WARAHMATULLAHI WABARAKATUH
KELOMPOK II
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERA TRISNA NOPIANTO
TRANSMISI AGEN INFEKSIUS + DIKA DWI MOCHAMMAD
ANALISA KASUS MENGENAI DEMAM INTAN KARMILA
BERDARAH DENGUA NENI NURHASANAH
SISKA AMALIA
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSMISI AGEN-
AGEN INFEKSIUS
1. Kemampuan Agen Infeksius
Kemampuan agen, yang diperankan oleh wujud spesifik mengatasi pertahanan pejamu:
Patogenesitas Kemampuan menimbulkan penyakit. Kemampuan agen masuk dan
berkembang di pejamu (infekivitas)
Letak penggandaan berdasarkan kemampuan menggandakan baik didalam maupun diluar
sel. Dikelompokkan menjadi:
Organisme intrasel obligat hanya dapat tumbuh dan berkembang didalam sel pejamu.
Organisme intrasel fakultatif mampu tumbuh dan berkembang baik didalam maupun
diluar sel. Pertumbuhan didalam sel biasanya pada makrofag. Kebanyakan organisme ini di
kultur pada media buatan.
Organisme ekstrasel tumbuh dan berkembang diluar sel organisme ini kecuali parasit,
dapat di kultur pada media buatan.
KERENTANAN PEJAMU
Pejamu dapat terinfeksi tergantung pada kerentanannya terhadap infeksius. Kerentanan
bergantung pada derajat ketahanan tubuh (sistem imun) individu terhadap patogen.
Banyak faktor yang mempengaruhi kerentanan pejamu untuk mengidap infeksi, faktor ini
meliputi:
Usia
Gangguan integritas kulit
Proses penyakit yang mendasari, misalnya pada saat terserang flu atau saat imunitas
menurun, agen infeksius bisa masuk dengan mudah
Imunusufresi/imunosupresi pasien dengan penurunan sistem imun oleh berbagai hal,
misalnya penyakit AIDS dan pasien pengobatan kemoterapi
Aspek penanganan atau prosedur tindakan, tindakan yang tidak steril akan dapat
memberi ruang yang baik untuk masuknya agen infeksius
Penggunaan antibiotik
SUMBER PENULARAN ATAU RESERVOIR
Pasien penyakit DBD pada umumnya disertai dengan tanda tanda berikut :
1. Demam selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas.
2. Manifestasi perdarahan dengan tes rumple leede (+),mulai dari petekie (+) sampai
perdarahan spontan seperti mimisan,muntah darah,atau bab darah hitam.
3. Hasil pemeriksaan trombosit menurun (normal 150.000-400.000) hematokrit meningkat
(normal : Pria < 45, Wanita < 40).
4. Akral dingin, gelisah, tidak sadar (DSS, Dengue Shock Syndrome)
Kriteria Diagnosis
(WHO, 1997)
1. Kriteria Klinis
• Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung terus menerus selama 3-7 hari.
• Terdapat manifestasi perdarahan
• Pembesaran hati atau hepatomegali
• Syok
2. Kriteria Laboratorium
• Trombositopenia (> 100.000/mm3)
• Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat > 20%).
• Seorang pasien dinyatakan menderita penyakit DBD apabila terdapat minimal dua gejala klinis
yang positif dan satu hasil laboratorium yang positif. Bila gejala dan tanda tersebut kurang dari
ketentuan diatas maka pasien dinyatakan menderita demam dengue.
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
Tujuan
Menurunkan mordibitas dan mortalitas penyakit DBD
Mencegah dan menanggulangi KLB
Meningkatkan peran serta masyarakat (PSM) dalam pemberantasan sarang nyamuk
(PSN)
Strategi
Kewaspadaan dini
Penanggulangan KLB
Peningkatan keterampilan petugas
Penyuluhan
Pemberantasan
1. Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
2. Larvasidasi
3. Menggunakan ikan (ikan kepala timah, cupang, sepat)
4. Pencegahan gigitan nyamuk
5. Menggunakan kelambu
6. Menggunakan obat nyamuk (bakar, oles)
7. Tidak melakukan kebiasaan beresiko (tidur siang, menggantung baju)
8. Penyemprotan
PENGKAJIAN
1. Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.
