Anda di halaman 1dari 22

 Della Nofriantika

 Kharinda Anjelly Fanratami


 Intan Maharani
 Lutfia Syahda Kumala
 Putri Belinda Permatasari
 Septi Novia
 Talitha Vindy Aristawati
 Vonny Safa Cornella

D4 KEBIDANAN
TK.III
OBAT DAN VAKSIN

• Pengertian Imunisasi

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja


memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh
dapat resisten terhadap penyakit tertentu.


• Tujuan Imuniisas

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan


pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak
yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. (Proverawati,
2010)
 Manfaat Imunisasi

› Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan
kemungkinan cacat atau kematian.
› UntukKeluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya
akan menjalani masa kanak- kanak yang nyaman.
› UntukNegara
Memperbaiki tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
JENIS IMUNISASI

• Imunisasi Aktif

Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah


dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik
dan memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika
terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan meresponnya.Contoh imunisasi
aktif adalah imunisasi polio dan campak.


• Imunisasi Pasif

Merupakan suatau proses peningkatan kekebalan tubuh


dengan cara memberikan zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia
(kekebalan yang didapatkan bayi dari ibu melalui plasenta) atau binatang
(bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba sudah masuk
dalam tubuh yang terinfeksi.
Jenis Vaksin Lima Imunisasi Lengkap

 BCG
Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang
primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi
BCG.
 Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis B. kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam
bentuk cair.
 Polio
Polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
Imunisasi penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan
pada anak.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
LANJUTAN…

 DPT
Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinyapenyakit difteri, pertusis dan tetanus.Vaksin DPT ini merupakan
vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat
racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
 Campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit
menular.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Imunisasi

 Status imun penjamu


 Genetik
 Kualitas vaksin Faktor Yang Dapat Merusak
Vaksin Dan Komposisi Vaksin

 Panas dapat merusak vaksin


 Sinar matahari dapat merusak
BCG
 Pembekuan toxoid
 Desinfeksi/antiseptik
Tatacara Pemberian Imunisasi

1. Memberitahukan secara rinci tentang risiko imunisasi dan risiko apabila


tidak divaksinasi.
2. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila
terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan.
3. Baca dengan teliti informasi tentang yang akan diberikan dan jangan lupa
mendapat persetujuan orang tua.
4. Tinjau kembali apakah ada kontraindikasi terhadap vaksin yang akan
diberikan.
5. Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan
LANJUTAN…

6. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan
dengan baik.
7. Periksa tanggal kadaluarsa dan catat hal-hal istimewa, misalnya adanya
perubahan warna yang menunjukkan adanya kerusakan.
8. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan
pula vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal (catch up
vaccination) bila diperlukan.
9. Berikan vaksin dengan teknik yang benar. Lihat uraian mengenai
pemilihan jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan, dan
posisi penerima vaksin.
Teknik dan Ukuran Jarum

 Tabung suntik dan jarum harus dibuang dalam tempat tertutup yang diberi
tanda (label) tidak mudah robek dan bocor, untuk menghindari luka
tusukan atau pemakaian ulang.Tempat pembuangan jarum suntik bekas
harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Sebagian besar vaksin harus
disuntikkan ke dalam otot.Penggunaan jarum yang pendek meningkatkan
risiko terjadi suntikan subkutan yang kurang dalam.
 Standar jarum suntik ialah ukuran 23 dengan panjang 25 mm.
LANJUTAN…

 Arah Sudut Jarum pada Suntikan Intramuskular


Jarum suntik harus disuntikkan dengan sudut 45o sampai 60o ke dalam
otot vastus lateralis atau otot deltoid (lengan atas).Untuk otot vastus lateralis,
jarum harus diarahkan ke arah lutut dan untuk deltoid jarum harus
diarahkan ke pundak.

 Tempat Suntikan yang Dianjurkan


Paha anterolateral adalah bagian tubuh yang dianjurkan untuk vaksinasi
pada bayi- bayi dan anak-anak umur dibawah 12 bulan.Regio deltoid adalah
alternatif untuk vaksinasi pada anak-anak yang lebih besar (mereka yang
telah dapat berjalan) dan orang dewasa.
Jadwal Imunisasi

 BCG

1. Imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 3 bulan. namun dianjurkan


pemberian imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan.
2. Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak (>1
tahun).
3. Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.
4. Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberculosis, namun dapat
mencegah komplikasinya.
5. Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya
dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Vaksin BCG diberikan apabila uji
tuberkulin negatif.
LANJUTAN…

 Hepatitis B

1. Imunisasi hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam)


setelah lahir.
2. Imunisasi hepatitis B-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari imunisasi
hepatitis B-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk mendapatkan respon
imun optimal, interval imunisasi hepatitis B-2 dengan hepatitis B-3
minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B-3 diberikan
pada umur 3-6 bulan.
3. Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh
imunisasi hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hepatitis B
dengan jadwal 3 kali pemberian.
LANJUTAN…

 DPT

1. Imunisasi DPT primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak
boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu.
Interval terbaik diberikan 8 minggu, jadi DPT-1 diberikan pada umur 2
bulan, DPT-2 pada umur 4 bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan.
2. Dosis DPT adalah 0,5 ml, intramuskular, baik untuk imunisasi dasar
maupun ulangan.
3. Vaksin DPT dapat diberikan secara kombinasi dengan vaksin lain yaitu
DPT/Hepatitis B dan DPT/IPV.

