Anda di halaman 1dari 24

P2PL

(PENGENDALIAN PENYAKIT &


PENYEHATAN LINGKUNGAN)

PUTRI AYUNINGTIAS MAHDANG, S.KM, M.KKK


Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan bertujuan meningkatkan kemampuan
masyarakat agar terlindungi dari penyakit menular, penyakit tidak
menular, dan faktor risikonya melalui perbaikan kualitas media
lingkungan, pembudayaan hidup bersih dan sehat.
Pengendalian penyakit menular
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pencegahan,
pengendalian, pemberantasan terhadap penyakit menular
langsung, penyakit bersumber binatang, penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi, melakukan upaya penanggunlangan
terhadap penyakit menular potensial wabah, upaya
kekarantinaan kesehatan, serta melakukan upaya
penanggulangan penyakit menular dalam kondisi matra.

Pengendalian penyakit tidak menular


diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pencegahan,
pengendalian, penanganan faktor risiko terutama berkenaan dengan
gaya hidup seperti pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok,
serta kebiasaan berolahraga

Pengendalian penyakit
Penyehatan lingkungan merupakan upaya
pengendalian risiko penyakit, baik menular maupun tidak
menular melalui peningkatan kemampuan penyehatan,
pengendalian, pengamanan terhadap media lingkungan
baik secara fisik, biologi, kimia, maupun sosial.

Penyehatan lingkungan
1. Surveilens Respon Kejadian Luar Biasa (KLB);
2. Imunisasi.
3. Karantina Kesehatan Pelabuhan;
4. Kesehatan Matra.

Penyakit Menular Langsung.


1. TB.
2. HIV/ AIDS dan Penyakit Menular Seksual.
3. ISPA.
4. Diare, Penyakit Saluran Pencernaan.
5. Kusta dan Frambusia.

LINGKUP KEGIATAN P2PL


Penyakit Bersumber Binatang
1. Malaria.
2. Arbovirusis (Arthropoda Borne Virusis).
3. Zoonosis (Anthrax, Rabies).
4. Filariasis, Schistosomiasis, Kecacingan.
5. Pengendalian Vektor.

Penyakit Tidak Menular


1. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
2. Kanker.
3. Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolis.
4. Penyakit Kronis dan Degeneratif Lainnya.
5. Gangguan Akibat Kecelakaan dan Tindak Kekerasan

LINGKUP KEGIATAN P2PL


1. Pengertian.
2. Penyebab penyakit.
3. Distribusi.
4. Cara Penularan.
5. Masa Inkubasi.
6. Cara Pencegahan
7. Pemberantasan/Pengendalian.
8. Pengobatan.

PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT


5 KEGIATAN POKOK :
1. Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar;
2. Penyehatan Permukiman dan Tempat-Tempat Umum;
3. Penyehatan Kawasan Sanitasi Darurat;
4. Higiene Sanitasi Pangan;
5. Pengamanan Limbah, Udara, dan Radiasi.

PENYEHATAN LINGKUNGAN
Subdit PASD melakukan berbagai kegiatan untuk
mewujudkan PASD yang meliputi persentase penduduk
yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas,
persentase air minum yang memenuhi syarat, persentase
penduduk yang menggunakan jamban sehat, jumlah desa
yang melaksanakan STBM.

Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar


A. Akses terhadap air minum berkualitas

Akses air minum yang berkualitas adalah akses air


minum yang terlindung yang meliputi air ledeng (kran),
kran umum, hidran umum, terminal air, penampungan air
hjan (PAH), atau mata air, sumur terlindung, sumur bor
atau sumur pompa, yang jaraknya minimal 10 m dari
pembuangan kotoran, penampungan limbah dan
pembuangan sampah, tidak termasuk air kemasan, air
dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air
sumur dan mata air tidak terlindung.
• Beberapa Upaya dilakukan untuk meningkatkan persentase
penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas
secara nasional. (Kegiatan PAM-STBM, kegiatan lain dengan
melibatkan pemerintah misalnya dengan kegiatan
PAMSIMAS.)

MASALAH…..

1. Ada kecenderungan meningkatnya penggunaan air kemasan isi ulang sebagai


sumber air minum, sementara air kemasan isi ulang tidak termasuk dalam sebagai
sumber air minum yang layak.
2. Penyediaan infrastruktur air minum yang ada belum dapat mengimbangi laju
pertumbuhan penduduk.
3. Belum dialokasikan anggaran daerah untuk perbaikan sarana air minum yang
dipakai di masyarakat, termasuk sumber air minum bukan jaringan perpipaan
(BJP) yang tidak terlindungi.
1. Melakukan pemetaan lokasi desa-desa yang sudah mendapat
program penyediaan air minum dan sanitasi untuk efisiensi-
efektifitas kebutuhan anggaran pembangunan infrastruktur air
minum dan sanitasi.
2. Percepatan pembangunan sector air minum dan sanitasi dengan
melakukan sosialisasi dan advokasi secara terintegrasi antar
lintas kementerian kepada pemerintah daerah dalam rangka
institusionalisasi program.
3. Melakukan penguatan jejaring air minum dan sanitasi di tingkat
Pusat-Daerah, dalam rangka mendukung percepatan intervensi
pembangunan baik melalui lintas program/ lintas sector swasta

Pemecahan Masalah
B. Akses terhadap Jamban Sehat

Fasilitas sanitasi yang layak (Jamban Sehat) adalah fasilitas


snaitasi yang memenuhi syarat kesehatan

Dilengkapi dengan leher angsa, tanki septic (septic tank)/


Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) yang digunakan
sendiri atau bersama.
C. Air Minum Yang Memenuhi Syarat

Kualitas air minum adalah kualitas air minum yang memenuhi


syarat secara fisik/kimia/mikrobiologi sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 492/
MENKES/PER/IV/2010,

Sedangkan Pengawasan Kualitas Air Minum diatur oleh


Peraturan Menteri Kesehatan
namor:736/MENKES/PER/VI/2010,
tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum, bahwa
Pengawasan Internal dilakukan oleh Penyelenggara Air Minum
komersial, Pengawasan Eksternal oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota.
D. Jumlah desa yang melaksanakan STBM.

Desa yang melaksanakan STBM adalah desa/ kelurahan yang


sudah melakukan pemicuan minimal 1 (satu) dusun,
mempunyai tim kerja masyarakat/ natural leader, telah
mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju Sanitasi Total.
Upaya Pemecahan Masalah ???
1. Program Proyek Integrated Citarum Water Resources
Management Investment Program (ICWRMIP), salah satu
program nyata pemerintah untuk meningkatkan penyediaan air
bersih, sanitasi, meningkatkan derajat kesehatn masyarakat
dalam menurunkan angka penyakit yang ditularkan melaluui air
dan lingkungan.

2. PAMSIMAS, merupakan salah satu program pemerintah yang


dirancang dalam rangka menciptakan masyarakat hidup sehat
melalui layanan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis
masyarakat, yaitu menempatkan masyarkat berperan sebagai
pelaku utama penentu dalam tahap persiapan, perencanaan,
pelaksanaan sampai operasional dan pemeliharaan.
a. Persentase rumah yang memenuhi syarat kesehatan
Untuk menciptakan rumah sehat, maka diperlukan beberapa aspek
antara lain akses air minum, jamban keluarga sehat, lantai,
pencahayaan, dan ventilasi.

Pengendalian factor risiko yang mempengaruhi kesehatan penghuni


rumah dampak kualitas lingkungan perumahan tempat tinggal yang
tidak sehat telah diatur dalam Kepmenkes RI. No.
829/Menkes/SK/VII/1999, tentang Persyaratan Kesehatan
Perumahan dan dampak risiko penyakit salauran pernafasan di
dalam ruangan rumah ditetapkan dalam Permekes Nomor:
1077/MENKES/PER/2012, tentang Pedoman Penyehatan Udara
dalam Ruang rumah.