2. Sistem pernapasan : sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis,
pergerakan dada simetris, perkusi sonor, auskultasi terdengar ronchi, krakles.
3. Sistem persyarafan : pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada
grade IV dapat terjadi DSS.
4. Sistem kardiovaskuler : pada grade I terjadi hemokonsentrasi, uji torniquet positif, trombositopeni
pada grade III terjadi kegagalan sirkulasi, takikardia, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut,
hidung dan jari- jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
5. Sistem pencernaan : selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastri,
pembesaran limpa, hepatomegali, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah,
nyeri saat menelan, dapat hematemesis dan melena.
6. Sistem perkemihan : produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc /jam, nyeri saat kencing,
kencing berwarna merah.
7. Sistem intergumen : peningkatan suhu tubuh, kulit kering,pada grade I terdapat positif pada uji
torniquet, terjadi petekie, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses 2. Resiko defisit cairan berhubungan dengan
infeksi virus dengue pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler
Intervensi :
Intervensi :
a. Kaji suhu tubuh pasien
a. Awasi vital sign tiap 3 jam sekali atau
b. Beri kompres air hangat sesuai indikasi
c. Berikan / anjurkan pasien untuk banyak b. Observasi intake dan output, catat
minum warna urine dan konsentrasi .
d. Anjurkan pasien untuk menggunakan c. Berikan / anjurkan pasien untuk banyak
pakaian yang tipis dan menyerap minum
keringat
d. Kolaborasi : pemberian cairan intravena.
e. Observasi intake dan output, tanda-
tanda vital tiap 3 jam sekali atau sesuai
indikasi
3. Resiko syok hipovolemik berhubungan berhubungan dengan intake nutrisi yang
dengan perdaahan yang berlebihan, tidak ade kuat akibat mual dan nafsu
pindahnya cairan intravaskuler ke makan yang menurun .
ekstravaskuler .
Intervensi:
Intervensi :
a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan
a. Monitor keadaan umum pasien yang disukai.
b. Observasi vital sign setiap 3 jam atau b. Observasi dan catat masukan makanan
lebih pasien.
c. Jelaskan pada pasien dan keluarga c. Timbang BB tiap hari (bila
tanda perdarahan, dan segera laporkan memungkinkan )
jika terjadi perdarahan.
d. Berikan makanan sedikit tapi sering dan
d. Kolaborasi : pemberian cairan intravena. atau makan di antara waktu makan.
e. Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, e. Hindari makanan yang merangsang dan
Trombosit mengandung gas.
4. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Risiko terjadi perdarahan berhubungan dengan pasien untuk mengatasi ansietas dimasa
penurunan faktor pembekuan darah lalu.
(trombositopeni)
c. Lakukan pendekatan dan berikan motifasi
Intervensi : pada orang tua untuk menungkapkan
pikiran dan perasaan.
a. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit
yang di sertai tanda klinis d. Motivasi pasien untuk mempokuskan diri
pada realita yang pada saat ini,harapan-
b. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat harapan yang positif terhadap terapi yang
c. Berikan penjelasan kepada klien dan dijalani.
keluarga untuk melaporkan jika ada tanda e. Berikan penguatan yang positif untuk
perdarahan seperti : hematesmesis, melena, meneruskan aktivitas sehari hari meskipun
epistaksis. dalam keadaan cemas.
6. Gangguan kecemasan orang tua berhubungan f. Anjurkan pasien untuk menggunakan tehnik
dengan kondisi anak. relaksasi.
Intervensi : g. Sediakan informasi aktual (nyata dan benar)
a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan kepada pasien dan keluarga menyangkut
orang tua. diagnosis, perawatan dan prognosis.