Anda di halaman 1dari 30

KESIAPAN IMPLEMENTASI IHR

2005

KKP KELAS II MATARAM


Oleh:
I Wayan Diantika
KEDUDUKAN

Kantor Kesehatan Pelabuhan disebut KKP adalah


unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
TUGAS POKOK
• Melaksanakan pencegahan masuk
dan keluarnya penyakit-penyakit
potensial wabah
• Surveilans epidemiologi,
• Kekarantinaan,
• Pengendalian dampak Kesehatan
lingkungan,
• Pelayanan kesehatan,
• Pengawasan OMKABA,
TUGAS POKOK
• Pengamanan terhadap:
• Penyakit baru dan
penyakit yang muncul
kembali,
• Bioterorisme,
• Unsur biologi, kimia dan
• Radiasi di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara.
IHR 2005
Pasal 2: Tujuan dan Ruang Lingkup
• IHR bertujuan mencegah, melindungi dan mengendalikan
penyebaran penyakit lintas negara.

• Melakukan tindakan yang diperlukan.

• Dan tindakan tadi dilaksanakan sesuai dengan dan terbatas


pada faktor risiko yang dapat mengganggu kesehatan; dengan
sesedikit mungkin menimbulkan hambatan pada lalu-lintas
dan perdagangan internasional;
Esensi dari IHR 2005:
Kemampuan Surveillance di Setiap Negara

1. Di Wilayah  Kemampuan Deteksi Dini & Respon dan Lapor


terhadap kejadian yang berpotensi PHEIC 
kemampuan tersebut mulai dari puskesmas/
masyarakat sampai tk Pusat/ Nasional

2. Di PoE  Kegiatan surveilans yg efektif dalam kegiatan rutin


Kegiatan surveilans yg efektif dalam kondisi Public
Health Emergency Respon, melalui kegiatan yang
terkoordinasi dg instansi terkait
Kapasitas Surveillance
dalam Implementasi IHR 2005
• Inti dari IHR 2005 disamping kemampuan
Deteksi dan Respon mulai dari tingkat
masyarakat sampai ke pintu masuk negara,
artinya diperlukan kapasitas surveillance di
kedua lini tersebut.

• Khusus untuk penyebaran penyakit lintas negara


sebagian besar melalui tranportasi; sehingga
untuk mencegah penyebaran penyakit lintas
negara penting untuk mengawasi dan
mengendalikan transportasi melalui PoE.
Cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit/ masalah
kesehatan masyarakat

Negara lain

PoE

wilayah

DETECT and RESPONS


Implementasi IHR 2005
terdiri 2 tahap:

1. Tahap awal (15 Juni 2007 - 15 Juni 2012):


implementasi IHR dan penguatan 10
kapasitas sampai mencapai standar

2. Tahap selanjutnya (15 Juni 2012 –


selamanya): implementasi IHR dengan full
capacities .
10 Kapasitas yang harus dimiliki Negara anggota
 8 Kapasitas utama :
1. Legalitas Nasional dan kebijakan&anggaran
2. Koordinasi
3. Surveilans
4. Respons
5. Kesiap-siagaan
6. Komunikasi Risiko
7. SDM
8. Laboratorium
 Kapasitas yg berhubungan dengan bahan berbahaya (zoonotis,
keamanan makanan, radio nuklir dan kimia)
 Kapasitas di PoE

Rencana Penguatan Implementasi IHR 2012-2014


Kapasitas di PoE:
Menyediakan pelayanan medis yg layak, termasuk fasilitas
diagnostik yg memungkinkan assessment segera thdp
penumpang yg sakit

Menyediakan transport dan personel

Menyediakan petugas utk pemeriksaan pesawat /


kapal / kendaraan

Menyediakan air yg aman utk diminum, fasilitas katering,


toilet, pembuangan limbah yg memadai

Menyediakan staf untuk pemberantasan vektor


setempat dan di sekitarnya
Kapasitas Inti di Pintu Masuk dalam merespon PHEIC
Tanggap darurat kesehatan Melakukan diagnosis dan
sesuai kontijensi plan perawatan bagi pelaku perjalanan
termasuk penunjukan b atau hewan yang terjangkit
a pejabat yang berwenang dan melalui kerjasama dengan
kesehatan hewan setempat
sarana pelayanan medis dalam pengisolasian dan
pengobatan Menyediakan ruangan
c yang memadai dan
terpisah bagi pelaku
g perjalanan lain, untuk
mewawancarai tersangka
Menyiapkan kendaraan
khusus dengan alat d Menyediakan
pelindung diri dalam sarana diagnosis
Menerapkan tindakan dan bila perlu
merujuk pelaku
hapus serangga hapus sarana karantina
perjalanan yang
membawa/terkontamina
e tikus hapus hama
Menerapkan dekontaminasi atau
si penyakit
pengawasan masuk penanganan kargo,
f dan keluarnya alat angkut , paket pos
pelaku perjalanan
KAPASITAS INTI DI BIDANG SURVEILANS
DAN RESPON (ANNEX 1 IHR 2005)

1. SETIAP NEGARA HARUS MENGUNAKAN SISTEM


KESEHATAN YANG ADA UNTUK MENCAPAI KAPASITAS
INTI (surveilans, pelaporan, pemberitahuan, verifikasi,
respon dan kerjasama)
2. NEGARA HARUS MENILAI DALAM JANGKA WAKTU 2
TAHUN SEJAK BERLAKUNYA IHR DALAM KEMAMPUAN
SISTEM KESEHATANNYA.
3. KAPASITAS INTI MASYARAKAT/ PUSKESMAS (mendeteksi
KLB)
4. KAPASITAS TINDAKAN PENANGGULANGAN KESEHATAN
PADA TINGKAT KABUPATEN/PROPINSI
5. KAPASITAS PADA TINGKAT NASIONAL DALAM
PENILAIAN DAN PELAPORAN
IHR secara umum mensyaratkan:

1. Deteksi cepat suatu risiko kesehatan.


2. Penilaian risiko yang tepat.
3. Respon terhadap semua risiko.
4. Sistem surveillance yang sensitive
dan fleksibel. diperlukan dengan
kewaspadaan dini yang berfungsi
dengan baik disemua lini.
(International Health
Regulation)
• Di Pintu Masuk Kewajiban Negara
adalah:
– Menyiapkan Kapasitas sesuai dengan annex
1 dalam waktu 5 tahun 2012
– Mengidentifikasi pihak yang berkompeten
– Memberikan Kepada WHO informasi ttg
sumber penyakit menular, vektor dan
reservoir sbg respon menanggulangi PHEIC
(International Health
Regulation)
A. Bandar Udara dan Pelabuhan :
 Menjamin SSCEC/SSCC ditebitkan sesuai
dengan ketentuan
 WHO atas permintaan suatu negara
dapat memberikan sertifikat bahwa
bandara dan pelabuhan telah
memenuhui syaratSertifikasi ini akan
dinilai secara periodik oleh WHO
(International Health
Regulation)
B. Perlintasan darat
– Suatu negara boleh menetapkan Perlintasan Darat
yang akan ditingkatkan kapasitasnya sesuai
annnex 1
– Membuat perjanjian secara bilateral atau
multilateral untuk mencegah PHEIC
(International Health
Regulation)
PHEIC ADALAH KLB YANG DAPAT MERUPAKAN ANCAMAN KESEHATAN
BAGI NEGARA LAIN KEMUNGKINAN MEMBUTUHKAN KOORDINASI
INTERNASIONAL DALAM PENANGGULANGANNYA

1. CACAR 7. YELLOW FEVER


2. POLIO 8. VHF (Ebola, Lassa, Marburg)
3. INFLUENZA (sub tipe baru) 9. WEST NILE FEVER
4. SARS 10.MENINGOCOCCUS
5. KOLERA 11.Penyakit Lain yang menjadi
6. PES masalah Regional maupun
Nasonal (DHF, Malaria, TB,
HIV, Elephantiasis, dll)
KOORDINASI & ALUR KOMUNIKASI
(PHEIC & KONTIJENSI PLAN)

 DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA/PROPINSI


 PT. ANGKASA PURA (AMC, DO, PK)
 LINTAS SEKTOR (IMIGRASI, BEA CUKAI, KARANTINA HEWAN, TUMBUHAN,
BALAI POM )
 RUMAH SAKIT (ISOLASI)
 DINAS PERHUBUNGAN & BASARNAS
 AIRLINE (GARUDA, LION, AIR ASIA, DLL)
 TNI-AU & KP3U
 KEMENAG (HAJI)
 BIRO KESOS PEMPROV NTB
PETA WILAYAH KERJA
KKP KELAS II MATARAM
Wilker Lab
Wilker Pemenang Wilker Lab Badas
/Ampenan Lombok Pel. Laut Bima

KKP MATARAM
BIL

Pel. Penyebrangan
Wilker Lembar Pel. Penyebrangan
Sape
Pototano

Pelsus Benete
PENGALAMAN KASUS
H1NI BARU
24

Anda mungkin juga menyukai