Anda di halaman 1dari 57

Endah Wulandari

ASPEK BIOKIMIA
KARDIOVASKULAR
Metabolisme Normal Otot Jantung
 Otot jantung ~ otot skelet/otot lurik (striata)  sistem aktin-
miosin-tropomiosin-troponin

 beda dengan otot skelet : otot jantung irama kontraksi
 sistem tubuler T berkembang, RE otot jantung sedikit Ca2+
kontraksi lebih sedikit  Otot jantung tergantung Ca2+
ekstraseluler

 Jika otot tidak mendapat Ca2+ berhenti berdenyut 1 menit
 otot skelet : terus dapat berkontraksi sekalipun tanpa Ca2+
ekstraseluler

 AMP Siklik berperan penting
Peran cAMP
• Memodulasi kadar intraseluler Ca2+

Protein Kinase

Fosforilasi : protein pengangkut dalam sarkolema,
pengatur troponin-tropomiosin (mempengaruhi Kadar
intraseluler Ca2+ )

• Ion Ca2+ memasuki miosit lewat Saluran Ca2+ dan


meninggalkannya lewat penukar Na2+ -Ca2+ dan Ca2+ -
ATPase
• Ion Ca2+  peran kontraksi otot jantung  pengaturan
keluar masuk miosit
Protein Transmembran

 Saluran Ca2+
 Penukar Ca2+ -Na2+
 Ca2+ ATP-ase
Saluran Ca2+

• Ion Ca2+  masuk miosit melalui saluran tipe-L (arus


durasi lama, hantaran besar) atau saluran Ca2+
lambat berpintu terbuka

• Membuka polarisasi yang diinduksi oleh penyebaran
potensial aksi jantung
• Menutup : potensial aksi menurun

• Di atur :
protein kinase yang tergantung cAMP (stimulatorik)
protein kinase-cGMP (inhibitorik)
Penghambat : Sal kalsium (ex. Verapamil)
Penukar Ca2+ -Na2+
• Jalur utama keluar Ca2+ dari miosit istirahat

• Tujuan : mempertahannkan kadar intraseluler Ca2+

• Pertukaran 1 Ca2+ dengan 3 ion Na+  relaksasi

• Peningkatan Na+  kenaikan Ca2+ tjd kontraksi yang lebih
kuat (Efek ionotropik positif)

Contoh : obat digitalis  gagal jantung : menghambat kerja


enzim Na+ K+ ATPase dalam sarkolema  mengurangi
keluar Na+  Na+ meningkat  menyebabkan meningkat
Ca2+ lewat penukar Ca2+ -Na2+  peningkatan kekuatan
kontraksi jantung (menguntungkan bagi kasus gagal
jantung
Ca2+ATPase
 Pompa Ca2+ dalam sarkolema  perannya kecil 
stimulasi dari Ca2+ATPase
 Otot jantung

 banyak saluran ion

 mutasi gen kode saluran ion

 Akibat :
paralisis periodik hiperkalemia (Saluran Na)
miotonia kongenita (Saluran klorida/sal CIC-I)
Paralisis periodik hipokalemia (reseptor dihidropiridin)
Penyebab Kardiomiopati turunan
Kardiomiopati

• Kardiomiopati Herediter  kelainan pada


metabolisme energi  kardiak/pada protein
miokard yang abnormal
• Penyebab :
1. Kelainan pada metabolisme energi jantung 
mutasi gen  kode enzim/protein oksidasi asam
lemak dan fosforilasi oksidatif (sumber utama
energi miokardium)
2. Mutasi gen  protein untuk kontraksi miokard ex.
Miosin, tropomiosin, troponin  kardiomiopati
hipertropik Familial  hipertrofi masif salah
satu.kedua ventrikel jantung
Mutasi Gen padakardiomiopati
• Gen yang mengkode isoform α dan β rantai berat jantung
(β  dominan ventrikel jantung)

• Missense mutation  pelbagai tempat pada β-miosin

• Salah presepsi  berkelompok regio kaput/batang
(head-rod region)

• Mutan/miofibril abnormal  poison polypeptides
• Mutasi tidak mempengaruhi :
- Aktivitas enzim ATP-ase
- Pengikatan aktin
- Pengikatan rantai ringan miosin
Metabolisme Otot jantung Iskemia
• Jaringan otot jantung  glikolisis aerob rendah
 kurang mampu dalam keadaan iskemia
• Otot rangka & jantung  sumber energinya dari
glikolisis dan siklus asam laktat
• Otot jantung  kebutuhan ATP tinggi 
mitokondria banyak  harus mengandung:
- rantai transport elektron,
- ATP sintetase
- ATP-ADP translokasi
- enzim-enzim TCA
- komponen metabolisme energi
Sumber Energi otot jantung
Gudang Energi Fosfat
Efektifitas Kreatin Fosfat
Penggunaan glikogen di otot
ATP Jantung
• Otot jantung  ATP tinggi  mitokondria >> dari jar lain
 protein rantai transpor elektron, ATP sintase, ATP-
ADP translokase, enzim siklus Krebs & komponen
met.energi besar

• Jaringan jantung kadar kreatin kinase tinggi 


cadangan energi

• Membran mitokondria  ATP mjd kreatin fosfat  ATP-


ADP translokase  kreatin fosfat & ATP berdifusi ke
membran plasma  tempat penggunaan ATP  oleh
ATP ase miosin, Na+ K + -ATPase & enzim metabolisme
Metabolisme energi di jantung

 Tingginya penggunaan energi  metabolisme oksidatif,


sintesis ATP dan transpor ATP tinggi

 Infark miokardium  ATP tidak dapat dipertahankan 


Ca + meningkat  pembengkakan & kerusakan
mitokondria
Disfungsi Mitokondria

 Defisiensi genetik atau ganguan lain 


metabolisme oksidatif  penimbunan laktat
dalam darah dan pembentukan trigliserida
oleh asam laktat
Lipoprotein
 Jenis (densitas):
 Kilomikron
 VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
 LDL (Low Density Lipoprotein)
 HDL (High Density Lipoprotein)
 IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
 Jenis lipid utama:
 Triasilgliserol
 Fosfolipid
 Kolesterol
 Esterkolesteril
 Asam lemak bebas
Struktur Lipoprotein

Inti terdiri dari:


- triasilgliserol
- ester kolesteril
Lipoprotein dalam plasma manusia

Kilomikron VLDL IDL LDL HDL

Berat molekul (10-6) > 400 10-80 5-10 2-3 0,18-0,36


Densitas (g/cm3) < 0,95 0,95-1,006 1,006-1,019 1,019-1,063 1,063-1,210
Komposisi Kimia (%)
Protein 2 10 18 25 33
Triasilgliserol 85 50 31 10 8
Kolesterol 4 22 29 45 30
Fosfolipid 9 18 22 20 29
Apolipoprotein/apoprotein
 Adalah protein pada lipoprotein
 Jumlah:  1 tiap lipoprotein
 Jenis:
 Apoprotein A(I,II,IV)  utama: HDL (-lipoprotein)
 Apoprotein B  utama: LDL & VLDL (B-100),
Kilomikron (B-48)
 Apoprotein C(I,II,III)  VLDL, HDL, Kilomikron
 Apoprotein D  subfraksi HDL
 Apoprotein E  VLDL, IDL, HDL, Kilomikron

 Apo B-48:
 disintesis di usus
 Apo B-100:
 Disintesis di hati
Kilomikron
 Fungsi:
 mengangkut triasilgliserol makanan ke jaringan otot &
adiposa
 Mengangkut kolesterol makanan ke hati
 Disintesis: usus
 Jalur sirkulasi: jalur limfatik ke pembuluh vena
 Tujuan: endotelium kapiler jaringan otot dan
adiposa
 Mengalami:
 hidrolisis triasilgliserol oleh LPL (lipoprotein lipase) di
endotelium kapoler jaringan otot & adiposa
 Sisa kilomikron ke hati membawa kolesterol
Kilomikron
 Kilomikron dari
makanan  mll
sistem limfatik 
Triasilgliserol
dicerna oleh
lipoprotein lipase
(LPL) 
Endositosis
VLDL
 Fungsi:
 Membawa kolesterol makanan di hati & TAG yang
dihasilkan hati ke pembuluh darah di jatingan otot &
adiposa
 Disintesis : hati
 Tujuan: endotel kapiler jaringan otot &
adiposa
 Mengalami:
 Hidrolisis oleh LPL
 Degradasi menjadi IDL lalu LDL
VLDL
 Triasilgliserol VLD
 diuraikan
lipoprotein lipase
(LPL)  IDL 
endositosis hati
(triasilgliserol
lipase) hati  LDL
LDL

