Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL REVIEW

Oleh:
Putu Ayu Priska Dewi
BAB I
PENDAHULUAN
IDENTITAS JURNAL

Judul : The Influence of Thermal-Stressing (up to 1000 C) on the Physical,


Mechanical, and Chemical Properties of Siliceous Aggregate,
High-Strength Concrete
Penulis : M.J. Heap, Y. Lavallée, A. Laumann, K.-U. Hess, P.G. Meredith, D.B.
Dingwell, S. Huismann, F. Weise
Nama Jurnal : Construction and Building Materials
Penerbit : Elsevier
Tahun/Vol : 2014/42
Halaman : 248 - 265

3
Jurnal ini membahas mengenai beton berkekuatan
tinggi (high strength concrete, HSC) terhadap tekanan
termal (paparan suhu tinggi hingga 1000 C) baik
dilihat dari sifat fisik, mekanik, dan kimia.

untuk untuk
untuk mengetahui mengetahui mengetahui
sifat fisik & mekanik sifat kimia microstruktural



uniaxial compressive strength
(UCS) termo-gravimetri (TG)
✘ indirect tensile strength (ITS) ✘ differential scanning calorimetry
✘ pengujian porositas
(DSC)

✘ Pengukuran permeabilitas air


4
FAKTA UNIK MENGENAI JURNAL

✘ Jurnal ini merupakan penelitian multidisiplin dan


✘ Beberapa penelitian sekiranya jarang dilakukan, sehingga mahasiswa
lebih tertarik untuk membaca jurnal tersebut
✘ Pengujian microcracking menggunakan analisis acoustic emissions
(AE) apabila diterapkan dilapangan, bersifat pengujian yang tidak
merusak
✘ Hasil analisis AE dapat digunakan untuk memodelkan prilaku regangan
pada program berbasis elemen hingga

5
BAB II
RINGKASAN JURNAL
LATAR BELAKANG PENELITIAN & MASALAH

HCS ketika terkena suhu tinggi akan mangalami pelemahan


akibat kombinasi tiga mekanisme utama yaitu, perubahan
kimiawi pada matriks semen, microcracking termal, dan
explosive spalling.
Respon (fisik, mekanis, atau kimia) beton terhadap tekanan
termal bergantung pada proporsi campuran.
Rumusan masalah

Dalam jurnal ini akan diteliti mengenai pengaruh tekanan termal


terhadap sifat fisik, mekanik, dan kimia beton berkekuatan tinggi
7
(HSC).
SAMPEL, METODE PENELITIAN, & HASIL

Proporsi campuran yang digunakan untuk sampel


seluruh pengujian dijelaskan pada tabel berikut.

8
Pemantauan Microcracking Menggunakan
Analisis AE
✘ Eksperimen microcracking termal dilakukan dalam tekanan
uniaksial suhu tinggi yang dikontrol servo di bagian
Mineralogy, Petrology and Geochemistry (LMU, Munich).
✘ Sampel diambil dengan D 25 mm, dipotong sejajar dengan
panjang nominal 60 mm. Tegangan aksial konstan sekitar 2,2
MPa diberikan pada sampel selama pemanasan berlangsung.
✘ Percobaan 1, sampel dipanaskan konstan pada suhu 1°
C/menit hingga mencapai suhu 1000° C kemudian didinginkan
kembali ke suhu ruangan dengan laju yang sama
Hasil dari percobaan dijelaskan pada gambar 2.
✘ Percobaan 2, Sampel dipanaskan sampai suhu 500° C dan
kemudian didinginkan hingga suhu kamar. Kemudian
dipanaskan hingga 700° C dan didinginkan kembali ke suhu
kamar dan dipanaskan hingga hingga 600 ° C dan didinginkan
kembali ke suhu ruangan dengan laju yang sama. Hasil Gambar 1. Skematik diagram
9 pengujian microcracking
dijelaskan pada Gambar 3.
Gambar 2. Hasil pengujian 1

Gambar 3. Hasil Pengujian 2


10
Uji Kuat Tekan & Kuat Tarik
✘ Tes dilakukan pada sampel dengan tekanan termal
menggunakan jig pengujian khusus yang dipasang pada
kerangka beban uniaksial yang dikontrol servo di Rock and Ice
Physics Laboratory (RIPL) di University College London (UCL)

