kegawatdaruratan
Maternitas Preeklampsia
dan eklampsia
KLOMPOK 12 :
L U T F I A N I S A FA D I L A H ( 1 6 11 0 2 0 1 6 4 )
IMAN AJI YUDO ( 1 6 11 0 2 0 1 6 4 )
RISKA MAISHAROH ( 1 6 11 0 2 0 1 6 5 )
H U TA M I WA N T I P ( 1 6 11 0 2 0 1 6 6 )
KELAS 5 C
Definisi
Preeklampsia :
Sakit kepala yang berat
Bengkak pada kaki dan tangan
Berat badan meningkat secara drastic akibat dari
penimbunan dalam tubuh.
Nyeri perut
Pusing
Mual dan muntah yang berlebihan
Edema (Penimbunan Cairan)
Proteunuria
Eklampsia :
Seluruh kejang eklampsia didahului dengan preeclampsia.
a. Eklampsia ringan :
Peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg
Kenaikan berat badan lebih dari 1 kg seminggu
Bengkak kedua kaki, lengan dan kelopak mata
b. Eklampsia berat :
Tekanan darah 160/110 mmHg
Trombosit kurang dari 100.000/mm3
Terdapat protein di dalam urine dalam jumlah yang
signifikan
KOMPLIKASI
1. Pada Ibu
Eklamsia
Solusio plasenta
Perdarahan subkapsula hepar
Ablasio retina
Gagal Jantung hingga syok dan kematian
2. Pada Janin
Terhambatnya pertumbuhan pada uterus
Prematur
Asfiksia neonatorum
Kematian dalam uterus
Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
PATOFISIOLOGI
1) Kehamilan kurang dari 37 minggu. (saifuddin et al. 2002) lakukan penilaian 2 kali
seminggu secara rawat jalan:
a) Pantau tekanan darah,urin (untuk proteinuria), refleks dan kondisi janin.
1. Pengkajian
Data subyektif :
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35
tahun
Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing,
nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur.
Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler
esensial, hipertensi kronik, DM.
Riwayat kehamilan: riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion
serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya.
Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan.
Psikososial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya.
Data Obyektif :
Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal
distress
Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat
pemberian SM (jika refleks + )
Pemeriksaan penunjang :
a) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur,
diukur 2 kali dengan interval 6 jam
b) Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream (
biasanya meningkat hingga 0,gr/lt atau +1 hingga +2 pada
skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine
meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya >
7mg/100 ml.
c) Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu.
d) Tingkat kesadaran ; Gangguan perfusi jaringan serebral
penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak.
e) USG ; untuk mengetahui keadaan janin.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Evaluasi :
Intak dan out put harus sama
20 tetes/menit
Edema tampak pada kaki
Klien tampak rilek
Tanda tanda vital harus dalam batas normal
THANKS FOR
YOUR
ATTENTION