Anda di halaman 1dari 81

LOWER BACK PAIN

FIRDHA RAHMADHANIA H -17120211009


ADINDA TRIANY P 1710211011
QUENHITA RINDHIKA RURIZA -1710211058
ADRIAN DHARMAWAN -1710211090
CINDY JILBERT -1710211093
TRI HANDAYANI- 1710211095
ADELIA NABILA -1710211116
DINA AYU AZLIA - 1710211119
DEWANGGA AJI - 1710211142
DANISA AGUSTIEN - 1410211130 1
Anatomi Medula
Spinalis

2
Medula Spinalis

3
Anatomi Topografis
• Medula spinalis meberikan persarafan sensoris,motorik dan
otonom untuk batang tubuh dan ekstremitas.
• Medula Spinalis memiliki dua penggelembungan :
- Cervical 4 – Thorakal 1
- Lumbal 1 – Sakrum 3
• Pada orang Dewasa Medula Spinalis berakhir setinggi L1 - L2

4
5
Nervus Spinalis
• 31 Pasang nervus spinalis melekat pada medula spinalis
sebagai radiks dorsalis dan ventralis.
• Badan sel neuron aferen terletak pada ganglion radiks dorsalis
.
• Badan sel neuron eferen bertempat pada substansia grisea
medula spinalis.
• Nervus spinalis keluar dari kanalis vertebralis lewat foramen
intra vertebralis.

6
Nervus Spinalis
• Dibawah ujung akhir medula spinalis,radiks nervus spinalis
turun sebagai cauda equina.
• Radiks dan nervus spinalis rentan terhadap cedera trauma.

7
Vertebrae

8
Gambaran Penampang Medula
Spinalis
• (a). Gambaran penampang
Bagian ventral.

• (b). Gambaran Penampang


lintang daerah Thorakal.

9
Fungsi

10
Pembungkus

11
Gambaran MRI

12
Jaringan Syaraf

13
Jaringan Syaraf

14
15
Reflek Spinalis

Reflek
regangan
Reflek
spinalis
Refleks
fleksor

16
Reflek Spinalis
• Susunan Organisasi internal medula spinalis membantu
sejumlah fungsi reflek yang penting.
• Reflek regangan monosinapsis memperantarai kontraksi otot
dalam respon terhadap regangan spindel otot.
• Kepekaan refleks regangan diatur o;eh neuron motorik gamma
 yang memberikan persarafan motorik pada serabut spindel

17
Reflek Spinalis
• Reflek regangan dapat berespons untuk memelihara tonus
otot dan postur tubuh secara klinis diperiksa sebagai reflek
tendo bagian dalam.
• Refleks fleksor polisinapsis memperantarai penarikan
ekstremitas dari rangsangan yang bisa merusak.

18
Cornu Medula Spinalis

19
Tractus Asenden dan desenden

20
Substansia Alba

Kolumna
dorsalis

Traktus Traktus
asenden Spinotalamikus

utama
Traktus
Spinoserebellar
is
21
Traktus Spinotalamikus

22
Traktus Spinoserebellar

23
Substansia Alba
Kolumna
dorsalis

Traktus
Kortikospinal

Traktus Traktus
desenden rubrospinalis

utama Traktus
tektospinalis

Traktus
vestibulospinali
s 24
Traktus Kortikospinal

25
Traktus Rubrospinal

26
Traktus Tektospinalis

27
Traktus Vestibulospinalis

28
29
FISIOLOGI SPINAL
Korda Spinalis
• Korda spinalis merupakan jaringan saraf yang berjalan memanjang
dari batang otak.
• Saraf spinalis : 8 saraf servikalis, 12 saraf torakalis, 5 saraf lumbalis,
dan 1 saraf koksigeus.
• Korda spinalis memanjang sampai setinggi vertebra lumbal 1,2
sehingga akar-akar saraf sisanya sangat memanjang untuk keluar
dari kolumna vertebra di celahnya yg sesuai. >> Kauda ekuina
• Substansia alba spinalis tersusun menjadi traktus yaitu berkas
serat2 saraf dengan fungsi serupa.
• Substansia grisea membentuk regio berbentuk kupu2. Terdiri
dari badan sel neuron dan dendrit serta sel glia.
• Substansia grisea terbagi menjadi kornu dorsal, lateral,
ventral. Dibagian tengahnya tdt kanalis sentralis.
Korda spinalis berfungsi :
• Sebagai penghubung untuk trasnmisi informasi antara otak dan
bagian tubuh lain
• Mengintegrasikan aktivitas refleks antara masukan dan keluaran
eferen tanpa melibatkan otak = refleks spinal

Reflesk spinal :
• Refleks sederhana/dasar
• Refleks didapat atau terkondisi

• Jalur saraf yg terlibat dalam refleks = Lengkung refleks


• Terdiri dari 5 komponen : Reseptor sensorik, jalur aferen, pusat
integrasi, jalur eferen, efektor.
REFLEKS REGANG
• Ketika neuron aferen yg berasal dr reseptor mendeteksi
regangan pd otot rangka berujung secara langsung pada
neuron eferen yg menyarafi otot rangka yg sama untuk
berkontraksi atau melawan regangan.
REFLEKS LUCUT
REFLEKS EKSTENSOR
MENYILANG
REFERENSI
• Sherwood . Fisiologi manusia. Edisi 8
• Guyton.
Lumbal Spinal
Stenosis
Suatu kondisi penyempitan kanalis spinalis
atau foramen intervertebralis pada daerah lumbar
ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
• Usia • Biasa terjadi pada
• Trauma usia >50 tahun
• Penyakit Degeneratif • Prevalensi 19,4 %
• Penyakit tulang • Paling banyak
lainnya (ankylosing mengenai lumbar ke-
spondylitis atau 4 dan ke-5
difuse idiopatik
skeletal hyperostosis)
GEJALA KLINIS
• Nyeri di daerah • Ketika berdiri atau
Punggung bag bawah, berjalan menyebabkan
bokong, kadang femoral mati rasa juga
• Nyeri biasa terjadi ketika kelemahan bertahap
duduk lama, berdiri atau • Rasa tidak nyaman di
berjalan dan ketika bagian bokong
ekstensi lumbar
• Nyeri berkurang ketika
istirahat kedepan atau
ketika fleksi lumbar
• Nyeri biasanya fluktuasi
DIAGNOSA
ANAMNESA • Stenosis absolut
PX FISIK : Gaya Berjalan (ketika diameter mid-
PX PENUNJANG sagital kanal kurang
• Foto polos x-ray dari 10 mm)
Lumbosacral • Stenosis relatif
• CT Scan (ketika diameter mid-
• MRI sagital kanal adalah
antara 10 mm dan 13
mm)
DAFTAR PUSTAKA
• Indah, P. Ketut, I. Maliawan, S. Kawiyana, S. Lumbar spinal
canal stenosis diagnosis dan tatalaksana. Universitas Udayana
• Allan, H. Martin, A. Joshua, P. (2014) Adams and Victor's
Principles of Neurology 10th ed. MC Graw Hill Education
• Cruz, R. (2018). Lumbar Spinal Stenosis. StatPearls Publishing
LLC
• Seung Yeop Lee. Tae-Hwan Kim. Jae Keun Oh. Seung Jin Lee.
Moon Soo Park. (2015). Lumbar Stenosis: A Recent Update by
Review of Literature. Asian Spine Journal
Cauda Equina
Syndrome
46
Cauda Equina Syndrome
• Keluhan paling umum
• Biasa terjadi akibat pekerjaan
• Umumnya disertai nyeri ke kaki
• Dibagi : neural-bone, non-neurological
• Bisa dikarenakan neuropati ato mekanis, maupun penyakit lain
seperti urolithiasis, tumor, infeksi, dan py vaskular serta py
intra abdomen
Anatomi Cauda Equina
• Medulla spinalis lumbosacral berakhir pada conus medullaris
di L1-L2
• Akar saraf (Nerve root) kemudian membentuk cauda equina
• Berada di dalam subarachnoid space berisi CSF
Cauda Equina Syndrome
• Kompresi akar saraf (nerve root) di ujung akhir medulla
spinalis ( L1-L2)
• Disfungsi karena kompresi dari struktur sekitar
• Trauma, degenerasi tulang kronis dengan retropulsi fragmen
ke kanalis spinalis, penyakit diskus lumbar, infeksi, abses,
tumor intraspinal dan meningeal, hematoma (lumbar
puncture pada coagulopathy)
• Proses kronis kecuali pada trauma akut
• Gejala : Nyeri punggung bawah, nyeri kaki, kelemahan,
areflexia dan kram pada tungkai bawah, LMN weakness defisit
sensoris, anesthesia saddle, fungsi berkemih dan penernaan
• Disfungsi sensoris : neuropati / kehilangan fungsi sensoris
• Diagnosis
• Anamnesis & PF
• Myelography/ CT/ MRI
• Tes darah, CSF
• Surgical decompression / radiotherapy (tumor)
Arachnoiditis
55
Arachnoiditis
• Inflamasi membran arachnoid yang membungkus medulla
spinalis
• Trauma kanalis spinalis karena kecelakaan/ pembedahan,
kompresi kronis nervus spinalis, kimia ( antitechal
chemotherapy/ pewarna kontras), darah dari SAH, infeksi,
neoplasma
• Inflamasi kronis  perlekatan fibrin di antara akar saraf
berdekatan
Arachnoiditis
• Gejala : nyeri punggung, dan kaki, dysesthesias (kehilangan
sensasi sensoris), twitching dan kram, kelemahan hingga
paralisis
• Diagnosis radiologis
• MRI*, myelografi : penebalan dan penggumpalan akar saraf
• EMG : distribusi nerve root
• CSF analisis bila perlu ( infeksi/ tumor)
Daftar Pustaka
• Daroff, R. and Bradley, W. (2012). Bradley's neurology in
clinical practice. Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders.
• Daroff, R. and Bradley, W. (2012). Bradley's neurology in
clinical practice. Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders.
• Dawodu, S. (2019). Cauda Equina and Conus Medullaris
Syndromes: Background, Anatomy, Pathophysiology. [online]
Emedicine.medscape.com. Available at:
https://emedicine.medscape.com/article/1148690-overview
[Accessed 10 Nov. 2019].
• Holz, A. (2019). Arachnoiditis Imaging: Practice Essentials,
Radiography, Computed Tomography. [online]
Emedicine.medscape.com. Available at:
https://emedicine.medscape.com/article/336605-
overview#a2 [Accessed 10 Nov. 2019].
Lumbosacral
Plexopathy
Causes of Lumbosacral
Plexopathy
STRUKTURAL
• Perdarahan retroperitoneal
DEFINISI (antikoagulasi, hemofilia)
• Lumbosacral plexopathy • Tumor panggul atau perut
is an injury to the nerves • Aneurisma (arteri iliaka internal
atau umum)
in the lumbar or sacral
• Endometriosis
plexus • Trauma
NON STRUKTURAL
• Radang (plexitis)
• Infark
• Postpartum [saat melahirkan]
• Diabetes (amyotrophy diabetes -
penyebab non struktural paling
umum)
• Radiasi
• Pascabedah (cedera retraktor
UPPER LUMBAL PLEXUS
• Ini terutama mempengaruhi serabut saraf L2-L4.
• Nyeri, jika ada, biasanya terletak di panggul, paha anterior.
• otot yang terkena: Otot quadriceps, iliopsoas, dan pinggul
adduktor (saraf femoralis dan obturator)
• Kehilangan sensorik dan parestesia terjadi pada paha lateral,
anterior, dan medial dan dapat meluas ke bawah betis medial
LOWER LUMBOSACRAL
PLEXUS
• Ini terutama mempengaruhi serabut saraf L4-S3.
• Ada keluhan rasa sakit yang dalam pada panggul yang dapat
menyebar ke posterior ke paha dengan ekstensi ke betis
posterior dan lateral.
• Gejala dan tanda sensorik dapat dilihat pada paha posterior
dan betis posterior-lateral dan di kaki.
• Otot yang terkena adalah gluteus maximus, gluteus medius
dan tensor fascia latae.
GEJALA KLINIS
• Sensasi nyeri seperti terbakar
• Kesemutan
• Penurunan motoric pada paha, panggul dan tungkai
• Penurunan masa otot
• Kelemahan unilateral ( bilateral bisa terjadi biasnya karna
radiasi,trauma besar, autoimun)
Diabetic Neuropathy
Definisi
• Menurut Konferensi Neuropati Diabetika, San Antonio,
neuropati diabetika ditandai dengan kerusakan saraf somatis
dan atau saraf otonom yang ditemukan secara klinis atau
subklinis dan semata karena diabetes mellitus, tanpa adanya
peyebab neuropati perifer lainnya.
Epidemiologi Faktor resiko
• komplikasi mikrovaskular metabolic syndrome
paling sering dari diabetes
mellitus tipe I dan tipe II components:
• Usia >40tahun • Hypertriglyceridemia
• Kejadian meningkat sejalan
dengan lamanya penyakit dan • Obesity
tingginya hiperglikemia.
• Diperkirakan setelah • Hyperglycemia
menderita diabetes selama 25 • Hypertension
tahun, prevalensi neuropati
diabetika adalah 50% • dyslipidemia
• Kemungkinan terjadi
neuropati pada kedua jenis
kelamin sama.
A. distal symmetric
polyneuropathy (DSP)
• mengalami mati rasa, kesemutan, nyeri, dan /
atau kelemahan yang dimulai pada kaki dan
menyebar secara proksimal
• Gejalanya simetris dengan gejala sensorik yang
lebih menonjol daripada keterlibatan motorik.
• sensasi kaus kaki mereka berkumpul atau sepatu
mereka tidak pas
B. radiculoplexopathy,
radiculopathy

