Oleh:
SITI SRI NURUL AINI
201704001
S T I K e s B I N A S E H A T P P N I K A B . M O J O K E R T O
BAB 1
PENDAHULUAN
S T I K e s B I N A S E H A T P P N I K A B . M O J O K E R T O
INTRODUCTION
S T I K e s B I N A S E H A T P P N I K A B . M O J O K E R T O
JUSTIFICATION
Menurut (WHO, 2013). Sebanyak 1,24 juta korban yang meninggal tiap
tahunnya di seluruh dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Kejadian fraktur lebih
banyak dialami oleh mayoritasnya adalah laki-laki umur dibawah 45 tahun.
Kecelakaan lalu lintas di Indonesia setiap tahunnya meningkat. Terdapat
peningkatan 21,8% dalam jangka waktu lima tahun. Dari jumlah total peristiwa
kecelakaan yang terjadi, terdapat 5,8% korban cedera atau sekitar 8 juta orang
yang mengalami fraktur dengan jenis fraktur yang paling banyak terjadi yaitu
fraktur pada bagian ekstremitas atas sebesar 36,9% pada tahun 2013 menjadi
32,7% di tahun 2018 dan ektremitas bawah sebesar 65,2% pada tahun 2013
menjadi 67,9% di tahun 2018. Provinsi jawa timur sendiri angka kejadian fraktur
mencapai 9,2% (RISKESDAS, 2018). Menurut data Rekam Medis RSU Anwar
Medika Krian Sidoarjo selama 6 bulan terakhir diketahui jumlah pasien yang
mengalami fraktur adalah 446 pasien hampir semuanya mengalami fraktur
anggota gerak.
S T I K e s B I N A S E H AT P P N I K A B . M O J O K E RT O
SOLUSI
Nyeri akut biasanya disebabkan oleh berbagai penyebab salah satunya
adalah operasi pada fraktur. Karena adanya tekanan yang lebih besar
mengakibatkan ketidakadekuatan tulang dalam menahan tekanan tersebut
sehingga tulang menjadi patah serta adanya pergeseran fragmen tulang dan
dilakukannya pembedahan. Proses pembedahan selalu menggunakan
anestesi untuk menghambat konduksi saraf secara langsung. Namun,
setelah dilakukan pembedahan dan efek anestesi menghilang maka
terjadinya pelepasan mediator nyeri dan stimulus tersebut dikirimkan ke
otak serta adanya kerusakan jaringan tubuh yang menimbulkan rasa nyeri
(Wijaya, Yantini, & Susila, 2018). Nyeri yang dirasakan pasien berdampak
pada kenaikan pada tekanan darah, nadi dan menghambat aktivitas lambung
sehingga menyebabkan mual dan muntah. Selain itu, pereda nyeri yang
kurang efektif dapat mengganggu fungsi pernafasan (Kneale, 2011).
S T I K e s B I N A S E H A T P P N I K A B . M O J O K E R T O
SOLUSITION
S T I K e s B I N A S E H A T P P N I K A B . M O J O K E R T O
BATASAN MASALAH
S T I K e s B I N A S E H A T P P N I K A B . M O J O K E R T O
RUMUSAN MASALAH
S T I K e s B I N A S E H A T P P N I K A B . M O J O K E R T O
BAB 2
1. Pengkajian Data
Biodata Klien
Keluhan Utama
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga
Pemeriksaan Fisik
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
(prosedur operasi) (D.0077)
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
S T I K e s B I N A S E H A T P P N I K A B . M O J O K E R T O
Penatalaksanaan
Observasi
1. Identifikasi pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri.
2. Identifikasi tingkat nyeri dengan menggunakan skala nyeri
Edukasi
3. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Teraupetik
4. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
(kompres hangat/dingin)
5. Fasilitasi periode istirahat di antara waktu beraktivitas
Kolaborasi
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
S T I K e s B I N A S E H A T P P N I K A B . M O J O K E R T O
Bab 3
Metode Penelitian
S T I K e s B I N A S E H A T P P N I K A B . M O J O K E R T O
1. DESAIN PENELITIAN
Metode penulisan dalam menyusun karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode
deskriptif yang menggambarkan studi kasus dan metode studi kepustakaan.
2. PARTISIPAN
3. PENGUMPULAN DATA
S T I K e s B I N A S E H A T P P N I K A B . M O J O K E R T O
4. ANALISA DATA
Pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan simpulan.
5. ETIKA PENELITIAN
Informed consent, anonymity, dan
confidentiality.
S T I K e s B I N A S E H A T P P N I K A B . M O J O K E R T O