Anda di halaman 1dari 27

Evaluasi Outcomes Kehamilan Preterm

dengan Ketuban Pecah Dini


Alex Sandro Rolland Souza, Adriane Farias Patriota, Gláucia Virgínia De Queiroz Lins Guerra, Brena
Carvalho Pinto De Melo

Diterjemahkan oleh: Rifda El Mahroos


Pembimbing: dr.Ali Samhur, Sp.OG
PENDAHULUAN 01 02

KELAINAN HIPOPLASIA
JANIN JANIN
Ketika ini terjadi
sebelum minggu ke-
37 kehamilan  SKOR
preterm premature 06
APGAR < 7 PERTUMBUHAN
INTRAUTERIN 03
rupture of
PADA MENIT
KE 5 TERHAMBAT

membranes
(PPROM)
Teknik ultrasonik ADANYA
GAWAT JANIN
amniotic MEKONIUM

fluid index (AFI) 05 04


• AFI < 5 cm 
KOMPLIKASI PPROM
Kelahiran prematur
Sindrom gangguan pernapasan
pada neonatus
Sepsis neonatal
Necrotizing neonatal
Perdarahan intraventrikular
Leucomalacia ventricular
Berbagai tingkat dan
displasia bronkopulmoner
Peningkatan morboditas &
mortalitas neonatal
TUJUAN PENELITIAN
01 03
Peningkatan untuk menentukan
Oligohidramnion kerugian outcome
pada kelahiran apakah ada hubungan
prematur
indeks cairan ketuban
dengan outcomes
kehamilan preterm
dengan ketuban
Periode
latensi yang pecah dini
rendah

02
METODE
METODE
Di bangsal khusus
wanita hamil berisiko
Kohort retrospektif Januari 2008 -
tinggi Instituto de
observasional Desember 2012.
Medicina Integral Prof.
Fernando Figueira (Imip)

Disetujui oleh Komite


Kekuatan 80% dan
Etika untuk penelitian
tingkat kepercayaan Perangkat lunak Epi Info
tentang subyek manusia
95% jumlah sampel ™ versi 7
di Imip - CAAE -
86 wanita hamil
0252.0.099.000-11.
KRITERIA
INKLUSI EKSKLUSI

Wanita hamil dengan


&  Wanita hamil dengan
diagnosis ketuban pecah dini sindrom hipertensi,
dari minggu ke 24 hingga diabetes
minggu ke 35 kehamilan  Diagnosis malformasi janin
yang dirawat di bangsal yang ditemukan saat USG
kehamilan berisiko tinggi di antara minggu 20 dan 24
kehamilan
 Tidak melakukan
pengukuran AFI
Karakteristik Wanita Hamil dengan Diagnosis PPROM

Rata-rata ±
Karakteristik sampel Median, IIQ Variasi
SD
Usia ibu (tahun) 25.4 ± 6.1 - 14 - 40
Usia kehamilan saat 31.9 ± 2.8 - 25 - 35
dirawat inap
AFI saat dirawat inap 3.7 ± 2.1 - 0-8
Kehamilan sebelumnya - 2, 1 – 3 1 - 13
Kelahiran sebelumnya - 1, 0 – 2 0 - 12
VARIABEL
INDEPENDEN DEPENDEN
 Lama rawat inap neonatal (<10
Amniotic fluid index (AFI) hari dan > 10 hari)
dengan titik potong &  Berat lahir (> 2000 g dan <2000
g)
3,0 cm dan 5,0 cm
 Skor apgar pada menit ke-1 dan
5 (<7 atau > 7)
 Kebutuhan untuk dirawat di ICU
 Komplikasi perinatal
 Sepsis
 Bantuan ventilator
 Kematian onset dini (< 7 hari)
 Kematian onset lambat (7-28
Alur pengambilan data

AFI dihitung Data dikumpulkan


menggunakan dari rekam medis
teknik Phelan dan diidentifikasi
et.al
Pemantauan
Semua pasien Nilai akhir diklasifikasikan ke
dimulai saat
rawat inap di-USG dalam kelompok:
pasien dirawat
obstetri untuk • AFI <5,0 cm vs> 5,0 cm inap hingga waktu
menentukan AFI • AFI <3,0 cm vs AFI> 3,0 cm pemulangan/
kematian bayi
baru lahir
Menjalani
Menerima
USG
perawatan Kehamilan
Diagnosis
Dimonitor setiap sesuai diakhiri sekitar
PPROM
hari dengan minggu ke-34,
ditetapkan
leukogram untuk protokol bila tidak ada
berdasarkan
skrining infeksi institusional tanda-tanda
• Dosis awal  nifedipine 20 mg, oral, - setiap 30 menit
1 hingga tiga dosis berturut-turut
Agen • Dosis pemeliharaan  setiap 8 jam/24 jam pertama dan,
uterolytic kemudian, setiap 6 jam/ 24 jam berikutnya
2
Terapi
kortikosteroid • Jenis: Betametason asetat atau Betametason
disodium fosfat 3 mg/mL
• Dosis total 24 mg, dibagi menjadi dua dosis setiap
3 24 jam, IM
Antibiotik
profilaksis
• Eritromisin 500 mg oral / 6 jam selama 7 hari
• Ampisilin 1 g IV / 6 jam selama 7 hari
Antibiotik • Azitromisin dosis tunggal 1g
selama 4
proses
persalinan
• Penisilin kristal 5.000.000 IU (dosis awal) atau
2.500.000 IU (pemeliharaan - diulang setiap 4 jam)
yang diencerkan dalam 100 ml larutan saline
diberikan sampai kelahiran anak.
ANALISIS STATISTIK
Menggunakan program domain publik stata versi 10.0

