Anda di halaman 1dari 38

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA

KESEHATAN JIWA MASYARAKAT


(TP-KJM)

TIM KESEHATAN JIWA PUSKESMAS BULU


TAHUN 2019

1
Mengapa Kesehatan Jiwa?
Prevalensi Gangguan Jiwa saat ini :
• Riskesdas tahun 2013 prevalensi gangguan jiwa
berat (psikosis/skizofrenia) adalah 1,7 permil dari
semua kelompok umur atau sejumlah 400.000 orang.
• Proporsi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang
pernah mengalami pemasungan secara rata-rata
nasional adalah 14,3%, di daerah perkotaan 10,7%
dan di pedesaan 18,2%.

Diperkirakan jumlah ODGJ yang dipasung lebih kurang


50.000 orang.
Seberapa besar permasalahannya
• Satu diantara empat orang akan
mengalami efek gangguan jiwa
pada satu saat dalam
kehidupannya
• Empat dari lima orang dengan
gangguan jiwa di negara
berkembang tidak menerima
pengobatan
• Setiap 40 detik seseorang
melakukan bunuh diri
Beban Global Penyakit
PENYEBAB UTAMA BEBAN PENYAKIT BERDASARKAN
DALYs
1990
2020
Infeksi pernafasan bawah 1 1 Penyakit jantung iskemik
Penyakit diare 2 2 Depresi mayor unipolar
Keadaan yang timbul pd 3 Kecelakaan lalu lintas
periode perinatal 3 4 Penyakit serebrovaskular
Depresi mayor unipolar 4 5 Penyakit paru obstruktif
Penyakit jantung iskemik 5 kronik
Penyakit serebrovaskular 6 6 Infeksi pernafasan bawah

(Global Burden of Disease – WHO)


Years Lived with Disability
(Tahun Hidup dengan Disabilitas) di
Indonesia
• Gangguan jiwa no.2
terbesar penyebab beban
akibat penyakit,
berdasarkan Tahun Hidup
dengan Disabilitas
• Usia terbanyak: usia
produktif (15 – 45 tahun)
• Berdasarkan DALYs: saat
ini gangguan depresi no.8
penyebab beban dari
seluruh penyakit di
Indonesia

The Global Burden of Disease


Study 2010
Apa yang akan terjadi jika tidak ditangani?

• Kematian/bunuh diri
• Disabilitas
• Menderita
• Pelanggaran hak asasi,
stigma dan diskriminasi
• Child and
Adolescent
Mental
Disorders
• Depression
• Developme
ntal
disorders
• Behavioural
disorders
Fasilitas & Layanan Keswa
RSJ & RSKO (n=49 di 27 dari 34 provinsi)
• Emergensi psikiatri, one stop center termasuk layanan sub-
spesialisasi
RSU dengan layanan jiwa (n= 249 atau 55,95% dari
445)
• Emergensi psikiatri, poliklinik psikiatri, liaison psychiatry

Puskesmas dengan layanan jiwa (n=4182 atau 46,44 %


dari 9005)
• Emergensi psikiatri, penyuluhan keswa, konseling, layanan kesehatan
jiwa dasar yang terintegrasi di poli umum, kunjungan rumah,
outreach, rujukan
Tenaga Kesehatan Jiwa
• Tenaga kesehatan jiwa profesional: 1.07 per 100,000
populasi.
– Psikiater: 773 (0.32 per 100.000 populasi)
– Psikolog klinis: 451 (0.19 per 100.000 populasi)
– Perawat jiwa: 6500 (2 per 100.000 populasi)
 Distribusi tidak merata, hanya terdapat di
kota besar.

• % puskesmas dengan petugas yang pernah


mengikuti pelatihan kesehatan jiwa: baru
46.5% (Rifaskes 2011).
ISU-ISU STRATEGIS KESWA
1. Memberikan perlindungan dan menjamin
upaya/pelayanan kesehatan jiwa berdasarkan HAM
– Secara terintegrasi dan berkesinambungan
– Sejak fase janin, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga lansia
– melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
2. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya
dalam upaya kesehatan jiwa
3. Integrasi layanan keswa di fasyankes primer serta
penguatan sistem rujukan
4. Penguatan upaya promotif dan preventif bagi masyarakat
umum dan population at risk
5. Penguatan keterlibatan masyarakat dan koordinasi lintas
sektor di bidang kesehatan jiwa
TUJUAN
•Tujuan Umum
Tersedianya panduan bagi Pemerintah Pusat maupun Daerah
dalam melaksanakan program keswamas

