Anda di halaman 1dari 30

Sindroma Koroner Akut Dengan

ST Elevasi (STEMI)

Oleh :
Zhaki al asror 09700283

Pembimbing :
dr. Ratna Dewi Sp. JP
Pendahuluan
• Sindrom koroner akut adalah suatu fase akut dari
angina pektoris tidak stabil yang disertai IMA
gelombang Q dengan non ST elevasi (NSTEMI) atau
tanpa gelombang Q dengan ST elevasi (STEMI)
• Terjadi karena adanya trombosis akibat dari ruptur
plak aterosklerosis yang tak stabil
Lanjutan
• Sindrom koroner akut (SKA) terdiri dari :
1. Angina pektoris tidak stabil (Unstable Angina Pectoris /
UAP),
2. IMA tanpa elevasi ST (non ST elevation myocardial
infarction / NSTEMI),
3. IMA dengan elevasi ST (ST elevation myocardial infarction
/ STEMI).
4. Kematian mendadak
DEFINISI
• STEMI adalah nekrosis miokard
akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu, aliran darah koroner
menurun secara mendadak akibat
oklusi trombus pada plak
aterosklerotik yang sudah ada
sebelumnya.
Faktor resiko SKA
• Underlying : Obesitas, Sedentary, Diet
• Modify (Dislipidemia, DM, hipertensi, merokok),
Un-modify (Usia, Jenis Kelamin, Riwayat Keluarga)
PATOFISIOLOGI
Fatty plak Disfungsi Vasokonstriktor Penyempita Aliran darah
(aterosklero endotel Endotelin I n pembuluh koroner
sis Angiotensin II darah

O2 jaringan
Usia
Genetik
Diet
Merokok Iskemik
DM tipe II
Hipertensi
Infark
miokard
Diagnosis STEMI
Gambaran klinis

EKG

Biochemical Markers
Gejala Klinis
• Lokasi
• Sifat nyeri
• Penjalaran
• Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau obat nitrat
• Sesak nafas
• Faktor pencetus : latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan
sesudah makan
• Gejala yang menyertai.
MANIFESTASI KLINIS
 Sebagian besar pasien cemas dan tidak bisa istirahat (gelisah).
 Seringkali ekstremitas pucat disertai keringat dingin
 hiperaktivitas saraf simpatis (takikardia atau hipotensi) atau
hiperaktivitas saraf parasimpatis (bradikardia atau hipotensi).
 disfungsi ventrikular S4 dan S3 (gallop)
 Nadi cepat , kecuali bila ada blok AV yang komplit atau
inkomplit
 Dapat ditemukan murmur yang bersifat sementara karena
disfungsi apparatus katub mitral
EKG
• STEMI  ST elevasi > 2mm minimal pada 2 sandapan
prekordial yang berdampingan atau > 1mm pada 2 sandapan
ekstremitas, LBBB baru atau diduga baru
EKG - STEMI

10
Lokalisasi Infark Berdasarkan Lokasi Letak Perubahan EKG

Lokasi Lead/Sadapan

Anterior V1-V4

Anteroseptal V1-V3

Anterior Ekstensif V1-V6

Posterior V1-V2

Lateral I, avL, V5-V6

Inferior II, III, avF

Ventrikel Kanan V4R-V5R


Posterior infraction
Perubahan enzim-enzim jantung
• Creatinine Kinase-Myocardial Band (CK-
MB)
• Troponin I dan Troponin T
• Lactate Dehydrogenase (LDH)
• SGOT/AST (Aspartat Amino Transferase)
Biochemical Marker
Enzim Meningkat Puncak Normal