• onset mendadak, biasanya selama berhari-


hari hingga berminggu-minggu
• nyeri hebat pada tulang belakang toraks,
panggul, tulang rusuk, atau perut bagian
atas.
• dapat melibatkan lumbosacral (lebih umum)
atau pleksus serviks
• Rasa sakit digambarkan sebagai terbakar,
menusuk, atau seperti sabuk.
• hyperesthesia di area nyeri
• penurunan berat badan diikuti dengan
kelemahan dalam distribusi pleksus yang
terlibat (dinding perut anterior)
C. Limb mononeuropathies

• Carpal turner syndrome


• Ulnar neuropathy
• Fibular neuropathy
• Lateran cutaneous neuropathy

Rasa nyeri, mati rasa, kelemahan selama


beberapa minggu-bulan
D. autonomic neuropathy
• Gastroparesis
• Konstipasi
• retensi urin
• disfungsi ereksi
• aritmia jantung.
Diagnosis
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam diagnosis
neuropati diabetika yaitu:
• Pasien merupakan penderita diabetes melitus
• Tidak ada kelainan atau penyakit lain yang menyebabkan
gejala neurologis kecuali diabetes melitus
• Gejala simetris (Nyeri spontan, paresthesia, Hipestesia,
anestesia)
• Penurunan refleks achiles atau patela
• Pallestesia (kelaian sensasi getar)
• Hasil pemerksaan elektrofisiologi abnormal
• Adanya gejala neuropati otonom
Lumbosacral
Radiculopathy
• Radiculopathy lumbosakral adalah sindrom nyeri yang
disebabkan oleh kompresi atau iritasi akar saraf di punggung
bawah
• Epidemiologi 3-5%
• Bisa timbul karena :
• herniasi lumbalis
• degenerasi vertebra
• penyempitan foramen tempat saraf keluar dari kanal tulang
belakang

76
GEJALA
• nyeri punggung bawah yang menjalar ke ekstremitas bawah
dalam pola dermatomal.
• mati rasa
• Kelemahan
• hilangnya refleks
• Nyeri toraks
• Demam / penurunan berat badan
• Berkeringat di malam hari
• Disfungsi pencernaan atau kandung kemih
• Defisit neurologis atau penurunan ujian serial
77
etiologi
kondisi degeneratif tulang belakang (penyebab paling umum)
• Spondylolisthesis
• Stenosis tulang belakang
 Trauma (mis. Fraktur pecah dengan retropulsi fragmen tulang)
 Tumor jinak atau ganas
 Infeksi

Osteodiscitis

Osteomielitis

Abses epidural

Infeksi jamur (mis. Tuberkulosis)

Infeksi lain: penyakit lyme, penyakit terdefinisi HIV / AIDS,
Herpes zoster (HZ)
 Kondisi pembuluh darah
79
• https://emedicine.medscape.com/article/1170337-clinical
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4254767/
• Harrison Neurology in Clinical Medicine 2nd Edition
• PERDOSSI 2016
81

Anda mungkin juga menyukai