•Tujuan Khusus
Agar Pemerintah Pusat dan Daerah dapat:
•Memahami analisis situasi kesehatan jiwa masyarakat
•Mengetahui strategi prioritas bagi keswamas
•Melakukan monev secara bertahap dalam proses implementasi
program keswamas berdasarkan indikator kinerja dan target
yang telah ditetapkan
1.Upaya Pengembangan Program Keswamas
2.Peran LP/LS
3.Peran TP-KJM dalam Pengembangan
Program Keswamas
Upaya Pengembangan
Program Keswamas
 Advokasi kepada Gubernur/Bupati/ Wali
kota, DPRD Prop/Kab-Kota  membuat
kebijakan yang memihak kepada upaya
peningkatan keswamas
 Sosialisasi keswa kepada pemerintah
maupun masyarakat
 Mengoptimalkan peran Dinas Kesehatan
Prop/Kab/Kota dalam upaya kesehatan
jiwa
 Meningkatkan cakupan dan pelayanan
kesehatan jiwa di pelayanan kesehatan
17
 Membangun kemitraan yang efektif
dengan lintas program/sektor, organisasi
profesi, swasta dan LSM  membentuk
TP-KJM di provinsi dan Kabupaten/Kota
 Mendorong pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dalam upaya kesehatan jiwa
 Mengembangkan sistem informasi
kesehatan jiwa melalui berbagai survei
dan penelitian .

18
• Membangun kemitraan yang efektif
dengan lintas program/sektor, organisasi
profesi, swasta dan LSM

• Kemitraan harus dilakukan dengan 3


prinsip kunci yaitu Kesetaraan (equity),
Keterbukaan (Openess) dan Azaz
Manfaat bersama (mutual Benefit).
A. Pemerintah :
1. Pemerintah Pusat melalui TP-KJM 
mengkoordinasikan kebijakan dan kegiatan di
tingkat nasional.
2. Pemerintah Propinsi,
– Dipimpin oleh Gubernur dengan peran aktif
dari seluruh instansi terkait upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
keswamas.
– Pemda propinsi membentuk dan
memfungsikan TP-KJM serta menyediakan
sumber daya.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
– Dipimpin oleh Bupati/Walikota dengan
peran aktif dari seluruh instansi terkait 
upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif keswamas.
4. Tingkat Kecamatan
– Dipimpin oleh Camat dengan peran aktif dari
seluruh instansi terkait  upaya preventif
promotif, kuratif dan rehabilitatif keswamas.
– Puskesmas sbg Pusat Pembangunan
kesehatan di wilayah kec mengkoordinasikan
upaya peningkatan keswamas.
5. Tk Kelurahan/Desa
• Lurah / Kepala Desa memegang peran yang
penting dalam pelaksanaan upaya peningkatan
dan pencegahan keswamas di wilayah masing-
masing
• Memberdayakan petugas kesehatan yang ada
serta institusi kemasyarakatan  untuk
deteksi dini.
6. DPR/DPRD
• Membantu peningkatan upaya kesehatan jiwa
masyarakat  membuat peraturan /
perundang-undangan yang memihak kepada
Keswamas dan mengalokasikan anggaran yang
memadai
• Melakukan pengawasan thd pelaksanaan
program keswamas.
7. DPD (Dewan perwakilan Daerah)
• memberikan dukungan yang
positif kepada pemerintah pusat
maupun daerah untuk
mendukung upaya kesehatan
jiwa masyarakat untuk daerah
yang diwakilinya.
B. Lembaga Swadaya Masyarakat dan
Organisasi Non Pemerintah :
1. LSM dan Organisasi Non Pemerintah, memberdayakan
masyarakat, penyuluhan, pelatihan, pemberian
dukungan dan konseling.
2. Tim Penggerak PKK, menghimpun, menggerakkan dan
membina potensi masyarakat dalam upaya kesehatan
jiwa melalui pemberian bimbingan, motivasi dan
fasilitasi.
3. Sektor Swasta/Dunia Usaha, sebagai mitra untuk
mempercepat dan memperluas jangkauan.
4. Tenaga Profesional, Organisasi Profesi dan
Perguruan Tinggi, dibutuhkan perannya untuk
perumusan kebijakan, penelitian, evaluasi kegiatan
dan meningkatkan mutu SDM melalui Diklat yang
berkelanjutan.
5. Masyarakat Umum. Turut berpartisipasi terutama
untuk upaya-upaya promotif dan preventif serta
deteksi dini penderita gangguan jiwa.
SUMBER DAYA LINTAS SEKTOR YANG DAPAT DIIDENTIFIKASI
ANTARA LAIN:

 PNPM Mandiri dengan kemitraan hingga ke pelosok


desa (Kemenkokesra)
 Hotline Service (Kemenkes) dan Call Center (Kemensos)
 Ada 4000 KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) dari
Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik
 Ada proporsi untuk tenaga kerja khusus (Kementerian
Tenaga Kerja)
 Ada Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) dan Tim
Reaksi Cepat (TRC) (Kemensos)
 SPM Terpadu dan layanan untuk KDRT (Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak)
 Departemen Psikiatri dan FIK UI untuk pelatihan keswa
dokter dan perawat
Peran TP-KJM
dalam
Pengembangan
Program
Keswamas

28
proses pemberdayaan memelihara, &
masyarakat me  kesehatan

Kesadaran
kemauan
kemampuan

dari, oleh, u/
bersama masy.
TPKJM
sosbud
setempat.
 TP-KJM merupakan suatu wadah koodinatif lintas sektor
dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan
jiwa dan psikososial, yang terdiri dari :
 Tim Pembina (tingkat Pusat)
 Tim Pengarah (tingkat Provinsi) dan
 Tim Pelaksana (tingkat Kab/Kota) Kesehatan Jiwa Masyarakat.
 Kepmenkes No: 220/Menkes/SK/III/2002

 Aktivitas hingga saat ini belum optimal (Prov 28, Kab/Kota 33)
 Perlu bentuk payung hukum yang lebih tinggi  Pengajuan
Draft Perpres – dalam proses menjadi Gugus Tugas Nasional
Pembangunan Kesehatan Jiwa
Masyarakat UU Keswa no.18/2014 pasal 5 ayat 2
koordinasi upaya keswa (btk PP)
TIM PEMBINA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

PEMBINA
TP-KJM PUSAT
WAKIL PRESIDEN

KOORDINATOR
MENKO KESRA

K E T U A
MENTERI KESEHATAN

ANGGOTA
1. MENTERI DALAM NEGERI 7. MENTERI KEHAKIMAN dan HAM
2. MENTERI KEUANGAN 8. MENNEG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
3. MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL 9. MENNEG KOMUNIKASI dan INFORMASI
4. MENTERI NAKER dan TRANSMIGRASI 10. LSM/ORMAS/ORGANISASI PROFESI
5. MENTERI SOSIAL 11. KEPALA KEPOLISIAN RI
6. MENTERI AGAMA 12. LSM/ORGANISASI KEMASYARAKATAN
TUGAS TIM PEMBINA KJM
1. Identifikasi dan klasifikasi masalah keswamas untuk
merumuskan kebijakan tkt Nasional
2. Memberi masukkan kepada Menkes untuk koordinasi dan
kebijakan operasional tkt nasional
3. Menyusun program kerja tahunan, jangka menengah
dan panjang dan penyusunan anggaran
4. Mengklarifikasi dan memberikan masukkan kepada Menkes
dalam perumusan kebijakan dekonsentrasi dan TPn
5. Merumuskan langkah-langkah kegiatan monev tkt Nasional
TIM PENGARAH KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
PEMBINA

TP-KJM PROVINSI GUBERNUR


KETUA DPRD
PROV

KOORDINATOR
SEKRETARIS DAERAH

K E T U A
KEPALA DINAS KESEHATAN

ANGGOTA
1. BEBERAPA KEPALA PERANGKAT DAERAH YANG TERKAIT
2. KEPALA KEPOLISIAN DAERAH
3. DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA
4. LSM/ORGANISASI KEMASYARAKATAN/ORGANISASI
PROFESI
TUGAS TIM PENGARAH KJM
1. Identifikasi dan klasifikasi masalah keswamas untuk
merumuskan kebijakan tkt propinsi
2. Memberi masukkan kepada Gubernur untuk koordinasi dan
kebijakan operasional tkt propinsi
3. Menyusun program kerja jangka pendek, menengah dan
panjang
4. Mengklarifikasi dan memberikan masukkan kepada
Gubernur dalam perumusan kebijakan dekonsentrasi dan
tugas pembantuan
5. Merumuskan langkah-langkah kegiatan monev tkt propinsi
TIM PELAKSANA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

PEMBINA
BUPATI/WALIKOTA
TP-KJM KAB/KOTA KETUA DPRD KAB/KOTA

KOORDINATOR
SEKRETARIS DAERAH

K E T U A
KEPALA DINAS KESEHATAN

ANGGOTA
1. BEBERAPA KEPALA PERANGKAT DAERAH YANG TERKAIT
2. KEPALA KEPOLISIAN RESOR
3. DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA
4. CAMAT
TUGAS TIM PELAKSANA KJM
1. Identifikasi dan klasifikasi masalah keswamas untuk
merumuskan kebijakan tkt Kabupaten/Kota
2. Memberi masukkan kepada Bupati/Walikota untuk
koordinasi dan kebijakan operasional tkt Kab/Kota
3. Menyusun program kerja jangka pendek, menengah dan
panjang
4. Mengklarifikasi dan memberikan masukkan kepada
Bupati/Walikota dalam perumusan kebijakan tugas
pembantuan
5. Merumuskan langkah-langkah kegiatan monev tkt kab/kota
39
TIADA SEHAT TANPA SEHAT JIWA

Anda mungkin juga menyukai