Uniaxial Compressive Sampel (silinder) dengan


Strength (UCS) D25 mm & Panjang 75 Sebelum pengujian, sampel
mm dipertahankan pada suhu 100, 200, 300,
500, 750, dan 1000° C. Suhu dibiarkan
konstan selama 60 menit. Kemudian
Indirect Tensile Strength didinginkan dan dibiarkan selama 1 bln
Sampel (cakram) dengan sebelum pengujian.
(ITS) D40 mm & Tebal 20 mm

11
Gambar 4. Skematik diagram (A)
pengujian UCS, (B) pengujian
ITS

12
Hasil Pengujian UCS

13
Hasil
Pengujian ITS
Pengujian Porositas & Permeabilitas
✘ Untuk pengujian porositas diukur menggunakan AccuPyc II
1340 helium pycnometer diukur pada sampel inti
(berdiameter 25 mm dan 75 mm) menggunakan Agilent
Technologies 1.5 oscilloscope penyimpanan digital
'Infiniium', sebuah pulser ultrasonik JSR DPR300 35 MHz -
ceiver dan dua jig perakitan sampel yang dibuat khusus yang
mengandung transduser gelombang P dan S.
✘ Sedangkan Pengukuran permeabilitas air dilakukan dengan
alat uji hydrostatic pressure vessel 300 MPa yang dilengkapi
dengan dua penguat fluida berpori servo terkontrol 70 MPa
pada sampel silinder berdiameter 25 mm dengan panjang 30
mm.

Gambar 1. Skematik diagram


15 pengujian microcracking
Hasil
Pengujian
Porositas &
Permeabilitas
Pengujian untuk melacak perubahan sifat kimia

✘ Analisis termo-gravimetri (TG) melacak kehilangan massa selama


pemanasan
✘ Analisis differential scanning calorimetry (DSC) memonitor jumlah panas
yang diperlukan untuk meningkatkan suhu sampel
✘ Kedua analisis dilakukan secara bersamaan dengan menggunakan alat
thermobalance Netzsch STA 449 C. Sampel bubuk sekitar 40 mg,
dipanaskan dalam atmosfer udara dalam wadah platinum (dengan tutup)
pada tingkat pemanasan 10° C / menit hingga suhu 100° C. Sampel
kemudian dibiarkan pada suhu 100° C selama 60 menit, Sampel kemudian
dipanaskan sampai suhu target 1000° C, lagi pada 10° C / menit, dan
kemudian didinginkan pada laju yang sama.

17
Hasil Pengujian termo-gravimetri (TG) & differential
scanning calorimetry (DSC)
Pengujian Microstructural

Sampel HSC yang mengalami tekanan termal juga disiapkan untuk analisis
mikrostruktur. Sampel pertama kali dipanaskan hingga TST 100, 200, 300, 500,
750, dan 1000° C pada kecepatan 1° C / menit, dibiarkan pada suhu target
selama 60 menit, dan didinginkan ke suhu sekitar pada kecepatan yang sama.
Bagian tipis kemudian disiapkan untuk analisis mikroskop optik menggunakan
Leica DM2500 dengan kamera digital Leica DFC425 5 megapiksel yang
terpasang. Sebagai perbandingan, sampel bahan awal juga disiapkan untuk
analisis mikroskopis.

19
Hasil Pengujian microstruktural
KESIMPULAN PADA JURNAL

✘ Mikrocracking dimulai pada HSC dengan suhu sekitar 180 ° C dan berlanjut
sampai HSC kembali ke suhu kamar.
✘ Analisis AE telah menunjukkan bahwa 180 ° C merupakan batas bawah
untuk inisiasi penguraian mikro termal.
✘ HSC yang mengalami tekanan termal hingga 1000 ° C menghasilkan
kehilangan massa total sekitar 7%.
✘ Pada suhu di atas 300° C, kegagalan secara signifikan lebih lambat dan
disertai dengan peningkatan yang lebih bertahap dalam output AE dan nilai-b
dasarnya konstan.
✘ Analisis mikrostruktur menunjukkan bahwa agregat bersilika sedikit tidak
terpengaruh oleh tekanan termal.