CK-MB 3 jam 10-24 jam 2-4 hari

LDH 24-48 jam 48-72 jam 8-14 hari

Troponin T 2 jam 10-24 jam 5-10 hari

Troponin I 2 jam 10-24 jam 5-14 hari

SGOT/AST 8-12 jam 36-48 jam 2-4 hari


(Aspartat Amino
Transferase)
Pemeriksaan penunjang yang lain
Ekokardiografi
• Orientasi ruangnya lebih luas sehingga kepekaan lebih tinggi.
• Pada IMA dapat tampak kontraksi asinergi di daerah yang
rusak dan penebalan sistolik dinding jantung yang menurun.
• Dapat ditemukan daerah dan luas IMA yang terkena.
• Dapat mendeteksi penyulit-penyulit seperti aneurisma
ventrikel, trombus, ruptur m. papillaris atau korda tendinea,
ruptur septum, tamponade jantung akibat ruptur jantung,
pseudoaneurisma jantung.
• Berguna untuk menilai faal jantung secara umum dan
membantu menetapkan adanya infark ventrikel kanan.
Radioisotop
• Technetium 99m pyrophosphate positive imaging (hot spot
scan) berguna pada 24-48 jam pasca infark sampai kira-kira
10-14 hari. Radionuklid ini diambil dan terikat pada daerah-
daerah nekrotik dan tidak pada daerah normal sehingga pada
IMA transmural akan tampak sebagai hot spot.
• Thallium 201 perfusion scanning sebaliknya memberi
gambaran cold spot pada daerah-daerah yang tidak cukup
mendapat perfusi darah.
• Gated blood pool scanning akan membantu analisis
pergerakan dinding jantung dan faal jantung.
Radiologi
• Pemeriksaan radiologi tidak banyak membantu
menegakkan diagnosis IMA dengan elevasi
ST. Namun demikian akan berguna bila
ditemukan adanya bendungan paru (gagal
jantung) atau kardiomegali.
Deferential diagnosis
• Angina pektoris tidak stabil (Unstable Angina Pectoris)
• Diseksi aorta akut
• Perikarditis akut
• Kelainan intra abdominal (kolik kolelitiasis, kolelitiasis
akut, pankreatitis akut)
PENATALAKSANAAN
• Mengatasi nyeri dada dan perasaan takut
- O2 2-4L/I
- Nitrat oral
• Menstabilkan hemodinamik
- beta bloker (cardioselective dan
noncardioselective)
- ACE Inhibitor (captopril)
- Antagonis kalsium (diltiazem)
• Reperfusi miokard
-Trombolitik (Streptokinase)
-Antiplatelet (aspirin, clopidogrel)
-Antikoagulan (dalteparin, enoksaparin, heparin)
• Operasi Pintas Arteri Koroner (Coronary Artery
Bypass Surgery)
• Rehabilitasi
Penanganan di Instalasi Gawat Darurat
– Dalam 10 menit pertama harus selesai dilaksanakan adalah:
• Rawat diruang ICCU, penilaian rekaman EKG 12 sadapan,
kemudian pasang infus IV: D5% atau NaCl 0,9%
• Pemeriksaan klinis/pantau tanda vital: tiap ½ jam sampai
stabil, kemudian tiap 4 jam atau sesuai kebutuhan serta
catat jika frekuensi jantung < 60mmHg kali/menit atau > 110
kali/menit, tekanan darah <90 atau 150mmHg, frekuensi
nafas <5 atau >24 kali/menit
• Aktifitas bed rest total dengan posisi semi fowler apabila
membaik kemudian dilakukan rehabilitasi secara bertahap
Penanganan di Instalasi Gawat Darurat

• Diet: puasa sampai nyeri hilang, kemudian diet cair. Diet


mencakup lemak < 30% kalori total dan kandungan kolesterol <
300 mg/hari. Menu harus diperkaya dengan makanan yang kaya
serat, kalium magnesium dan rendah natrium.
• Berikan segera: 02, infus NaCl 0,9% atau dekstrosa 5%,
• Oksigen nasal 2 liter/menit dalam 2-3 jam pertama, dilanjutkan
jika saturasi oksigen arteri rendah (<90%)
• Pasang monitoring EKG secara kontiniu, Periksa enzim jantung
CK/CKMB
Pemberian Obat
– Nitrat sublingual/transdermal/nitrogliserin intravena titrasi
(kontraindikasi bila TD sistolik < 90 mmHg, bradikardia (< 50
kali/menit)
– Aspirin 160-325 mg: bila alergi/tidak responsif diganti dengan
dipiridamol, atau klopidogrel
– Mengatasi nyeri: morfin 2,5 mg (2-4 mg) intravena, dapat
diulang tiap 5 menit sampai dosis total 20 mg atau petidin 25-
50 mg intravena atau tramadol 25-50 mg intravena.
KOMPLIKASI
1. Disfungsi Ventrikel
2. Gangguan Hemodinamik
3. Gangguan irama dan konduksi
-Aritmia
-Gangguan hantaran arterioventrikuler
-Kontraksi prematur ventrikel
-Sinus takikardi
-Sinus bradikardi
4. Infark Ventrikel Kanan
5. Ekstrasistol Ventrikel
6. Syok Kardiogenik
7. Aneurisma Ventrikel
8. Perikarditis
KOMPLIKASI MEKANIK
 Regulasi Mitral Akut
disebabkan oleh disfungsi otot papilaris. Secara klinis ditandai
oleh bising pansistolik di apeks. Ruptur otot papilaris dan atau
korda tendinea sering menyebabkan gagal jantung akut dan
penurunan tekanan darah

 Ruptur Septum Ventrikel dan Dinding Ventrikel


Ruptur ventrikel menyebabkan tamponade, renjatan, dan klinis
dapat diketahui dengan adanya disosiasi elektromekanis (masih
ada aktivitas elektris tanpa ditemui aktivitas mekanis)
Prognosis
Klasifikasi Killip pada Infark Miokard Akut

Klas Definisi Mortalitas (%)

I Tak ada tanda gagal jantung kongestif 6

II + S3 dan atau ronki basah 17

III Edema paru 30-40

IV Syok kardiogenik 60-80


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai