Anda di halaman 1dari 31

Alam semesta

•Asal-usul alam semesta


•Deskripsi alam semesta
•Asal-usul tata surya
Asal-usul alam semesta
1. Alam semesta
Menurut orang Babylonia (± tahun 700-600 SM), alam
semesta merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan
bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta
bintangnya sebagai atapnya.

Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang


maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotik
dan abiotik, serta didalamnya terjadi segala peristiwa alam
baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.
Pengertian Alam Semesta mencakup tentang
mikrokosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya
atom, electron, sel, amuba dan sebagainya.
Sedangkan makrokosmos adalah benda-
benda yang mempunyai ukuran yang sangat
besar, misalnya bintang, planet ataupun galaksi.
Para ahli astronomi menggunakan istilah alam
semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa
dan benda-benda langit yang ada di dalamnya.
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang berakal
budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu
berupaya oleh rasa ingin tahunya, mencari
penjelasan/makna dari hal yang dpt diamati.
Terbentuknya Alam Semesta

Teori Mengenai Terbentuknya Alam Semesta


1. Teori Dentuman atau teori ledakan
dahsyat.
2. Teori Ekspansi dan konstraksi
3. Teori Creatio Continua
Ledakan Dahsyat
Menurut teori ledakan dahsyat, alam semesta
mengembang dari keadaan awal yang sangat
padat dan panas. Kemudian massa tersebut
meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti,
dan terus mengembang sampai sekarang. (George
Lemaitre, 1930). Lemaitre adalah seorang
biarawan Katolik Roma, berkebangsaan Belgia
Secara umum, pengembangan ruang semesta
yang mengandung galaksi-galaksi dianalogikan
seperti roti kismis yang mengembang.
Gambar di atas merupakan gambaran konsep
yang mengilustrasikan pengembangan sebagian
dari alam semesta raya.
Massa itu kemudian berserak
mengembang dengan sangat cepatnya
menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta
tahun, massa yang berserak itu membentuk
kelompok-kelompok galaksi yang ada
sekarang. Mereka terus bergerak menjauhi
titik pusatnya. Teori ini didukung oleh
kenyataan dari pengamatan bahwa galaksi-
galaksi itu memang bergerak menjauhi titik
pusat yang sama.
Berdasarkan pengukuran terbaik tahun
2009, keadaan awal alam semesta bermula
sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian
selalu menjadi rujukan sebagai waktu
terjadinya Big Bang tersebut.
Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat
seperti yang terpantau sekarang, maka secara logika
dapat disimpulkan bahwa semua materi pembentuk
galaksi haruslah pernah berdekatan pada masa lalu.
Teori ini, yaitu dalam hal keterpaduan bumi dan
semua benda-benda langit, nampaknya sesuai dengan
ayat yang difirmankan Allah dalam Alquran yaitu ;
“ Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga
beriman ? “ (Q S Al-Anbiya : 30 ).
Kitab kejadian 1 ,
• Ayat 1. “ Pada mulanya Allah menciptakan
langit dan bumi
• Ayat 2. Bumi belum berbentuk dan kosong,
gelap gulita menutupi samudera raya dan roh
Allah melayang-layang di atas permukaan air.”
2. Teori Ekspansi dan Konstraksi
• Para ilmuwan menduga bahwa sebelum
terbentuknya alam semesta telah terjadi
siklus antara masa ekspansi dan masa
konstraksi.
• Energi dari reaksi inti hydrogen dapat
membangkitkan ekspansi alam sehingga
terbentuklah galaksi-galaksi dan bintang-
bintangnya dan unsur-unsur lainnya.
• Pada masa konstraksi galaksi dan bintang-
bintang itu menciut dan meredup sambil
memancarkan energi kalor yang sangat tinggi.
3. Teori Creatio Continua
Keadan tetap (Steady State Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle,
Bondi dan Gold. Mereka berpendapat bahwa
saat penciptaan alam semesta ini sebenarnya
tidak ada. (1948).
Alam semesta ini selamanya ada dan akan
tetap ada, dengan kata lain alam semesta
tidak pernah bermula dan tidak pernah
berakhir (mengingatkan kita pada Al-Razi
yang menyatakan materi itu kekal).
Pada setiap saat, partikel-partikel
tersebut ada, kemudian mengembun
menjadi kabut-kabut spiral dengan
bintang-bintang dan jasad-jasad alam
semesta.
Karena partikel yang dilahirkan lebih
besar dari pada yang lenyap, maka
jumlah materi makin bertambah dan
mengakibatkan pemuaian alam semesta.
Pengembangan ini akan mencapai
titik batas kritik pada 10 milyar tahun
lagi. Tetapi dalam waktu 10 milyar
tahun ini akan dihasilkan kabut-kabut
baru.
Menurut teori ini 90 % materi
alam semesta adalah hydrogen. Dari
hydrogen ini akan membentuk
helium dan zat-zat lainnya.
GALAKSI dan TATA SURYA
Galaksi merupakan kumpulan bintang-
bintang yang jumlahnya tidak kurang 100
Milyar termasuk diantaranya matahari.
Matahari merupakan pusat tata surya kita
ini. Kumpulan bintang-bintang di dalam
galaksi bentuknya menyerupai lensa
cembung yang pipih atau cakram dengan
garis tengah sepanjang 100 ribu tahun
cahaya dan tebalnya 10 ribu tahun cahaya.
Posisi matahari sebagai pusat tata surya
berada pada jarak 25 ribu tahun cahaya dari
pusat galaksi.
Fowler : Teori Terbentuknya Galaksi
Dan Tata Surya.
Ada satu Hipotesis (dugaan sementara yang
harus teruji kebenarannya sehingga ia menjadi
teori), yaitu hipotesis Fowler (1957), menurutnya
Kira-kira 12 ribu juta tahun yang lalu, galaksi
kita tidak seperti keadaan sekarang ini, ia masih
berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar
yang berada di ruang angkasa yang bergerak
perlahan melakukan rotasi sehingga
keseluruhannya berbentuk bulat, karena gaya
beratnya maka ia mengadakan kontraksi dan
kondensasi sambil terus berputar pada
sumbunya.
Saat kontraksi massa bagian luar banyak
yang tertinggal. Bagian yang berkisar
(berputar) lambat atau mempunyai berat jenis
yang besar akan membentuk bintang-bintang.
Dengan cara yang sama bagian luar yang
tertinggal juga mengadakan kondensasi
sehingga terbentuklah planet. Demikian juga
planet membentuk satelit bulan.
Berdasarkan hasil pengamatan para astronom
dengan menggunakan teropong binokular
atau teleskop yang mutakhir bahwa di alam
semesta ini terdapat bintang-bintang beredar
mengikuti suatu pusat berupa kabut gas pijar
yang sangat besar, dikelilingi oleh kelompok-
kelompok bintang yang sangat dekat satu
dengan lain (Cluster) dan juga dikelilingi oleh
gumpalan-gumpalan kabut gas pijar yang lebih
kecil dari pusatnya (nebula) dan tebaran
ribuan bintang.
Keseluruhan itu termasuk matahari selanjutnya
disebut Galaksi, menurut para ahli ternyata
galaksi itu jumlahnya banyak, dan galaksi
dimana bumi kita berinduk diberi nama
galaksi Milky way atau Bhima Sakti, dan
galaksi tetangga bhima sakti yang berhasil
dapat dilihat oleh para astronom adalah
galaksi Andromeda.
Menurut bentuknya
galaksi dibedakan menjadi 3 macam :

1. Galaksi berbentuk spiral


2. Galaksi berbentuk elips
3. Galaksi berbentuk tak beraturan.
Galaksi Spiral berbentuk spiral amat besar
dengan inti di tengah (nukleus)dan lengan spiral
dan cakram (disk). Pada lengan ini terkonsentrasi
debu dan gas (nebulae) dimana terdapat
pembentukan bintang aktif, bila dilihat dari
samping, galaksi ini tampak seperti elips
berlengan dan dikelilingi atmosfer bercahaya,
serta terdapat lingkaran-lingkaran kumpulan
beribu-ribu bintang yang disebut Globular Cluster.
Jumlah galaksi ini kurang lebih 80% dari galaksi
yang ada. Salah satu contoh galaksi spiral adalah
galaksi Canes Venatici
2. Galaksi Berbentuk Elips Galaksi Elips
merupakan galaksi yang sudah tua, terbentuk
dari bintang-bintang yang sudah tua, lebih
redup dibandingkan tipe spiral dengan banyak
bintang merah besar, pambentukan bintang
baru sudah berhenti. Hampir 17% dari galaksi
yang ada berbentuk elips.
3. Galaksi Berbentuk Tidak Beraturan Galaksi
Tak Beraturan terdiri dari bermiliar-miliar
bintang muda berwarna putih kebiruan dan
bintang raksasa biru yang sangat panas.
Diantara bintang-bintang tersebut bertebaran
gas dan debu luar angkasa. Banyaknya galaksi
berbentuk tak beraturan ialah 3%.
Induk dari matahari kita adalah galaksi Bima
Sakti atau Milky Way. Bima Sakti berbentuk
spiral. Selain itu, galaksi ini berbentuk bulat
pipih seperti kue cucur.
Tetangga terdekat dari Bima Sakti adalah galaksi
Andromeda yang juga berbentuk spiral dan
jauhnya 870.000 tahun cahaya.
Galaksi kita mengadakan rotasi dengan arah
yang berlawanan dengan jarum jam.
Banyak teori yang dikemukakan tentang
terbentuknya tata surya namun dari beberapa
teori tersebut belum ada satu pun yang
diterima oleh semua pihak, teori-teori
tersebut diantaranya :
A. Hipotesis Nebular Dikemukakan oleh Kant
dan Laplace (1796) yang meyakini
terbentuknya tata surya merupakan
kondensasi awan panas atau kabut gas yang
sangat panas, yang sebagian terpisah dan
merupakan cicin yang mengelilingi pusat.
Pusatnya itu menjadi sebuah bintang atau
matahari. Bagian yang mengelilingi pusat
tersebut berkondensasi membentuk suatu
formula yang serupa dengan terbentuknya
matahari tadi, setelah mendingin, benda-
benda ini akan menjadi planet-planet seperti
bumi dengan benda-benda yang
mengelilinginya.
B. Hipotesis Planettesimal Dikemukakan oleh
Chamberlain dan Moulton. Hipotesis ini
bertitik tolak dari pemikiran yang sama
Tata Surya
Tata surya kita sendiri dan matahari
sebagai pusatnya dan dikelilingi sembilan
planet dan benda-benda angkasa lainnya.
Kesembilan planet tersebut adalah merkurius,
venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus,
neptunus,dan pluto.
Planet Bumi dan Bulannya Bumi menempati urutan
ketiga terdekat dengan matahari. Besarnya
hampir sama dengan venus dan bergaris tengah
7.900 mil atau 12.646 km.jarak antara bumi
dengan matahari ialah 149 juta km. jarak ini
dijadikan satuan jarak astronomical Unit (AU).
Jadi, 1 AU = 149 juta km.
Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti satu hari
bumi lamanya ialah 24 jam, sedangkan satu hari
venus ialah 247 kali dari bumi, yakni 247 x 24
jam. Bumi mengadakan revolusi selama 365 ¼
hari. Satu kali putaran mengelilingi matahari
disebut juga satu tahun . sekarang mari kita
bandingkan dengan 1 tahun merkurius = 88 hari
bumi, sedangkan 1 tahun mars = 1,9 tahun bumi.
Berat jenis rata-rata bumi ialah 5,52. 5.
Bulan merupakan satu-satuan satelit bumi dan
tidak memiliki atmosfer. Jarak bulan dengan bumi
adalah 240 ribu mil= 384 ribu km dan bargaris
tengah 2.160 mil atau 3,456 km. jarak terjauh
bulan dari pusat bumi 406.700 km dan jarak
terdekatnya 356.400 km.
Pada permukaan bulan, terdapat gunung-gunung
dan dataran rendah seperti bumi. Namun lubang-
lubang kepundannya tampak besar- besar sampai
ada yang bergaris tengah 8 km.
Oleh karena bulan tidak beratmosfer maka raut
permukaan bulan tetap abadi sebab tidak ada
erosi. Tidak adanya atmosfer dapat dibuktikan
dengan tidak dibiaskannya sama sekali sinar
bintang yang datangnya dari belakang bulan ke
bumi.

Anda mungkin juga menyukai