Anda di halaman 1dari 36

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELOMPOK

LANSIA

Ns. Tamrin, M.Kep

Ma. Gerontik
LEARNING OBJECTIVE

1. Menjelaskan prinsip komunikasi terapeutik pada lansia


2.Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada lansia
3.Menjelaskan hambatan komunikasi terapeutik pada lansia
4.Mampu menerapkan prinsip komunikasi terapeutik pada lansia

2
KARAKTERISTIK LANSIA

 kelompok umur pada manusia yang telah memasuki


tahapan akhir dari fase kehidupannya
 BKKBN :
 aspek biologi : proses penuaan yang ditandai dgn
menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
rentannya thd penyakit
 aspek ekonomi: beban sumber daya
 aspek sosial: satu kelompok sosial sendiri yang
berbeda dgn kelompok usia produktif dan memiliki
karakteristik spesifik

kemunduran fisik, sosial dan mental ----


keterbatasan komunikasi

3
Batasan Lansia:
 Lansia (WHO)
a. Middle age : 45-59 th
b. Elderly (lansia) : 60-70 th
c. Old (lansia tua) : 75-90 th
d. Very Old (lansia sangat tua): >90th

berdasarkan kronologis usia:


a. Young old : 60-75 th
b. Middle old : 75-84 th
c.4Old-old : > 85 th
MASALAH FISIK DAN PENYAKIT PADA LANSIA

11/21/2019
 mudah jatuh  nyeri pada sendi pinggul
 mudah lelah
 BB menurun
 nyeri dada

KRONIS
GANGGUAN JIWA DAN PENYAKIT
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA,
 sukar menahan buang air
 kekacauan mental
kecil
 sesak nafas saat melakukan kerja
fisik  sukar menahan buang air
 berdebar-debar (palpitasi) besar
 pengembangan kaki bagian bawah  gangguan/sulit tidur
 nyeri pinggang atau punggung  keluhan perasaan dingin
 sakit kepala
 kesemutan pada anggota
 keluhan pusing-pusing
badan
 mudah gatal-gatal

5
PERKEMBANGAN KOMUNIKASI PADA LANSIA

 perubahan fisik (neurologis dan sensorik,


perubahan visual dan pendengaran) -------->
menghambat proses penerimaan dan interpretasi
thd maksud komunikasi
 perubahan kognitif -----> tk intelegensia,
kemampuan belajar, daya memori, dan motivasi
 perubahan emosi -----> reaksi penolakan thd
kondisi lansia

6
GEJALA-GEJALA PENOLAKAN LANSIA YG MENYEBABKAN GAGALNYA
KOMUNIKASI DENGAN LANSIA:

11/21/2019
 Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala,
perkembangan serta keterangan yang diberikan
petugas kesehatan

KRONIS
GANGGUAN JIWA DAN PENYAKIT
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA,
 Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian
rupa, shg diterima keliru
 Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit
 Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara
umum
 Menolak nasehat-nasehat, ex: tirah baring, ganti
posisi

7
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
PADA LANSIA

 faktor klien, spt kecemasan, fc pendengaran dan


penglihatan, penurunan sensori, tema yang
menetap, takut kehilangan, kematian dll
 faktor perawat: perilaku perawat thd lansia dan
ketidakpahaman lansia
 faktor lingkungan: lingkungan yang bising

8
HAMBATAN KOMUNIKASI PADA LANSIA

11/21/2019
 keterbatasan fisik (aging process) ----> penurunan
fungsi pendengaran, mata kabur, gigi tidak ada,

KRONIS
GANGGUAN JIWA DAN PENYAKIT
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA,
suara melemah
 internal distraksi

 sensory overload

 gangguan neurologi

 defisit pengetahuan

 hambatan verbal

 setting yg tidak tepat

 perbedaan budaya
9
CARA MENGATASI HAMBATAN
KOMUNIKASI PADA LANSIA

 menjaga agar tingkat kebisingan minimum


 menjadi pendegar yang setia, sediakan waktu utk mengobrol
 menjamin alat bantu dengar berfungsi baik
 yakin kaca mata bersih dan pas
 jangan berbicara keras/berteriak, bicara langsung dgn telinga
 berdiri didepan klien jgn terlalu jauh
 kalimat yang pendek dan sederhana
 beri kesempatan klen berfikir
 mendorong keikutsertaan dalam beraktivitas sosial
 berbicara pada tingkat pemahaman klien
 selalu menanyakan respon, terutama ketika mengajarkan
keahlian 10
PENDEKATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PD LANSIA

 buat suasana yg menyenangkan dan usahakan berhadapan langsung baik fisik


maupun emosi
 utk memulai komunikasi berikan intruksi maupun informasi
 tips yang bs dipertimbangkan:
 beri waktu ekstra
 hindari ketidakpedulian

 duduk berhadapan
 pelihara kontak mata
 mendengarkan
 gunakan kata-kata sederhana, pendek dan singkat
 fokus pd satu pembicaraan

 beri catatan utk instruksi yg rumit


 bicara pelan dgn jelas dan nyaring
 gunakan gambar, tabel, dll

 ringkasi point utama utk memberi penekanan

 beri kesempatan utk bertanya


 cari tempat yang tenang

 gunakan sentuhan sebagai bentuk perhatian perawat


11
KETERAMPILAN PERAWAT PADA SAAT
KOMUNIKASI

 memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dan lama wawancara


 beri waktu yg cukup pd klien utk menjawab
 berikan kata-kata yg tidak asing
 gunakan pertanyaan yg pendek dan jelas
 memberikan respon nonverbal
 cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian dan distress
yg ada
 tidak boleh berasumsi bahwa klien memamhami tujuan
 memperhatikan respon klien
 tempat wawancara diharuskan tidak ditempat yg baru/asing bagi
klien
 lingkungan harus dibuat nyaman
 lingkungan harus dimodifikasi sesuai kondisi lansia
12
 mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga klien
 memperhatikan kondisi fisik klien sewaktu wawancara
4 PENDEKATAN KOMUNIKASI PADA LANSIA
 pendekatan fisik
 mencari informasi ttg kesehatan objektif,
kebutuhan, kejadian yg dialami, perubahan fisik
organ tubuh, tingkat kesehatan yg masih bisa
dicapai dan dikembangkan, serta penyakit yg dapat
dicegah progresifitasnya
 lebih mudah karena riil dan mudah diobservasi

 pendekatan psikologis
 abstrak
 mengarah pada perubahanperilaku

 perawat berperan sbg konselor, advokat, supporter,


interpreter thd segala sesuatu yg asing atau sbg
penampung masalah pribadi klien
 sebagai sahabat klien

13
 pendekatan sosial
 utk meningkatkan keterampilan berinteraksi dgn
lingkungan
 diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain

 mengadakan kegiatan-kegiatan kelompok

 pendekatan spiritual
 memberikan kepuasaan batin dalam hubungannya dgn
tuhan atau agama yang dianutnya terutama bila klien
dalam keadaan sakit atau mendekati kematian
 efektif pada klien yg memiliki kesadaran tinggi dan latar
belakang agaman yg baik

14
PERUBAHAN FISIK DAN MENTAL PADA LANSIA

11/21/2019
1. sistem kardiovaskuler
a. perubahan fisik:penurunan curah jantung,

KRONIS
GANGGUAN JIWA DAN PENYAKIT
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA,
frekuensi janutung dan volume sekuncup tidak
meningkat dengan kebutuhan maksimal,
kecepatan pemulihan jantung lebih lambat,
peningkatan tekanan darah.
b. Keluhan:Lansia sering mengalami keletihan
dengan peningkatan aktivitas ----> penurunan
kemampuan merespon stress, depresi, ansietas.

15
PERUBAHAN FISIK DAN MENTAL PADA LANSIA
2. sistem pernafasan
a. perubahan fisik:peningkatan volume residual
paru, penurunan kapasitas vital, penurunan
pertukaran gas dan kapasitas difusi,penurunan
efisiensi batuk.
b. Keluhan: lansia sering mengalami keletihan
dan sesak nafas setelah beraktifitas,
gangguan penyembuhan jaringan dan susah batuk
efektif.

16
PERUBAHAN FISIK DAN MENTAL PADA LANSIA
3. sistem integumen
a. perubahan fisik:penurunan perlindungan
terhadap trauma dan pajanan matahari,
penurunan perlindungan terhadap suhu ekstrim,
berkurangnya sekresi minyak alami dan
keringat
b. Keluhan: Kulit lansia tampak tipis dan
keriput, tidak tahan panas, dan mudah cedera.

17
PERUBAHAN FISIK DAN MENTAL PADA LANSIA
4. sistem reproduksi
a. perubahan fisik pada wanita:penurunan
elastisitas vagina serta penurunan sekresi
vagina --> nyeri saat berhubungan seksual,
gatal, iritasi serta orgasme melambat
b. perubahan fisik pada pria: penurunan ukuran
penis dan testis, ereksi dan pencapaian
orgasme melambat.

18
PERUBAHAN FISIK DAN MENTAL PADA LANSIA
5. sistem muskuloskeletas
a. perubahan fisik:kehilangan kepadatan tulang,
kehilangan ukuran dan kekuatan otot serta
degenerasi tulang rawan sendi
b. keluhan:penurunan pada tinggi badan, rentan
mengalami fraktur, kifosis, keluhan nyeri
punggung bahkan sampai kehilangan kekuatan,
fleksibilitas, dan ketahanan ----> nyeri
sendi.

19
PERUBAHAN FISIK DAN MENTAL PADA LANSIA
6. sistem genitourinarius
a. perubahan fisik:penurunan kapasitas kandung
kemih, keterlambatan rasa ingin berkemih
b. Keluhan: retensi urin, kesulitan berkemih,
urgensi, frekuensi, dan inkontinensia urin.

20
PERUBAHAN FISIK DAN MENTAL PADA LANSIA
7. sistem gastrointestinal
a. perubahan fisik:penurunan salivasi, kesulitan
menelan makanan, perlambatan pengosongan
esofagus dan lambung serta penurunan
motilitas GI
b. keluhan: mulut kering, sesak, nyeri ulu hati,
dan gangguan pencernaan, konstipasi,
flatulens, dan ketidaknyamanan abdomen.

21
PERUBAHAN FISIK DAN MENTAL PADA LANSIA
8. sistem saraf
a. perubahan fisik:penurunan kecepatan konduksi
saraf, cepat bingung saat sakit fisik dan
kehilangan orientasi lingkungan, penurunan
sirkulasi serebral, respon dan reaksi
melambat
b. keluhan: bingung, mudah pingsan, kehilangan
keseimbangan.

22
PERUBAHAN FISIK DAN MENTAL PADA LANSIA
9. sistem indera khusus
a. perubahan penglihatan:berkurangnya kemampuan
memusatkan pada benda dekat, ketidakmampuan
menerima cahaya yang menyilaukan, kesulitan
menyesuaikan terhadap perubahan intensitas
cahaya, penurunan kemampuan membedakan warna
b. perubahan pendengaran:penurunan kemampuan
mendengar suara dengan frekuensi yang tinggi.
c. perubahan kecap dan penghidu: penurunan
kemampuan pengecapan dan penciuman

23
PERUBAHAN FISIK DAN MENTAL PADA LANSIA
9. kehilangan
a. merupakan situasi yang aktual dan potensial
dimana seseorang atau objek yang dihargai
tidak dapat dicapai atau diganti sehingga
dirasakan tidak berharga seperti semula
b. perubahan fisik dan kehilangan pasangan atau
orang yang dicintai bisa membuat lansia
depresi.
c. perubahan kecap dan penghidu: penurunan
kemampuan pengecapan dan penciuman

24
PRINSIP KOMUNIKASI PADA LANSIA
 menjaga lingkungan yang tenang (tidak bising)
 menjadi pendengar setia
 menjamin alat bantu dengar berfungsi dengan baik
 yakinkan kacamata bersih dan pas
 jangan berbicara dengan keras atau berteriak
 bicara langsung dengan telinga
 berdiri didepan klien
 pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana
 beri kesempatan klien untuk mengenang
 mendorong keikutsertaan klien dalam aktivitas sosial
 membuat rujukan pada terapi wicara dan kegiatan sosial sesuai
kebutuhan
 berbicara pada tingkat pemahaman klien 25
 selalu menanyakan respon, terutama ketika mengajarkan tugas atau
keahlian
KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL PADA LANSIA
 saling mengenalkan nama dan jabat tangan, panggil klien dengan
sapaan hormat dan nama panggilan lengkap
 gunakan sentuhan untuk memperkuat pesan verbal dan komunikasi
non verbal
 menjelaskan tujuan dari pertemuan, diskusi hanya satu topik
 dimulai dengan pertanyaan sederhana dan gunakan bahasa yang
sering digunakan klien secara singkat dan terstruktur
 gunakan pertanyaan terbuka-tertutup dan ciptakan suasana yang
nyaman
 klarfikasi pesan secara periodik, validasi pemahaman klien
 pertahankan kontak mata dan tingkatkan perhatian
 empati, dan jaga selalu privasi klien
 minta izin sebelum menanyakan status mental, memori, dan
kemampuan kognitif lain 26
 tuliskan perintah atau hal-hal penting lain untuk diingat klien
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH GANGGUAN
PENDENGARAN

 berdiri dekat dan menghadap klien


 bertanya diarahkan pada telinga yang lebih baik
 berikan perhatian dan pertahankan kontak mata
 panggil nama sebelum pembicaraan dimulai
 gunakan pembicaraan yang jelas, pelan, dan diarahkan langsung
pada klien
 hindari pergerakan bibir yang berlebihan
 hindari memalingkan kepala, tidak berbalik atau berjalan saat bicara
 jika klien belum paham, ulangi dengan kata-kata yang berbeda
 menciptakan lingkungan yang tenang (membatasi kegaduhan)
 gunakan tekanan suara yang sesuai
 beri instruksi sederhana untuk mengevaluasi pembicaraan
 hindari pertanyaan tertutup, gunakan kalimat pendek saat bertanya 27
 gunakan bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH TIDAK DAPAT
MENDENGAR (DEAF):

 menulis pesan jika klien bisa membaca


 gunakan media (gambar) untuk membantu
komunikasi
 pernyataan dan pertanyaan yang singkat
 gunakan berbagai macam metode untuk
menyampaikan pesan (ex: body language)
 sempatkan waktu bersama klien

28
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH GANGGUAN
PENGLIHATAN:

 perkenalkan diri, dekati klien dari depan


 jelaskan kondisi tempat dan orang yang ada
 memberi tahu kalau hendak meninggalkan klien
 pastikan klien tahu posisi kita disaat bicara
 tanyakan pada klien media apa yang bisa
membantu klien untuk memahami pesan ketika
berinteraksi
 biarkan klien memegang tangan kita sebagai
petunjuk
 jelaskan apa yang sedang dikerjakan
 jelaskan jalan-jalan yang biasa dilalui klien
 beri reinforcement terhadap kemampuan klien
beradaptasi dan kemandirian klien 29
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN MASALAH AFASIA:

 menghadap kepasien dan pertahankan kontak mata


 sabar dan meluangkan waktu
 jujur, termasuk ketika kita belum memahami
perkataanya
 tanyakan teknik dan alat yang baik untuk berkomunikasi
 gunakan sikap tubuh, gambar, dan objek atau media
yang lain membantu interaksi
 berikan kesempatan untuk mengeksplorasi
perasaannnya
 dorong klien menulis dan mengekspresikannya dan
berikan kesempatan untuk membaca dengan keras
 gunakan bahasa insyarat terhadap objek pembicaraan
jika mampu meningkatkan pemahaman klien
 gunakan sentuhan untuk memfokuskan pembicaraan, 30
meningkatkan rasa aman
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA DENGAN PENYAKIT ALZHEIMER:

 selalu berkomunikasi dari depan klien


 bicara dengan nada dan cara yang normal
 pertahankan kontak mata
 minimalkan gerakan tangan
 menghargai dan pertahankan jarak
 cegah setting ruangan yang memberikan stimulasi
yang banyak
 pertahankan kontak mata dan senyum
 bertanya dengan satu pertanyaan
 mengangguk dan tersenyum bila memahami
perkataan klien

31
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENUNJUKKAN KEMARAHAN:

 klarfikasi penyebab marah


 bantu dan dorong klien mengungkapkan marah
dengan konstruktif
 gunakan pertanyaan terbuka
 luangkan waktu setiap hari bersama klien
 beri reonforcement dan dukung setiap usaha dari
klien

32
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENGALAMI KECEMASAN:

 dengarkan dengan seksama apa yang dibicarakan


klien
 berikan penjelasan secara ringkas dan jelaskan
apa yang terjadi
 identifikasi bersama klien sumber-sumber yang
menyebabkan ketegangan/kecemasan
 libatkan staf dan anggota keluarga

33
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENUNJUKKAN PENOLAKAN:

 kemukakan kenyataan perlahan-lahan


 jangan menyokong penolakan klien
 bantu klien mengungkapkan keresahan/perasaan
sedihnya
 libatkan keluarga

34
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA YANG MENGALAMI DEPRESI:

 lakukan kontak sesering mungkin


 beri perhatian terus menerus
 libatkan klien dalam menolong dirinya sendiri
 gunakan pertanyaan terbuka
 libatkan staf dan anggota dalam memberikan
perhatian

35
DIAGNOSA KEPERAWATAN LANSIA DENGAN MASALAH
KOMUNIKASI

 Ganguan Memori
 Gangguan komunikasi verbal

 Gangguan Interaksi sosial

 Isolasi sosial

36

Anda mungkin juga menyukai