 Campak
Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml
secara subkutan dalam, pada umur 9 bulan.
LANJUTAN…

 Polio

1. Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio -1, 2, dan 3.
(1.OPV, hidup dilemahkan, tetes, oral.; 2.IPV, in-aktif, suntikan.)
2. Polio-0 diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI sebagai tambahan
untuk mendapatkan cakupan imunisasi yang tinggi.
3. Untuk imunisasi dasar (polio-2, 3, 4) diberikan pada umur 2,4, dan 6
bulan, interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.
4. OPV diberikan 2 tetes per-oral.
5. IPV dalam kemasan 0,5 ml, intramuscular. Vaksin IPV dapat diberikan
tersendiri atau dalam kemasan kombinasi (DPT/IPV).
Kontraindikasi Imunisasi

 Analfilaksis atau reaksi hipersensitifitas yang hebat merupakan


kontraindikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang
demam dan panas lebih dari 38oC merupakan kontraindikasi pemberian
DPT, hepatitis B-1 dan campak.
 Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda dan
gejala AIDS, sedangkan vaksin yang lain sebaiknya diberikan.
 Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada
bayi yang sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu
kembali lagi ketika bayi sudah sehat.
VIT K

Vitamin K merupakan vitamin larut dalam lemak yang memiliki


peranan penting dalam mengaktifkan zat-zat yang berperan dalam
pembekuan darah, di antaranya zat yang dikenal sebagai protrombin dan
faktor-faktor pembekuan.
Dalam keadaan normal, bayi baru lahir relatif mengalami kekurangan
vitamin K. Hal ini disebabkan karena cadangan vitamin K bayi yang didapat
dari ibu sangat terbatas, selain itu sumber vitamin K yang didapat dari ASI
hanya mengandung vitamin K dalam kadar rendah.

Cara pemberian dapat dilakukan baik secara suntikan di otot (intra


muskular) ataupun di minum (oral)
• Suntikan di otot, dengan dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi baru
lahir
• Diminum, dengan dosis tunggal 2 mg diberikan tiga kali, yaitu pada
saat bayi baru lahir, pada umur 3-7 hari, dan pada umur 4-8
minggu.
Alat-Alat Yang Digunakan

 Inkubator

Bayi yang lahir prematur harus dirawat dengan inkubator, sebab


pengaturan suhu tubuhnya belum stabil dan dia akan gampang kedinginan.
Inkubator dapat menjaga suhu sebuah ruangan agar suhu tetap konstan dan
stabil. Suhu inkubator diatur dengan disesuaikan dengan berat lahir atau
usia kehamilan. Sesak nafas akibat pengembangan paru-paru yang tidak
bagus membuat bayi perlu diberi oksigen. Namun pemberian oksigen
terlalu lama akan menyebabkan retina bayi rusak. Setelah perawatan
inkubator berakhir, mata bayi perlu diperiksa secara berkala.
LANJUTAN…

 Jika sudah stabil, bayi akan dirawat oleh ibu dengan cara perawatan bayi
lekat atau perawatan metode ‘kanguru’. Metode ini, bayi membutuhkan
sentuhan kasih sayang dan akan mendapatkan kehangatan dari tubuh ibu
atau ayahnya seperti saat dalam kandungan.
LANJUTAN…

 Blue Light
Fungsi terapi sinar biru ini akan mengubah bilirubin menjadi senyawa
yang larut dalam air sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh bayi. Berapa
lama bayi menjalani terapi sinar biru tergantung pada kadar bilirubin,
biasanya sekitar 2-4 hari. Bila kadar bilirubin 12- 15 mg/dl, terapi dilakukan
selama 2-3 hari. Bila kadarnya mencapai 15-20 mg/dl terapi dilakukan
selama 3-4 hari.
LANJUTAN…

 Cara terapi:
 Bayi dalam boks disinar dari jarak 10 – 23,5 cm.
 Saat diterapi, mata bayi ditutup dengan kain kassa, agar retinanya aman.
 Selama menjalani terapi, bayi harus sering disusui karena ASI efektif dalam
melancarkan proses buang air kecil dan buang air besar, dan bayi terhindar
dari dehidrasi akibat efek panas sinar biru tersebut.

Anda mungkin juga menyukai