Penyehatan Permukiman dan Tempat-


Tempat Umum (TTU)
b. Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yang Memenuhi
Syarat Kesehatan.

TTU adalah tempat atau sarana umum yang digunakan untuk


kegiatan masyarakat dan diselenggarakan oleh pemerintah/ swasta
atau perorangan, antara lain Sekolah, fasilitas pelayanan kesehatan
(RS/ Puskesmas), Hotel, Pasar, tempat rekreasi.

TTU dinyatakan sehat apabila memenuhi syarata fisiologis,


psikologis dapat mencegah penyakit antar pengguna,
penghuni, masyarakat sekitarnya serta memenuhi
persyaratan dalam pencegahan terjadinya masalah
kesehatan.
C. Adaptasi Kesehatan Akibat Perubahan Iklim

Ancaman bahaya perubahan iklim di Indonesia dapat


mempengaruhi kesehatan, baik secara langsung maupun tidak
langsung yang menyebabkan berbagai penyakit, dampak
psikologis, pengungsian, bahkan kematian (mortality).

Bahaya perubahan iklim terkait kesehatan diantaranya


temperature dan curah hujan yang ekstrim, peningkatan banjir,
dan kekeringan, perubahan distribusi vector penyakit (Vector
Borne Diseases), peningkatan malnutrisi, dan peningkatan
bencana terkait iklim.
Pengaruh terhadap kesehatan secara langsung berupa pajanan
langsung dari perubahan pola cuaca (temperature, curah hujan,
kenaikan muka air laut, peningkatan frekuensi cuaca ekstrim).
Kejadian cuaca ekstrim dapat mengancam kesehatan manusia
bahkan kematian. Contoh penyakit terkait panas ekstrim (heat
related illness) seperti heat stroke, heat exhaustion dan terkait
kondisi lain pada sirkulasi, pernafasan, system persyarafan,

Pengaruh terhadap kesehatan manusia secara tidak langsung


mekanisme yang terjadi adalah perubahan iklim mempengaruhi
faktor lingkungan seperti operubahan kualitas lingkungan) kualitas
air, udara, makanan), penipisan lapisan Ozon (O3), penurunan
sumber daya air, kehilangan fungsi ekosistem, degradasi lahan yang
pada akhirnya factor-faktor tersebut akan mempengaruhi kesehatan
manusia dan dampaknya berupa kesakitan dan kematian.
D. Penyehatan Kawasan Sanitasi Darurat (PKSD);

PKSD dilaksanakan melalui program Penyelenggaraan


Kabupaten/Kota sehar, Pasar Sehat, Pelabuhan Sehat, Fasilitas
pemberdayaan masyarakat di daerah terpencil perbatasan dan
kepulauan (DPTK), Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana, serta
kegiatan even-even khusus yang sebagian besar dari
keseluruhankegiatan tersebut berorientasi pada pemberdayaan
masyarakat.
E. Pengamanan Limbah, Udara, Radiasi (PLUR)

Dampak negative terhadap lingkungan, yaitu terjadinya


pencemaran air, tanah, dan udara, sehingga berdampak terhadap
kesehatan masyarakat. Pencemaran lingkungan juga dapat
diakibatkan oleh manusia secara langsung mapun tidak langsung
karana limbah Domestik yang tidak dikelola, menjadi sumber
penyakit, dapat menimbulkan permasalahan tersendiri bagi
masyarakat.

Penyelenggaraan kegiatan pengamanan limbah, udara, dan radiasi


bertujuan untuk mengendalikan risiko terjadinya pencemaran dan
dampaknya terhadap kesehatan lingkungan terutama limbah
fasyankes.
1. DEMAM BERDARAH DENGUE
2. HIPOKSIA

1. FLU BURUNG
2. SEPSIS NEONATORUM

1. INFLUENZA
2. FARINGITIS

1. ASMA
2. EMPISEMA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai