Anda di halaman 1dari 17

Diuretik sebagai obat gagal jantung

Nama Kelompok 3 :
Frederika Aninda Novia Sari (170101178)
Hafizah Alfionita (170101179)
Hanah Nadia (170101180)
Ika Yulanda (170101181)
Ina Nur Indah Sari (170101182)
Pengertian
Diuretik merupakan obat utama untuk
mengatasi gagal jantung akut yang selalu
disertai dengan kelebihan (overload)
cairan yang bermanifestasi sebagai
kongesti paru atau edema.
Diuretik yang dapat digunakan untuk
pengobatan gagal jantung antara lain :
1. Diuretik Kuat
2. Diuretik Tiazid
3. Diuretik Hemat Kalium
Diuretik Kuat
Diuretik Kuat, misalnya Furosemid
dengan dosis awal 40 mg od atau bid dan
dosis ditingkatkan sampai diperoleh
diuresis yang cukup.
Dosis awal yang lebih tinggi mungkin
diperlukan pada gagal jantung lanjut atau
yang disertai dengan gagal ginjal.
Farmakodinamik Diuretik Kuat
Diuretik kuat terutama bekerja dengan cara
menghambat reabsorpsi elektrolit Na+/K+/2Cl- di ansa
henle asendes bagian epitel tebal, tempat kerjanya
dipermukaan sel epitell bagian luminal (yang menghadap
ke lumen tubuli).
Furosemid dan bumetanid mempunyai daya hambat
enzim karbonik anhidrase karena keduanya merupakan
derivat sulfonamid, seperti tiazid dan asetazolamid,
tetapi aktivitasnya terlalu lemah untuk menyebabkan
diuresis di tubuli proksimal.
Diuretik kuat juga menyebabkan meningkatnya
ekskresi K+ dan kadar asam urat plasma, mekanismenya
kemungkinan besar sama dengan tiazid. Ekskresi Ca+
dan Mg+ juga ditingkatkan sebanding dengan
peningkatan ekskresi Na+. Berbeda dengan tiazid,
golongan ini tidak meningkatkan re-absorpsi Ca++ di
tubuli distal
Farmakokinetik Diuretik Kuat
Diuretik Kuat mudah diserap melalui saluran
cerna, dengan derajat yang agak berbeda-
beda.Bioavaibilitas Furosemid 65% sedangkan
bumetanid hampir 100%.
Probenesid dapat menghambat sekresi furosemid
Torsemid memiliki masa kerja sedikit lebih
panjang dari furosemid.
Kira-kira 2/3 dari asam etakrinat yang diberikan
secara IV dieksresi melalui ginjal dalam bentuk utuh
dan dalam konjugasi senyawa sulfhidril terutama
sistein dan N-asetil sistein. Sebagian lagi diekskresi
melalui hati. Seba besar furosemid diekskresi dengan
cara yang sama, hanya sebagian kecil dalam bentuk
glukoronid. Kira-kira 50% bumetanid diekskresi
dalam bentuk asal, selebihnya sebagai metabolit.
Contoh Obat Diuretik Kuat
1. Furosemid
-Dosis awal : 20-40 mg od/bid
-Dosis maks sehari : 600mg
-Lama kerja : 6-8 jam
-Efek samping : Hipokalemia, Hipomagnesemia, Hiponatremia
2. Bumetanid
- Dosis awal : 0,5-1 mg od/bid
-Dosis maks sehari : 10mg
-Lama kerja : 4-6 jam
-Efek samping : Hiperurikemia, intoleransi glukosa
3. Torasemid
-Dosis awal : 10-20 mg od
-Dosis maks sehari : 200mg
-Lama kerja : 12-16 jam
-Efek samping : Gangguan asam basa
Efek Samping
1. Gangguan cairan dan elektrolit
2. Ototoksisitas
3. Hipotensi
4. Efek metabolik
5. Reaksi Alergi
6. Nefritis interstisialis alergik
Interaksi
Diuretik kuat dapat berinteraksi
dengan warfaein dan klofibrat melalui
pergeseran ikatannya dengan protein.
Penggunaan bersama dengan
sefalosporin dapat meningkatkan
nefrotoksisitas sefalosporin.
Antiinflamasi nonsteroid terutama
indometasin dan kortikosteroid melawan
kerja furosemid.
Diuretik Tiazid
Diuretik Tiazid pada pengobatan gagal
jantung tidak pernah diberikan sendiri
(karena efek diuresisnya lemah), tetapi dalam
kombinasi dengan diuretik kuat (akan
menunjukkan efek sinergistik, natriuresisnya
melebihi jumlah dari efek masing-masing
komponennya).
Kombinasi ini diberikan pada pasien yang
refrakter terhadap diuretik kuat. Jika laju
glomerulus <30ml/menit, diuretik tiazid tidak
boleh digunakan (karena tidak efektif),
kecuali jika diberikan bersama diuretik kuat.
Farmakodinamik Diuretik Tiazid
Diuretik Tiazid bekerja menghambat
simporter Na+, Cl- di hulu tubulus distal.
Efek Farmakodinamik tiazid yang
utama ialah meningkatkan ekskresi
natrium, klorida dan sejumlah air
Farmakokinetik Diuretik Tiazid
Absorpsi tiazid melalui saluran cerna baik sekali.
Umumnya efek obat tampak setelah satu jam.
Klorotiazid didistribusi ke seluruh ruang ekstrasel dan
dapat melewati sawar uri, tetapi obat ini hanya
ditimbun dalam jaringan ginjal saja. Dengan suatu
proses aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli proksimal
ke dalam cairan tubuli. Jadi klirens ginjal obat ini besar
sekali, biasanya dalam 3-6 jam sudah diekskresi dari
badan. Bendroflumetiazid, polotiazid, dan
klortalidon mempunyai masa kerja yang lebih panjang
karena ekskresinya lebih lambat.
Klorotiazid dalam badan tidak mengalami
perubahan metabolik, sedang polotiazid sebagian
dimetabolisme dalam badan.
Contoh Obat Diuretik Tiazid
1. HCT
-Dosis awal : 25 mg od/bid
-Dosis maks sehari : 200mg
-Lama kerja : 6-12 jam
-Efek samping : Hipokalemia
2. Klortalidon
- Dosis awal : 12,5-25 mg od
-Dosis maks sehari : 100mg
-Lama kerja : 24-72 jam
-Efek samping : Hipomagnesemia, Hiponatremia
3. Indapamid
-Dosis awal : 2,5 mg od
-Dosis maks sehari : 5mg
-Lama kerja : 36 jam
-Efek samping : Gangguan asam basa
Efek Samping Diuretik Tiazid
1. Gangguan elektrolit
2. Gejala Infusiensi Ginjal
3. Hiperkalsemia
4. Hiperurisemia
5. Menurunkan toleransi glukosa
6. Peningkatan kadar kolestrol dan
trigliserida
7. Gangguan fungsi seksual
Diuretik Hemat Kalium
Diuretik Hemat Kalium adalah diuretik
lemah, karena tidak efektif untuk mengurangi
volume. Obat ini digunakan untuk mengurangi
pengeluaran K atau Mg oleh ginjal dan/atau
memperkuat respons diuresis terhadap obat lain.
Pada Pengobatan gagal jantung, obat-obat ini
hanya digunaka jika hipokalemia menetap setelah
awal terapi dengan penghambat ACE dan
diuretik.
Dosis Diuretik Hemat Kalium
Pemberian Diuretik hemat kalium
dimulai dengan dosis rendah selama 1
minggu, ukur kadar K dan Kreatinin serum
setelah 5-7 hari. Titrasi dosis dan ukur lagi
tiap 5-7 hari sampai kadar K stabil, dan
selanjutnya tiap 3-6 bulan
Contoh Obat Diuretik Hemat Kalium
1. Amilorid
-Dosis awal : 2,5 mg od
-Dosis maks sehari : 20mg
-Lama kerja : 24 jam
-Efek samping : Hiperkalemia, rash
2. Klortalidon
- Dosis awal : 2,5 mg bid
-Dosis maks sehari : 100mg
-Lama kerja : 7-9 jam
-Efek samping : Hiperkalemia

Anda mungkin juga menyukai