Anda di halaman 1dari 33

Oleh:

Ince Rizky Amalia


N 111 14 036
HIPOTENSI
Terdapat mnemonic “DDD VITAMINS” yang berguna
untuk diagnosis banding.
Hipotensi orthostatik secara umum
didefinisikan sebagai penurunan tekanan
darah sistolik lebih dari 20% diikuti dengan
peningkatan denyut nadi 20 kali per menit
atau lebih ketika pasien dari posisi berbaring
menjadi posisi berdiri.
 Stenosis Mitral.
 Stenosis Aorta
 Regurgirasi Mitral
 Regurgitasi Aorta.
 Agen antihipertensi, yang digunakan dengan kurang cermat dapat
menyebabkan hipotensi terutama pada pasien hipovolemik.
 Agen kontras yang diberikan secara intravena, dapat
menyebabkan hipotensi pada 5-8% dengan anafilaktik, pelepasan
substansi vasoaktif, atau aktivasi system komplemen.
 Metilmethacrilate,
 Allergen. Bahan latex dan agen pelepas histamine (misalnya:
morfin, atracurium, mivacurium) dapat dipertimbangkan.
 Opioid, dapat menyebabkan hipotensi dengan menurunkan tonus
simpatis. Lebih sering terjadi, opoid dapat menyebabkan
bradikardi.
 Antibiotic, merupakan kelompok obat paling sering menyebabkan
reaksi alergi.
 Agen inhalasi
 Hipnotik
 Agen blok neuromuscular
 Anestesi epidural
 Anestesi spinal (subaraknoid)
 Trauma kepala.
 Kematian otak
 Syok spinal
Penyebab iatrogenic tersering yang
menyebabkan hipotensi adalah efek samping
dari obat dan teknik anestesi regional yang
dilakukan.
Cross-clamping dan unclamping aorta dapat
menyebabkan hipotensi. Clamping (klem)
aorta abdominal untuk memperbaiki suatu
aneurisma misalnya, menyebabkan hipertensi
pada segmen proksimal klem dan
menyebabkan hipotensi pada segmen distal
 Sindrom hipotensi saat posisi supinasi
 Hipotensi setelah blok regional
 Perdarahan postpartum
 Pemasangan infus oksitosin intravena dengan
cepat (Pitocin)
 Emboli cairan amnion
 Pembacaan yang tidak benar atau palsu
 Penurunan resistensi vascular sistemik,
 Hipovolemia
 Disfungsi ventricular
 Masalah mekanik
 Aritmia
 Mereview seluruh tanda vital sebagai
petunjuk. Review input dan output selama
prosedur operasi berlangsung. Lakukan
pemeriksaan fisik dan nilai output urine.
 Hematocrit, elektrolit, gas darah, EKG,
pemeriksaan foto thoraks mungkin
dibutuhkan untuk menyempurnakan diagnosis
atau menguatkan kecurigaan klinis. Pressor
atau inotropic diberikan bila perlu.
Anak memiliki insidensi yang tinggi untuk
terjadi bradikardia, hipotensi dan henti
jantung jika dibandingkan dengan orang
dewasa, karena mereka memiliki ambilan
anestesi yang cepat, barorefleks yang imatur,
dan kurangnya respon vasokontriksi terhadap
perdarahan jika dibandingkan dengan orang
dewasa.
 Sodium nitropruside
 Nitrogliserin
 Esmolol
HIPERTENSI
Apa itu hipertensi?

Hipertensi (HTN) adalah proses penyakit


dimana pasien memiliki tekanan darah lebih
dari normal pada lebih dari satu kali
pemeriksaan. Sebagai aturan, batas atas dari
tekanan darah normal yaitu pada 140/90
 HTN sistolik berhubungan dengan
peningkatan usia dan terkait dengan
penurunan komplians aorta dan arteriola
 HTN diastolic berhubungan dengan
peningkatan resistensi vascular sistemik dan
dipercaya menjadi kontributor morbiditas
dari hipertensi
Apa penyebab hipertensi?
 Hipertensi esensial, penyebabnya tidak diketahui;
90% dari seluruh kasus ada pada kategori ini
 Endocrine, seperti disfungsi adrenokortikal,
feokromositoma, miksedema, akromegali, pil KB,
tirotoksikosis.
 Renal, seperti pyelonephritis kronik, stenosis
renovaskular, glumerulonefritis kronik, penyakit
ginjal polikistik.
 Neurogenic, seperti psikogenik, disotonomia familial,
peningkatan tekanan intracranial, transeksi medulla
spinalis, polyneuritis.
 Hipertensi sistolik dengan tekanan pulsasi yang
melebar, seperti arterioskelerosis, insufisiensi katup
aorta, patent ductus arteriosus, fistula arteriovenosa.
 Penyebab lain
Kenapa HTN harus ditangani?
pada resistensi precapiler arteriol. Hipertensi
arteriol meningkatkan resistensi istirahat dan
merupakan respon yang ditambah dengan
stimulasi vasomotor. Hipertensi yang tidak
terkontrol juga berhubungan dengan
arteriosclerosis awal, dimana menyebabkan
penyakit arteri coroner; oklusi atau
perdarahan intraserebral; dan gagal ginjal.
Lima kelas obat yang digunakan dalam terapi
hipertensi:
 Diuretic
 Antiadrenergic, misal alfa bloker dan beta
bloker
 Calcium channel bloker
 Vasodilator
 Angiotension-converting enzyme inhibitor
(ACE-I)
 Apa penyebab hipertensi?
 Kapan pasien mengalami hipertensi?
 Berapa lama pasien memiliki hipertensi?
 Pengobatan apa yang pasien gunakan saat ini?
 Pengobatan apa yang pasien gunakan dahulu?
 Apakah pasien memiliki keluhan dengan pengobatan
tersebut?
 Apakah pengobatan tersebut telah adekuat dalam
mengontrol hipertensi?
 Apakah ada kejadian kerusakan akhir organ?
 Apakah elektrolit dalam batas normal, terutama pada
pasien yang menggunakan diuretic?
Penemuan apa yang diharapkan pada
pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat
mengindikasikan terjadinya kerusakan akhir
organ akibat hipertensi?

 Ventrikel kiri terangkat pada palpasi jantung


 Bising penutupan katup aorta dan adanya S4
pada auskultasi jantung
 Hipertrofi ventrikel kiri pada EKG yang
menunjukkan hipertensi lama
 Arterivena yang menakik pada pemeriksaan
retina
 Hipotensi orthostatic
 Peningkatan serum kreatinin
 Bising abdominal
 Gagal jantung kongestif
Pengobatan antihipertensi apa yang
harus diberikan pada saat pembedahan?

pemakaian ACE-inhibitor dalam24 jam


sebelum operasi yang dijadwalkan
menurunkan insidensi induksi hipotensi
berat. Diuretic mungkin tidak diperlukan
ketika penurunan volume intravascular
diperhatikan.
Premedikasi preoperative apa yang tepat
untuk pasien hipertensi?

kekhawatiran yang berlebih sebelum operasi


dan mungkin dapat ditangani dengan
anxiolitik seperti benzodiazepine, klonidin,
agonist adrenergic- alfa2, juga menunjukkan
efek yang menurunkan kecemasan dan
menurunkan labilitas tekanan darah
intraoperative dan kebutuhan anestetik. Jika
antikolinergik dibutuhkan, gllikopirolate
menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan
dengan atrofin, karena hal ini berhubungan
dengan turunnya insidensi takikardia.
Diskusikan pilihan agen induksi untuk anestesi
umum pada pasien hipertensi?

 Barbiturate
 Propofol
 Ketamine
 Etomidate
 Opioid
 Lidocaine laringotrakeal intravena atau
topical (1,5 mg/kg)
 Sodium nitropruside (1-2 ug/kg), nitrogliserin
(1-2 ug/kg), atau esmolol
Apakah anestesi regional merupakan
pilihan yang dapat diberikan pada
anestesi hipertensi?

Ya, namun level yang tinggi pada blockade


simpatis pada pasien hipertensi
menyebabkan penurunan yang berlebih pada
tekanan darah, karena adanya penurunan
volume cairan intravascular mengeksarsebasi
vasodilatasi.
Diskusikan pertimbangan intraoperative yang
sering dilakukan pada pasien hipertensi.

 Hipertensi lama sering menyebabkan abnormalitas


fungsi ventrikel kiri. Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
berasal dari peningkatan tekanan pada ventrikel kiri
untuk melakukan ejeksi.
 Kurva autoregulasi aliran darah serebral (CBF) juga
bergeser ke kanan. Autoregulasi adalah kemampuan
otak untuk mempertahankan alirah darah serebral
secara konstan diatas rentang tekanan darah.
 Pertimbangan lainnya termasuk monitoring tetap
pada EKG untuk kemungkinan adanya iskemia
miokardial, harus diingat bahwa peningkatan
frekuensi denyut jantung dan tekanan darah
menyebabkan peningkatan komsumsi oksigen untuk
miokardium.
Sebutkan diagnosis banding hipertensi
intraoperative?

Yang berhubungan dengan riwayat Berhubungan dengan anestesi


penyakit sebelumnya  Nyeri/ pelepasan katekolamine
 Riwayat hipertensi (+)
 Anesthesia yang tidak adekuat
 Infark miokard akut awal
 Hipoksia
 Diseksi aorta
 Hypervolemia
 Peningkatan tekanan intracranial
 Hipercarbia
 Hiperrefleksia otonom
 Hipertermia maligna
Berhubungan dengan pembedahan  Shivering (mengigil)
 Waktu pemasangan turniket yang
 Manset tekanan darah terlalu kecil
lama
 Posisi transduser tidak tepat
 Cross-clamping aorta
(transduser-artifact resonansi
 Revaskularisasi postmiokardial tinggi)
 Endarterectomi postcarotid Berhubungan dengan pengobatan
 Hipertensi rebound (akibat
putusnya penggunaan klonidine,
beta bloker, atau metildopa)
 Absorpsi sistemik dengan
vasokonstriksi
Apakah hipertensi akut postoperative
signifikan terjadi?

Merupakan hal yang wajar jika pasien post


operatif mengalami hipertensi. Hipertensi
akut meningkatkan afterload dan oleh
karenanya kerja miokard meningkat dan
mempercepat terjadinya iskemia miokardial.
Peningkatan resistensi vascular sistemik juga
mengganggu ejeksi ventrikel, menurunkan
cardiac output dan mengakibatkan terjadinya
edema pulmoner.
Bagaimana hipertensi postoperative
ditangani?

Titrasi cermat pada Labetalol dan Esmolol


cukup meningkatkan kontrol yang cepat pada
hipertensi postoperative. Adakalanya,
dibutuhkan untuk menambah drips
nitropruside, terutama jika kontrol yang
ketat dibutuhkan (misalnya pasien post
craniotomy, pasien yang cenderung
mengalami iskemia miokard).

Anda mungkin juga menyukai