Anda di halaman 1dari 26

HUKUM TATA

NEGARA
BAB II
 Berita Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1946
 Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia secara resmi disahkan
secara mutlak oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), hal
ini terjadi pada tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila sebagai dasar negara
tercantum dalar Pembukaan UUD 1945 darf diundangkan dalam Berita
Republik Indonesia Tahun II No.7 tanggal 15 Februari 1946 bersama
dengan batang tubuh UUD 1945.

Dasar hukum  Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 1968


 Dalam Inpres Nomor 12 Tahun 1968 antara lain ditegaskan bahwa bunyi
Pancasila dan ucapan Pancasila yang benar sebagai berikut. Satu, Ketuhanan Yang
Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan
sebagai Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/Perwakilan. Lima, Keadilan sosial bagi seluruh
dasar Negara rakyat Indonesia.

 Ketetapan MPR Nomor XVIII /MPR/1998


 Ketetapan ini secara keseluruhan menegaskan tentang kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara. Penegasan Pancasila sebagai dasar
negara dituangkan dalam pasal 1 yang berbunyi “Pancasila sebagaimana
dimaksud dalam, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar
negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan bernegara.”
 Ajaran Filsafat bernegara bangsa Indonesia
 Noor Syam (2000: 68)

Pancasila Filsafat negara • Penjabaran Filsafat negara Pancasila


sebagai
Pancasila

Dasar Hukum
• Sistem Hukum Nasional
Negara
Filsafat Hukum
• Filsafat Hukum Pancasila

Filsafat Pancasila
• Filsafat Pancasila dan UUD 45
Moh.
Mahfud MD  Moh. Mahfud MD (Kongres Pancasila 1,2009)
(Pembentuk Pancasila harus melahirkan kaidah penuntun dalam
pembuatan politik hukum dan kebijakan negara.
an Negara
Hukum)
Kaidah Penuntun politik hukum dan kebijakan
negara:
 Kebijakan umum politik hukum harus
menjaga integrasi dan keutuhan bangsa
secara ideologi maupun teritori
Moh.
 Kebijakan umum politik hukum harus
Mahfud MD didasarkan membangun demokrasi
(Pembentuk (kedaulatan rakyat) dan nomokrasi (negara
an Negara hukum)
Hukum)  Kebijakan umum politik hukum harus
didasarkan pada pembangunan keadilan
sosial
 Kebijakan umum politik hukum harus
didasarkan pada prinsip toleransi beragama
Pembentuk
an Pasal 2:
peraturan  “Pancasila merupakan sumber segala hukum
negara”
perundang-
undangan
 “Bahwa tidak ada weltanshaung
dapat menjelma dengan sendirinya
menjadi realitet dengan sendirinya,
Soekarno (1
Tidak ada weltanshaung dapat
Juni 1945) menjadi kenyataan, menjadi
realitet, jika tidak dengan
perjuangan”
Negara  Bentuk Negara : Kesatuan
berdasarkan  Bentuk Pemerintahan : Republik
Pancasila-  Sistem Pemerintahan: Presidensial
UUD NRI 45
Ciri-ciri negara kesatuan
 mewujudkan kebulatan tunggal (monosentris)
terpusat pada negara
 Memiliki satu pemerintahan dan kepala negara,
supremasi parlemen pusat dan badan pembentuk
Negara UU berada di pusat
Kesatuan  Hanya ada satu kekuasaan yang memutar seluruh
mesin pemerintahan, dari pusat sampai pelosok-
pelosok
 Pemerintah pusat memiliki wewenang untuk
menyerahkan sebagaian kekuasaan kepada daerah,
berdasarkan prinsip otonomi
Negara  Dimulai tanggal 27 Desember 1949

Republik  Meemakai konstitusi RIS hasil Konferensi Meja


Bundar
Indonesia  Pemegang kedaulatan dalan RIS adalah
Serikat pemerintah bersama DPR dan Senat
(NRIS)
 Negara yang merupakan gabungan dari berbagai
Negara negara dan berdiri sendiri, dengan kepala negara,
badan legislatif dan yudikatif sendiri
Federal
Syarat
negara  Ada perasaan sebangsa diantara kesatuan-
kesatuan politik yang hendak membentuk federasi
Federal  Adanya keinginan membentuk kesatuan politik
(C.F dengan ikatan terbatas
STRONG)
 Pemerintah pusat memiliki kekuasaan penuh dalam
politik luar negeri
Ciri negara  Pemerintah dibagi menjadi Pemerintah pusat dan
negara bagian dan masing masing memiliki
Federal kekuasaan tersendiri
(David  Kekuasaan antara pemerintah pusat dan negara
Solomon) bagian diatur sedemikian rupa oleh konstitusi
 Terdabat badan peradilan yang berfungsi sebagai
penegah dalam hal pembagian kekuasaan
Federal Kesatuan
Pembent Memiliki Pembent Organisasi
ukan wewenang ukan pemerintahan
Undang- pembentukan Undang- daerah / negara
Undang UU sendiri Undang bagian telah
dalam batas ditetapkan
Perbedaan wilayah federal ditetapkan oleh
Negara pembentuk UU
pusat, secara
Federal dan Wewenan Telah diatur
garis besar
Wewena Pembentukan uu
Kesatuan g secara ng pusat ditetapkan
pembent terperinci, oleh pembent dalam rumusan
(R.Kranenb ukan UU konstitusi ukan UU umum,
federal sedangkan,
urg) penetapan UU
lokal tergantung
pada badan
pembentuk UU
pusat
 Merupakan hasil Musyawarah antara R.I.S dan
Republik Indonesia
Piagam
Persetujuan  Memuat persetujuan untuk kembali kepada bentuk
negara kesatuan sesuai semangat proklamasi 17
(19 Mei 1950) agustus 45
 Perubahan konstitusi R.I.S menjadi UUDS 1950
 17 agustus 1950 terjadi pergantian bentuk negara,
dari serikat menjadi kesatuan
 Konstitusi yang dipakai saat itu adalah UUDS 1950
UUDS 1950  Bentuk negara adalah kesatuan, dengan sistem
pemerintahan parlementer
Dekrit  Pembubaran konstituante

Presiden 5  Penerapan berlakunya kembali UUD 1945

juli 1959  Pembentukan MPRS dan DPAS


 Gagalnya Konstituante untuk membuat UUD
Alasan menggantikan UUDS 1950

dikeluarkann  Konstituante terbelah menjadi dua kubu dimana


terdapat kubu yg menginginkan dasar negara
ya Dekrit sebagai Pancasila dan kubu lain memilih Islam
sebagai dasar negara
 Kisaran tahun 1998-1999 muncul wacana akan
otonomi daerah
Transisi Orde  Pendapat terbelah menjadi dua pihak dimana,
disatu pihak muncul wacana membangkitkan
Baru ke kembali federalisme dan di lain pihak menguatkan
Reformasi wacana desentralisasi dalam bingkai negara
kesatuan
 Tidak mengubah pembukaan UUD 45
 Tetap mempertahankan Negara Kesatuan
Kesepakatan
 Mempertegas sistem pemerintahan Presidensil
Panitia Ad
 Penjelasan UUD ditiadakan, hal-hal normatif
Hoc I dimasukkan kedalm pasal-pasal
 Perubahan dilakukan dengan cara Adendum
 Pasal 18 ayat 1 UUD NRI 1945
Pembahasan  “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
bentuk daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota itu mempunyai
negara pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-
undang”
Pasal 18 ayat  “Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
5 UUD NRI undang- undang ditentukan sebagai urusan
1945 pemerintah pusat”
Pasal 1 ayat 1  “Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang
berbentuk Republik”
UUD NRI
1945
Pasal 37 ayat
 “Khusus mengenai bentuk negara Republik
5 UUD NRI Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”
1945
 Bhinneka = bhinna + ika
Bhinneka  Tunggal Ika = Tunggal + ika
Tunggal Ika  (Berbeda-beda itu satu itu)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai