Anda di halaman 1dari 14

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM PENCIUMAN
 Endah Suliyani ( 152191097 )
 Dika Anna Ratnawati ( 152191100 )
 Fitri Handayani ( 152191101 )
 Dina Fauziah ( 152191102 )
 Ni nengah Susilawati ( 152191105 )
 Harwanti Eka Saputri (152191108)
 Roboiayatul Adawiyah (152191109)
 Maya Agustia Pratiwi (152191110)
 Nurul Aulia Wardani (152191111)
 Indri Tri Rezeki (152191113)
PENGERTIAN

• Hidung adalah indra yang di gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar


atau sesuatu dari aroma yang di hasikan. kita dengan mudah mengenali
makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah
hanya dengan mencium aroma makanan tersebut.
• Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali
bau.
ANATOMI HIDUNG
1. Hidung luar (Nasus eksternus)
• Dorsum nasi
• Apeks nasi
• Ala nasi
2. Hidung dalam (nasus internus)
• Cavum nasi (rongga hidung)
• Septum nasi
3. Sinus paranasalis
• Sinus prontalis
• Sinus maksilaris
• Sinus (sel-sel) ethmoidalis
• Sinus stenoidalis
Hidung luar (nasus eksternus)

• Hidung luar di bentuk oleh tulang dan tulang rawanyang di lapisi oleh kulit, jaringan ikat dan
beberapa otot yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung.
• Kerangka tulang terdiri dari
1) Sepasang os nasalis (tulang hidung)
2) Prosesus frontalis os maksila
3) Prosesus nasalis os frontalis
• Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak
dibagian bawah hidung, yaitu:
1) sepasang kartilago nasalis laterlaris superior.
2) sepasang kartilago nasalis laterlaris inferior (karilago alar mayor)
3) Beberapa pasang kartilago alar minor
4) Tepi antrior kartilago septum nasi.
Hidung dalam ( Nasus internus)
• Septum nasi
1) Lamina perpendicularis os ethmoidalis
2) Os vomer
3) Kartilago septi nasi
• Cavum nasi (rongga hidung)
terdapat benjolan dan lipatan selaput lendir hidung yang disebut konka
• Meatus nasi inferior
ruang antara dasar cavum nasi dengan konka nasalis inferior
• Meatus nasi media
ruang antara konka nasalis inferior dengan media
• Meatus nasi superior
ruang antar konka nasalis mediadengan superior
Sinus Paranasalis

• Di sekitar hidung terdapat ronga-ronga sinus paranalis


1) Sinus frontalis
2) Sinus maksilaris
3) Sinus sfenoidalis
4) Sinus ethmoidalis
• Sinus ini juga dilapisi selaput lendir seperti hidung, sehinga bila terjadi
peradangan maka cairan lendir tidak bisa keluar akibatnya sinusitis.
FISIOLOGI HIDUNG
• Alat penciuman terdapat dalam rongga hidung dari ujung saraf otak
nervus olfaktorius
• Serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung area
olfaktoria
• N. Olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan
fibril2 yang halus, terjalin dengan serabut-serabut dari bulbus olfaktorius.
• Bulbus olfaktorius merupakan lajutan dari pagian otak yang ujung-
ujungnya menembus lempeng kribiformis dasar tulang otak (os ethmoidalis)
yang berlubang-lubang
• N.olfaktorius terletak pada os ethmoidalis
• Bau yang masuk ke rongga hidung akan merangsang n.olfaktorius di
bulbus olfaktorius
• Indera bau pengerak lewat traktus olfaktorius dengan perantara stasiun
penghubung hingga mencapai daerah penerima akhir dalam pusat
olfaktorius pada olfaktorius di otak besar tempat penafsiran bau tersebut.
• Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang masuk dan akan mudah
hilang pada bau yang sama dalam waku lama.
Lanjutan
• Ragsangan reseptor hanya berespon terhadap senyawa2 yg kontak dengan
epitel olfakorius dan dilarutkan dalam lapisan tipis mukus yang menutupinya.
• Ambang alfaktorus yang mengambarkan sensitivitas hebat resptor olfaktorius
terdapat sejumplah senyawa yg dapat dicium pad konsetrasi >500pg/L diubah
30% dari sebelum dapat dideteksi.
• Molekul penghasil bau mengandung 3-20 atom karbon yang memiliki bau yang
berbeda
• Manusia dapat membedakan 2000-4000 bau yang berbeda dan menghasilkan
pola ruang yang berbeda dari peningatan aktivitas metabolik di dalam
olfaktoria.
• Bau khusus tergantung pada pola ruang perangsang reseptor dalam membran
mukosa alfaktorius
• Bila seseorang secar kontinyu terpapar pada bau yang paling tidak disukai,
maka perserpsi bau menurun lalu berhenti. Ini disebabkan olah adaptasi yang
cukup cepat yang timbul dalam sistem olfaktorius.

Anda mungkin juga menyukai