Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 4

SUMIATI
ERGA INTEN WIDIYA H
RESTI C
*Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak
biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun,
berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti
adanya infeksi intrakronial atau penyebab tertentu
(Mansjoer Arief,2000)

*Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasan


listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral
yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan
kesadaran ringan, aktifitas motorik atau gangguan
fenomena sensori. (Doenges, 2000)
*Kejang ini ditimbulkan oleh demam
dan cenderung muncul saat awal -
awal demam. Penyabab ini yang paling
sering adalah infeksi saluran nafas
atas. (Roy, Meadow, 2005 : 113)
* Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel/organ otak
diperlukan energi yang didapat dari metabolisme, bahan baku penting
untuk metabolisme otak adalah glukosa, sifat proses ini adalah
oksidasi dengan perantara fungsi paru-paru dan diteruskan ke otak
melalui sistem kardiovaskuler.

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi


dipecah menjadi CO2 dan air. Dalam keadaan normal membran sel
neoron dapat dilalui dengan mudah oleh ion natrium (K+) dan sangat
sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit lainnya kecuali ion
klorida (Cl+). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron sangat
tinggi dan natrium rendah, sedangkan diluar sel terjadi sebaliknya.
* Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan
energi dan bantuan enzim Na – K ATP – Ase yang terdapat pada
permukaan sel.
*Umumnya kejang demam berlangsungnya tingkat berupa
serangan kejang klinik atau tonik-klonik bilateral. Bentuk
kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik keatas
dengan disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan sentakan
berulang tanpa didahului kekakuan, atau hanya sentakan atau
kekakuan fokal.
*Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan
kurang dari 18% berlangsung lebih dari 15 menit. Sering kali
kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti anak tidak
memberi reaksi adapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa
detik atau menit, anak terbangun dan sadar kembali
* Pemeriksaan cairan serebrospinal
* Elektroesenfalografi (CEG) tetapi kurang mempunyai nilai
prognostik, tidak dianjurkan untuk pasien kejang demam sederhana
* Pemeriksaan lab rutin, untuk mengetahui sumber infeksi. (Mansjoer
Arief, 2000)
* Pemeriksaan cairan serebrospinal
* Elektroesenfalografi (CEG) tetapi kurang mempunyai nilai
prognostik, tidak dianjurkan untuk pasien kejang demam sederhana
* Pemeriksaan lab rutin, untuk mengetahui sumber infeksi. (Mansjoer
Arief, 2000)
*Terdapat gangguan perkembangan
atau kelainan neurologis.

*Akan didapat IQ yang lebih rendah


disbanding dengan saudaranya.
*Pengobatan fase akut : pada waktu
kejang pasien dimiringkan, dan
dipasang tong spatel.

*Mencari dan mengobati penyebab

*Pengobatan Profilaksis
1.Pengkajian

• Biodata
Umur biasanya 6 bulan sampai 4 tahun, jenis
klelamin laki-laki perempuan 2 : 1 insiden tertinggi
pada anak umur 2 ta hun.
• Keluhan Utama
Kejang karena panas.
• Riwayat Penyakit Sekarang
Lama kejang kurang dari 15 menit bersifat general
dan terjadi dalam waktu 16 jam setelah demam.
• Riwayat Penyaklit Dahulu
Perlu pengkajian untuk mengetahui adanya faktor
penting terjadinya kejang demam antara lain : trauma
reaksi terhadap imunisasi dll

Riwayat Penyakit Keluarga


Adanya keluarga yang menderita kejang demam.
Activity Dayli Life

Nutrisi
aktivitas kejang, kerusakan gigi, adanya hiperplasi
ginggiva sebagai akibat efek samping Dilantin.Klien akan
mengeluh sensitif dengan makanan yang merangsang

Istirahat dan aktivitas


Klien cepat lelah, letih dan perubahan tonus otot.
Pemeriksaan fisik

* TTV : Penurunan kesadaran, peningkatan suhu


tubuh, nadi, tensi dan respirasi.
* Kepala
* Mata : dilatasi pupil, kedipan kelopak mata, kepala
dan mata menyimpang ke satu sisi.
* Wajah : sentakan wajah.
* Mulut : produksi saliva berlebihan, bibir mengecap-
ngecap.
* Thorak : Penurunan gerakan pernafasan, apnea,
tachipnea, kesulitan bernafas, jalan nafas
tersumbat.
*Ekstremitas : Gerakan sentakan, tepukan,
menggaruk, perubahan tonus otot.
Pemeriksaan panunjang
*Glukosa : hipoglikemia.
*Ureum/kreatinin : meningkat.
*Erytrosit : anemia aplastik.
*Rontgen kepala.
*Lumbal pungsi.: untuk menentukan penyebab
kejang ,apakah karena infeksi intra kranial/
bukan.
*EEG.
*MRI.
*CT Scan.
Diagnosa Keperawatan
*Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya
pirogen yang mengacaukan termostat, dehidrasi.
*Resiko terjadinya ketidakefektifan jalan nafas
berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler obstruksi
trancheobronchial.
*Kurangnya pengetahuan keluarga berhubugan dengan
misinterpretasi dan keterbatasan pengetahuan
*Resiko terjadinya trauma berhubungan dengan kelemahan,
perubahan kesadaran
*Resiko injuri berhubungan dengan perkembangan kognitif.
Perencanaan

Diagnosa I
*Tujuan : suhu tubuh normal.
*Kriteria hasil : suhu 365 – 375 oC.
*Rencana tindakan :
Observasi TTV tiap 4 jam.
*Perubahan TTV khususnya peningkatan suhu
tubuh mengidentifikasikan beratnya kejang.
*Kolaborasi pemberian antibiotik dan antipiretik
Diagnosa II
• Tujuan : mempertahankan aktivitas pola nafas dengan jalan
nafas yang bersih.
• Kriteria hasil : respirasi normal 15 – 20 kali/menit, tidak ada
retraksi otot.
• Rencana tindakan :
 Letakkan klien dalam posisi yang nyaman (miring, permukaan
datar, miringkan kepala selama serangan kejang).
Longgarkan pakaian terutama pada leher, dada dan perut. Sebagai
fasilitas sebagai usaha unuk bernafas.
Suction bila perlu.
Menurunkan resiko aspirasi dan asfiksia.
Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
Menurunkan hipoksia cerebral akibat dari
sirkulasi yang
menurunkan/oksigen skunder terhadap spasme selama
serangan kejang.
Diagnosa III

Tujuan : Secara verbal klien dapat


mengungkapkan stimulasi yang dapat meningkatkan
kejang.
Kriteria hasil : Klien dapat minum obat secara
teratur.
Rencana tindakan :
Kaji pengobatan yang sudah dijalankan.
Mengevaluasi keberhasilan pegobatan.
Diskusikan tentang efek samping obat.
Diagnosa IV

Tujuan : Secara verbal keluarga klien dapat


mengetahui faktor yang memungkinkan terjadinya
trauma
Kriteria hasil : Tidak terjadi injuri selama
perawatan
Rencana tindakan
Jelaskan pada keluarga beberapa hal yang merupakan
faktor predisposisi kejang
Diagnosa V

Tujuan : secara verbal keluarga klien dapat


mengetahui
faktor yang menyebabkan terjadinya
gangguan perkembangan kognitif anak.
Kriteria hasil : tidak terjadi gangguan
perkembangan kognitif.

Anda mungkin juga menyukai