Variabel kategori  tabel distribusi frekuensi


Variabel numerik  ukuran pemusatan data dan penyebarannya

Hubungan antara variabel independen dan outcomes kehamilan


preterm  tabel kontingensi
Disusun menggunakan  uji chisquare atau uji eksak fisher

Rasio risiko (RR) dihitung dan interval kepercayaan 95% (95CI) 


ukuran kekuatan asosiasi.
ANALISIS STATISTIK
Menggunakan program domain publik stata versi 10.0

Perbandingan rata-rata antara kedua kelompok  uji t student.

Perbandingan rata-rata AFI sebanyak tiga kali  uji Z

Korelasi antara indeks cairan ketuban, berat lahir, dan skor apgar
pada menit ke-1 dan 5  regresi linier sederhana
HASIL
Data dari 124 pasien yang
01
didiagnosis dengan
PPROM.
04
30 pasien  AFI < 3,0 (34,8%)
48 pasien AFI < 5,0 (55,8%)
02
Hanya 86  menjalani USG
dan UK antara 24 dan 35
minggu
05
•Terapi kortikosteroid 96,5% (n = 83)
03 •Antibiotik profilaksis 91,9% (n = 79)
Dikategorikan berdasarkan
AFI < 3,0 cm dan < 5,0 cm
Karakteristik wanita berdasarkan amniotic fluid index (AFI) pada
ketuban pecah dini preterm

AFI < 3 cm AFI > 3 cm AFI < 5 cm AFI > 5 cm


Karakteristik wanita p* p*
n=30 % n=56 % n=48 % n=38 %
Usia > 30 tahun 6 20.0 12 21.4 0.88 11 22.9 7 18.4 0.69
Usia kehamilan saat didiagnosis <
19 63.3 17 30.4 0.003 25 52.1 11 28.9 0.04
30 minggu

Index massa tubuh (IMT)


12 48.0 13 52.0 0.10 19 39.6 6 15.8 0.02
> 30 kg/m2

Pendidikan formal <7 tahun 13 43.3 23 41.1 0.84 24 50.0 12 31.6 0.12
Kehamilan sebelumnya <1 8 26.7 22 39.3 0.24 18 37.5 12 31.6 0.68
Recife dan area yang lebih luas 15 50.0 27 48.2 0.87 21 43.7 21 55.2 0.20
Outcomes kehamilan preterm dengan diagnosis PPROM
berdasarkan adanya oligohidramnion
AFI < 5 cm AFI > 5 cm
Hasil neonatal RR 95CI P
n % n %
Rawat inap neonatal > 10 hari 13 36.1 13 38.2 0.94 0.51-1.73 0.85*
Berat lahir: < 2000 g 33 68.8 22 59.5 1.15 0.83-1.60 0.37*
Skor apgar pada menit ke-1: < 7 20 41.7 10 27.0 1.54 0.82-2.88 0.16*
Skor apgar pada menit ke-5: <7 9 18.8 3 8.1 2.31 0.67-7.9 0.16*
Rawat inap NICU 29 61.7 18 48.6 1.27 0.85-1.89 0.23*
Komplikasi neonatal 32 65.3 19 51.4 1.27 0.87-1.84 0.19*
Sepsis neonatal 6 12.8 3 8.1 1.57 0.42-5.88 0.37**
Bantuan ventilator 29 61.7 18 48.6 1.27 0.85-1.89 0.23*
Kematian dini 9 19.1 3 8.1 2.36 0.69-8.10 0.15*
Kematian terlambat 3 7.9 1 2.9 2.68 0.29-24.6 0.35**
Kematian intrauterin 4 8.2 0 0.0 - - 0.10**
Kematian umum 16 32.7 4 10.8 3.02 1.10-8.3 0.02*
Outcomes kehamilan preterm dengan diagnosis PPROM berdasarkan
adanya oligohidramnion berat
AFI < 3 cm AFI > 3 cm
Hasil neonatal RR 95CI P
n % n %
Rawat inap neonatal > 10 hari 8 40.0 18 36.0 1.11 0.58-2.13 0.75*
Berat lahir: < 2000 g 22 73.3 33 60.0 1.22 0.90-1.66 0.22*
Skor apgar pada menit ke-1: < 7 16 53.3 14 25.5 2.09 1.19-3.68 0.01*
Skor apgar pada menit ke-5: <7 7 23.3 5 9.1 2.57 0.89-7.39 0.07**
Rawat inap NICU 20 66.7 27 50.0 1.33 0.92-1.93 0.14*
Komplikasi neonatal 20 66.7 31 55.4 1.20 0.85-1.70 0.31*
Sepsis neonatal 6 20.0 3 5.6 3.60 1.01-13.3 0.04**
Bantuan ventilator 20 66.7 27 50.0 1.33 0.92-1.93 0.14*
Kematian dini 8 26.7 4 7.4 3.60 1.18-10.9 0.02**
Kematian terlambat 3 13.6 1 2.0 6.81 0.75-61.9 0.08**
Kematian intrauterin 1 3.3 3 5.4 0.62 0.07-5.72 0.56**
Kematian umum 12 40.0 8 14.3 2.80 1.29-6.09 0.007*
Korelasi antara cairan amnion dan outcomes kehamilan preterm
dengan diagnosis ketuban pecah dini preterm

Koefisien 95CI Standar eror p

Usia kehamilan saat persalinan (minggu) 0.78 0.47-1.09 0.15 <0,0001

Berat lahir (gram) 122.6 70.9-174.3 26.1 <0,0001

Skor apgar menit ke-1 0.55 0.33-0.78 0.11 <0,0001

Skor apgar menit ke-5 0.45 0.24-0.67 0.11 <0,0001


• Periode latensi rata-rata serupa pada dua analisis yang
dilakukan:
1 • AFI <5,0 cm atau > 5,0 cm (p = 0,98)
• AFI <3,0 cm atau > 3,0 cm (p = 0,07)
• Indeks cairan ketuban rata-rata secara signifikan lebih
rendah pada kelompok bayi yang mengalami komplikasi
2 perinatal (p = 0,04).

• AFI rata-rata pada tiga kali pengukuran, ada penurunan


yang signifikan dalam volume cairan ketuban dengan
usia kehamilan yang semakin maju antara:
• waktu ke-0 dan 1 (p = 0,04)
3
• waktu ke-0 dan 2 (p = 0,004)
• waktu ke-1 dan 2 (p = 0,12)  tidak signifikan
DISKUSI
Ketika AFI < 5,0 cm
Mortalitas risiko kematian
perinatal tinggi, 01 02 perinatal adalah 3x
• 2x lebih tinggi di RS
Universitas Iran
lebih tinggi.
• lebih rendah dari di Dengan adanya
RS Universitas Brasil
03 oligohidramnion
Tenggara.
berat:
• risiko 2x lipat pada
skor Apgar <7 di
05 menit ke-1
Temuan yang menonjol 04
• risiko 4x sepsis
 tingginya angka neonatal dan
bantuan pernapasan Usia kehamilan sangat
kematian neonatal
neonatal. penting dalam
dini
perawatan PROM.
01 02
03 04
05
Penggunaan Tahun 2013, Pertanyaan yang
uterolitik pada American College of muncul: Kemungkinan
Obstetricians and Operasi caesar peningkatan
PPROM masih 1. Apakah kehamilan ini
Gynecologists tidak menguntungkan dapat mortalitas
kontroversial akibat dari gangguan meningkatkan
menentang perinatal
kehamilan pada usia risiko infeksi ibu
penggunaan rutin minggu ke-32? dan disebabkan
uterolitik 2. Apakah ada manfaat komplikasinya oleh sepsis
dari operasi caesar neonatal
dalam kasus
oligohidramnion
berat?
Korioamnionitis bukan subjek
penelitian ini, tetapi
kejadiannya ditemukan pada 9
bayi baru lahir.
Plasenta wanita Keterbatasan
Penelitian sebelumnya penelitian ini
Hidrasi oral atau nifas yang memiliki
mengidentifikasi bahwa infeksi adalah :
intravena ibu, PROM memiliki
rongga amnion disebabkan
tidak ada bukti korelasi yang buruk
oleh:
untuk • Metode
• Escherichia coli antara histio retrospektif
merekomen-
• Grup B β-hemolytic korioamnionitis • ukuran
dasikan
streptococcus (59%) dan sampel yang
praktiknya.
korioamnionitis kecil.
Peneliti menemukan kesulitan klinis (42%).
dalam mendiagnosis
korioamnionitis
KESIMPULAN

Outcomes tidak menguntungkan, mengharuskan refleksi dan penilaian kembali cara


perawatan kebidanan.

Ketika PPROM dikaitkan dengan oligohidramnion berat

pengawasan infeksi ibu pengawasan vitalitas janin diagnosis dini korioamnionitis

Manfaat utama dari penelitian ini adalah pengetahuan mengenai hubungan oligohidramnion
berat dan PPROM dengan outcomes kehamilan preterm yang merugikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai