Anda di halaman 1dari 24

Kebijakan

Pemerintah RI
dalam
Kesehatan
Lansia
Ns. Tamrin, M.Kep
Latar belakang :
 Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan
merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia.
 kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan
kualitasnya
 kondisi sosial masyarakat yang makin membaik
dan usia harapah hidup makin meningkat,
sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah.
 Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik
fisik, mental maupun sosial ekonomi.

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Statistik :
 TAHUN 2010 JUMLAH LANSIA 23.992.552 JIWA
 TAHUN 2020 DIPREDIKSI MENINGKAT 11,2 % >>

 28.822.879 JIWA.
 UHH >> 1995 = 63,6 tahun

 2000 = 64,5 tahun


 PREDIKSI 2020 = 71,1 tahun
 LANJUT USIA WANITA 52 %
 LANJUT USIA LAKI-LAKI 48 %
Empat peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan lanjut usia, yaitu :
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004
Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Lanjut Usia.
3. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 2004
Tentang Komisi Nasional Lanjut Usia.
4. Keputusan Presiden Nomor 93/M Tahun 2005
Tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut Usia

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Asas & Arah kesehatan lansa :
 Asas peningkatan kesejahteraan lanjut usia adalah
keimanan, dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, kekeluargaan, keseimbangan,
keserasian, dan keselarasan dalam perikehidupan.
 Arah pembangunan kesehatan lansia : agar lanjut
usia tetap dapat diberdayakan sehingga berperan
dalam kegiatan pembangunan dengan
memperhatikan fungsi kearifan, pengetahuan,
keahlian, keterampilan, pengalaman, usia, dan
kondisi fisiknya, serta terselenggaranya
pemeliharaan taraf kesejahteraannya.

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Tujuan pembangunan kesehatan
Lansia :
 untuk memperpanjang usia harapan hidup dan
masa produktif,
 Terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya,
 Terpeliharanya sistem nilai budaya dan
kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 Lanjutusia mempunyai hak yang sama dalam


kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Hak Lansia :
 Hak untuk meningkatkan kesejahteraan yang
meliputi :
• pelayanan keagamaan dan mental spiritual
• pelayanan kesehatan
• pelayanan kesempatan kerja
• pelayanan pendidikan dan pelatihan
• kemudahan dalam penggunaan fasilitas,
sarana, dan prasarana umum
• kemudahan dalam layanan dan bantuan
hukum
• perlindungan sosial
• bantuan sosial

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia

a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual,


antara lain adalah pembangunan sarana ibadah
dengan penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia.
b. Pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui
peningkatan upaya penyembuhan (kuratif),
diperluas pada bidang pelayanan
geriatrik/gerontologik.
c. Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu
mendapatkan kemudahan dalam penggunaan
fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan
dalam melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas
rekreasi dan olahraga khusus.

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum,:
1. Pelayanan administrasi pemberintahan, adalah untuk
memperoleh Kartu Tanda Penduduk seumur hidup,
2. memperoleh pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan
keringanan biaya untuk pembelian tiket perjalanan,
akomodasi, pembayaran pajak, pembelian tiket untuk
tempat rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus,
penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata
khusus, mendahulukan para lanjut usia.
3. penyediaan aksesibilitas lanjut usia pada bangunan
umum, jalan umum, pertamanan dan tempat rekreasi,
angkutan umum. Ketentuan mengenai pemberian
kemudahan dalam melakukan perjalanan diatur lebih
lanjut oleh Menteri sesuai dengan bidang tugas
masing-masing.

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Tujuan Dan Sasaran Pembinaan :
 Tujuan Umum
Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya
guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat sesuai
dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
 Tujuan Khusus
• Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk
membina sendiri kesehatannya.
• Meningkatkan kemampuan dan peran serta
masyarakat termasuk keluarganya dalam menghayati
dan mengatasi kesehatan usia lanjut.
• Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia
lanjut.
• Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Sasaran pembinaan Secara Langsung

1. Sasaran langsung :
•Kelompok usia menjelang usia lanjut ( 45 -54 tahun )
atau dalam virilitas dalam keluarga maupun
masyarakat luas.
•Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium ( 55 -64
tahun ) dalam keluarga, organisasi masyarakat usia
lanjut dan masyarajat umumnya.
•Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( >65
tahun ) dan usia lanjut dengan resiko tinggi ( lebih dari
70 tahun ) hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti,
penderita penyakit berat, cacat dan lain-lain.
2. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
• Keluarga dimana usia lanjut berada
• Organisasi sosial yang bergerak didalam
pembinaan kesehatan usia lanjut
• Masyarakat luas.
Kebijakan Pemerintah pada Lansia
Kegiatan-kegiatan dalam
Pembinaan Lansia
Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar
mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri,
keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan
penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal
yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia
lanjut yang antara lain adalah :
• Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini
penurunan kondisi kesehatannya, teratur dan berkesinambungan
memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau instansi pelayanan
kesehatan lainnya.
• Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
• Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi
seimbang.
• Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa
• Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau
hobinya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
• Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan
kelompok sosial.
• Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok,
alkhohol, kopi , kelelahan fisik dan mental.
• Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Upaya preventif kesehatan Lansia
 yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya penyakit maupun komplikasi penyakit yang
disebabkan oleh proses ketuaan.
 Upaya preventif dapat berupa kegiatan :
• Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur
untuk menemukan secara dini penyakit-penyakit usia
lanjut
• Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur
dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut serta
tetap merasa sehat dan bugar.
• Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat
bantu misalnya kacamata, alat bantu pendengaran
agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan
tetap merasa berguna
• Penyuluhan untuk pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut.
• Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Upaya kuratif
 yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan
dapat berupa kegiatan:
• Pelayanan kesehatan dasar
• Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem
rujukan

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Upaya rehabilitatif
 yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang
telah menurun.
Yang dapat berupa kegiatan :
• Memberikan informasi, pengetahuan dan
pelayanan tentang penggunaan berbagai alat
bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain
agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap
merasa berguna sesuai kebutuhan dan
kemampuan.
• Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri
dan memperkuat mental penderita
• Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan
pribadi , aktifitas di dalam maupun diluar rumah.
• Nasihat cara hidup yang sesuai dengan
penyakit yang diderita.
• Perawatan fisioterapi.
Kebijakan Pemerintah pada Lansia
Posyandu Lansia
 Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu
untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah
tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan
oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan.
 Posyandu lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan
bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui
program Puskesmas dengan melibatkan peran serta
para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Tujuan Posyandu Lansia :
 Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis
besar antara lain :
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan
kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan
peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Sasaran posyandu lansia :
a. Sasaran langsung :
• Pra usia lanjut (45-59 tahun)
• Usia lanjut (60-69 tahun)
• Usia lanjut risiko tinggi: usia lebih dari 70 tahun atau
usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan
masalah kesehatan.

b. Sasaran tidak langsung :


• Keluarga dimana usia lanjut berada
• Masyarakat tempat Usila berada
• Organisasi sosial
• Petugas kesehatan
• Masyarakat luas
Kebijakan Pemerintah pada Lansia
Mekanisme Pelayanan
Posyandu Lansia:
 Posyandu Lansia menggunakan sistem pelayanan 3
meja, dengan kegiatan sebagai berikut :

a. Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan


penimbangan berat badan dan atau tinggi badan.
b. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan,
tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT). Pelayanan
kesehatan seperti pengobatan sederhana dan
rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini.
c. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau
konseling, disini juga bisa dilakukan pelayanan pojok
gizi.

Kebijakan Pemerintah pada Lansia


Jenis Pelayanan Posyandu Lansia
 A. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari
 B. Pemeriksaan status mental.
 C. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat pada
grafik indeks masa tubuh (IMT).
 D. Pengukuran tekanan darah
 E. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli
atau cuprisulfat
 F. adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit gula (diabetes mellitus)
 G. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam
air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
 H. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada
keluhan dan atau ditemukan kelainan pada
pemeriksaan butir 1 hingga 7.
 I. Penyuluhan Kesehatan.
Kebijakan Pemerintah pada Lansia
Strategi ;
 PEMBERDAYAAN
 PARTISIPASI
 KEMITRAAN
 DESENTRALISASI
 MEMBANGUN, MENGEMBANGKAN PARTISIPASI DAN
ADVOKASI ATAS DASAR KESETIAKAWANAN SOSIAL
Program-program Lansia :
 PELAYANAN SOSIAL (DI DALAM PANTI DAN LUAR
PANTI (MASYARAKAT))
 PEMBERDAYAAAN SOSIAL

LANSIA POTENSIAL (TERLANTAR/ PUNYA KELG) >>


KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE)
 BANTUAN DAN PEMELIHARAAN TARAF KESEJAHTERAAN
SOSIAL;
- BANTUAN JAMINAN MAKAN
-BANTUAN PAKET USAHA EKONOMI PRODUKTIF (UEP)
-PUSAKA (PUSAT SANTUNAN KELUARGA)
PSTW (PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA)
1. Undang-Undang No.11 tahun 2009 tentang Pokok-
Pokok Kesejahteraan Sosial;
2. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi
sebagai Daerah Otonom;
3. Peraturan Gubernur Nomor 104 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Kerja Dinas Sosial Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta;
4. Peraturan Gubernur Nomor 57 Tahun 2010
tentangOrganisasi dan Kerja Panti Sosial Tresna
Werdha

Anda mungkin juga menyukai