Anda di halaman 1dari 14

Pengelolahan Bahan

Kimia
Oleh :
Muhammad Tri Aji
Pendahuluan
• Saat mengelola bahan kimia laboratorium, tidak semua risiko bisa
ditiadakan. Namun, keselamatan dan keamanan laboratorium
ditingkatkan melalui penilaian risiko berdasarkan informasi dan
pengelolaan risiko yang cermat.
• Pengelolaan masa pakai bahan kimia yang cermat tidak hanya
meminimalkan risiko terhadap manusia dan lingkungan, tetapi
juga mengurangi biaya.
Bahan Kimia Ramah Lingkungan Untuk Setiap
Laboratorium
Bahan kimia ramah lingkungan merupakan falsafah perancangan produk dan
proses yang mengurangi atau meniadakan penggunaan dan terciptanya bahan
berbahaya. Dua belas prinsip bahan kimia ramah lingkungan dalam daftar
berikut bisa diterapkan ke semua laboratorium dan digunakan sebagai panduan
untuk merancang dan melaksanakan eksperimen yang bijak.
Dua Belas Prinsip Bahan Kimia Ramah Lingkungan
1. Cegah limbah. reagen stoikiometrik. 10. Rancang bahan kimia dan
produk agar terurai
2. Rancang bahan kimia dan 6. Hindari derivatif kimia.
setelah digunakan.
produk yang lebih aman.
7. Maksimalkan ekonomi
3. Rancang sintesis bahan atom.
11. Analisis langsung (dalam
waktu nyata) untuk
kimia yang tidak terlalu
8. Gunakan pelarut dan menghindari polusi.
berbahaya.
kondisi reaksi yang lebih
4. Gunakan bahan mentah aman.
12. Batasi potensi terjadinya
kecelakaan.
yang dapat diperbarui.
9. Tingkatkan efisiensi
5. Gunakan katalis, bukan energi.
Strategi Pengelolahan
Bahan Kimia

Menggunakan Menggunakan Pelarut dan


Mencegah Limbah Pekerjaan Berskala Bahan Lainnya yang
Mikro Lebih Aman
Strategi Pencegahan Limbah
• Pikirkan cara penggunaan produk reaksi dan buat sejumlah keperluan saja.
• Pikirkan biaya pembuatan dan penyimpanan bahan yang tidak dibutuhkan.
• Cari cara untuk mengurangi jumlah langkah dalam eksperimen.
• Tingkatkan hasil.
• Daur ulang dan gunakan ulang bahan jika mungkin.
• Koordinasikan pekerjaan dengan rekan kerja yang mungkin menggunakan beberapa bahan kimia yang
sama.
• Gunakan metode analitik paling sensitif yang ada saat melakukan analisis.
• Pertimbangkan jumlah reagen, pelarut, dan bahan berbahaya yang digunakan dengan peralatan
laboratorium otomatis saat membeli sistem baru.
• Pisahkan limbah tidak berbahaya dari limbah berbahaya.
• Pertimbangkan penggunaan sistem pemurnian kolom untuk mendaur ulang pelarut yang digunakan
Menggunakan Pekerjaan Berskala Mikro
Metode pengurangan bahaya yang berhasil adalah melakukan reaksi kimia
dan prosedur laboratorium lainnya dalam skala yang lebih kecil, atau berskala
mikro.
Penggunaan tingkat skala mikro menghemat berton-ton limbah dan jutaan
dolar. Di samping itu, pekerjaan berskala mikro mengurangi bahaya kebakaran
dan kemungkinan terjadinya kecelakaan serta tingkat keparahan kecelakaan yang
memaparkan pegawai pada bahan kimia berbahaya.
Menggunakan Pelarut dan Bahan Lainnya Yang
Lebih Aman
Laboratorium lebih aman dan terjamin jika mereka mengganti dengan bahan
kimia yang tidak berbahaya, atau kurang berbahaya bila memungkinkan.
Pertimbangkan jalur sintetik dan prosedur alternatif untuk melakukan
campuran reaksi. Ajukan pertanyaan berikut saat memilih bahan reagen atau
pelarut untuk prosedur eksperimen:
• Bisakah kita mengganti bahan ini dengan bahan lain yang memiliki potensi
bahaya lebih kecil bagi pelaku eksperimen dan lainnya?
• Bisakah kita mengganti bahan ini dengan bahan yang mengurangi atau
meniadakan limbah berbahaya serta biaya pembuangannya?
Pembelian Bahan Kimia Pemesanan Bahan Kimia

Penerimaan Bahan Kimia


Bagian dari pembelian bahan kimia adalah
analisis masa pakai dan biayanya. Biaya
pembelian hanyalah bagian awalnya. Biaya
penanganan, dari segi manusia dan
keuangan, serta biaya pembuangan juga
harus diperhitungkan. Tanpa analisis ini,
pesanan bisa jadi rangkap dan bahan kimia
tak terpakai bisa jadi bagian signifikan dari
limbah berbahaya di laboratorium.
Pemesanan Bahan Kimia
Lembaga mungkin memusatkan kewenangan untuk meletakkan pesanan bahan kimia
di kantor pembelian atau membagi kewenangan itu ke seluruh lembaga. Sistem
pembelian terpusat harus mengontrol pemesanan jenis bahan tertentu, seperti bahan
yang mudah terbakar di dalam wadah yang melebihi ukuran tertentu.
Sebelum membeli bahan kimia, pegawai harus mengajukan beberapa pertanyaan:
• Apakah bahan itu sudah tersedia dari laboratorium lain dalam lembaga itu atau ada
kelebihan di gudang bahan kimia?
• Berapa jumlah minimal yang diperlukan untuk eksperimen tersebut?
• Bisakah limbah tersebut dikelola dengan sangat baik? Karakterisasi limbah yang
sesuai dan metode pembuangan yang tepat harus diidentifikasi sebelum bahan kimia
dipesan.
Penerimaan Bahan Kimia
Berikut ini langkah-langkah untuk memastikan penerimaan bahan kimia yang tepat:
• Latih pegawai ruang penerimaan, tempat bongkar muat, dan tata usaha untuk mengenali
bahaya yang mungkin terkait dengan bahan kimia yang datang ke fasilitas.
• Lengkapi ruang penerimaan dengan peralatan yang sesuai untuk menerima bahan kimia.
• Segera buka paket yang datang dan periksa untuk mengonfirmasi pesanan dan memastikan
bahwa segel wadah dalam keadaan baik.
• Simpan bahan kimia yang tidak dikemas dengan aman.
• Kirimkan bahan kimia dengan aman di dalam fasilitas.
• Jika pegawai pengiriman luar tidak menangani bahan sesuai standar fasilitas penerimaan,
segera perbaiki atau cari pengangkut atau pemasok lain.
Inventaris dan Pelacakan Bahan Kimia
Semua laboratorium harus mencatat semua inventaris bahan kimia yang
dimilikinya secara akurat. Inventaris adalah catatan, biasanya dalam bentuk
basis-data, bahan kimia dalam laboratorium dan informasi penting tentang
pengelolaannya yang tepat.
Inventaris yang dikelola dengan baik meliputi bahan kimia yang didapat dari
sumber komersial dan yang dibuat di laboratorium, juga lokasi penyimpanan
untuk setiap wadah masing-masing bahan kimia.
Fungsi Inventaris

Perencanaan
Pemesanan Penanganan
Darurat

Pembuangan
Penyimpanan
Bahan Kimia
Matur Nuwun
Ojok Lali Sinau ,,, 

Anda mungkin juga menyukai