Anda di halaman 1dari 24

Daesy Ulfatinnur (17030017)

Daffa Shalihan (17030015)


Akhlaq “ ( )ٌ‫خالَق‬ ْ َ‫ أ‬berasal dari bahasa Arab
jama’ dari “ Khuluqun “ ( )ٌ‫خ ُلق‬ ُ yang
diartikan adat kebiasaan ( al-adat ), perangai,
tabi’at ( al-sajiyyat ), watak ( al-thab ), adab /
sopan santun ( al-muru’at ).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,


kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti
atau kelakuan yang terdapat dalam diri
manusia.
 Imam Al Ghazali menyebut akhlak ialah suatu
sifat yang tertanam dalam jiwa. Daripada jiwa
itu, timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah
tanpa melakukan pertimbangan fikiran
(spontanitas)
 Ibnu Maskawayh mengatakan akhlak ialah suatu
keadaan bagi diri atau jiwa yang mendorong
diri/jiwa itu melakukan perbuatan dengan
senang tanpa didahului oleh daya pemikiran
karena sudah menjadi kebiasaan
AKHLAQUL AKHLAQUL
MAHMUDAH MADZMUMAH
Akhlaq Kepada Allah

Akhlaq Kepada Rasulullah

Akhlaq Kepada Diri Sendiri

Akhlaq kepada keluarga


dan Kerabat

Akhlaq Kepada
Lingkungan Hidup
1. Tujuan utama diutusnya Rasulullah Salallahi
Alaihiwassalam
Hadits dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah
shallallâhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
ْ َ ‫ٌاِل‬
ٌَ ‫خ‬
‫الق‬ ْ ‫ح‬ ِ َ‫ٌِلُت‬
َ ِ‫ممٌَصَال‬ ِ ‫ت‬ُ ‫إِنَّمَاٌ ُب ِع ْث‬

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk


menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Ahmad
dalam Musnad-nya (no. 8952), Al-Bukhari dalam al-
Adab al-Mufrad (no. 273), al-Bayhaqi dalam Syu’ab al-
Îmân (no. 7609), al-Khara’ith dalam Makârim al-
Akhlâq (no. 1), dan lainnya)
2. Akhlak merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari aqidah dan iman

Ketika Rasulullah Salallahi Alaihiwassalam


ditanya: “Siapa orang yang beriman yang
paling utama imannya”. Maka beliau
menjawab “ Yang paling baik akhlaknya” (HR.
At tirmidzi No. 1162 dan Abu Daud 4628)
3. Sebagai kesempurnaan hidup seorang
manusia

“Bertaqwalah kamu kepada Allah di manapun


kamu berada, dan iringilah perbuatan jahat dengan
perbuatan baik, maka kebaikan itu akan
menghapuskannya, dan pergauilah manusia
dengan akhlak yang baik” (HR. Tirmidzi)
 Akhlak mulia bobotnya paling berat pada timbangan
amal
Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
‫ق‬ ُ‫خ‬
‫ل‬ ُ ‫ن‬ْ ‫م‬
ِ ‫ة‬
ِ َ
‫م‬ ‫ا‬َ ‫ي‬ ‫ق‬
ِ ْ
‫ال‬ َ
‫م‬ ْ
‫و‬ َ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ؤ‬ْ ‫م‬ُ ْ
‫ال‬ ‫ن‬
ِ ‫ا‬ َ
‫ز‬ ‫ي‬ ‫م‬
ِ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ ُ
‫ل‬ َ
‫ق‬ ْ
‫ث‬ َ‫شيْ ٌء أ‬
َ ‫ما‬
َ “
ٍ ِ َّ ‫وإ‬
”.‫ِء َء‬ ْ ‫ش‬
ِ َ‫الب‬ َ ‫ح‬ ِ ‫فا‬ ْ ‫ض‬
َ ‫ال‬ ُ ‫غ‬ َ َّ ‫ن‬
ِ ‫َّللا لَ ُي ْب‬ َِ ‫ن‬ َ ‫ح‬
ٍ ‫س‬ َ
Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat timbangannya
dari akhlaq mulia ketika diletakkan di atas mizan
(timbangan amal) dan sungguh pemilik akhlaq mulia akan
mencapai derajat orang yang mengerjakan puasa dan
shalat.” (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi, dishahihkan oleh
Asy Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah No.
876)
 Akhlak mulia merupakan salah 1 sebab sesorang masuk
syurga
ٌَ‫لٌال َّناس‬ ُ ‫خ‬ ِ ‫ٌأَ ْك َث ِرٌمَاٌ ُي ْد‬
ٌ‫ن‬ ْ ‫ َع‬-‫صلىٌهللاٌعليهٌوسلم‬-ٌ‫ٌَّللا‬ ِ َّ ‫ول‬ ُ ‫س‬ ُ ‫سئِلٌَ َر‬
ُ
ٌ‫نٌأَ ْك َث ٌِر مَا‬ ْ ‫ٌَع‬َ ‫َسئِل‬ ُ ‫ و‬.»ٌ‫ق‬ ِ
ُ‫خ‬
‫ل‬ ُ
ٌ ْ ‫ن‬
‫ٌال‬ ُ ْ
‫س‬ ُ
‫َح‬ ‫و‬ ٌ ِ َّ
‫َىٌَّللا‬
‫و‬ ْ
‫ق‬ َ ‫ت‬ « ٌَ
‫ل‬ ‫ا‬ َ
‫ق‬ َ
‫ف‬ ٌ َ
‫ة‬ َّ
‫ن‬ َ
‫ج‬ ْ
‫ال‬
ُ
»ٌ‫ف ْرج‬ ْ
ٌَ ‫مٌوَال‬ ْ َ
ُ ‫لٌال َّناسَ ٌال َّنا َرٌف َقالٌَ« ال َف‬ ُ ‫خ‬ِ ‫ُي ْد‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai
perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga,
beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang
baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak
memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara
yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi
no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
 Allah meninggikan derajat orang orang yang berakhlaq mulia
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik
kalian adalah yang paling mulia akhlaknya” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku cintai di
antara kalian dan yang paling dekat tempat tinggalnya denganku
pada hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya” (HR.
Tirmidzi)
Dengan adab dan akhlak mulia pulalah kelak pada hari kiamat
timbangan kebaikan seseorang bisa lebih berat daripada
timbangan kejelekannya sebagaimana sabda Nabi, “Tidak ada
sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin
pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia” (HR. Tirmidzi)
 Kesadaran dari diri sendiri
 Memohon kepada Allah subhanahu wata’ala
 Menjalankan sunnah-sunnah Nabi
Muhammad salallahu alaihi wasalam
 Memilih lingkungan yang baik
 Menjauhi larangan-Nya
Tasawuf adalah usaha untuk membersihkan
jiwa, memperbaiki akhlak
 Tasawuf berasal dari kata shuffah (sufah)
sebab, seorang sufi mengikuti ahli sufah
dalam sifat yang telah ditetapkan Allah bagi
mereka. Al-Qusyari berpendapat bahwa
tasawuf berasal dari shafwah (orang pilihan
atau suci). shaf (saf), seolah para sufi berada
di saf pertama dalam menghadapkan diri
kepada Allah dan berlomba-lomba untuk
melakukan ketaatan
1.Pada masa awal era Islam dakwah kepada
tasawuf itu belum diperlukan, karena pada
era itu, semua orang adalah ahli takwa, waraa
dan ahli ibadah. Mereka semua berlomba
mengikuti dan meneladani Rasulullah dalam
setiap aspek. Oleh karena itu, mereka belum
membutuhkan tasawuf karena segala
sesuatunya didasarkan pada perkataan,
perbuatan dan ketetapan Rasulullah.
2.Pada masa sahabat dan tabi’in sudah
menggunakan tasawuf, tetapi belum
mengggunakan istilah tasawuf, karena para
sahabat dan tabiin merupakan sufi yang
sesungguhnya. Tasawuf merupakan sifat-sifat
umum yang terdapat pada hampir seluruh
sahabat Nabi tanpa terkecuali dan adanya
perasaan takut dan cintanya mereka kepada
Allah dan Rasulullah melebihi dirinya sendiri.
3.Setelah masa Sahabat dan Tabiin beragam
bangsa mulai memeluk Islam. Bidang ilmu
pengetahuan semakin meluas dan
terspesialisasi, muncullah ilmu fiqih, ilmu
tauhid, ilmu hadits, ilmu ushul fiqih, ilmu
faraid dan ilmu-ilmu lainnya.
4.Setelah fase tersebut pengaruh spiritual Islam
sedikit demi sedikit melemah. Manusia mulai
lupa akan kewajibannya kepada Allah,
sehingga ahli uhud terdorong untuk
mengkodifikasikan ilmu tasawuf serta
menerangkan kemuliaan dan keutamaannya
diantara ilmu-ilmu lainnya. Mulai dari fase
inilah ilmu tasawuf berkembang.
 1.Dalam bidang kecerdasan emosional
Apabila dapat mengamalkan tasawuf dengan
baik maka dapat mengendalikan
emosionalnya dengan baik pula

 2.Dalam bidang kecerdasan spiritual


Tasawuf mengingatkan manusia tentang
kemaitian, agar umat manusia selalu
beribadah, beramal shaleh, serta menjauhi
perbuatan maksiat dan kejahatan.
 3.Dalam bidang Agama
Tasawuf diperlukan untuk mengamalkan Islam
secara kaffah serta untuk mengembangkan
kerukunan hidup beragama dan integrasi sosial

 4.Dalam bidang etos kerja


Tasawuf dapat memperkuat etos kerja karena
dalam ajaran Islam bekerja itu wajib untuk
memenuhi keperluan diri sendiri, keluarga dan
umat.
 5.Dalam bidang Pendidikan
Tasawuf merupakan salah satu mata
pelajaran yang perlu diajarkan di Madrasah
dan mata kuliah di Perguruan Islam untuk
mengembangkan kehidupan agama yang
komprehensif dan utuh serta untuk
mengembangkan masyarakat dan bangsa
yang bersih, sehat dan maju.
 6.Dalam bidang Ilmu Pengetahuan
Tasawuf mendidik anggota masyarakat untuk
mengambil keputusan yang bijaksana dan
rasional serta mendidik untuk memiliki
tanggung jawab sosial.

Anda mungkin juga menyukai