6. M. FANDY FEBRIARI NIM.15.069
7. NITA SWARIYANTI NIM.15.074
8. NOVI EKA SABRINA NIM.15.078
9. RIZKY TEGUH I. NIM.15.082
10. SITI INDRIANI NIM.15.086
11. DEVITA PUTRI I. NIM.14.010
PRURITUS
DEFINISI PRURITUS

Pruritus berasal dari kata Prurire: gatal; rasa gatal; berbagai


macam keadaan yang ditandai oleh rasa gatal (Kamus Kedokteran
Dorland.1996). Djuanda A, dkk (1993), mengemukakan pruritus
adalah sensasi kulit yang iritatif dan menimbulkan rangsangan untuk
menggaruk. Berdasarkan dua pendapat di atas, Pruritus adalah
sensasi kulit yang iritatif dan ditandai oleh rasa gatal, serta
menimbulkan rangsangan untuk menggaruk. Reseptor rasa gatal
tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (penicillate)
yang hanya ditemukan pada kulit, membran mukosa dan kornea
(Sher,1992).
Macam-Macam Pruritus
Cold Sore (Herpes Simplex Virus)

Cold sores adalah keadaan kulit melepuh berentuk bulat berisi cairan yang biasanya
tumbuh disekitar mulut atau sekitar wajah. Terkadang lepuhan juga muncul di jari,
hidung atau didalam mulut, tetapi itu jarang terjadi. Biasanya Cold Sore disebabkan
oleh virus Herpes, dan tidak ada pengobatan untuk penyakit ini selain mengobati atau
membasmi herpes tersebut. Terkadang penyakit ini akan kambuh tanpa tanda-tanda,
dan berhati-hatilah karena cairan didalam cold sore tersebut sangat mudah menular.
Psoriasis

Apa itu Psoriasis ? penyakit psoriasis adalah kondisi gangguan kulit


kronis yang ditandai dengan bercak merah terkadang menyerupai sisik
pada kulit. Psoriasis dapat terlihat berbeda tergantung dimana dan jenis
apa yang menyerang Anda. Jika anda memiliki gejala seperti Psoriasis,
lihatlah gambar dibawah ini untuk lebih mengerti apakah itu Psoriasis
Scalp, Psoriasis Guttate atau Psoriasis Plaque atau apakah itu Eczema
(Eksim)? karena memang gejala dan penampakanna mirip dengan
eksim. Jika anda mengerti jenis Psoriasis mana yang menyerang anda
maka anda akan lebih mudah untuk mengobatinya.
Hives / Urticaria (Gatal Alergi)

Apa itu gatal karena alergi? Hives, Urticaria, gatal karena alergi
adalah perasaan gatal disertai timbulnya benjolan-benjolan kecil pada
kulit. Biasanya berwarna merah dan sakit ketika disentuh. Pada
kebanyakan kasus, urticaria disebabkan oleh reaksi terhadap
pengobatan dan atau reaksi alergi terhadap benda yang menyebabkan
iritasi.
Impetigo

Impetigo adalah kondisi kulit yang sangat menular. Biasanya muncul dibagian wajah,
leher, dan tangan dari anak anak atau bayi yang baru lahir. Anak-anak yang memakai
popok biasanya terkena Impetigo disekitar area popok. Impetigo jarang terjadi pada
orang dewasa, biasanya diteruskan dengan kondisi kelainan kulit lain dan infeksi kulit
lain. Impetigo disebabkan oleh dua bakteri - streptococcus aureus dan staphylococcus
pyogenes. Perawatan yang direkomendasikan tergantung pada jenis bakteri mana
yang menyerang anda. biasanya kondisi ini akan hilang sendiri setelah dua-tiga
minggu.
Dyshidrotic Eczema (Eksim Dishidrotik)

Dyshidrotic Eczema atau Eksim Dishidrotik adalah kondisi kulit


dimana benjolan2x timbul pada bagian bawah kaki dan atau telapak
tangan. benjolan ini biasanya gatal dan mungkin berisi cairan. biasanya
akan bertahan selama tiga minggu dan mungkin juga berkaitan dengan
alergi musiman atau stress.
Seberapa umumkah pruritus?

Pruritus tergolong umum. Penyakit ini mengakibatkan


kelainan kulit primer seperti xerosis, dermatitis atopik,
urticaria, psoriasis, serangan arthropoda, mastocytosis,
dermatitis herpetiformis, atau pemphigoid. Pruritus dapat
mempengaruhi pasien pada semua umur. Pruritus mampu
teratasi dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan
dokter untuk informasi lebih lanjut.
KLASIFIKASI PRURITUS

 Pruritoceptive itch: Akibat gangguan yang berasal dari kulit.


Misalnya, inflamasi, kering, dan kerusakan kulit.
 Neuropathic itch: Akibat gangguan pada jalur aferen saraf perifer
atau sentral. Misalnya, pada herpes dan tumor.
 Neurogenic itch: Tidak ada gangguan pada saraf maupun kulit,
namun terdapat transmitter yang merangsang gatal. Misalnya,
morphin dan penyakit sistemik (ginjal kronis, jaundice).
 Psikogenic itch : Akibat gangguan psikologi. Misalnya,
parasitophobia
MANIFESTASI KLINIS

Pruritus secara khas akan menyebabkan pasien menggaruk yang biasanya


dilakukan semakin intensif pada malam hari. Pruritus tidak sering dilaporkan pada
saat terjaga karena perhatian pasien teralih pada aktifitas sehari-hari. Pada malam hari
dimana ha-hal yang bisa mengalihkan perhatian hanya sedikit, keadaan priritus yang
ringan sekalipun tidak mudah diabaikan. Efek sekunder mencakup ekskorisi,
kemerahan bagian kulit yang menonjol (bidur), infeksi dan perubahan pigmentasi.
Rasa gatal yang hebat akan menganggu penampilan pasien.. Efek sekunder pruritus
adalah ekskoriasi, kemerahan, bidur (kulit menonjol), infeksi, dan perubahan
pigmentasi. Pruritus pada malam lebih intensif dari pruritus pada sianga hari,
akibatnya minimnya distraktor pada malam hari. Sebaliknya pada siang hari banyak
distraktor yang mengalihkan perasaan gatal, seperti pekerjaan, hiburan dan
sebagainya.
Apa penyebab pruritus?

 Kulit kering. Kalau tidak ditemukan benjolan merah cerah atau


perubahan drastis lainnya di area yang gatal, penyebab pruritus
mungkin adalah kulit kering. Kulit kering biasanya muncul sebagai
respon terhadap faktor lingkungan seperti cuaca panas atau dingin
dengan kelembapan rendah, penggunaan AC atau pemanas dalam
jangka panjang, dan terlalu sering mandi.
 Kondisi kulit dan ruam. Banyak kondisi kulit dapat membuat Anda
merasa gatal, termasuk eksim (dermatitis), psoriasis, scabies, kutu,
cacar air, dan bentol-bentol.
 Kehamilan. Selama hamil, beberapa wanita dapat mengalami
pruritus, terutama pada perut, paha, payudara, dan lengan.
 Penyakit internal. Terdapat beberapa penyakit yang gejalanya adalah
membuat Anda mengalami pruritus. Penyakit tersebut bisa berupa
penyakit hati, malabsorpsi gandum, gagal ginjal, anemia karena
kekurangan zat besi, gangguan tiroid, dan kanker, termasuk
leukemia dan limfoma.
 Kelainan saraf. Multiple sclerosis, diabetes mellitus, saraf terjepit,
dan herpes zoster mampu mempengaruhi sistem saraf dan lalu
mengakibatkan pruritus.
 Iritasi dan reaksi alergi. Anda bisa mengalami pruritus karena iritasi
yang berasal dari cuaca dingin, zat kimia, sabun, dan zat-zat lainnya.
Alergi makanan mungkin juga menyebabkan kulit gatal.
 Obat-obatan. Reaksi terhadap obat, misalnya antibiotik, obat anti
jamur atau obat narkotik pereda rasa sakit, dapat menyebabkan ruam
yang menyebar dan pruritus.
Apa saja tanda-tanda dan gejala pruritus?

