Anda di halaman 1dari 22

K Afriza Dinda Fadilanisa

E
Berliana Esti W
L
O
Ahimsa Elan Dhutami
M Mellyka Amsa S
P Uyun Ariasal Saputri
O
Nur Aulia Rizqi
K
Siti Halimah Aminy
3 Umi Suci Wulandari
ANESTESI LOKAL PADA
KEDOKTERAN GIGI
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa
Yunani an- "tidak / tanpa" dan aesthētos,
"persepsi / kemampuan untuk merasa"),
secara umum berarti suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Anestesi Lokal
 Anestesi Lokal merupakan jenis anestesi yang dampaknya
dalam menghilangkan rasa atau regio yang terbatas,
dan pasien dalam kondisi yang masih sadar.
 Tujuannya untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan
rasa nyeri dan juga memberikan ketenangan kepada
pasien yang akan diberikan perawatan. Anestesi lokal
seringkali digunakan di dunia kedokteran gigi, karena
perawatan gigi kadangkala menimbulkan rasa nyeri
pada pasien. Terutama pada tindakan bedah mulut atau
perawatan invasif lainya.
Persyaratan obat yang boleh digunakan sebagai
anestesi lokal

 Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf


secara permanen & batas keamanan harus lebar .
 Efektif dengan pemberian secara injeksi atau penggu
naan setempat pada membran mukosa.
 Mulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan bertahan
untuk jangka waktu yang cukup lama.
 Dapat larut air dan menghasilkan larutan yang stabil
, juga stabil terhadap pemanasan.
Indikasi dan Kontraindikasi
Anestesi Lokal
Indikasi Kontraindikasi
 Ekstraksi gigi geligi  Pasien menolak / takut /khawatir
 Apikoektomi  Infeksi
 Gingivektomi  Dibawah umur
 Gingivoplasi  Penderita dengan usia lanjut
 Bedah periodontal perlu di perhatikan adanya
kelainan hati dan ginjal
 Pulpektomi
 Alergi
 pulpoktomi
 Hemovilia
 Hipertensi
 Dll
Macam – macam bahan anestesi lokal
Prokain
 Ditemukan tahun 1905 NOVOKAIN

 Merupakan golongan ester

 Lama kerja singkat 10 – 20 menit

 Lebih mudah menimbulkan reaksi alergi

Lidokain
 Merupakan golongan amida ( aminoetilamid )

 Efek > cepat, > kuat, > lama, > ekstensif dari prokain

 Efek Samping: mengantuk, pusing, gangguan mental,koma

 Digunakan secara topikal dan infiltrasi

 Masa kerja > pendek bl tanpa vasokonstriktor

 Kontraindikasi pada penyakit hati yang parah


Mepivakain
 Golongan amida dan mirip lidokain

 Digunakan utk anestesi infiltrasi, blokade saraf regional dan anestesi spinal

 Ekskresi melalui ginjal

 Sediaan dalam bentuk suntikan

 Kontraindikasi : alergi agen anestesi lokal tipe amida, penyakit hati yang
parah
Chlorethyl
 Cairan yang mudah menguap dan terbakar
 Merupakan anestesi permukaan, tidak dalam & bekerja singkat
 Cara kerja :
darah yang terkena akan alami pembekuan karena panas pada
jaringan akan terserap  menekan & kurangi rasa sakit dari saraf
sensoris
* Indikasi : cabut gigi º 3 & 4, incisi abses, tes vitalitas gigi
Benzokain
 Digunakan dalam bentuk salep dan bedak tabur

 Penyerapan lambat

 Lama kerja 2-4 jam

 Hanya untuk menghilangkan rasa nyeri pada

permukaan mukosa
A. Golongan Ester
 1. Benzoic acid esters  3. Meta-aminobenzoic acid
Peperocaine (Metycaine), esters
Meprylcaine (Oracaine), Metabutethamine (Unacaine),
Isobucaine (Kincaine) Primacaine (Primacaine).

 2. Para-aminobenzoic acid esters


Procaine (Novocaine), Lebih mudah
menimbulkan reaksi alergi
Tetracaine (Pentocaine),
Butethamine (Monocaine),
Prooxycaine (Ravocaine),
2-Chloroprocaine (Nesacaine),
Procaine an Butethamine (Duocaine),
Benzocaine (Hurricaine)
B. Golongan Amida
 Lidocaine (Xylocaine),
Kontraindikasi pada penyakit hati yang parah
Efek Samping: mengantuk, pusing, gangguan mental,koma
 Mepivacaine (Carbocaine),

Kontraindikasi : alergi agen anestesi lokal tipe amida, penyakit hati


yang parah
 Bupivacaine (Marcaine),

Kontraindikasi : pasien gangguan mental/anak dibawah 12 tahun.


 Pyrrocaine (Dynacaine),

 Prilocaine (Citanest).

Kontraindikasi: bayi; penderita penyakit hati; anemia; gagal


ginjal/jantung;wanita hamil
CARA PEMBERIAN ANESTESI LOKAL
Anesthesi lokal (dibedakan berdasarkan kedalaman
pengaruh obat anesthesi terhadap jaringan tubuh)

1. Anesthesi topikal : digunakan ketika injeksi atau tindakan


yang tidak terlalu invasif yaitu pada permukaan jaringan
kulit atau mukosa mulut saja.
2. Anesthesi infiltrasi : digunakan pada kulit atau mukosa yang
lebih dalam termasuk jaringan otot, saraf dan pembuluh
darah sekitar daerah operasi yang telah terinfiltrasi obat
anesthesi.
3. Anesthesi blok : digunakan pada daerah operasi yang lebih
luas yang meliputi jaringan lunak dan keras yang
mendapatkan persyarafan dari cabang syaraf tertentu.
Anestesi Anestesi Anestesi
Topikal Mentalis Blok
Spray Mandibula

Anestesi Anestesi Anestesi


Topikal Gel Lingualis Blok Maksila

Anestesi
Labialis

Anestesi
Bukalis

Anestesi
Palatinalis
Anestesi Topikal
 Anestesi Topikal Spray
 Disemprotkan pada kulit atau mukosa dan akan menguap dengan
cepat sehingga dapat menimbulkan anastesi melalui efek
pendinginan. Manfaat klinis hanya bila semprotan diarahkan pada
daerah terbatas dengan kapas atau cotton bud sampai timbul uap
es.
 Aksinya berjalan cukup cepat, mudah dan efeknya cukup luas.
Kemasannya berupa kontainer aerosol. Waktu timbulnya anastesi
adalah 1 menit dan durasinya adalah 10 menit.
 Anestesi Topikal Gel
 Dapat digunakan untuk tujuan yang sama dengan topikal spray,
namun diperlukan waktu 3-4 menit untuk memberikan efek anastesi.
 Beberapa industri farmasi bahkan menyertakan enzim hialuronidase
dalam produknya dengan harapan dapat membantu penetrasi
agen anastesi lokal dalam jaringan. Amethocaine dan benzocaine
umumnya ditambahkan dalam preparat ini
Anestesi Infiltrasi “Mentalis”
 Untuk menganestesi gigi premolar dan kaninus.
 Tentukan letak apeks gigi-gigi premolar bawah. Foramen biasanya terletak
di salah satu apeks akar gigi premolar tersebut. Pipi ditarik ke arah bukal
dari gigi premolar. Jarum dimasukkan ke dalam membran mukosa di
antara kedua gigi premolar dengan jarak 10 mm eksternal dari
permukaan bukal mandibula. Posisi jarum suntik membentuk sudut 45°
terhadap permukaan bukal mandibula, mengarah ke apeks akar premolar
kedua. Tusukkan jarum tersebut sampai menyentuh tulang.
Anestesi Infiltrasi “Lingualis”
 Untuk gigi premolar dan gigi anterior
 Karena jaringan lunak pada permukaan lingual mandibula tidak
teranestesi dengan injeksi foramen mental dan injeksi mandibular.
 Jarum disuntikkan pada mukoperiosteum lingual setinggi setengah panjang
akar gigi yang dianestesi. Karena posisi dari gigi insisivus, daerah ini sulit
dicapai dengan jarum lurus. Jadi jarum sebaiknya dibengkokkan dengan
cara menekannya di antara ibu jari dan jari lain.

Untuk gigi anterior


Untuk gigi
premolar
Anestesi Infiltrasi “Labialis”
Anestesi Infiltrasi “Bukalis”
 Saraf yang dianestesi adalah N. Bukalis Longus
 Areanya terdapat pada mukosa bukal dari periosteum daerah molar RB
 Tekniknya yaitu insersi jarum pada mukosa bukal fold di distal gigi molar
ke 3 atau langsung pada trigonum retromolar
Anestesi Infiltrasi “Palatinalis”
 Untuk ekstraksi gigi atau anestesi mukoperiosteum sepertiga anterior
palatum, yaitu dari kaninus satu ke kaninus yang lain.
 Titik suntikan terletak sepanjang papil insisivus yang berlokasi pada garis
tengah rahang, di posterior gigi insisivus sentral. Ujung jarum diarahkan ke
atas pada garis tengah menuju kanalis palatina anterior. Walau anestesi
topikal bisa digunakan untuk membantu mengurangi rasa sakit pada
daerah titik suntikan, anestesi ini mutlak harus dipakai untuk injeksi
nasopalatinus. Sebaiknya dilakukan anestesi permulaan pada jaringan
yang akan dilalui jarum.

Anda mungkin juga menyukai