Anda di halaman 1dari 11

Oleh: Alfarizi Dwiki Hartanto

Kelas : XI MIPA 3
Absen:2
Adalah hak-hak dasar yang dimiliki manusia
sesuai dengan kodratnya.
Makna:
Hakekatnya sebagai manusia mendapatkan
pengakuan oleh manusia lain
Pelaksanaan hak-hak itu hanya dimungkinkan
karena manusia tersebut menjadi anggota
masyarakat.

3
Tahun 2500 SM -1000 SM
 Perjuangan nabi Ibrahim melawan kezaliman Raja Namruds

 Nabi Musa memerdekakan bangsa Yahudi dari pendudukan Raja Firaun

 Hukum Hamurabi pada masyarakat Babilonia yang menetapkan


ketentuan-ketentuan hukum yang menjamin keadilan bagi warganya
Tahun 600 SM di Athena (Yunani), Solon telah menyusun UU yang
menjamin keadilan bagi setiap waranya. Untuk itu, ia membentuk
Hekaika, yaitu mahkamah keadilan untuk melindungi orang-orang miskin
dan majelis rakyat atau Eklesia. Karena ini Solon dianggap sebagai Bapak
Pengajar Demokrasi dan Solon mendapat pendukung dari beberapa
pemerintah di Athena
Tahun 527 SM - 322 SM
Kaisar Romawi Flavius Anacius Justinianus, manciptakan peraturan
hukum modern yang terkondifikasi, yaitu Corpus Luris sebagai jaminan
atas keadilan dan HAM
Pada masa kebangkitan, Yunani telah banyak melahirkan filsuf terkenal
dengan visi hak asasi seperti Plato dan Socrates.

4
 Sesuai dengan UU N0. 39 Tahun 1999, yang
dimaksud dengan pelanggaran HAM adalah
setiap perbuatan baik disengaja atau
kelalaian yang melawan hukum,
mengurangi, menghalangi, dan atau
mencabut HAM seseorang yang dijamin
oleh UU, dan tidak mendapatkan
penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku.

5
 Hak asasi pribadi (personal rights): hak untuk memeluk agama
dan beribadah, mengemukakan pendapat dsb.
 Hak asasi politik (political rights): hak dipilih dan memilih
dalam pemilu, mendirikan parpol dsb.
 Hak asasi ekonomi (property rights):hak memiliki sesuatu,
menjual dan membeli sesuatu dsb.
 Hak asasi sosial budaya (social and cultural rights): hak
mendapatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan dsb.
 Hak asasi mendapatkan persamaan di depan hukum (equality
before the law): hak mendapat perlindungan hukum dsb.
 Hak asasi mendapat perlakuan dan perlindungan tata cara
dalam pembelaan hukum (procedural rights): hak mendapat
prosedur yang benar dalam penahanan, penangkapan,
penggeledahan, penyitaan, dan peradilan dsb.

6
 Contoh kasus pelanggaran HAM
antara lain: tindakan kekerasan yang
dilakukan oleh FPI (Front Pembela
Islam) terhadap pengikut aliran
Ahmadiyah di Indonesia, pelecehan
seksual yang dilakukan seseorang di
dalam kendaraan umum, tindakan
pembunuhan dalam kasus Cebongan
dan sebagainya.
7
 Dalam kasus kekerasan terhadap Ahmadiyah
yang dilakukan FPI yaitu kurang optimalnya
aparat penegak hukum dalam mengelola
kebijakan pemerintah terhadap keberadaan
Ahmadiyah.
 Dalam kasus pelecehan seksual yang dilakukan
seseorang di dalam kendaraan umum yaitu
marajalelanya krisis moral warganegara dalam
menyikapi harkat dan martabat manusia.
 Dalam kasus pembunuhan di LP Cebongan yaitu
pemahaman belum merata tentang HAM baik
dikalangan sipil maupun militer.

8
Peraturan perundang-undangan hasil ratifikasi antara lain:
A. Konvensi Jenewa, 12 Agustus 1949 diratifikasi dengan
UU N0.59 Tahun 1958
B. Konvensi tentang hak politik kaum perempuan
(Convention of Political Rights of Women) diratifikasi
dengan UU N0. 68 Tahun 1958
C. Konvensi tentang penghapusan segala bentuk
diskriminasi terhadap perempuan (Convention on The
Elmination of Discrimination againts Women)
diratifikasi dengan UU 7 tahun 1984
D. Konvensi hak anak (Convention on the Rights on the
Child) diratifikasi dengan Keppres N0. 36 Tahun 1990
dan sebagainya

9
Langkah strategis pemerintah dalam upaya penegakan HAM yaitu
dengan mengeluarkan produk peraturan perundang-undangan
dan atau meratifikasi konvensi internasional . Peraturan
perundang-undang antara lain:
A. Keppres N0. 50/1993 tentang Komnas HAM
B. UU N0. 39 Tahun 1999 tentang HAM
C. Tap MPR N0. XVII/MPR/1998 tentang HAM
D. Pasal 28A s.d. 28J UUD 1945
E. UU N0. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM
F. UU N0. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
G. Keppres N0. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan
H. Inpres N0.26 Tahun 1998 tentang menghentikan penggunaan
istilah pribumi dan non pribumi

10

Anda mungkin juga menyukai