 Fungsi:mengangkut kolesterol ke hati dan


esterkolesteril ke jar. Ekstrahepatik

 Diurai:
 30% di jar. Ekstrahepatik
 70% di di hati

 Korelasi positif dengan aterosklerosis


Pengambilan kolesterol

 LDL  diserap melalui


endositosis  kolesterol
menjadi ester kolesterol
 Fungsi :
1. Memelihara membran sel
2. Menekan pembentukan
HMG-KoA reduktase
3. Penyimpanan kolesterol
sebagai ester kolesterol
4. Menekan sintesis reseptor
LDL
HDL
 Disintesis :
 Intestinum: hanya apopotein A
 Hati : Apoprotein C & E
 Fungsi:
 Tempat penyimpanan apoprotein C & E untuk
metabolisme kilomikron & VLDL
 Pengangkutan-balik kolesterol dari jaringan ke hati
HDL
 HDL nasens (imatur)
 hati & sel usus 
bertukar protein dg
Kilomikron & HDL 
HDL menyerap
kolesterol  ester
kolesterol (CE) (enzim
lesitin kolesterol asil
transferase LCAT) 
ester kolesterol
dipindahkan ke VLDL
bertukar dg
triasilgliserol (TG)
 Keseimbangan
kolesterol 
seluler  HDL
(apo A1) 
melalui protein
kinase C 
stimilasi
translokasi
kolesterol ke
membran plasma
 ester
kolesterol (CE)
 Pengangkutan
kolesterol
antara jaringan
tubuh 
KOLESTEROL
 Adalah:Lipid amfipatik
 Asal:
 Endogen (biosintesis tubuh): 700 mg/hari
 Hati, usus & sel berinti lainnya
 Eksogen (makanan)
 Fungsi:
 Struktur esensial membran sel
 Lapisan luar lipoprotein plasma
 Unsur utama batu mepedu
Biosintesis Kolesterol
 Bahan asal: Asetil-KoA
 Terdiri dari 5 tahap:
1. Mavolenat
2. Unit isoprenoid aktif (isopentenil difosfat)
3. Skualen
4. Lanosterol
5. kolesterol
 Biosintesis Mevalonat
(Enzim HMG-KoA
reduktase)
 Sintesis
Kolesterol
GARAM/ASAM EMPEDU
 Asam empedu primer disintesis dari kolesterol
 Asam empedu primer:
 Asam kolat (taurokolat & glikokolat)
 Asam kenodeoksikolat (taurodeoksikolat &
glikodeoksikolat)
 Asam empedu sekunder:
 Asam deoksikolat
 Asam litokolat
GARAM/ASAM EMPEDU
 Asam empedu primer masuk ke getah empedu
dalam bentuk terkonjugasi glisin dan taurin.
 Dinamakan garam empedu karena:
 Getah empedu banyak mengandung K & Na dan pHnya
basa.
 Terjadi sirkulasi enterohepatik, yaitu:
 Asam empedu yang dikeluarkan akan diserap usus dan
kembali ke hati
 Sebagian kecil disekresikan melalui feses
 Daur ulang melalui usus: 6-10 x setiap hari
Pengaturan sintesis Kolesterol oleh HMG-KoA
reduktase
(Peran insulin > glukagon)
Regulasi HMG-KoA reduktase
 Hati
 Inhibitor : kolesterol
dan garam empedu
 Glukagon 
stimulasi fosforilasi
inhibitor fosfatase
 fosforilasi
menyebabkan
HMG-KoA
reduktase tidak
aktif
ATHEROSKLEROSIS
 Adalah: mengerasnya pembuluh arteri
 Penyebab: deposit lipid (umumnya kolesteril ester)
 Lokasi: jaringan ikat dinding pembuluh arteri
 Terjadi pada penderita:
 DM
 Nefrosis lipid
 hipotiroidisme
 Lebih parah bila:
 VLDL, IDL, sisa kilomikron dan LDL meningkat
 HDL menurun
Pembentukan Aterosklerosis
 Terbentuknya plak di dinding arteri  mempersempit
lumen pembuluh tersebut  aliran darah terganggu 
menurunkan elastisitas pembuluh darah
 Plak  sel otot polos, jaringan ikat, lemak dan kotoran
yang tertimbun
 Sel dinding arteri  cedera  terpajan ke darah 
menarik monosit  makrofag dan memakan bahan sekitar
( termasuk LDL yang teroksidasi)  sel busa
 Sel di dalam lapisan intima melepaskan lemak
(Triasilgliserol & kolesterol)  menumpuk di plak yang
sedang tumbuh  LDL terus masuk  tudung fibrosa 
kristal kolesterol
 HDL  menahan proses aterosklerosis  sekresi dalam
darah  berinteraksi dengan kilomikron & VLDL 
bertukar protein & lemak (termasuk kolesterol & LDL) 
ester kolesterol  dikembalikan di hati
 Pembentukan
Aterosklerosis
Penyebab Aterosklerosis

 Kolesterol Serum yang Tinggi


 Tekanan Darah Tinggi
 Infeksi Virus
 Kadar Besi Darah yang Tinggi
Kolesterol Serum yang Tinggi
 Kolesterol dan trigliserid di dalam darah terbungkus di
dalam protein pengangkut lemak yang disebut
lipoprotein  HDL membawa lemak ke luar sel untuk
diuraikan (protektif) LDL dan VLDL membawa lemak
ke sel tubuh, termasuk sel endotel arteri, oksidasi
kolesterol dan trigliserid menyebabkan pembentukan
radikal bebas yang diketahui merusak sel-sel endotel.
Tekanan Darah Tinggi

 tekanan darah yang tinggi secara kronis menimbulkan


gaya regang atau potong yang merobek lapisan endotel
arteri dan arteriol  Gaya regang ter-utama timbul di
tempat-tempat arteri bercabang atau membelok: khas
untuk arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serebrum 
timbul kerusakan berulang  siklus peradangan,
penimbunan sel darah putih dan trombosit, serta
pembentukan bekuan  Setiap trombus yang terbentuk
dapat terlepas dari arteri sehingga menjadi embolus di
bagian hilir
Infeksi Virus

 sebagian sel endotel mungkin terinfeksi suatu virus 


Infeksi mencetuskan siklus peradangan; leukosit dan
trombosit datang ke daerah tersebut dan terbentuklah
bekuan dan jaringan parut  Virus spesifik :
sitomegalovirus, anggota dari famili virus herpes.
Kadar Besi Darah yang Tinggi

 kadar besi serum yang tinggi dapat merusak arteri


koroner atau memperparah kerusakan yang di sebabkan
oleh hal lain  Pria biasanya mempunyai kadar besi
yang jauh lebih tinggi daripada wanita haid
KAFEIN
 Meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam
plasma manusia
 Karena:
 Kafein menghambat kerja enzim fosfodiesterase 3’, 5’-
nukleotida siklik
 Enzim tersebut mengurai senyawa cAMP menjadi 5’-
AMP
 cAMP mengendalikan lipolisis (mengaktifkan enzim
triasilgliserol lipase)
Pengendalian Lipolisis Jaringan
Adiposa
Daftar Pustaka

 Murray RK. Granner DK dan Rodwell VW. Harper’s illustrated Biochemistry.


27 th edition. United Stated : McGraw-Hill. 2003. h.14

 Harper HA, Rodwell VW dan Mayes PA. Biokimia (Review of physiological


chemistry). Edisi 17, Jakarta : EGC, 1997. h. 19

 Marks DB, Marks AD dan Smith CM : Biokimia Kedokteran Dasar (Sebuah


kedokteran Dasar), Jakarta. EGC, 21, h 61-136

Anda mungkin juga menyukai