Kemudian jenis pemanfaatan kayu bangunan, kayu bakar, bibit alam dan kepiting.
Jenis pemanfaatan kerang/tude, bibit bakau dan hasil dari pola usaha monokultur
udang, tidak memenuhi syarat untuk analisis pendugaan utility dan surplus
konsumen karena adanya keterbatasan jumlah sampel.
Tabel 5-5. Pendugaan Surplus Konsumen dari Sumberdaya Ekosistem
Mangrove/tahun
Kesimpulan
Total surplus konsumen untuk permintaan sumberdaya ekosistem mangrove di lokasi
studi didominasi oleh kepiting sebesar Rp. 17.664.744,06/ha/tahun, kemudian diikuti
oleh tambak bandeng sebesar Rp. 1.373. 159,13/ha/tahun.
Nilai utilitas berbasis analisis permintaan lebih besar daripada nilai ekonomi aktual
(harga pasar) yaitu Rp. 35.687.560,00/ha/tahun
Perbedaan ini menunjukkan bahwa pendekatan harga pasar seringkali distortif
terhadap nilai ekonomi manfaat mangrove yang sebenarnya.
Gambar 5-1. Plot Utilitas Pemanfaatan Sumberdaya Ekosistem Mangrove di Kecamatan Barru, Kabupaten
Barru, Provinsi Sulawesi Selatan
Terima Kasih