Tanda dan gejala pruritus adalah:


o Kulit gatal di sekitar area kecil tertentu, misalnya pada
lengan atau kaki, atau seluruh tubuh terasa gatal
o Kulit memerah
o Bentol, bintik-bintik, atau kulit melepuh
o Kulit kering dan pecah-pecah
o Tekstur kulit kasar atau bersisik
Rasa gatal kadang-kadang berlangsung dalam waktu
lama dan bisa intens. Ketika Anda menggosok atau
menggaruk area, kulit bertambah gatal. Dan semakin
kulit gatal, semakin sering Anda menggaruknya.
Memutus siklus gatal-garuk bisa menyulitkan, tapi
terus menggaruk dapat merusak kulit atau
menyebabkan infeksi. Beberapa gejala atau tanda
lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda
merasa cemas tentang gejala tersebut, segera
konsultasi ke dokter Anda.
PATOFISIOLOGI
Pruritus merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering
dijumpai pada gangguan dermatologic yang menimbulkan gangguan
dermatologic yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan
integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal
tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (peniciate) yang hanya
ditemukan dalam kuit, membrane mukosa dan kornea.
Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan histamine
oleh ujung saraf yang memperberat gejala pruritus yang selanjutnya
menghasilkan lingkaran setan rasa gatal dan menggaruk. Meskipun pruritus
biasanya disebabkan oleh penyakit kulit yang primer dengan terjadinya ruam
atau lesi sebagai akibatnya, namun keadaan ini bisa timbul tanpa manifestasi
kulit apapun. Keadaan ini disebut sebagai esensial yang umumnya memiliki
awitan yang cepat, bias berat dan menganggu aktivitas hidup sehari-hari yang
normal.
Garukan menyebabkan inflamasi sel dan pelepasan histamin
oleh ujung saraf yang mempercepat rasa pruritus (garuk
menyebabkan inflamasi, inflamasi merangsang pelepasan
histamin, gatal bertambah dorongan menggaruk meningkat,
dan seterusnya "lingkaran setan prritus). Pruritus dapat
menjadi petunjuk pertama kelainan sistemik internal seperti
DM (karena: hiperglikemi, iritabilitas ujung saraf, dan
kelainan metabolik kulit), kelainan darah, kanker (berasal
dari sistem limforetikuler, seperti penyakit Hodgkin).
Beberapa preparat oral menimbulkan pruritus
seperti aspirin, antibiotik, hormon, morpin/kokain. Pada
lansia pruritus disebabkan oleh kulit kering
BENTUK PRURITUS:

 Pruritus pada Mikosis Fungoides


Merupakan limfoma maligna yang progresif. Pruritus timbul pad
waktu lesi kulit masih tidak khas dan belum terdapat infiltrasi maligna.
Pruritus dapat bersifat menetap dan intoleran.
 Pruritus pada Psokologik
Respons garukan berbeda dengan pruritus karena penyebab lain.
Pada gatal karena penyakit organis terdapat korelasi antara sensasi
gatal dengan beratnya respons garuk. Pada gatal psikologik ternyata
respons garukan lebih kecil daripada derajat gatal subjektif, tampak
lebih sedikit efek garukan dan lebih sedikit efek garukan dan lebih
banyak picking (cubitan), serta tidak dijumpai gangguan tidur.
Faktor-faktor risiko

Ada banyak faktor risiko pruritus, yaitu:


o Alergi musiman, alergi serbuk bunga, asma, dan eksim.
o Umur. Lansia lebih mudah terkena pruritus.
o Tinggal di daerah padat biasanya mendorong perkembangan kutu,
cacing usus, dan penyakit masa kecil yang menular.
o Memakai sepatu olahraga tertutup dengan kaos kaki sintetis
membuat kaki lembap, yang mendorong perkembangan jamur.
o Memelihara hewan di rumah.
o Gigitan serangga.
o Perawatan dan kebersihan.
KOMPLIKASI

Dapat timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat


berbentuk impetigo, ektima, sellulitis, limfangitis, dan
furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang
diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal.
Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat
anti skabies yang berlebihan, baik pada terapi awal ataupun
pemakaian yang terlalu sering.
Penatalaksanaan secara Medis
 Obat-obatan tertentu, misalnya tacrolimus dan pimecrolimus, adalah
penghambat calcineurin yang mungkin diberikan dalam beberapa
kasus, terlebih jika area yang gatal tidak terlalu besar.
 Untuk mengurangi pruritus, mungkin juga menerima antihistamine
oral dari dokter. Manfaat sejumlah obat dalam kelompok ini adalah
tidak membuat mengantuk, seperti cetirizine dan loratadine,
sementara obat lainnya dapat membuat mengantuk macam
diphenhydramine. Bila tidak bisa tidur di malam hari karena
pruritus, kelompok obat ini cocok .
 Terapi cahaya atau fototerapi adalah salah satu metode untuk
mengobati pruritus, termasuk memaparkan kulit terhadap sinar
ultraviolet dengan panjang gelombang tertentu. Beberapa sesi
biasanya dijadwalkan sampai penyakit mampu terkontrol.
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk
pruritus?

Pruritus dapat terdiagnosis dengan pemeriksaan fisik dan riwayat. Bila dokter
menduga bahwa suatu kondisi medis menyebabkan pruritus, sejumlah tes dapat
dilakukan, biasanya:
 Tes darah. Tes ini mampu menyediakan bukti kondisi internal penyebab pruritus,
misalnya kekurangan zat besi.
 Profil kimia. Tes ini dilakukan untuk memeriksa apakah mengidap kelainan hati
atau ginjal.
 Tes fungsi tiroid. Dokter perlu menentukan apakah kelainan tiroid seperti
hipertiroid, muncul karena bisa saja merupakan penyebab penyakit.
 X-ray dada. Radiografi mampu mengindikasikan tanda penyakit yang mungkin
terkait dengan penyakit.
Penatalaksanaan secara keperawatan :

Upaya lain yang berguna untuk menghindari pruritus, diantaranya mencegah


faktor pengendap, seperti pakaian yang kasar, terlalu panas, dan yang menyebabkan
vasodilatasi jika dapat menimbulkan rasa gatal (mis. Kafein, alcohol, makanan
pedas). Jika kebutuhan untuk menggaruk tidak tertahankan, maka gosok atau garuk
area yang bersangkutan dengan telapak tangan.Jangan menggaruk., bisa
mencegahnya dengan menutupi area yang gatal. Sebelum tidur, bisa memotong kuku
dan mengenakan sarung tangan sehingga tidak dapat menggaruk selama tidur.
 Mengompres dengan kain yang dingin dan basah. Menutupi area yang terkena
dengan perban dan kain mampu membantu melindungi kulit dan mencegah
goresan.
 Mandi dengan air hangat. Cara ini baik bagi untuk meredakan pruritus. disarankan
menabur air mandi dengan baking soda, oatmeal mentah, atau koloid.
ASUHAN KEPERAWATAN PRURITUS
A. PENGKAJIAN
o Biodata
Cantumkan biodata klien secara lengkap yang mencakup umur, jenis kelamin, suku
bangsa.
o Keluhan utama
Biasanya klien datang ke tempat pelayanan kesehatan dengan keluhan gatal pada
kulitnya, intensitas gatal lebih sering terasa pada malam hari.
o Riwayat penyakit sekarang
Faktor pencetus timbulnya pruritus dapat disebabkan oleh adanya kelainan sistemik
internal seperti diabetes melitus, kelainan darah atau kanker, penggunaan preperat oral
seperti aspirin, terapi antibiotik, hormon. Adanya alergi, baru saja minum obat yang baru,
pergantian kosmetik dapat menjadi faktor pencetus adanya pruritus. Tanda-tanda infeksi
dan bukti lingkungan seperti udara yang panas, kering, atau seprei/selimut yang
menyebabkan iritasi. Pruritus dapat terjadi pada orang yang berusia lanjut sebagai akibat
dari kulit yang kering.
o Riwayat penyakit dahulu
Pruritus merupakan penyakit yang hilang/ timbul, sehingga pada
riwayat penyakit dahulu sebagian besar klien pernah menderita
penyakit yang sama dengan kondisi yang dirasa sekarang.
o Riwayat penyakit keluarga
Diduga faktor genetik tidak mempengaruhi timbulnya pruritus.
Kecuali dalam keluarga ada kelainan sistemik internal yang bersifat
herediter mungkin juga mengalami pruritus.
o Riwayat psikososial
Rasa gatal dapat pula disebabkan oeh factor psikologik seperti stress
yang berlebihan dalam keluarga atau lingkunagn kerja. Pruritus
menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit.
Rasa gatal yang hebat akan menganggu penampilan pasien.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan respon
peradangan
C. INTERVENSI
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit
Tujuan:
o Nyeri berkurang.
Kriteria hasil:
o Kerusakan jaringan pada kulit dapat teratasi.
Intervensi:
o Tutup jari atau ekstremitas pada posisi berfungsi (menghindari posisi fleksi
sendi yang sakit) menggunakan papan dan kaki sesuai keperluan.
o Berikan tindakan kenyamanan, contoh: pijatan pada area yang tidak sakit,
perubahan posisi dengan sering.
o Berikan analgesik sesuai indikasi.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan respon
peradangan
Tujuan:
o Integritas kulit kembali normal
Kriteria hasil:
o Lesi dan peradangan teratasi
Intervensi:
o Beri pelembab
o Gunakan handuk yang lembut saat mengeringkan tubuh.
o Anjurkan untuk tidak menggaruk saat gatal jika terpaksa ingin
menggaruk, menggunakan telapak tangan saat menggaruk.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
o Lakukan pengkajian ulang atau validasi masalah klien
o Tentukan tindakan keperawatan yang akan di lakukan untuk
mengatasi masalah klien
o Aplikasikan rencana tindakan tersebut ke dalam tindakan nyata
o Prioritaskan tindakan yang lebih penting dulu
o Catat semua perkembangan masalah klien
o Dokumentasikan tindakan tersebut.
E. EVALUASI
o Tanyakan pada klien apakah status kesehatannya sudah membaik
o Lihat hasil perkembangan kesehatan terakhir
o Dokumentasikan hasil evaluasi tersebut
ISTIRAHAT DAN TIDUR
Istirahat
Menurut Asmadi (2008), Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi
bersantai menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta
melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau menjengkelkan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang,
rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas). Menurut Wong
(2008) tidur merupakan fungsi protektif yang dimiliki semua organisme
memungkinkan terjadinya perbaikan dan pemulihan jaringan setelah aktivitas.
Seseorang dapat benar-benar istirahat bila:
1. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah kontrolnya;
2. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau di manapun
juga termasuk ide-idenya diterima oleh orang lain;
3. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan;
4. memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya;
5. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukannya.
Tidur
Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu. Jika seseorang memperoleh periode tidur yang
cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih, hal ini diyakini bahwa tidur
memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan system tubuh untuk periode
keterjagaan yang berikutnya (Potter & Perry, 2005). seseorang tidur tidak jelas
diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental
emosional, fisiologis, dan kesehatan. Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur
apabila terdapat tanda tanda sebagai berikut:
1. Aktivitas fisik minimal
2. Tingkat kesadaran yang bervariasi
3. Terjadi perubaban-perubaban proses fisiologis tubuh
4. Penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.
Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubaban proses fisiologis. Perubahan tersebut,
antara lain:
1. Penurunan tekanan darah, denyut nadi;
2. Dilatasi pembuluh darab perifer;
3. Kadang-kadang teriadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal;
4. Relaksasi otot-otot rangka;
5. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%.
TAHAPAN TIDUR

Tahap I NREM
 Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur
 Tahap berakhir beberapa menit
 Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara
bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme
 Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti
suara
 Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun
Rapid Eye Movement (REM)
 Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM. Mimpi yang
kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain.
 Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur
 Hal ini dicirikan oleh respon otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi
jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan atau fluktuasi tekanan darah
 Terjadi tonus otot skelet penurunan
 Peningkatan sekresi lambung
 Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur
 Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus rata-rata 20 menit
FAKTOR YANG MEMENGARUHI
ISTIRAHAT DAN TIDUR
 Status kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dia dapat ndur dengan nyenyak.
 Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur.
 Stres psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur.
 Obat-obatan
Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan ada pula yang
sebaliknya mengganggu tidur.
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR PER HARI
1. Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1 siklus tidur rata-rata
45-60 menit.
2. Bayi (s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan 20-30% REM dan tidur
sepanjang malam.
3. Todler (1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25% REM dan tidur sepanjang malam
+ tidur siang.
4. Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan 20% REM.
5. Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM.
6. Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM.
7. Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan 20% REM.
8. Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM.
9. Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur.
10. Dewasa tua : ± 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur.
Gangguan tidur
 Insomnia
Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk
tetap tertidur.
 Somnambulisme
Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat
kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi
motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di tempat
tidur, menabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara.
 Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak disengaia (mengompol).
 Narkolepsi
Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan
yang tak terkendali untuk tidur.
 Mendengkur
Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran
udara di hidung dan mulut.
 Narkolepsi
Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan
yang tak terkendali untuk tidur.
Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Istirahat Dan Tidur

A. Pengkajian
Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan
istirahat dan tidur meliputi pengkaiian mengenal:
1. Riwayat tidur
o Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa biasa
bangun tidur, dan keteraturan pota tidur klien;
o Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku, buang air
kecil, dan lain-lain;
o Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya;
o Kebiasaan tidur siang;
PERAN PERAWAT

Perawat dalam mengatasi gangguan istirahat


dan tidur berperan untuk meniapkan lingkungan
atau suasana yang nyaman untuk beristirahat dan
tidur yang tenang bagi pasien.
o Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah
kondisinva bising, gelap, atau suhunya dingin? dan lain lain;
o Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari apakah
peristiwa, yang dialami klien, yang menyebabkan klien mengalami gangguan
tidur?;
o Status emosi dan mental klien. Status emosi dan mental memengaruhi
terhadap kemampuan klien untuk istirahat dan tidur. Perawat perlu mengkaji
mengenai status emosional dan mental klien, misalnya apakah klien
mengalami stres emosional atau ansietas?, juga dikaji sumber stres yang
dialami klien.
2. Gejala Klinis
Gejala klinis yang mungkin muncul: perasaan lelah, gelisah, emosi, apetis, adanya
kehitaman di daerah sekitar mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih,
perhatian tidak fokus, sakit kepala.
3. Penyimpangan Tidur
Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi,
night terrors, mendengkur, dll
4. Pemeriksaan fisik
o Tingkat energi, seperti terlihat kelelahan, kelemahan fisik, terlihat lesu
o Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab, mata merah, semangat
o Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng/ sempoyongan, menggosok-gosok mata, bicara
lambat, sikap loyo
o Data penunjang yang menyebabkan adanya masalah potensial, seperti obesitas,
deviasi septum, TD rendah, RR dangkal dan dalam
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien dengan gangguan
pemenuhan istirabat tidur menurut Asmadi (2008), antara lain:
o Gangguan pola tidur
Disebabkan karena ansietas yang klien, lingkungan yang tidak kondusif
untuk tidur (misalnya, lingkungan yang bising), ketidakmampuan mengatasi stres
yang dialami, dan nyeri akibat penyakit yang diderita, Insomnia, hiperinsomnia,
kehilangan tidur REM, ketakutan
C. INTERVENSI
o Contoh perencanaan dalam asuhan keperawatan dikebutuhanistirahat dan
tidur :
o Monitoring lama waktu klien istirahat
o Kolaborasi pemberian obat tidur
o Anjurkan klien untuk tidak minum air berlebihan sebelum tidur
o Beri pendidikan kepada klien tentang gangguan istirahat dan tidur.
D. IMPLEMENTASI
Dalam implementasi, tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana tindakan
di intervensi. Tindakan dapat berupa tindakan keperawatan mandiri seperti
monitoring, kolaborasi dan edukasi. Jika masalah yang dialami klien berupa
masalah psikis yang yang menyangkut jiwa klien, tindakan dapat berupa
menyarankan klien untuk konsultasi kepada psikolog atau konsultan.
E. EVALUASI
Setelah tindakan selesai dalam jangka waktu yang
sudah ditentukan, maka diadakan evaluasi yang di tinjau
antara kriteria hasil dan data yang kita peroleh baik dari
data subyektif maupun data obyektif. Evaluasi berisi
tentang hasil Asuhan Keperawatan, apakah tujuan tercapai
keseluruhan, tujuan tercapai sebagian, atau bahakan tujuan
tidak tercapai.
NYERI
DEFINISI NYERI

Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang


mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila
seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of
Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional
yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
KLASIFIKASI NYERI

Berdasarkan lama / durasinya.


a. Nyeri akut.
Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang,
yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan
tegangan otot.
b. Nyeri kronis.
Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung
dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam
kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan
nyeri psikosomatis
Berdasarkan penyebab
o Fisik
Bisa terjadi karena stimulus fisik. Contoh: fraktur femur.
o Psycogenic.
Terjadi karena sebab yang kurang jelas/susah diidentifikasi,
bersumber dari emosi / psikis dan biasanya tidak disadari. Contoh:
orang yang marah-marah, tiba-tiba merasa nyeri pada dadanya
ETIOLOGI NYERI

Trauma
o Mekanik (tergesek, terpotong, terpukul, tertusuk)
o Thermis (panas dan dingin)
o Chemis (zat kimia bersifat asam dan baja serta iritasi dan korosif lainnya)
o Elektris (listrik)
o Peradangan (inflamasi)
Nyeri disebabkan oleh pembengkakan yangmeregang syaraf dan pelepasan mediator kimia.
o Trauma Psikologis
o Keluhan yang berhubungan dengan psikologis
o Gangguan sirkulasi
o Terjadi penyempitan / penyumbatan pada saluran tubuh
o Neuplasma
o Jinak, nyeri tidak ada ujung reseptor
o Misalnya : tumor
GEJALA KLINIS
Respon Simpatis
 Peningkatan tekanan darah
 Peningkatan suhu
 Peningkatan respirasi
Respon muskular
 Gelisah
 Meraba
 Membatasi respirasi
 Respon emosional
 Perubahan perilaku
 Iritable, merintih dan menangis
 Ekspresi wajah : menyeringai, masalah
FISIOLOGI NYERI

Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima


rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri
adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap
stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut
juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada
yang bermielien dan
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri
adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap
stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut
juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada
yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf
perifer.ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
TEORI PENGONTROLAN NYERI (GATE
CONTROL THEORY)
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965)
mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau
dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem
saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri
dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls
dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup
pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan
nyeri.
RESPON PSIKOLOGIS TERHADAP NYERI

1. Bahaya atau merusak


2. Komplikasi seperti infeksi
3. Penyakit yang berulang
4. Penyakit baru
5. Penyakit yang fatal
6. Peningkatan ketidakmampuan
7. Kehilangan mobilitas
RESPON FISIOLOGIS TERHADAP NYERI

1. Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat,


dan superficial)
2. Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate
3. Peningkatan heart rate
4. Vasokonstriksi perifer, peningkatan BP
5. Peningkatan nilai gula darah
6. Peningkatan kekuatan otot
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON
NYERI

o Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji
respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah
patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam
nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang
harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal
jika nyeri diperiksakan.
o Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara signifikan
dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak pantas
kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).
o Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan
bagaimana mengatasinya.
o Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan
seseorang cemas.
o Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi
nyeri.
o Support keluarga dan sosial
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga
atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan
INTENSITAS NYERI

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa


parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas
nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan
nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda
oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda.
Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling
mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh
terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan
tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti
tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).
Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :
Skala intensitas nyeri deskritif

Skala identitas nyeri numerik


Skala analog visual

Skala nyeri menurut bourbanis


Keterangan :
o 0 :Tidak nyeri
o 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi
o dengan baik.
o 4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis,
o menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
o 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat
o mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri,
tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi
o 10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi
Skala nyeri berdasarkan ekspresi wajah, biasanya digunakan
untuk usia balita dan anak-anak
PENILAIAN NYERI BERDASARKAN PQRST

o P : Provokatif / Paliatif
Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri…? Apakah karena terkena ruda paksa / benturan..?
Akibat penyayatan..? dll.
o Q : Qualitas / Quantitas
Seberapa berat keluhan nyeri terasa..?. Bagaimana rasanya..?. Seberapa sering terjadinya..? Ex :
Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda berat, diris-iris, dll.
o R : Region / Radiasi
Lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga menyebar ke daerah
lain / area penyebarannya..?
o S : Skala Seviritas
Skala kegawatan dapat dilihat menggunakan GCS ) untuk gangguan kesadaran, skala nyeri /
ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan
o T : Timing
Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan / dirasakan..? Seberapa sering keluhan nyeri
tersebut dirasakan / terjadi…? Apakah terjadi secara mendadak atau bertahap..? Acut atau
Kronis..?
PENATALAKSANAAN NYERI

Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


Non farmakologi :
o Relaksasi distraksi, mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu
Contoh : membaca buku, menonton tv , mendengarkan musik dan bermain
o Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
o Kompres dingin
o Counteriritan, seperti plester hangat.
Farmakologi adalah obat:
o Obat
o Injeksi
PERAN PERAWAT DALAM MENGATASI
NYERI
1. Mengidentifikasi penyebab nyeri
2. Kolaborasi dengan tim kes lain untuk pengobatan nyeri
3. Memberikan intervensi pereda nyeri
4. Mengevaluasi efektivitas pereda nyeri
5. Bertindak sebagai advokat jika pereda nyeri tidak efektif
6. Sebagai pendidik keluarga & pasien tentang manajemen nyeri
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
o Biodata
Cantumkan biodata klien secara lengkap yang mencakup umur, jenis kelamin, suku
bangsa.
o Keluhan utama
Biasanya klien datang ke tempat pelayanan kesehatan dengan keluhan nyeri yang
dirasakan.
o Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah
dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya pelaksanaan
nyeri yang efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang
subjektif dan dirasakan secara berbeda pada masing-masing
individu, maka perawat perlu mengkaji semua factor yang
mempengaruhi nyeri seperti factor fisiologis, psikologis, perilaku,
emosional, dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas dua
kompenen utama yaitu :
1. Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien.
2. Observasi langsung pada respons perilaku dan fisiologis klien.
3. Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif
terhadap pengalaman subjektif. Mnemonic untuk pengkajian nyeri.
o P : Provoking atau pemicu yaitu factor yang memicu timbulnya nyeri
o Q : Quality atau kualitas nyeri
o R : Region atau daerah perjalanan ke daerah lain
o S : Severity atau keganasan, yaitu intensitasnya
o T : Time atau waktu, yaitu serangan, lamanya, kekerapan, dan sebab
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut b.d injuri fisik
C. IMPLEMENTASI.
o Mengkaji tingkat nyeri klien
o Mengkaji pengalaman masa lalu dalam mengatasi nyeri
o Mengukur tekanan darah, nadi, pernafasan
o Memberikan injeksi kaltrofen 1 ampul
o Mengobservasi respon nonverbal terhadap nyeri
o Memonitor istirahat klien
E. EVALUASI
S : Klien mengatakan nyeri saat ini pada skala 7
O : TD 110/70, N 90 X/menit, R 18 x/menit, klien tampak
meringis saat berubah posisi
A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi manajemen nyeri

Anda mungkin juga menyukai