6411417042
INFEKSI GINJAL Yunita Riyani
DAN 6411417043
Lebih banyak terjadi pada anak perempuan pada usia 4 – 8 tahun daripada
anak laki-laki.
gejala ISK pada anak anak lebih sering berkemih bahkan mengompol
yang disertai rasa nyeri, dengan aroma urin yang lebih menyengat dan urin
yang tidak jernih.
Apabila ISK telah menyerang ginjal anak akan mengalami demam tinggi,
nyeri punggung, dan muntah.
Beberapa bayi dan anak yang menderita ISK terdapat ketidaknormalan
pada saluran kemihnya yang harus segera diobati (NKF, 2010).
ISK pada Perempuan Dewasa
Insiden ISK ini pada bayi dan anak sekolah berkisar 1-2%, pada wanita
muda yang tidak hamil 1-3%, sedangkan pada wanita yang hamil 4-7%.
Wanita lebih sering menderita ISK dibanding pria, kira-kira 50% dari
seluruh wanita pernah menderita ISK selama hidupnya. Bahkan wanita
sering mengalami ISK berulang yang dapat sangat mengganggu kehidupan
sosialnya. (Arslan et al., 2002; Sotelo & Westney 2003; Sjahrurrachman et
al., 2004)
D. Patogenesis
• Agen bakteri penyebab biasanya bisa diindentifikasi melalui kultur urin. Kultur urin
dilakukan pada pasien pria, wanita hamil, adanya kateter pada saluran urin, dan wanita
yang berusia lebih dari 65 tahun (SIGN, 2012).
• Kultur darah juga bisa membuktikan hasil yang positif. Kultur kuantitatif pada
pemeriksaan urin yang pertama, Midstream Urine, dan Prostatic Massage Urine Sample
digunakan untuk membedakan sistitis dan uretritis pada prostatitis kronik (Southwick,
2003).
• Diagnosis dapat pula dilakukan dengan anamnesis ISK bawah : frekuensi, disuria
terminal, polakisuria, dan nyeri suprapubik. Anamnesis untuk ISK atas : nyeri pinggang,
demam, menggigil, mual dan muntah, serta hematuria. Pemeriksaan fisik yang dilakukan
yaitu mengukur suhu tubuh, nyeri tekan supra pubik, dan nyeri ketok sudut
kostovertebrata.
H. Pengobatan
•Berjenis kelamin wanita. Pada wanita, jarak anus dengan saluran uretra sangat dekat
sehingga mempermudah bakteri menyebar ke uretra. Selain itu, saluran uretra di dalam
tubuh wanita juga lebih pendek dari pria.
•Kondisi bawaan lahir. Seseorang yang terlahir dengan kelainan pada saluran kemihnya
memiliki risiko tinggi untuk terkena infeksi ginjal.
•Obstruksi saluran kemih, seperti batu ginjal dan pembengkakan kelenjar prostat.
•Konstipasi. Anak-anak yang mengalami konstipasi memiliki risiko menderita infeksi
ginjal.
•Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat penyakit diabetes tipe-2 atau
HIV/AIDS, atau bisa juga terjadi sebagai efek samping dari kemoterapi.
•Prostatitis, yaitu infeksi yang terjadi pada kelenjar prostat dan bisa menyebar hingga ke
organ ginjal.
Faktor risiko infeksi ginjal
•Wanita yang aktif secara seksual. Hubungan seksual bisa membuat uretra mengalami
iritasi dan mempermudah bakteri memasuki kandung kemih.
•Orang yang sering melakukan seks anal. Bakteri lebih mudah masuk ke saluran kemih
hingga akhirnya masuk ke kandung kemih.
•Wanita hamil. Aliran urine dapat menjadi lebih lambat karena perubahan fisik saat hamil,
sehingga bakteri dengan mudah menyebar ke organ ginjal.
•Pemakaian kateter jangka panjang. Kateter adalah selang kecil yang dipasang untuk
mengeluarkan urine dari kandung kemih.
•Kerusakan saraf di sekitar kandung kemih. Kerusakan pada saraf atau sumsum tulang
belakang bisa membuat seseorang tidak menyadari bahwa infeksi sudah menyebar hingga
ginjal.
Manifestasi klinik
•Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih
sulit untuk dikenali.
•Pada infeksi menahun (pielonefritis kronis), nyerinya bersifat samar dan
demam hilang-timbul atau tidak ditemukan demam sama sekali.
•Pielonefritis kronis hanya terjadi pada penderita yang memiliki kelainan
utama, seperti penyumbatan saluran kemih, batu ginjal yang besar atau
arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam ureter (pada anak
kecil).
•Diagnosis
•Untuk menetapkan diagnosis infeksi ginjal, dokter perlu menanyakan riwayat
penyakit dan gejala yang dialami, serta melakukan pemeriksaan fisik, termasuk
mengecek suhu tubuh dan tekanan darah.
•Tes lanjutan yang berkaitan dengan sistem kemih dapat dilakukan apabila
dibutuhkan.
•Tes utama yang biasanya dilakukan adalah pemeriksaan sampel urine
guna mendeteksi keberadaan infeksi saluran kemih dan menentukan bakteri yang
menyebabkan infeksi tersebut.
•Selain tes darah, tes lain yang dapat dilakukan adalah pemindaian pada saluran
kemih, melalui CT scan, USG, dan isotope scan. Tujuan pemindaian adalah untuk
mendeteksi adanya masalah kesehatan selain infeksi ginjal yang juga dapat
menyebabkan gejala serupa
Pengobatan Infeksi Ginjal