Anda di halaman 1dari 17

PERILAKU ORGANISASI

BUDAYA ORGANISASI
Dosen Pengajar : Dr. Ipik Permana, S.Ip., M.Si.
Disusun Oleh :
Galih Permana Putra (116020120)
Asep Fatkhuroji Noor (116020495)
Bayu Sudrajat (116020506)
Nuryono (116020508)
Arwan Susanta (116020502)
Dewi Erawati (116020512)
Mochamad Ismail (116020518)
Dian Pratiwi (116020527)
Ayu Minatul Ilah (116020532)
Miftah Fachrudin (116020539)
Rizha Nursyachfijar (116020396)
Desi Nurmalasari (317020003)
Muhammad Rifki (116020534)
Nur Aisyah (116020505)
Aas Setiawati (116020504)
BUDAYA
Budaya → Buddhi (sangsekerta)→ Budhayah (jamak) →akal
Budaya → culture (bhs. Inggris) → colere (latin) → bertani
Fungsi Budaya
 Identitas dan citra suatu masyarakat
 Pengikat suatu masyarakat
 Sumber inspirasi, kebanggaan dan sumber daya
 Kekuatan penggerak
 Kemampuan untuk membentuk nilai tambah
 Pola perilaku
 Warisan
 Pengganti formalisasi
 Mekanisme adaptasi terhadap perubahan
Organisasi
 Dres. H. Malayu. S.P. Hasibuan
Organisasi adalah sebuah proses
pengelompokan, penentuan, dan
segala pengaturan yang bermacam-
macam kegiatan yang memang
dibutuhkan untuk menggapai tujuan
bersama.
Organisasi adalah tempat atau
 Stoner wadah dimana semuanya
Organisasi adalah sebuah contoh berkumpul didalamnya,
hubungan melewati orang-orang yang melakukan kerjasama secara
diberikan sebuah arahan dari atasan rasional, sistematis, dan juga
agar dapat menggapai tujuan terkendali, dengan memanfaatkan
bersama. sebuah sumber daya yang ada,
yang dipakai secara efektif untuk
 James D. Mooney menggapai tujuan atau cita-cita
bersama.
Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama.
 Chester I. Bernard
Organisasi adalah suatu sistem
aktivitas kerjasama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih.
BUDAYA ORGANISASI
 Peter F. Drucker
Budaya Organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan
internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang
kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk
memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti
diatas.
 Phithi Sithi Amnuai
Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh
anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna
mengatasi masalah-masalah adaptasi ekternal dan masalah-masalah integrasi
internal.
 Egdar H. Schein
Budaya Organisasi mengacu pada suatu sistem makna bersama, dianut oleh
anggota-anggota yang membedakan organisasi itu terhadap organisasi lain.

Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut


oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari
organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah
sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.
BUDAYA PERUSAHAAN

Schein, E. H. mengemukakan bebrapa pengertian umum


mengenai Budaya Perusahaan, yaitu :
 Kereraturan-keteraturan perilaku yang teramati apabila
orang berperilaku.
 Norma-norma yang berkembang dalam kelompok kerja
 Nilai-nilai yang dominan yang didukung oleh suatu
organisasi
 Filosofi yang mengarahkan kebijaksanaan organisasi
 Aturan permainan yang harus ditaati untuk diterima
sebagai anggota didalam organisasi.
 Perasaan atau iklim dalam suatu organisasi.
TERBENTUKNYA BUDAYA
PERUSAHAAN
Mondy dan Noe yang dialih
bahasakan oleh Djoko
Santoso Moeljono (2005:23)
mengemukakan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi
terbentuknya budaya
perusahaan, yaitu :
 KomunikasI
 Motivasi
 Proses-Proses
Administratif
 Struktur Organisasi
 Karakteristik Organisasi
 Gaya Manajemen
FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Menurut Robbins, 2001, fungsi
budaya organisasi sebagai
berikut.
Ada beberapa fungsi budaya
organisasi yang dikemukakan  Budaya menciptakan
oleh Nelson dan Quick (1997), pembedaan yang jelas antara
yaitu : satu organisasi dan yang lain.
 Identitas dan menambah  Budaya membawa suatu rasa
komitmen organisasi; identitas bagi anggota-
anggota organisasi.
 Alat pengorganisasian
anggota;  Budaya mempermudah
timbulnya komitmen pada
 Menguatkan nilai-nilai dalam sesuatu yang lebih luas
organisasi; dan daripada kepentingan diri
 Mekanisme kontrol perilaku. individual seseorang.
 Budaya meningkatkan
kemantapan sistem sosial
sebagai perekat sosial menuju
integrasi organisasi.
TIPE BUDAYA ORGANISASI