21
BAB III
KAJIAN KRITIS
JUDUL
Judul yang digunakan pada jurnal “The Influence of Thermal-Stressing (Up to 1000 C) on
the Physical, Mechanical, and Chemical Properties of Siliceous Aggregate, High-Strength
Concrete.” sudah sangat jelas untuk menjelaskan apa yang akan dibahas pada jurnal
tersebut.
GAYA PENULISAN
Gaya penulisan jurnal sudah mengikuti kaidah yang berlaku. Gambar baik itu benda uji,
skematik, dan kurva disediakan dengan sangat rapi dengan kualitas gambar yang sangat
baik. Tidak hanya itu saja, penulis mempermudah pembaca untuk melihat gambar dengan
sekala retak mikro melalui bantuan garis bantu yang dibuat oleh penulis. Namun, banyak
sinopsis gambar yang letaknya sangat jauh dari gambar yang dibahas, sehingga pembaca
harus mencari jauh ke halaman selanjutnya ataupun sebelumnya.

ABSTRAK
Abstrak yang dibuat oleh penulis sudah memberikan penggambaran singkat mengenai apa
yang dikerjakannya. Seperti halnya pada kalimat “thermal microcracking in HSC initiates at
180  C, is more prevalent during cooling.” Menunjukkan inti yang didapat dari penelitian
tersebut.
23
TUJUAN
Tujuan yang diangkat dalam penelitian tersebut sangat jelas terlihat mulai dari judul,
abstrak, dan pendahuluan. Tujuan tersebut memang hanya mencari respon (fisik, mekanik,
dan kimia) dari sampel yang diuji, namun jika ditelaah lebih lanjut, hasil dari respon yang
dicari memiliki ragam variasinya dapat dilihat dari isi jurnal.

Metode Penelitian
Banyaknya parameter yang dicari pada penelitian ini tidak membuat penjelasan metode
penelitiannya menjadi membingungkan. Metode penelitian yang disajikan sudah sangat
jelas dilengkapi dengan ukuran sampel dan tata acara pengujian. Namun pada pengujian
porositas dan pengujian mencari sifat kimia tidak dicantumkan alat yang digunakan
sehingga pembaca kurang dalam mengertikan metode penelitian.

IDE
Ide yang diangkat dalam penelitian ini menurut saya sangat penting. Pengujian-pengujian
yang dilakukan dapat kita terapkan langsung pada dunia konstruksi khusunya untuk kasus
kebakaran hingga mencapai suhu tinggi. Selain itu, dengan pengujian-pengujian tersebut
dapat membantu dalam melakukan uji kelayakan tanpa perlu merusak objek.
24
HASIL/ BAHASAN
Hasil yang didapat, sudah sangat jelas. Kurva-kurva yang disajikan memberikan
perbandingan-perbadingan terhadap hasil penelitian. Oleh sebab itu, memudahkan
pembaca didalam mempelajari hasil penelitian.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang diberikan sudah mampu menjawab seluruh permasalahan yang dibahas
dan sesuai dengan teori yang ada. Misalkan, semakin tinggi suhu pemanasan, maka
semakin tinggi pula pengurangan air yang terjadi.
REFRENS
I
Dengan kompleksnya pembahasan yang diangkat pada penelitian ini, jumlah refrensi yang
digunakan juga sesuai yaitu 98 refrensi.

25
SARAN

Agar pembaca dapat lebih memahami dengan metode


penelitian, diharapkan untuk mencantumkan dengan jelas skematik
diagram dari alat yang digunakan. Apabila tidak dicantumkannya
beberapa alat pada penelitian ini karena keterbatasan jumlah,
Mungkin pokok bahasan yang di masukkan ke jurnal dapat dibuat per
sub bagian untuk jurnal selanjutnya. Misalkan jurnal 1 hanya
membahas mengenai pengaruh fisik dari thermal stressing, jurnal 2
hanya membahas mengenai pengaruh kimia dan begitu seterusnya.
Hal ini Agar pembaca dapat lebih fokus dalam memahami persub
bagiannya.

26
SEKIAN

27

Anda mungkin juga menyukai