Anda di halaman 1dari 30

Dosen Pembimbing :

dr. Yuni Hisbiyah, Sp.A


 Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit infeksi akut yang

disebabkan oleh virus dengue (DENV). Virus ini ditularkan ke manusia


melalui nyamuk Aedes dengan gejala khas demam yang disertai perdarahan
dan tanda kebocoran plasma (Lim et al, 2014).
 DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus

dan famili Flaviriadae yang terdiri dari 4 serotipe yaitu : DEN 1, DEN 2, DEN
3, DEN 4 (Lim et al, 2014)
 Gejala DHF umumnya pasien mengalami demam selama 2-7 hari, yang

diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada fase kritis pasien sudah tidak
mengalami demam tetapi mempunyai risiko untuk terjadi renjatan. Gejala
lain adalah nyeri otot, nyeri sendi dan sakit kepala (Setiati et al, 2014)
 Derajat 1 : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan ialah uji bendung
 Derajat 2 : Sepert derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau
perdarahan lain
 Derajat 3 : didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat,
tekanan nadi menurun (< 20 mmHg) atau hipotenso, sianosis di sekitar
mulut, kulit dingin & lembap, dan anak tampak gelisah
 Derajat 4 : Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur
Arbovirus
(mll nyamuk Aedes spp.)

Replikasi virus

Beredar melalui aliran darah

Proses inflamasi Infeksi virus dengue (viremia) Aktivasi sistem komplemen

IL-1, IL-6, TNF-𝛼 C3a & C5a

Hipotalamus ↑ permeabilitas Agregasi trombosit


membran

PGE-2 Kebocoran Trombositopenia


plasma

Hipertermia
-Hemokonsentrasi Perdarahan
(HCT ↑ )
- ↓ TD
- Efusi pleura
(Setiati et al,2014) - Asites
 Diagnosis penyakit DHF dijelaskan sebagai berikut:
- Demam antara 2-7 hari.
- Manifestasi perdarahan : peteki, purpura, ekimosis, epistaksis, hematemesis
atau melena, uji tourniquet positif.
- Nyeri kepala, myalgia dan arthralgia
- Dijumpai kasus DBD di lingkungan sekolah, rumah, atau sekitar rumah
- Hepatomegali
- Kebocoran plasma : peningkatan nilai HCT > 20%, efusi pleura, asites,
hipoalbuminemia, hipoproteinemia.
- Trombositopenia < 100.000/mm3.
(Hadinegoro et al, 2014).
 Imunoserologi : pemeriksaan Ig G dan Ig M
 Leukosit : dapat normal atau menurun
 Hemostasis : pemeriksaan PT, APTT -> curiga perdarahan
 SGOT/ SGPT : dapat meningkat.
 Elektrolit : parameter pemantauan pemberian cairan.
(Setiati et al,2014)
Prinsip-prinsip umum terapi cairan pada penderita DBD
 Larutan kristaloid isotonik harus digunakan selama periode kritis kecuali
pada bayi yang sangat muda <6 bulan di mana 0,45% natrium klorida dapat
digunakan.
 Larutan koloid hiper-onkotik (osmolaritas >300 mOsm/l) seperti dekstran 40
atau starch solutions dapat digunakan pada pasien dengan kebocoran
plasma masif, dan yang tidak memberikan respon terhadap volume minimal
dari larutan kristaloid.
 Volume pemeliharaan + dehidrasi 5% harus diberikan untuk
mempertahankan volume dan sirkulasi intravaskular yang cukup adekuat.

(WHO, 2011)
 Durasi terapi cairan intravena tidak boleh melebihi 24-48 jam untuk mereka
yang syok. Namun, untuk pasien yang tidak syok, durasi terapi cairan
intravena mungkin harus lebih lama tetapi tidak lebih dari 60-72 jam.
 Pada pasien obesitas, berat badan ideal harus digunakan sebagai panduan
untuk menghitung volume cairan.
 Tingkat cairan intravena berbeda pada orang dewasa dan anak-anak.

 Terapi cairan untuk kasus DHF grade I,II  Secara umum, pemberian cairan
(oral + IV) adalah pemeliharaan (untuk satu hari) + defisit 5% diberikan
selama 48 jam. Tingkat penggantian IV harus disesuaikan dengan tingkat
kehilangan plasma, dengan memantau kondisi klinis, tanda-tanda vital,
urine output, dan tingkat hematokrit.
 LAPORAN KASUS
 Identitas Pasien

 Nama : An.F
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Tanggal Lahir/ Usia : 08 April 2002 (16 tahun)
 Alamat : Balearjo, Pagelaran.
 Suku : Jawa
 Agama : Islam
 Ayah : Tn. R
 Ibu : Ny. Y
 No. Rekam Medis : 464023
 Tanggal MRS : 28 - 01 - 2019.
 Keluhan utama : Demam
 Keluhan Penyerta : Muntah darah, BAB hitam.
 Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan
demam sudah 3 hari, muntah darah 1 x dan juga BAB berwarna
hitam dengan konsistensi cair.
 Riwayat penyakit dahulu :-
 Riwayat Pengobatan :-
 Riwayat Alergi :-
 Riwayat Sosial Ekonomi : Tinggal bersama ayah dan ibu.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Cukup
 Kesadaran : GCS (4 5 6) Compos mentis
 Tanda Vital
-TD : 103/57 mmHg [Rumple Leed (+)]
-N : 64 x/menit
-Tax : 36,3º C
 Kulit
Warna kulit coklat, kulit lembab dan hangat, turgor kulit normal, ikterik(-),
pucat(-), ptechie(-), pigmentasi kulit(-)
 Kepala
Bentuk normosephalic, wajah simetris, tidak ada luka, makula (-),
papula (-), nodul (-).
 Mata
Eksoftalmus (-), Starring eye (-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema
palpebra (-/-), cowong (-/-), tanda radang (-/-)
 Hidung
Nafas cuping hidung (-), secret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas (-/-)
 Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), tremor (-), mukosa kering (-)
 Telinga
Posisi dan bentuk normal, deformitas (-), nyeri tekan mastoid (-/-),
secret (-/-), pendengaran dalam batas normal
 Leher
Pembesaran kelenjar tiroid (-), Pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
 Toraks
Bentuk Simetris, retraksi supraklavikula (-), retraksi interkostal (-), retraksi
subkostal (-),
 Jantung : ictus cordis (-), S1 S2 reguler, murmur (-), friction rub (-)
 Paru : Rh (-), Wh (-)
 Abdomen : supel, BU (+), NTE (+)
 Ekstremitas: Edema Akral hangat + +
- -
- - + +

 Diagnosis Banding
- Dengue Hemorrhagic Fever
- Dengue Fever
- Dengue Shock Syndrome
- Chikungunya
- Leptospirosis

 Diagnosa Kerja
Dengue Hemmorrhagic Fever Grade II, Hematemesis melena, Electrolyt Imbalance
 Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium tanggal 28 Januari 2019 pukul 00.34

HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Hb 14,4 g/dL 13,4-17,7
Hematokrit 40,1 % 40-47
MCV 78,2 fL 80-93
MCH 28,1 pg 27-31
MCHC 35,9 g/dL 32-36
Eritrosit 5,13 juta/cmm 4-5
Leukosit 2.290 sel/ cmm 4.300-10.300
Trombosit 67.000 sel/cmm 142.000 -
424.000
ELEKTROLIT
Na 131 mmol/L
K 3,2 mmol/L 136-145
Cl 104 mmol/L 3,5-5,0
GDS 113 mg/dl 98-106
<200
Hasil Laboratorium tanggal 28 Januari 2019

JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL


HEMOSTASIS
PT 9,3 detik 9,4 – 11,3
INR 0,86 detik 2,0 – 3,5
APTT 32,6 detik 24,6 - 30, 6
Kimia Klinis

SGOT 89 0 - 40

SGPT 66 0 - 41
 Hasil Laboratorium tanggal 28 Januari 2019 pukul 06.25

HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Hb 15 g/dL 13,4-17,7
Hematokrit 48,4 % 40-47
MCV 83,5 fL 80-93
MCH 25,8 pg 27-31
MCHC 30,9 g/dL 32-36
Eritrosit 5,79 juta/cmm 4-5
Leukosit 2.950 sel/ cmm 4.300-10.300
Trombosit 66.900 sel/cmm 142.000 -
424.000
 Hasil Laboratorium tanggal 29 Januari 2019

HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Hb 14,6 g/dL 13,4-17,7
Hematokrit 46,3 % 40-47
MCV 83,3 fL 80-93
MCH 26,3 pg 27-31
MCHC 31,5 g/dL 32-36
Eritrosit 5,55 juta/cmm 4-5
Leukosit 5.390 sel/ cmm 4.300-10.300
Trombosit 89.000 sel/cmm 142.000 - 424.000

Hitung Jenis Leukosit


Eusinofil 0,1 % 0-4
Basofil 1,0 % 0-1
Neutrofil 51,3 % 51-67
Limfosit 20,4 % 25-33
Monosit 27,2 % 2-5
 Hasil Laboratorium tanggal 30 Januari 2019

HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Hb 13,6 g/dL 13,4-17,7
Hematokrit 42,6 % 40-47
MCV 83,8 fL 80-93
MCH 26,8 pg 27-31
MCHC 32,0 g/dL 32-36
Eritrosit 5,08 juta/cmm 4-5
Leukosit 6.390 sel/ cmm 4.300-10.300
Trombosit 111.000 sel/cmm 142.000 - 424.000

Hitung Jenis Leukosit


Eusinofil 0,1 % 0-4
Basofil 0,5 % 0-1
Neutrofil 39,6 % 51-67
Limfosit 40,0 % 25-33
Monosit 19,8 % 2-5
 Terapi
- Infus RD5 350cc/1 jam -> 250 cc / 1 jam -> 150 cc / 1 jam
-> Maint : 150 cc/ jam s/d 24 jam
- Transfusi TC 3 unit
- Pre Dexamethason 20 mg iv (ampul)
- Inj Ranitidin 2 x 1g i.v
- Inj Ondansentron 3 x 4g i.v
- Isprinol 3 x 1 tab
- Puasa s/d tanda perdarahan (–)

 Monitoring
- VS
- Perdarahan
- Tensi/ 6 jam
- Observasi lingkar abdomen
 KIE
-Memberikan informasi kepada keluarga tentang diagnosis An.F
-Istirahat cukup
-Asupan cairan berupa air putih, susu, jus buah, dan terapi cairan.
-Laporkan jika ada tanda-tanda lemas, pucat, kesadaran menurun.

 Prognosis
Prognosis DHF ditentukan oleh derajat penyakit, cepat atau tidaknya penanganan
diberikan, umur dan keadaan nutrisi. Pada DHF grade I dan II umumnya baik,
sedangkan pada grade III dan IV bila dideteksi secara cepat maka dapat ditolong.

 Komplikasi
- Ensefalopati dengue
- Kelainan Ginjal
- Oedema Paru
 Resume

An. F usia 16 th datang dengan keluhan demam sudah 3 hari. Selain itu, An.F juga
mengeluhkan muntah darah satu kali dan saat BAB berwarna hitam dengan konsistensi cair.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil kesadaran composmentis, TD: 103/57 mmHg , N:
64 x/menit, Tax: 36,3º C dan saat dilakukan uji torniquet hasilnya positif. Pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri tekan pada bagian abdomen. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
kadar leukosit : 2.290 sel/cmm dan trombosit : 67.000 sel/cmm.

Pasien selanjunya diberi terapi infus RD5 350cc/1 jam -> 250 cc / 1 jam -> 150 cc / 1 jam
dengan maintanance : 150 cc/ jam s/d 24 jam, transfusi TC 3 unit, pre dexamethason 20 mg
iv (ampul), injeksi Ranitidin 2 x 1g i.v dan ondansentron 3 x 4g i.v, isprinol 3 x 1 tab serta
pasien dipuasakan sampai tanda perdarahan sudah tidak ada. Hasil laboratorium darah
lengkap tanggal 29 dan 30 menunjukkan peningkatan kadar leukosit dalam batas normal
dan trombosit meningkat walupun belum mencapai batas normal.
No Tgl S O A P
1 28/01/2019 Demam 3 hari, KU : cukup DDx: Infus RD5 350cc/1 jam ->
muntah darah (+), Grimace (+) -DHF Grade II 250 cc / 1 jam -> 150 cc / 1
BAB hitam (+) cair - TD = 103/57 -Hematemesis melena jam
- Tax : 36,3ºC -Electrolyt Imbalance-> Maint : 150 cc/ jam s/d 24
- N : 64x/menit -DF jam
-SSD -Transfusi TC 3 unit
-Pre Dexamethason 20 mg iv
(ampul)
WDx: DHF Grade II,
-Inj Ranitidin 2 x 1g i.v
Hematemesis melena,
-Inj Ondansentron 3 x 4g i.v
Electrolyt Imbalance -Isprinol 3 x 1 tab
-Puasa s/d tanda perdarahan (-
)

2 29/01/2019 - KU : agak lemah WDx: DHF Grade II, - Observasi TTV


Panas naik turun Hematemesis melena, - Lanjut intervensi
Electrolyt Imbalance
3 30/01/2019 - KU : lemas Gangguan - Observasi TTV
07.00 Panas naik turun termoregulasi - Kolaborasi Medis +
b/d hipertermia Gizi

14.25 - KU : cukup - - KRS


Kesadaran : Composmentis - Isprinol 3 x1 p.o
Tax : 36,3ºC - Cefixim 2 x 250 mg
Nadi : 90 x/menit p.o
RR : 24x/menit
 Penegakan Diagnosis
Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan, anamnesis, pemeriksaan
fisik, serta pemeriksaan penunjang sebagai berikut :
Hasil anamnesa didapatkan data :
 Demam 3 hari
 Muntah darah
 BAB hitam
DHF adalah penyakit infeksi virus akut yang ditandai dengan demam yang
berlangsung 2- 7 hari, nyeri otot, sakit kepala, lemah, tanda perdarahan
seperti ruam kulit, mimisan, muntah darah danBAB berwarna hitam (Lim et
al, 2014)
 Hasil Pemeriksaan Fisik
 - Uji tourniquet positif
 - Nyeri tekan abdomen

Salah satu diagnose DHF yang bisa ditemukan pada pemeriksaan klinis yaitu
uji tourniquet (+). Hasil positif apabila pemberian tekanan terus-menerus pada
pembuluh darah kecil akan menghasilkan petekie pada lengan pasien (Hardi et
al, 2015). Tanda bahaya dari DHF meliputi nyeri perut, muntah
berkepanjangan, letargi, pembesaran hepar > 2 cm, perdarahan mukisa,
trombositopenia dan penumpukan cairan di rongga tubuh (Lim et al, 2014).
 Hasil Pemeriksaan Penunjang
- Leukosit : 2.290 sel/cmm = ↓ (N : 4.300 - 10.300)
- Trombosit : 67.000 sel/cmm = ↓ (N : 142.000 – 424.000)

Pada pemeriksaan laboratorium DHF ditemukan jumlah leukosit yang menurun atau
biasa disebut leukopenia. Hal ini adlah pertanda dalam 24 jam kemudian demam
akan turun dan pasien akan masuk dalam fase kritis. Fase kritis pada DHF berkisar
48-72 jam dengan masa penyembuhan yang cepat (Rismiati et al, 2011).
Trombositopenia (< 100.000) adalah salah satu diagnosa khas pada kasus DHF yang
umumnya terdapat pada hari ke 3-8 (Setiati et al, 2014)
 Lim H. Lindarto D. Zein U. 2014. Prinsip Farmakologi Endokrin- Infeksi.
Softmedia.
 Hadinegoro SR. Moedjito I. Chairulfatah A. 2014. Pedoman Diagnosis & Tata
Laksana Infeksi Virus Dengue pada Anak-anak. IDAI
 Setiati et al. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta :
Interna Publishing.
 Risniati Y. Tarigan LH. Tjitra E. 2011. Leukopenia Sebagai Prediktor Terjadinya
Sindrom Syok Dengue Pada Anak Dengan Demam Berdarah Dengue di RSPI Prof
dr. SULIANTI SAROSO. Media Litbang Kesehatan Vol.21 No. 3.
 Hardi J. Rambert G. Manoppo F. 2015. Kadar Hemoglobin dan Uji Tourniqet
Pada Pasien Anak Dengan Infeksi Virus Dengue di Manado. Jurnal E-Biomedik.
 WHO. 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and
Dengue Haemorrhagic Fever, Revised and expanded edition.

Anda mungkin juga menyukai