Budaya
Birokrasi

Budaya
Inovatif

Budaya
Suportif
KARAKTERISTIK BUDAYA
ORGANISASI
• Inovasi dan keberanian
mengambil resiko
• Perhatian terhadap detail
• Berorientasi pada hasil
• Berorientasi kepada manusia
Robbins (2007), • Berorientasi pada tim
memberikan 7 • Agresivitas yaitu
karakteristik budaya • Stabilitas
sebagai berikut.
UNSUR PEMBENTUK

• Lingkungan usaha
Dalam Farihanto
(2013), Deal & • Nilai-nilai
Kennedy (1991:4) • Pahlawan/panutan
membagi lima unsur • Ritus atau ritual
budaya organisasi.
• Jaringan Budaya
Proses Pembentukan Budaya
Organisasi

 Dari atas (pemilik dan manajemen)


 Dari bawah (masyarakat atau karyawan)
 Kompromi dari atas dan dari bawah
 Mempertahankan budaya organisasi praktik seleksi
 Manajemen puncak
 Sosialisasi dan Internalisasi
Asumsi Dasar Budaya Organisasi

 Artefak dan kreasi (semua fenomena/gejala)


 Nilai-nilai (filosofi, visi dan misi, tujuan, larangan-
larangan, standar)
 Asumsi dasar (hubungan dengan lingkungan, hakikat,
waktu, dan ruang, sifat manusia, aktivitas manusia, dan
lain-lain).
 Simbol atau lambang-lambang
 Perspektif (norma sosial dan peraturan baik tertulis/tidak
tertulis yang mengatur perilaku anggota dalam
Peran Budaya Organisasi

Hunger (1986) secara spesifik mengemukakan sejumlah


peranan penting yang dimainkan oleh budaya organisasi.
 Membantu menciptakan rasa memilki jati diri bagi
pekerja dapat dipakai untuk mengembangkan keikatan
pribadi dengan organisasi
 Membantu stabilisasi organisasi sebagai suatu sistem
sosial
 Menyajikan pedoman prilaku, sebagai hasil dari norma-
norma perilaku yang sudah terbentuk.
Menciptakan Budaya Organisasi
yang Etis

 Menjadi model peran yang visibel.


 Mengkomunikasikan harapan-harapan yang etis.
 Memberikan pelatihan etis.
 Secara nyata memberikan penghargaan atas tindakan
etis dan beri hukuman terhadap tindakan yang tidak
etis.
 Memberikan mekanisme perlindungan.
Menciptakan Budaya yang
Tanggap terhadap Pelanggan

Organisasi saat ini berupaya keras untuk menciptakan


budaya yang tanggap terhadap pelanggan karena mereka
berpikir bahwa ini merupakan sebuah jalur untuk menuju
kesetiaan pelanggan dan kemampuan untuk menghasilkan
sebuah laba jangka panjang.
Variabel-variabel Kunci yang
Membentuk Budaya Tanggap
terhadap Pelanggan
Sebuah kajian menemukan bahwa beberapa variabel secara
rutin ditemukan dalam kultur-kultur yang tanggap
pelanggan.
 Jenis karyawan itu sendiri.
 Tingkat formalisasi yang rendah.
 Penguatan tingkat formalisasi yang rendah-
memanfaatkan pemberdayaan dalam arti meluas.
 Keterampilan mendengarkan yang baik.
 Kejelasan peran.

Anda mungkin juga menyukai