Anda di halaman 1dari 17

Selasa, 13 Agt 2019

Sejarah Akuntansi Pemerintah


 Semangat reformasi telah membawa bangsa Indonesia
pada suasana kehidupan yang sarat dengan harapan.
Pada tingkat pertama, tuntutan reformasi tertuju pada
aparatur pemerintahan. Rakyat mengharapkan
lahirnya pemerintahan yang baik (good governance).
Sejarah Akuntansi Pemerintah
Ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam penyusunan manual ini
adalah:
 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah.
 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
diubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 dan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011.
 Permenkeu Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
 Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual pada Pemerintah Daerah;
 Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 02 tentang Pengakuan Pendapatan
yang Diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah dan No. 03 tentang Pengakuan Penerimaan
Pembiayaan yang Diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan
yang Dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
Sejarah Akuntansi Pemerintah
 Reformasi tahun 1998 telah membuka wacana
perubahan manajemen keuangan pemerintah. Terkait
pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah
mengeluarkan Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang
Nomor 2 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Sejarah Akuntansi Pemerintah
 Untuk mendukung pelaksanaan UU tersebut, pemerintah pusat
mengeluarkan:
 Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana
Perimbangan.
 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
 Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah.
 Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah.
 Surat Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tanggal 17 Nopember
2000 Nomor 903/2735/SJ tentang Pedoman Umum Penyusunan dan
Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2001.
 Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan
Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah, serta Tata Cara
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata
Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan
Tata Usaha Keuangan Daerah, serta Penyusunan Perhitungan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
 PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) menyatakan bahwa SAP adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah. Dalam PP 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan terdapat 3 (tiga) Lampiran
yaitu: Lampiran I tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual; Lampiran II tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju
Akrual; dan Lampiran III tentang Proses Penyusunan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual.
Sejarah Akuntansi Pemerintah
 Lampiran I Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
berisi;
 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan;
 PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan;
 PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas;
 PSAP 03 Laporan Arus Kas;
 PSAP 04 Catatan Atas Laporan Keuangan;
 PSAP 05 Akuntansi Persediaan;
 PSAP06 Akuntansi Investasi
 PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap
 PSAP 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
 PSAP 09 Akuntansi Kewajiban
 PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan
Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang tidak dilanjutkan.
 PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian
 PSAP 12 Laporan Operasional
 Lampiran I berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat
segera diterapkan oleh setiap entitas,sedangkan
Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas
yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis
Akrual. Dengan kata lain, Lampiran II merupakan
lampiran yang memuat kembali seluruh aturan yang
ada pada PP 24 tahun 2005 tanpa adanya perubahan.
Pengertian Akuntansi
Pemerintahan
 Akuntansi pemerintahan adalah sebuah kegiatan jasa
dalam rangka menyediakan informasi kuantitatif
terutama bersifat keuangan dari entitas pemerintah
guna pengambilan keputusan ekonomi yang nalar dari
pihak-pihak berkepentingan atas berbagai alternatif
tindakan (Halim, 2007). Selanjutnya, PP 58 Tahun
2005 mengemukakan konsep sistem akuntansi
pemerintah daerah sebagi serangkaian prosedur mulai
dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran,
dan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pemerintah daerah.
Lingkungan Akuntansi
Pemerintahan

 Ciri-ciri penting lingkungan pemerintah yang perlu dipertimbangkan


dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan adalah
sebagai berikut:
 Ciri Utama Struktur Pemerintahan dan pelayanan yang diberikan;
 Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan.
 Sistem pemerintahan otonomi dan transfer antar pemerintah;
 Pengaruh proses politik
 Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah.
 Ciri Keuangan Pemerintah yang penting bagi pengendalian;
 Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan
sebagai alat pengendalian;
 Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan pendapatan;
 Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk pengendalian;
 Penyusutan nilai aset sebagai sumber daya ekonomi karena
digunakan dalam operasional pemerintah.
Peran Laporan Keuangan
 Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan
serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu
periode pelaporan untuk kepentingan:
 Akuntabilitas
 Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepada Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara periodik.
 Manajemen
 Membantu pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dalam
periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian
atas seluruh aset dan ekuitas dana Pemerintah Daerah untuk kepentingan masyarakat.
 Transparansi
 Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundangundangan.
 Keseimbangan Antar Generasi
 Membantu para pengguna laporan untuk mengetahui apakah penerimaan Pemerintah
Daerah pada periode laporan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang
dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung
beban pengeluaran tersebut.
Tujuan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Pemerintah Daerah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna
laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial
maupun politik khususnya:
 Informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup untuk membiayai seluruh
pengeluaran.
 Informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya telah sesuai
dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.
 Informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan Pemerintah
Daerah serta hasil-hasil yang telah dicapai.
 Informasi mengenai bagaimana Pemerintah Daerah mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya
 Informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Pemerintah Daerah berkaitan dengan sumber-
sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari
pungutan pajak dan pinjaman.
 Informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah Daerah, apakah mengalami kenaikan
atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Pengguna dan Kebutuhan Informasi

Terdapat kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun tidak terbatas
pada:
 Masyarakat;
 Wakil Rakyat, Lembaga Pengawas, dan Lembaga Pemeriksa;
 Pihak pemberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman;
 Pemerintah.
Entitas Akuntansi
Entitas Akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola
anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi
dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang
diselenggarakan.
Entitas Pelaporan
Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan
laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang
terdiri dari:
 Pemerintah Pusat;
 Pemerintah Daerah;
 Masing-masing kementerian atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat;
 Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud diwajib
menyajikan laporan keuangan.
Karakteristik Kualitatif Laporan
Keuangan
 Relevan (Relevance)
 Andal (Reliable)
 Dapat Dibandingkan (Comparable)
 Dapat Dipahami (Understandable)

Anda mungkin juga menyukai